• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perusahaan yang diwajibkan untuk memberikan laporan secara berkala

Dalam dokumen Annual Report Telkom Indonesia 2005 (Halaman 46-48)

kepada SEC, termasuk TELKOM,

harus mengungkap dalam Laporan

Tahunannya bahwa mereka telah

mengadopsi kode etik untuk pejabat

senior bidang keuangan mereka.

PERBEDAAN DALAM STANDAR DAN PRAKTIK TATA KELOLA

Berbeda dengan perusahaan di AS, manajemen perusahaan di Indonesia terdiri dari dua dewan, yaitu Dewan Komisaris (BoC) dan Direksi (BoD). Lazimnya, BoD bertanggung jawab pada kegiatan perusahaan sehari-hari dan memiliki kewenangan atas nama perusahaan, sementara BoC memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengawasi BoD dan memberikan saran/pertimbangan kepada BoD.

Berkenaan dengan BoC, Peraturan Perseroan mewajibkan BoC perusahaan publik terdiri dari sedikitnya dua anggota. Meskipun Peraturan Perseroan tidak membahas mengenai komposisi BoC, namun Peraturan Pencatatan No. 1A yang diterbitkan oleh BEJ menyebutkan bahwa sedikitnya 30% dari anggota BoC perusahaan publik (seperti halnya TELKOM) harus independen.

Sementara untuk BoD, Peraturan Perseroan menyebutkan bahwa BoD memiliki kewenangan untuk mengelola kegiatan sehari-hari perusahaan dan harus memiliki sedikitnya dua anggota, yang masing-masing harus memenuhi kualifikasi yang ditentukan dalam Peraturan Perseroan. Perbedaan yang terlihat di antara keanggotaan BoD di perusahaan di Indonesia dan di AS adalah bahwa peraturan di Indonesia tidak mengharuskan anggota BoD tertentu bersifat independen dan juga tidak mewajibkan pembentukan komite tertentu yang seluruh anggotanya adalah direksi independen.

Komite-komite

Peraturan pencatatan saham NYSE mewajibkan perusahaan-tercatat di Amerika Serikat untuk memiliki komite audit, komite nominasi/ tata kelola perusahaan, dan komite kompensasi (remunerasi). Masing-masing komite tersebut harus seluruhnya terdiri dari direksi independen dan harus memiliki pedoman (charter) yang membahas masalah-masalah tertentu yang ditetapkan dalam peraturan pencatatan saham.

Peraturan Perseroan tidak mewajibkan perusahaan publik di Indonesia untuk memiliki satu pun dari komite-komite yang diuraikan dalam peraturan pencatatan saham NYSE. Namun, Peraturan BEJ No. 1A mewajibkan BoC dari perusahaan publik (seperti halnya TELKOM) untuk membentuk beberapa komite yang akan mengawasi proses audit perusahaan (setiap komite harus diketuai oleh komisaris independen).

TELKOM memiliki komite audit yang terdiri dari tujuh anggota: dua komisaris independen, empat anggota tidak memiliki kaitan dengan TELKOM, dan seorang komisaris yang tidak memiliki hak suara sebagai wakil pemerintah. Peraturan NYSE dan charter komite audit TELKOM memiliki kesamaan dalam penegakan sistem pengawasan perusahaan yang terpisah dari manajemen dan memastikan independensi dari auditor. Namun, berbeda dengan Peraturan NYSE, komite audit TELKOM tidak memiliki tanggung jawab langsung untuk penunjukan, kompensasi, dan penelaahan akuntan publik TELKOM. Komite audit TELKOM hanya dapat memberikan rekomendasi kepada BoC mengenai penunjukan akuntan publik, dan keputusan BoC ditentukan oleh persetujuan para pemegang saham.

BoC TELKOM juga membentuk kembali komite nominasi dan remunerasi pada tanggal 20 Mei 2003. Komite ini mempunyai tugas: (a) menyusun kriteria dan prosedur bagi nominasi anggota BoC dan BoD, dan (b) sistem remunerasi bagi anggota BoC dan BoD tahun 2003. Sesuai dengan tugas yang diberikan BoC, komite ini telah memberikan laporan kegiatannya pada Rapat Umum Pemegang Saham TELKOM tahun 2004.

Informasi mengenai komite-komite di bawah BoC TELKOM dapat dilihat pada pembahasan “Tata Kelola Perusahaan” mulai halaman 34.

Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan

Peraturan NYSE mewajibkan perusahaan di AS untuk menempatkan pedoman tata kelola perusahaan pada website mereka. Pedoman tersebut berisikan diantaranya: kualifikasi direktur, tanggung jawab direktur, akses direktur kepada manajemen dan penasehat hukum independen, remunerasi direksi, orientasi dan pendidikan direktur, suksesi manajemen, dan evaluasi kinerja tahunan. Selain itu, CEO perusahaan di AS setiap tahun harus memberikan sertifikasi kepada NYSE bahwa dirinya tidak melanggar peraturan tata kelola perusahaan NYSE. Sertifikasi tersebut harus diungkap dalam laporan tahunan perusahaan kepada para pemegang saham. Di Indonesia, pengungkapan seperti diatas diwajibkan. Namun, Peraturan Pasar Modal mewajibkan perusahaan publik di Indonesia untuk mengungkap informasi tertentu kepada para pemegang saham dan Bapepam, khususnya informasi yang berhubungan dengan perubahan kepemilikan saham dan informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan para pemegang saham atas kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut.

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Peraturan NYSE mewajibkan setiap perusahaan tercatat di AS untuk menempatkan pedoman perilaku dan etika bisnis untuk direktur, staf, dan karyawan mereka dalam website-nya. Hal ini tidak diharuskan oleh perundang-undangan di Indonesia. Namun, perusahaan yang diwajibkan untuk memberikan laporan secara berkala kepada SEC, termasuk TELKOM, harus mengungkap dalam Laporan Tahunannya bahwa mereka telah mengadopsi kode etik untuk pejabat senior bidang keuangan mereka. Meskipun kewajiban itu tidak persis sama dengan peraturan NYSE, namun ada kemiripan yang signifikan. Pada peraturan SEC, kode etik harus disusun untuk mengembangkan: (a) perilaku jujur dan etis, termasuk penanganan konflik kepentingan antara hubungan pribadi dan profesional; (b) pengungkapan yang lengkap, wajar, akurat, dan tepat waktu pada laporan dan dokumen yang diserahkan pada SEC; (c) kepatuhan pada peraturan dan hukum yang berlaku; (d) mencantumkan dalam laporan internal jika terdapat pelanggaran pedoman/peraturan; dan (e) tanggung jawab pada ketaatan peraturan. Lebih lanjut, para pemegang saham harus diberikan akses untuk mendapatkan salinan pedoman/peraturan, baik dalam bentuk fisik (hardcopy) maupun file (softcopy).

ARIF ARRYMAN, Ketua/Anggota

Komisaris Independen TELKOM sejak 21 Juni 2002 • Sarjana teknik industri, Master bidang teknik, dan Doktor untuk bidang ekonomi.

SALAM, Sekretaris/Anggota

Akuntan terdaftar dan berpengalaman luas, pernah menduduki berbagai posisi/jabatan di sejumlah perusahaan dan lembaga • Sarjana akuntansi.

P. SARTONO, Anggota

Komisaris Independen TELKOM sejak 21 Juni 2002 • Sarjana dan Master di bidang hukum.

GATOT TRIHARGO, Anggota

Komisaris TELKOM sejak 10 Maret 2004, Asisten Deputi Urusan Informasi dan Administrasi Kekayaan BUMN, Kementerian Negara BUMN • Sarjana akuntansi dan Master di bidang akuntansi dan sistem informasi keuangan.

M. GHAZALI LATIEF, Anggota

Akuntan publik terdaftar, sangat berpengalaman sebagai auditor, berpengalaman dalam perumusan charter dan standar manual • Sarjana akuntansi dan MSc. di bidang manajemen.

DODI SYARIPUDIN, Anggota

Akuntan publik terdaftar, pengalaman yang luas dalam bidang keuangan dan administrasi • Sarjana keuangan dan Master di bidang administrasi bisnis.

SAHAT PARDEDE, Anggota

Akuntan terdaftar, Managing Partner KAP Ghazali, Sahat dan Rekan, berpengalaman dalam melakukan audit, memiliki pengetahuan yang luas mengenai Sarbanes Oxley Act (SOX) • Sarjana akuntansi dan Master di bidang administrasi bisnis.

Dalam dokumen Annual Report Telkom Indonesia 2005 (Halaman 46-48)