• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

B. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara

3. Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)Sumatera Utara

Dasar hukum badan amil zakat sebagai organisasi pengelola zakat, memiliki dasar hukum yaitu Al-Qur’an dan hadist, terjemahannya dapat diuaraikan sebagai berikut :

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Qs,At-Taubah ayat : 103) ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Qs. At-Taubah ayat: 60)

Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda : ”Islam itu didirikan atas lima sendi, yaitu ; persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah,mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan”. (HR.Bukhari dan Muslim)

Pembentukan badan amil zakat menurut Pasal 6 Undang – Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, diatur dalam ayat (1) ”Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah”. Ayat (2) “Pembentukan badan amil zakat:

a. Nasional oleh Presiden atas usul Menteri;

b. Daerah provinsi oleh Gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama provinsi;

c. Daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau walikota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota;

d. Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan”.

Peraturan lain yang mengatur tentang pengelolaan zakat di Indonesia seperti, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D-291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

Badan amil zakat Daerah Sumatera Utara adalah institusi resmi pengelola zakat yang di bentuk pemerintah daerah provinsi Sumatera Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Kehadiran BAZDA Sumatera Utara yang kepengurusannya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor : 188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus 2010 tentang Susunan Pengurus Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara periode 2010-2013 merupakan mitra pemerintah daerah provinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat serta mempermudah pelaksanaan zakat sesuai dengan pelaksanaan Islam.

Dalam pelaksanaan tugasnya yang meliputi pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan tentang pengelolaan zakat, maka Badan Amil Zakat Daerah provinsi

Sumatera Utara diharuskan melaporkan kegiatannya kepada Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi Sumatera Utara pada setiap akhir tahun anggaran selambat-lambatnya bulan Maret tahun berikutnya. Dalam Konteks yang demikian itulah laporan Badan Amil Zakat Daerah provinsi Sumatera Utara ini disusun, meliputi laporan pelaksanaan penerimaan dan penyaluran dana zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) dan dana non zakat, infaq dan shadaqah yang dikelola selama tahun anggaran 2009.

3.2.Visi dan Misi Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara 3.2.1. Visi:

Menjadi lembaga pengelola zakat yang amanah,profesional dan transparan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi umat.

3.2.2. Misi:

1. Meningkatkan pengumpulan dan penyaluran dana zakat secara merata.

2. Memberikan pelayanan prima dalam penerimaan dan penyaluran dana zakat.

3. Mengembangkan manajemen modern dalam pengelolaan zakat. 4. Mendorong peningkatan ekonomi umat.

5. Merubah mustahiq menjadi muzakki.

3.3. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara

Struktur organisasi adalah sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam suatu organisasi. Struktur berkaitan dengan hubungan yang terdapat di antara pekerja-pekerja pada organisasi. Hubungan tersebut timbul akibat adanya

proses pengambilan keputusan dalam organisasi yang menyangkut masalah pembagian kerja, masalah departementalisasi, masalah rentang kendali dan masalah delegasi kekuasaan. Kebaikan struktur organisasi adalah para tenaga kerja memiliki gambaran tentang bagaimana organisasi dioperasikan. Tujuan dari struktur organisasi adalah mengendalikan, menyalurkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi. Strutur organisasi membantu secara positif kinerja organisasi.

Sturuktur sebuah organisasi berhubungan erat dengan tercapainya keefektifan organisasi. Ciri khusus struktur organisasi adalah sifat keteraturannya yang telah dipolakan. Sturuktur organisasi yang lebih sederhana memungkinkan para pimpinan untuk memberikan tanggapan lebih cepat terhadap perubahan lingkungan karena informasi dan perintah akan mengalir lewat lapisan yang lebih sedikit. Untuk memperlihatkan struktur organisasi, pimpinan biasanya menyusun bagan organisasi, departemen atau dalam organisasi dan memperlihatkan hubungan satu sama lainnya. Dan bagan tampak apakah pimpinan mengendalikan orang terlalu banyak atau apakah kesimpangsiuran dalam mengelompokkan tugas-tugas. Demikian pula bagi para pegawai bagan tersebut berguna sekali untuk mengetahui tugas-tugasnya.

Dalam Pasal 2 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Badan Amil Zakat Nasional, Badan Amil Zakat Daerah Provinsi, Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten/Kota dan Badan Amil Zakat Daerah Kecamatan.

Adapun susunan organisasi badan amil zakat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah sebagai berikut:

1. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana.

2. Dewan Pertimbangan meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. 3. Komisi Pengawas meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota.

4. Badan Pelaksana meliputi unsur ketua, sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian penginstribusian dan pendayagunaan.

5. Anggota pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan unsur pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga profesional dan lembaga pendidikan yang terkait.

Susunan pengurus badan amil zakat terdiri dari unsur cendikiawan, tokoh masyarakat, tenaga profesional dan wakil pemerintah. Orang-orang yang ikut serta dalam mengurus BAZ, harus memenuhi persyaratan : yaitu memiliki sifat amanah,adil,berkeupayaan, profesional dan sanggup berkerja sama, ( Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat jo.Pasal 2 ayat (2) Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 373 Tahun 2003).

Pasal 7 Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Zakat

menyebutkan ”Pejabat departemen agama yang membidangi zakat sesuai tingkatan diangkat dalam kepengurusan badan amil zakat”.

Penulisan tesis ini dilakukan penelitian di Badan Amil Zakat Daerah provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jalan Williem Iskandar/ samping RS. Haji Medan.

Dalam struktur Badan Amil Zakat Daerah provinsi Sumatera Utara terdiri dari : Dewan Pertimbangan sebanyak 10 (sepuluh) orang yang diketuai Gubernur Sumatera Utara, Komisi Pengawas 7 (tujuh) orang yang diketuai oleh Dr. H. Maratua Simanjuntak, dan Badan Pelaksana; yaitu 19 (sebilan belas) orang yang diketuai oleh Drs. H. Armansyah Nasution, MSP dan sekretaris yaitu kepala bidang penyelengaraan haji, zakat dan wakaf kanwil kementerian agama provinsi Sumatera Utara, wakil sekretaris dan bendahara, badan pelaksana membawahi empat bidang yakni : bidang pengumpulan, bidang pendistribusian, bidang pendayagunaan, bidang pengembangan, masing-masing bidang tersebut dipimpin oleh seorang kepala bidang. Untuk menjalankan aktifitas administrasi badan amil zakat daerah provinsi Sumatera Utara didukung oleh 20 ( dua puluh) orang staf yang terdiri-dari 3 (orang) pegawai negeri sipil (PNS) 17 (tujuh belas) orang non pegawai negeri sipil dengan komposisi 16 (enam belas) orang staf bertugas di kantor Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara dan 4 (empat) orang staf dilayanan klinik dhuafa.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara telah menunjuk beberapa unit pengumpul zakat (UPZ), yaitu: Universitas Negeri Medan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah provinsi Sumatera Utara, Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara, Badan Pengendalian

dampak lingkungan Daerah Sumatera Utara, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan masyarakat Sumatera Utara, Dinas Perhubungan provinsi Sumatera Utara, PT. Bank Sumatera Utara, Perusahaan Daerah air minum Tirtanadi Sumatera Utara, Badan Penelitian dan Produktif Daerah Sumatera Utara, Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara, Badan Pemberdayaan masyarakat Sumatera Utara, Kantor wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Medan, Kantor wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Dinas Kehutanan Sumatera Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara, Pengadilan Tinggi Sumatera Utara, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Sumatera Utara, Badan Pertahanan Nasional Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Dinas Sosial Sumatera Utara, Dinas Pendapatan Sumatera Utara, Dinas Pertambangan dan Energi Sumatera Utara, Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara, Kementerian Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Wilayah Sumatera Utara, Sekretariat Daerah Pemerintah provinsi Sumatera Utara.

Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara memiliki 20 (dua puluh) Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten / Kota yakni kota Medan, kota Binjai, kabupaten Karo, kabupaten Deli Serdang, kota Tebing Tinggi, kota Tanjung Balai, kota Pematang Siantar, kabupaten Simalungun, kabupaten Asahan, kabupaten Labuhan Batu, kota Padang Sidempuan, kabupaten Tapanuli Selatan, kabupaten Mandailing Natal, kabupaten Tapanuli Tengah, kota Sibolga, kabupaten Tapanuli Utara, kabupaten Dairi, kabupaten Toba Samosir, kabupaten Nias.

Dokumen terkait