• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Masalah yang Dihadapi Etika Bisnis

Dalam dokumen Kewirausahaan: Teori dan Praktek (Halaman 86-89)

Di depan sudah dijelaskan bahwa bisnis tetap mengenal etika. Ber-dasarkan semua keterangan di atas, kita juga perlu mengetahui masalah-masalah yang dihadapi etika bisnis. Dari sini, kita perlu mengetahui hubungan-hubungan dalam etika bisnis.

1) Hubungan primer, meliputi semua hubungan langsung yang diperlu-kan perusahaan untuk melaksanadiperlu-kan fungsi dan misinya yang utama, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam masyarakat.

2) Hubungan sekunder, meliputi berbagai hubungan dengan kelompok-kelompok masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksana fungsi dan misi utama perusahaan.

Pada tingkat pertama, kita tahu bahwa etika menyangkut sikap dan pola hidup yang bersumber dari nilai-nilai yang dianut seseorang di dalam seluruh hidupnya. Nilai-nilai ini melahirkan standar moral tertentu yang memengaruhi sikap-sikap dan tingkah laku setiap orang. Masalah yang di-hadapi adalah standar modal para pelaku bisnis masih sangat lemah. Banyak di antaranya (pelaku bisnis) yang terjun di dunia bisnis hanya dengan moti-vasi dasar untuk mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang mencakup materiel dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis.

Pada tingkat perusahaan sering terjadi konflik kepentingan. Mereka menghadapi suatu konflik yang sulit antara nilai pribadi dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Bahkan, mereka menghadapi konflik antara perusahaan dengan masyarakat dan antara pihak-pihak yang terlibat dalam urusan bisnis. Kenyataan ini diperburuk oleh tidak atau belum adanya organisasi profesi bisnis yang berfungsi menegakkan kode etik bisnis.

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik

172

Pustaka Setia

Pada tingkat masyarakat, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat sedang mengalami transisi, yaitu dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Dalam situasi demikian, terjadilah transformasi besar-besaran dalam segala bidang kehidupan. Hal yang ditakutkan adalah ke-khawatiran tercabutnya aturan-aturan budaya luhur kita, dan belum ada nilai baru yang dipegang.

Bersamaan dengan itu, situasi ekonomi dan politik belum stabil. Kita masih meraba-raba mencari format kebijakan ekonomi dan politik yang sangat tepat. Ikut terlibatnya birokrasi dalam dunia bisnis yang menimbul-kan persoalan-persoalan pelik yang sulit diatasi, dan sebagai akibatnya keadilan sosial menjadi semakin sulit terjangkau.

Secara spesifik, karena etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial, suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia pribadi, juga memiliki etika pergaulan antar-manusia, per-gaulan bisnis dengan masyarakat umum juga mempunyai atau memiliki etika pergaulan, yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi hal berikut.

1) Hubungan antara bisnis dengan pelanggan/konsumen

Hubungan antara bisnis dengan pelanggannya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan. Oleh karena itu, dalam hal ini bisnis harus menjaga etika pergaulan secara baik. Adapun pergaulannya dengan pelanggan adalah sebagai berikut.

a) Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk mem-bedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap produknya. b) Bungkus ataupun kemasan membuat konsumen tidak dapat

menge-tahui isi di dalamnya, sehingga produsen perlu memberikan kejelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat di dalam produk itu.

c) Promosi terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama. Oleh karena itu, sampai saat ini pun TVRI masih melarang ditayangkan iklan dalam siarannya.

d) Pemberian servis, terutama garansi merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangat tidak etis suatu bisnis yang menjual pro-duknya yang ternyata jelek (busuk) atau tidak layak digunakan, tetap tidak mau mengganti produknya tersebut kepada pembelinya.

2) Hubungan dengan karyawan

Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan meliputi beberapa hal, yaitu penarikan (recruitment), latihan (training), promosi atau kenaikan pangkat, transfer, demosi (penurunan pangkat) ataupun lay-off atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam merekrut tenaga kerja sering terjadi tidak meng-utamakan hasil seleksi, tetapi mengmeng-utamakan anggota keluarga sendiri. Di samping itu, seorang manajer yang mencoba menaikkan pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggap sangat potensial dalam membawa organisasi menjadi lebih dinamis. Akan tetapi, hal tersebut mendapat protes keras dari karyawan golongan generasi tua. Masalah lain yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau drop out

(DO). Masalah DO atau PHK perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para manajer karena hal ini menyangkut masalah etika, tetapi juga masalah kemanusiaan. Karyawan yang di-PHK tentu akan kehilangan mata pen-caharian yang menjadi tumpuan hidup bersama keluarganya.

3) Hubungan antarbisnis

Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, misalnya hubungan perusahaan dengan pesaing, penyalur, grosir, pengecer, agen tunggal ataupun distributor. Dalam kegiatan sehari-hari sering terjadi benturan kepentingan antarkeduanya. Untuk itu, dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.

4) Hubungan dengan investor

Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, terutama yang akan atau telah go public harus memberikan informasi yang benar kepada para investor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan men-jerumuskan untuk mengambil keputusan yang keliru. Dalam kegiatan pasar modal, banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi emiten yang akan menjual sahamnya (mengemisi sahamnya) kepada masyarakat. Pada pihak lain, masyarakat juga berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu, masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham harus diberikan informasi secara lengkap dan benar mengenai prospek perusahaan yang go public tersebut.

Jangan sampai terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap infor-masi atas hal ini.

Pustaka Setia

5) Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan

Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama Jawatan Pajak ber-sifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi. Laporan finansial harus disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan ke arah penggelapan pajak. Keadaan tersebut merupakan etika pergaulan yang tidak baik.

KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik

176

Pustaka Setia

9

Bab

anajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan me-ngembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendaya-gunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efektif serta efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner, 1981).

Dalam manajemen terdapat proses yang terdiri atas tindakan pe-rencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Proses tersebut berjalan secara sistematis, terkoordinasi, kooperatif, dan terintegrasi. Tujuannya adalah memanfaatkan dan mendayagunakan sumber-sumber, serta menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam ke-wirausahaan (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, meng-arahkan, dan mengendalikan). Implikasi seorang wirausahawan secara efektif dan efisien dapat berusaha merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, mengarahkan, mengendalikan potensi sumber daya, dan menggunakan sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan agar bergerak ke arah tujuannya. Apabila ada bagian yang salah, berusaha untuk menentukan penyebabnya kemudian memper-baikinya.

MANAJEMEN STRATEGI

Dalam dokumen Kewirausahaan: Teori dan Praktek (Halaman 86-89)