• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. SIAPA PASTOR DAMIAN SS.CC

D. Pastor Damian SS.CC Seorang Religius

23

Penebus Ilahi. Jika perlu diriku tak kusayangkan mencari orang-orang menderita sakit meskipun harus berjalan kaki tujuh atau delan jam” (Van Kessel, 1994: 17).

Ketika Damian tiba di Molokai, ia berkata kepada penderita kusta, “kita orang kusta”. Mendengar perkataan itu, terkejutlah hati para penderita kusta, karena Damian sendiri sehat dan tidak sakit kusta. Damian tinggal bersama mereka, bahkan makan dan tidur bersama mereka. Selama 16 tahun banyak hal yang ia kerjakan termasuk membangun kapel dan Gereja, rumah dan sekola-sekolah, jalan, pembuatan aliran air minum bersih dan sebagainya. Damian sungguh-sungguh memberi memperhatian besar terhadap kebutuhan para penderita kusta, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani.

Pastor Damian mempunyai semangat pelayanan yang luar biasa. Semangat itu membuat Damian semakin kuat dan berani berhadapan dengan orang-orang yang menderita kusta. Orang lain tidak pernah memikirkan bagaimana nasib penderita kusta, tetapi Damian siang dan malam memberi perhatian yang sangat besar terhadap persoalan hidup mereka. Dalam pelayanannya, Damian pernah merasa kesepian dan mengalami kesulitan. Damian mempunyai perasaan ingin pulang tetapi kekuatan Allah yang membuat dirinya senantiasa mampu menjalani semua karyanya dengan tabah.

D. Pastor Damian SS.CC Seorang Religius

Pastor Damian adalah salah seorang imam anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria yang mencintai Tuhan dengan segenap kekuatannya dan mengasihi sesama dengan sepenuh hatinya sampai akhir hidupnya. Pastor Damian mengabdikan seluruh hidupnya secara total bagi penderita kusta sampai ia rela mati sebagai penderita kusta karena ia berkarya di antara penderita kusta.

24

Pastor Damian sungguh mencintai Kongregasinya, sehingga seberat apapun penderitaan yang dialaminya dan penolakan dari para konfrater serta pemimpinnya, pastor Damian tidak pernah me nyerah dan putus asa sebagai anggota atau imam Kongregasi SS.CC. Dalam Kongregasi SS.CC, anggota mempunyai devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria. Dua hati ini, menjadi sumber kekuatan bagi pastor Damian dalam melaksanakan seluruh karya perutusan dalam memperhatikan penderita kusta.

Semangat pelayanan pastor Damian sungguh mengagumkan. Semangat pelayanannya tidak pernah pudar sekalipun ia dalam keadaan sakit. Bahkan sudah mendekati ajalnya pun pastor Damian masih bekerja. Pastor Damian merasa bahagia karena tugasnya sudah hampir selesai. Dalam hidupnya, pastor Damian sangat menghayati semangat kaul kemiskinan. Hal ini terlihat, ketika sebelum pastor Damian meninggal, ia menyerahkan segala sesuatu kepada uskup karena ia ingin meninggal dalam keadaan miskin dan tidak punya apa-apa. Dalam keadaan sakit, Pastor Damian berbaring dan tidur di lantai dengan beralaskan jerami tanpa tempat tidur.

Sebagai religius dan imam, pastor Damian tidak pernah mengabaikan doa resmi biarawan (brefir) dan perayaan Ekaristi Kudus meskipun pastor Damian sudah bekerja siang dan malam, karena Ekaristi dan doa-doalah yang menjadi sumber kekuatan bagi pastor Damian dalam melaksanakan karyanya untuk melayani orang kusta setiap hari.

Sebagai imam Kongregasi SS.CC, pastor Damian tidak pernah mengabaikan adorasi atau sembah sujud di depan Sakramen Mahakudus dan pengakuan dosa. Pastor Damian selalu memperhatikan kehidupan rohaninya. Setiap pater Kongregasi SS.CC yang datang berkunjung, pastor Damian menganggap bahwa yang datang adalah sebagai wakil dari Kongregasi SS.CC. Pastor Damian selalu menggunakan

25

kesempatan untuk mengaku dosa bila ada pastor yang datang ke Molokai. Sebelum pastor Damian meninggal dunia, ia mengaku dosa kepada pater Wendelinus SS.CC dan pastor Wendelinus mengaku dosa kepada pastor Damian. Mereka berdua saling memperbaharui kaul sebagai Imam Kongregasi SS.CC. Pada kesempatan itu juga pastor Damian meminta kepada pater Wendelinus supaya mereka berdua mendoakan doa-doa Kongregasi agar pastor Damian dapat meninggal dengan damai dan tenang sebagai putera Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria.

Orang kusta sangat dekat dengan pastor Damian. Ia memanggil mereka sebagai putra-putrinya. Malam sebelum meninggal, pastor Damian mohon pamit kepada putra-putrinya yang menderita kusta. Pastor Damian memandangi mereka satu persatu dan memberkatinya. Putra-putrinya sangat terharu melihat keadaan pastor Damian. Mereka sangat sedih karena tidak lama lagi gembala yang baik itu akan kembali kepada Bapa di surga artinya akan meninggal dunia. Dua minggu sebelum pastor Damian kembali ke pangkuan Bapa, ia sempat menerima Sakramen Minyak Suci dan Sakramen Maha Kudus sebagai bekal dalam perjalanan menuju kebahagiaan di surga.

Pastor Damian meninggal dunia dalam usia 49 tahun, tepat pada tanggal 15 April 1889. Usia pastor Damian meninggal dunia terhitung muda, namun wajahnya kelihatan tua karena ia bekerja keras. Pastor Damian meninggal dunia dengan damai dan tenang. Semua orang di seluruh dunia yang mengenal hidup dan pelayanan pastor Damian, berha rap supaya pastor Damian berbahagia di surga bersama para kudus Allah (Van Kessel, 1994: 103-107).

Pastor Damian adalah seorang religius yang bergabung di dalam Kongregasi SS.CC. maka pada kesempatan ini akan diuraikan sejarah singkat Kongregasi SS.CC yang meliputi kapan dan mengapa Kongregasi SS.CC berdiri.

26

1. Sejarah Kongregasi SS.CC secara singkat

Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria disingkat dengan SS.CC adalah salah satu Kongregasi yang didirikan di Perancis pada masa Perang Dunia II oleh dua pendiri yaitu Pastor Petrus Coudrin dan suster Henriette Aymer de la Chevaleria. Keduanya berasal dari Perancis. Kongregasi ini lahir pada tanggal 24 Desember malam Natal tahun 1800. Pada malam itu juga, bapak dan ibu pendiri mengikrarkan kaul kekal mereka. Sebelum mendirikan Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria, bapak Pendiri bergabung dalam tarekat dioses Perancis dan Ibu Pendiri bergabung dalam kelompok pencinta Hati Kudus Yesus. Mereka mempunyai devosi yang kuat kepada Hati Kudus Yesus.

Anggota Kongregasi SS.CC terdiri dari pastor, bruder, suster dan awam. Kongregasi ini berdiri karena timbul keprihatinan terhadap anak-anak yang miskin dan terlantar. Pada waktu Perang Dunia II, Revolusi Perancis sedang bergejolak mengakibatkan terjadinya kekacauan ekonomi, politik, sosial dan budaya di negara Perancis, sehingga banyak anak-anak yang terlantar dan tidak bisa sekolah. Pada masa itu, banyak tangisan dan teriakan minta tolong dari orang-orang yang tak berdaya. Siapakah yang berani menolong mereka? Pembunuhan terjadi berbagai tempat. Orang-orang kecil, lemah, dan miskin, kehilangan rumah, kehilangan saudara, sahabat, ayah, ibu yang mereka cintai karena pembunuhan yang sadis dari para penguasa.

Bapak pendiri sempat bersembunyi beberapa bulan di atas loteng. Ia bersembunyi mungkin karena takut menghadapi situasi yang sangat genting pada waktu itu. Di tempat persembunyiannya, Bapak Pendiri beradorasi untuk mendoakan situasi seluruh dunia ya ng penuh kejahatan dan kekejian khususnya situasi yang sangat kacau-balau di Perancis.

27

Setelah melihat situasi yang semakin hari semakin memburuk, maka bapak Pendiri dengan berani mengambil segala resiko yang akan terjadi, ia keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan terang Ilahi, Bapak dan ibu Pendiri yakin bahwa Allah memanggil mereka berdua untuk menolong dan membawa harapan bagi orang-orang yang menderita akibat Revolusi Perancis (Hunermann, TT: 51).

Bapak Petrus Coudrin dan ibu Aymer dipanggil dan diutus oleh Allah untuk menyelamatkan iman yang masih tersisa. Bapak pendiri sempat takut untuk keluar karena banyak terjadi pembunuhan, namun kekuatan Roh Kudus menggerakkan hati bapak pendiri sehingga ia tidak tega hanya tinggal diam di loteng. Bapak pendiri memutuskan dengan tegas dan berani untuk keluar dari tempat persembunyiannya dan masuk dalam realita kehidupan yang sangat menakutkan dan memprihatinkan itu. Dalam situasi dan kondisi yang sangat menakutkan itu, bapak pendiri berani terbuka pada kehendak Allah dengan mengambil resiko rela mati demi keselamatan jiwa-jiwa yang menderita.

Yesus rela mati demi keselamatan umat manusia seperti tertulis dalam Injil Yohanes “tiada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya demi keselama tan banyak orang” (Van Kessel, 1994: 113).

2. Spiritualitas Kongregasi SS.CC

Spiritualitas pada umumnya dapat dirumuskan sebagai cara hidup manusia yang membimbingnya kepada persatuan dengan Allah.

Para anggota Kongregasi SS.CC menghayati dan menghidupi spiritualitas Hati Kudus Yesus dan Maria yang diwujudkan dalam hidup dan pelayanan sehari- hari. Artinya, seluruh hidup dan karya para anggota Kongregasi SS.CC didasarkan pada spiritualitas yang dirumuskan secara singkat sebagai berikut: Cinta dan Bakti kepada

28

Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria. Dengan kata lain, semangat Hati Kudus Yesus dan Maria yang menjiwai seluruh hidup dan karya pelayanan para anggota SS.CC dalam mewartakan cinta kasih Allah kepada dunia.

Tujuan spiritualitas Kongregasi SS.CC adalah mewujudkan ke-empat masa hidup Yesus. Artinya, para anggota Kongregasi menjalani hidup dan melaksanakan karya pelayanan diwujudkan dalam empat masa hidup Yesus yaitu: Masa kanak-kanak Yesus yang diwujudkan melalui pendidikan bagi anak-anak terlantar, pembinaan kaum muda, para pelajar dan calon imam. Masa tersembunyi Yesus di Nazaret diwujudkan dengan adorasi yaitu sembah sujud di depan Sakramen Mahakudus yang dilakukan oleh para anggota SS.CC sebagai silih untuk dosa-dosa dunia. Masing-masing anggota Kongregasi bersembah sujud beradorasi di depan Sakramen Mahakudus satu jam setiap hari. Masa karya diwujudkan dengan karya kerasulan oleh para anggota Kongregasi SS.CC ke mana pun mereka diutus. Tempat pelayanan para anggota SS.CC biasanya di tempat-tempat yang sulit dan belum ada orang yang menanganinya. Yesus berkeliling dari desa ke desa dan ke seluruh daerah Galilea untuk memberitakan Injil sambil mengajar jemaat. Masa sengsara Yesus diwujudkan dengan puasa, pantang dan mati raga atau pengorbanan sukarela.

Para anggota SS.CC melanjutkan karisma yang diwariskan oleh pastor Petrus Coudrin dan suster Henriette dengan sembah sujud dihadapan Sakramen Mahakudus, dan menghidupi semangat kekeluargaan. Semangat kekeluargaan ini bersumber pada Hati Kudus Yesus dan Maria, artinya bahwa Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Tersuci Maria, menjadi sumber dan pusat hidup anggota Kongregasi SS.CC yang menjiwai seluruh hidup dan karya pelayanannya untuk mewartakan cinta kasih Allah kepada dunia (Farrow, 1994: 341).

29

Semangat yang dihayati dan dihidupi oleh para anggota Kongregasi SS.CC adalah semangat yang berasal dari semangat Yesus dan Maria, melalui Ekaristi dan adorasi Oleh karena itu, ciri khas dan dasar spiritualitas Kongregasi SS.CC adalah: “Penyerahan diri secara total kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria”. Oleh sebab itu, di dalam rumusan pengikraran kaul ditambahkan, dalam pengabdiannya “saya mau hidup dan mati”. Artinya bahwa melalui kaul yang diikrarkan oleh para anggota SS.CC kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria, keluarga religius ini menyerahkan diri secara total menjadi milik Allah. Para anggota Kongregasi mengabdikan diri seutuhnya kepada Allah dalam hidup dan mati dalam pelayanan terhadap sesama (Kerrien, 1982: 5-10).

3. Semangat Dasar Pelayanan SS.CC

Dasar semangat pelayanan para anggota Kongregasi SS.CC bersumber pada sembah bakti kepada Hati Kudus Yesus dan Maria melalui adorasi. Anggota SS.CC mengadakan sembah sujud kepada Hati Yesus yang Maha Kudus yang menyatu dengan Hati Maria Tersuci membawa silih untuk pemulihan dosa diri sendiri dan dosa seluruh dunia. Anggota SS.CC berdoa bagi pertobatan Gereja yang berjuang mewartakan cinta kasih Allah dan dunia yang menderita akibat dosa-dosa manusia (Kerrien, 1979: 46). Dari sinilah anggota SS.CC menimba kekuatan untuk melayani sesama khususnya mereka yang paling hina dan menderita. Untuk itu, adorasi menjadi salah satu ministri dan bagian hidup para anggota SS.CC. Sebagai komunitas, anggota SS.CC ber-adorasi seminggu sekali dan secara pribadi satu jam setiap hari masing- masing anggota. “Each of us spends one hour a day and one night-hour a week of Adoration. (konstitusi kongregasi SS.CC, Art. 43:46). Adorasi

30

adalah sebagai silih atas dosa-dosa dunia. Dengan ber-adorasi, para anggota SS.CC mendoakan dunia secara khusus kepada Allah.

E. Pastor Damian SS.CC bukan hanya sekedar Misionaris