• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PROGRAM DAN PENGAWASAN BADAN AMIL ZAKAT

A. Tinjauan Umum Tentang Zakat

2. Tujuan dan Manfaat serta Hikmah Zakat

a. Tujuan dan Manfaat Zakat

Zakat yang mengandung pengertian bersih, suci, berkembang dan bertambah mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik sebagai

108

Didin Hafidhuddin., Loc,Cit., hal 7.

109

Gazi Inayah., Loc,Cit., hal 3.

110

individu maupun masyarakat. Dengan demikian lembaga zakat itu diwajibkan untuk dilaksanakan guna mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, yang dimaksud dengan tujuan dalam hubungan ini adalah sasaran praktis. Tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut111:

1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.

2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil, dan mustahiq lainnya.

3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya.

4. Menghilangkan sifat kikir dan/atau loba pemilik harta.

5. Membersihkan diri dari sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dalam hati orang-orang miskin.

6. Menjembatani jurang pemisah antara orang kaya dan yang miskin dalam suatu masyarakat.

7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta kekayaan, dan menghindari penumpukan kekayaan perseorangan yang dikumpulkan di atas penderitaan orang lain.

8. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.

111

Dalam konsideran huruf B Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat dikatakan bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonesia yang mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan zakat juga dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut diperlukan penyempurnaan sistem pengelolaan zakat.

Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan bahwa tujuan pengelolaan zakat adalah:

a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama.

b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

Tidak diragukan lagi bahwa pembagian tersebut merupakan aturan administrasi melalui lembaga dan kantor yang lengkap dan teratur. Sedangkan sasaran sosial untuk memenuhi kebutuhan, jihad di jalan Allah, juga muallaf yang dibujuk hatinya kepada Islam tujuan utamannya adalah satu, yaitu menjunjung tinggi kalimah Allah yang benar.

b. Hikmah Zakat

Zakat sebagai salah satu rukun Islam, memiliki hikmah, hikmah bagi pemberi, hikmah bagi penerima, hikmah bagi pemberi dan penerima, serta hikmah bagi harta itu sendiri. Keempat macam hikmah itu akan diuraikan, sebagai berikut:

1. Hikmah bagi pemberi

a. Membersihkan diri dari sifat kikir dan serakah pada harta b. Membersihkan diri dan mendekatkan diri pada Allah SWT, dan

c. Melaksanakan kesyukuran nikmat seorang hamba kepada pemberi nikmat dan sebagainya.

2. Hikmah bagi penerima

a. Memenuhi kebutuhan yang sangat dihajatkan (diinginkan), dan b. Mendorong untuk menjadi orang yang berbuat seperti memberi. 3. Hikmah bagi pemberi dan penerima

a. Terjalinnya hubungan yang baik antara muzakki (pembayar zakat) dan

mustahiq (penerima zakat), dan

b. Terpenuhinya sebagian keperluan masyarakat. 4. Hikmah bagi harta itu sendiri

a. Sebagai nikmat Allah SWT, yang merupakan manifestasi kesyukuran seorang hamba terhadap sang pencipta, dan

b. Menghindari uang atau harta kekayaan sebagai tujuan hidup, dan menjadikannya sarana untuk mencapai tujuan hidup.112

Didin Hafidhuddin, menjelaskan hikmah zakat dalam tujuh pembagian berikut:

112

Zainuddin Ali., Hukum Zakat dan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia,Palu, YMIB, 2002, hal. 31.

1. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.

2. Karena zakat merupakan hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki, dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki harta yang cukup banyak.

3. Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah SWT, yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan keluarganya.

4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya manusia muslim.

5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang

lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan.

7. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfaq dan bershadaqah.113

Hikmah zakat yang diuraikan diatas, sesuai dengan firma Allah SWT.,Q.S Al- Isra’ (17) : 17, terjemahannya:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”.

Ayat Al Qur’an tersebut, memberi petunjuk bahwa hikmah zakat itu dapat membentuk mental atau moral yang baik, bagi si pemberi maupun si penerima, bahwa segala perbuatan yang dilakukan sesungguhnya untuk diri sendiri.

Dokumen terkait