Kewajiban lancar sebesar Rp 11.677,0 miliar pada 31 Desember 2004 dan Rp 13.513,2 miliar pada 31 Desember 2005, menggambarkan kenaikan sebesar Rp 1.836,2 miliar atau 15,7%. Kenaikan pada kewajiban lancar tersebut terutama ditimbulkan oleh kenaikan hal-hal berikut ini: (a) hutang pajak; (b) biaya yang masih harus dibayar; (c) hutang usaha; dan (d) pendapatan diterima di muka. Pada 31 Desember 2004 dan 2005, masing-masing sekitar 31,6% dan 31,4% dari aktiva lancar TELKOM adalah dalam valuta asing, terutama dalam Dollar AS, sehingga pergerakan kurs mata uang Rupiah terhadap Dollar AS selama tahun-tahun terakhir mempengaruhi kewajiban lancar TELKOM secara signifikan.
b1. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun turun sebesar Rp 73,9 miliar atau 3,2% dari Rp 2.300,8 miliar pada 31 Desember 2004 menjadi Rp 2.226,9 miliar pada 31 Desember 2005.
Penurunan ini terutama disebabkan penurunan saldo pinjaman penerusan dan wesel bayar jangka menengah TELKOM, yang sebagian dikompensasi dengan kenaikan hutang bank dan hutang akuisisi bisnis yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
b2. Biaya yang Masih Harus Dibayar
Biaya yang masih harus dibayar naik sebesar Rp 469,8 miliar atau 44,7% dari Rp 1.051,4 miliar pada 31 Desember 2004 menjadi Rp 1.521,2 miliar pada 31 Desember 2005. Kenaikan tersebut terutama disebabkan peningkatan sebesar Rp 201,5 miliar atau 83,1% pada biaya umum, administrasi, dan pemasaran yang masih harus dibayar dari Rp 242,6 miliar pada 31 Desember 2004 menjadi Rp 444,1 miliar pada 31 Desember 2005, kenaikan sebesar Rp 131,2 miliar, atau 40,8%, dalam gaji dan tunjangan yang masih harus dibayar dari Rp 321,2 miliar pada 31 Desember 2004 menjadi Rp 452,4 miliar pada 31 Desember 2005, serta kenaikan sebesar Rp 86,7 miliar, atau 26,7% dalam biaya operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi yang masih harus dibayar dari Rp 324,3 miliar pada 31 Desember 2004 menjadi Rp 411,1 miliar pada 31 Desember 2005.
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
3. Hutang
Saldo hutang konsolidasian secara keseluruhan (terdiri dari hutang jangka panjang, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, dan hutang bank jangka pendek) pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2005, adalah sebagai berikut:
dan Dollar AS pada tanggal yang sama adalah masing-masing sebesar 15,3% dan 5,7%. Adapun semua hutang TELKOM dalam Yen Jepang menggunakan tingkat bunga tetap dengan rata-rata tertimbang sebesar 3,1% per tanggal 31 Desember 2005.
Hutang
Tahun yang berakhir pada 31 Desember2004 2005 Rp (miliar) Rp (miliar) Rupiah(1) 4.550,0 4.009,0 Dollar AS(2),(3) 9.904,2 7.993,9 Yen Jepang(4) 1.512,4 1.302,6 EURO(5) 649,7 427,7 Total 16.616,3 13.733,2
(1) Jumlah pada 31 Desember 2005 termasuk biaya penerbitan surat hutang sebesar Rp 0,7 miliar. Selain itu, untuk tahun 2004 dan 2005, jumlah juga temasuk biaya penerbitan obligasi masing- masing sebesar Rp 13,4 miliar dan Rp 8,15 miliar.
(2) Jumlah pada 31 Desember 2004 dan 2005 masing-masing berdasarkan nilai tukar Rp 9.300 dan Rp 9.835 = US$1, sesuai kurs jual yang diterbitkan oleh Reuters pada tanggal-tanggal yang bersangkutan.
(3) Jumlah pada 31 Desember 2004 termasuk bunga ditangguhkan atas hutang akuisisi bisnis yang berhubungan dengan AriaWest, sisa saham sebesar 9,68% di Dayamitra dan KSO IV sejumlah masing-masing US$ 9,7 juta (Rp 90,2 miliar), US$ 1,3 juta (Rp 11,9 miliar) dan US$ 101,0 juta (Rp 938,7 miliar), sebagai bunga ditangguhkan yang dikenakan terhadap cicilan pembayaran atas kewajiban tersebut di atas. Jumlah pada 31 Desember 2005 termasuk bunga ditangguhkan atas akuisisi bisnis yang berhubungan dengan AriaWest, sisa saham sebesar 9,68% di Dayamitra dan KSO IV sejumlah masing-masing US$ 5,8 juta (Rp 57,3 miliar), US$ 0,3 juta (Rp 2,5 miliar) dan US$ 72,9 juta (Rp 717,1 miliar) sebagai bunga ditangguhkan yang dikenakan terhadap cicilan pembayaran atas kewajiban tersebut di atas.
(4) Jumlah pada 31 Desember 2004 dan 2005 masing-masing berdasarkan nilai tukar Rp 90,6 dan Rp 83,89 = 1 Yen Jepang, yang berlaku pada tanggal-tanggal bersangkutan. (5) Jumlah pada 31 Desember 2004 and 2005 masing-masing berdasarkan nilai tukar Rp 12.666,9 dan Rp 11.651,5 = 1 Euro, yang berlaku pada tanggal-tanggal bersangkutan.
Dari total hutang pada 31 Desember 2005, masing-masing sebesar Rp 2.400,7 miliar, Rp 3.407,2 miliar dan Rp 7.925,3 miliar dijadwalkan untuk pembayaran pada 2006, 2007, dan 2008-2024. Dari jumlah ini, Telkomsel dijadwalkan untuk membayar Rp 493,3 miliar pada 2006, Rp 323,3 miliar pada 2007, dan Rp 180,7 miliar pada 2008. Lebih lanjut, sebesar Rp 14,3 miliar harus dilunasi oleh Dayamitra pada 2006. Infomedia dijadwalkan untuk membayar masing-masing sebesar Rp 4,7 miliar, Rp 3,4 miliar dan Rp 2,3 miliar pada 2006, 2007, dan 2008.
TELKOM memperkirakan pembayaran hutang yang telah dijadwalkan tersebut dapat didanai terutama dari arus kas bersih dari kegiatan operasi dan pendanaan kembali masing-masing oleh TELKOM, Telkomsel, dan Dayamitra.
Pada tanggal 31 Desember 2005, TELKOM memiliki saldo hutang menggunakan tingkat bunga mengambang dengan porsi masing- masing sekitar 53,0% untuk hutang Rupiah dan 24,4% untuk hutang Dollar AS. Tingkat bunga hutang Rupiah TELKOM berkisar antara 8,5% dan 13,3%, yang umumnya mengikuti suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan ditambah 1% marjin. Rata-rata tertimbang tingkat bunga mengambang Rupiah per
31 Desember 2005 adalah 9,2%. Di sisi lain, tingkat bunga hutang Dollar AS TELKOM berkisar antara 4,0% dan 5,3%, yang umumnya merupakan tingkat bunga mengambang dari kreditur atau berdasarkan LIBOR ditambah marjin antara 0,5% dan 0,8%. Rata- rata tertimbang tingkat bunga mengambang Dollar AS per tanggal 31 Desember 2005 adalah 5,0%. Sementara itu, rata-rata tertimbang tingkat bunga tetap dari hutang TELKOM untuk Rupiah
Pada tanggal 31 Desember 2005, TELKOM memiliki saldo hutang- hutang dalam jumlah yang signifikan sebagai berikut:
• Hutang penerusan melalui Pemerintah (termasuk bagian yang akan segera jatuh tempo) sebesar Rp 5.329,5 miliar;
• Obligasi dalam Rupiah senilai Rp 991,9 miliar yang diterbitkan TELKOM (setelah biaya penerbitan obligasi);
• Hutang sehubungan dengan pengambilalihan 100% saham AriaWest (setelah diskon) senilai Rp 693,7 miliar, termasuk yang akan segera jatuh tempo;
• Hutang senilai Rp 145,3 miliar atas pelaksanaan perjanjian opsi dengan TM Communication (HK) Ltd. untuk membeli 9,68% saham Dayamitra (setelah diskon);
• Hutang senilai Rp 3.151,3 miliar yang merupakan nilai saat ini atas pembayaran bulanan dalam jumlah yang tetap kepada MGTI sehubungan dengan akuisisi KSO IV;
• Surat hutang jangka menengah senilai Rp 609,3 miliar yang diterbitkan oleh TELKOM (setelah biaya penerbitan);
• Fasilitas pembiayaan proyek sebesar Rp 1.156,3 miliar dari Bank Ekspor Impor Korea sehubungan dengan proyek CDMA;
• Hutang sebesar Rp 301,0 miliar untuk pembangunan jaringan backbone Sumatera;
• Hutang sebesar Rp 74,9 miliar untuk proyek pembangunan junction Divisi Regional V;
• Hutang Telkomsel sebesar Rp 827,3 miliar, termasuk yang akan segera jatuh tempo, dari Citibank NA melalui fasilitas Hermes Export (Rp 427,7 miliar) dan fasilitas Jaminan-EKN (Rp 399,6 miliar);
• Hutang Telkomsel sebesar Rp 170,0 miliar, termasuk yang akan segera jatuh tempo, dari Bank Central Asia; dan
• Hutang sebesar Rp 30,9 miliar, termasuk yang akan segera jatuh tempo, dan hutang jangka pendek dari fasilitas lainnya untuk
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
kepentingan anak perusahaan, yaitu Infomedia, Dayamitra, Balebat dan GSD.
4. Belanja Modal
Pada 31 Desember 2005, TELKOM (tidak dikonsolidasi)
mengucurkan pembelanjaan modal sebesar Rp 3.367,8 miliar, yang kurang dari Rp 5.572,4 miliar, jumlah yang telah dianggarkan dalam rencana pembelanjaan modal.
TELKOM mengelompokkan pembelanjaan modalnya dalam kategori- kategori di bawah ini untuk tujuan perencanaan:
• Infrastruktur, yang terdiri dari jaringan transmisi, jaringan akses (termasuk jaringan tanpa kabel tetap), pendukung data dan infrastruktur pendukung jaringan jalur tetap;
• Telepon, yang merupakan jalur tetap dengan kabel dan tanpa kabel;
• Telepon seluler, yang terdiri dari layanan telepon seluler tanpa kabel GSM dan sekarang dikelola oleh Telkomsel;
• Multimedia, yang terdiri dari akses internet, layanan VoIP dan layanan data dan pengembangan substansi lainnya; serta • Jaringan-Jasa, yang terdiri dari layanan komersial yang beraneka
ragam yang ditujukan untuk meningkatkan lalu lintas pada jaringan TELKOM, termasuk interkoneksi, jaringan internet dan pusat-pusat panggilan pihak-ketiga.
Sebagai tambahan, Telkomsel mengucurkan pembelanjaan modal sebesar Rp 10.085,7 miliar untuk infrastruktur jaringan dan investasi lainnya dan anak perusahaan TELKOM lainnya mengucurkan pembelanjaan modal sebesar Rp 99,5 miliar.
Pembelanjaan modal aktual ke depan dapat berbeda dari jumlah yang diindikasikan tersebut diatas karena faktor-faktor yang bervariasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada perekonomian Indonesia, nilai kurs Rupiah/Dollar AS dan Rupiah/Euro dan nilai kurs mata uang asing yang teraplikasi lainnya, ketersediaan pemasok atau persyaratan pembiayaan lainnya yang dapat diterima TELKOM, permasalahan teknis atau lainnya dalam memperoleh atau memasang peralatan dan apakah TELKOM memasuki lini bisnis baru.