BAB II. SIAPA PASTOR DAMIAN SS.CC
B. Awal Panggilan Pastor Damian SS.CC
11
B. Awal Panggilan Pastor Damian SS.CC
Pada bagian ini, akan diuraikan awal panggilan pastor Damian yang dimulai dari peristiwa hidup, motivasi yang ada di dalam diri Damian dan diakhiri dengan tokoh orang Kudus yang dikaguminya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dituliskan bahwa pengertian panggilan adalah himbauan, ajakan, dan undangan. Panggilan hidup adalah kecenderungan hati untuk melakukan suatu pekerjaan (KBBI, 2003:822). Pada dasarnya semua panggilan itu baik, sejauh panggilan tersebut tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Panggilan hidup manusia dihayati sebagai perutusan Allah, maka segala sesuatu yang berasal dari Allah pada hakikatnya adalah baik.
Panggilan adalah suatu pilihan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu termasuk pilihan hidup. Dalam hidup sehari-hari, kita sering dihadapkan pada suatu pilihan. Sebelum menentukan pilihan dan mengambil keputusan, kita perlu memikirkan dengan matang supaya jangan sampai jatuh pada pilihan yang salah. Ketika seseorang menentukan sebuah pilihan, diandaikan sudah siap menanggung segala resiko yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari pilihan tersebut.
Kitab Suci Perjanjian Baru berbicara tentang panggilan hidup. Panggilan hidup yang tertulis di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sebagai berikut ; “ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga ” (Mat.19:12). Artinya ada orang yang memilih hidup sendiri karena ingin mengabdikan hidupnya demi Kerajaan Allah. Ada juga orang yang hidup tanpa menikah karena memang lahir demikian dan banyak orang yang memilih hidup menikah atau berkeluarga untuk memperbanyak keturunan. Kita semua adalah rekan kerja Allah sesuai dengan fungsi dan tugas kita
12
masing- masing. Mereka yang menikah atau berkeluarga adalah rekan kerja Allah dalam hal penciptaan. Panggilan hidup yang dijalani oleh pastor Damian adalah hidup sendiri karena ingin mengabdikan hidupnya demi Kerajaan Allah.
Sejak awal, di dalam Gereja telah muncul komunitas pria dan wanita yang hidup bebas tanpa terikat dengan sebuah perkawinan. Mereka hidup bersama dalam sebuah komunitas yang masing- masing ingin mengabdikan hidupnya bagi Tuhan dan sesama secara total. Mereka hidup dengan mengamalkan nasehat- nasehat Injili yaitu kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, dengan tujuan untuk mengikuti jejak Kristus secara lebih bebas dan meneladani-Nya dengan lebih setia. Mereka hidup menyendiri atas dorongan Roh Kudus dan mendirikan keluarga-keluarga religius (Dekrit tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius bagian pendahuluan, 247).
Panggilan adalah misteri Ilahi, dengan kata lain, Allah berkarya dalam setiap peristiwa hidup. Panggilan manusia bisa terjadi kapan, dimana, dan kepada siapa saja. Panggilan hidup adalah anugerah yang terjadi pada setiap manusia. Panggilan selalu mengejutkan manusia karena terjadi di luar dugaan dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam hidup membiara, seorang biarawati ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang tertentu tetapi yang terjadi jauh dari apa yang diinginkannya. Artinya bahwa apa yang tidak terpikirkan oleh manusia, bisa terjadi dalam hidup yang sesungguhnya ataupun sebaliknya, apa yang dipikirkan oleh manusia justru tidak terjadi dalam hidupnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hidup ini surprise, penuh dengan misteri Allah yang sering tidak dapat dimengerti sepenuhnya oleh manusia dengan akal budinya.
Yosef memilih panggilan hidup membiara dan panggilan ini tidak terjadi begitu saja. Panggilan hidup dapat bertumbuh oleh karena situasi dan keadaan yang baik dan keharmonisan di dalam keluarga. Keluarga adalah basis hidup panngilan kristiani dan
13
hidup religius. Gejala panggilan hidup membiara dalam diri Yosef sudah muncul sejak kecil, akan tetapi hal ini belum terpikirkan oleh kedua orangtua nya, karena Yosef masih kecil.
1. Peristiwa-peristiwa Hidup Masa Kecil Pastor Damian SS.CC
Jika diperhatikan dan diamati, sejak kecil hidup Yosef sudah mempunyai fenomena yang mengarah pada panggilan hidup membiara, karena terlihat Yosef kecil senang pergi ke tempat sunyi, suka akan keheningan dan senang bermain laku tapa.
Yosef adalah anak kesayangan seluruh anggota keluarga (Van Kessel, 1994: 6). Suatu malam Yosef tidak ikut berkumpul untuk makan malam bersama keluarga di rumah. Sampai selesai makan malam, Yosef belum juga pulang. Ayah dan ibunya mulai cemas dan pergi mencarinya ke berbagai tempat, tetapi tidak menemukannya. Akhirnya, bapak permandiannya menemukan Yosef di dalam Gereja sedang berlutut di bangku paling depan dan berdoa dengan khusuk. Yosef ingat bagaimana para penjahat pada zaman dulu, terlindungi dengan aman dan bebas dari hukuman bila berada di dekat altar. Yosef merasa bersalah karena tidak pulang ke rumah untuk makan malam bersama. Oleh karena itu, ketika orangtuanya mengajak Yosef pulang ke rumah, dia tidak mau karena takut dihukum (Van Kessel, 1994: 7).
Ibunya membujuk Yosef dengan lembut supaya pulang ke rumah, tetapi ia tetap tidak mau. Orangtuanya menyadari bahwa Gereja adalah tempat suci, sehingga mereka tidak menggunakan kekerasan. Oleh karena itu, mereka berlutut, si ibu merayu dan si ayah mengancam dengan suara yang tertahan mengajak Yosef supaya pulang tetapi dia tidak mau sampai ayahnya yang sangat marah itu berjanji tidak akan menghukumnya. Akhirnya Yosef pulang ke rumah bersama keluarganya (Farrow,
14
1992: 28). Kelihatannya kakeknya lebih mengenal Yosef, maka ketika ia tidak ada di rumah, kakeknya menyuruh ayah dan ibunya mencari Yosef ke Gereja. Benar, Yosef ditemukan di dalam Gereja sedang duduk dengan tenang dan berdoa di depan Tabernakel. Peristiwa itu terjadi pada hari Pentekosta dan Yosef baru berumur empat tahun (Van Kessel, 1994: 7).
Sejak kecil, Yosef senang menyendiri, mengambil tempat yang tenang dan hening. Dia sering mengajak teman-temannya bermain laku tapa di hutan. Mereka masuk ke tengah-tengah hutan dan duduk dengan diam di antara rerumputan. Selain di hutan, Yosef juga sering berlaku tapa di kamarnya sendiri. Ia duduk dengan tenang di atas sehelai papan (Van Kessel, 1994: 7-8).
Pada masa kanak-kanaknya, Yosef yang sehat dan bermata jernih ini, sering memunculkan angan-angan yang mengherankan. Ia pun dikenal sebagai anak yang pintar bermain namun ada kalanya dia ceroboh dan tidak hati- hati, sehingga mengakibatkan banyak kecelakaan. Yosef adalah anak yang setia berdoa kepada malaikat pelindungnya yang sering melindungi dia dari bahaya (Van Kessel, 1994: 6).
Yosep bertumbuh seperti anak-anak yang lainnya dengan segala kegembiraan, kesusahan dan kekecewaan yang datang silih berganti. Akan tetapi, Yosef mempunyai keistimewaan yaitu ia cenderung menyendiri dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa (Farrow, 1992: 29).
Masih ada cerita yang lain. Yosef pernah mendengar kotbah tentang keutamaan cinta kepada sesama. Setelah mendengar itu, Yosef bertemu dengan seorang pengemis di jalan. Pengemis itu berkata kepada Yosef, aku sudah tiga hari tidak makan. Yosef menyuruh pengemis itu menunggu sebentar dan ia lari masuk ke rumah langsung menuju ke dapur. Pada waktu itu Yosef sendirian di rumah, sehingga tanpa dihalangi oleh siapapun, dia mengambil daging yang sudah dimasak oleh ibunya
15
untuk makan siang mereka dan diberikan kepada pengemis itu. Ia tidak hanya memberi pengemis itu makanan, tetapi juga dengan wadahnya (Farrow, 1992: 29). Sejak kecil Yosef sudah mempraktekkan kepeduliannya terhadap orang miskin. Peristiwa-peristiwa hidup pada masa kecil Yosef, ternyata pelan-pelan menggiringnya untuk mengarah pada panggilan hidup membiara.
2. Motivasi Pastor Damian SS.CC
Yosef mempunyai daya juang yang tinggi, tekun dan setia. Ia juga pekerja keras dan tidak mudah menyerah dengan situasi. Hal ini dapat dibuktikan, pada masa remajanya, Yosef sudah banyak membantu ibunya menjual gandum ketika Yosef tinggal bersama orangtuanya.
Yosef memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi seorang imam. Hal ini dapat diketahui, pada masa formasinya. Ketika Yosef masuk Kongregasi SS.CC dan diterima sebagai novis pada tanggal 2 Februari 1859 di Leuven Belgia dengan nama biara “Damianus”, ia diterima sebagai bruder pekerja karena tidak menguasai bahasa Latin. Akan tetapi Damian tidak menyerah. Ia belajar keras untuk mengetahui bahasa Latin. Damian dengan semangat yang tinggi ia menempuh berbagaimacam cara untuk belajar.Ia tidak berhenti belajar. Damian selalu menggunakan kesempatan yang ada untuk belajar bahasa Latindengan banyak bertanya kepada kakaknya, pater Pamfilius yang sudah menjadi imam dalam Kongregasi SS.CC. Setiap malam pada saat bacaan rohani di kapel biara, Damian mendengarkan beraneka pepatah dalam bahasa Latin dan ia berusaha menghafalkannya.
Oleh karena ketekunannya dalam belajar, maka dalam waktu yang singkat, Yosef dapat menyalin beberapa pepatah bahasa Latin dan mampu mengerti bentuk-bentuk percakapan. Dalam waktu setengah tahun, Yosef telah mampu menerjemahkan buku