• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Dalam dokumen BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE (Halaman 62-71)

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah sebuah institusi legal formal yang didirikan untuk mengatasi krisis laju pertumbuhan penduduk, dimana pertumbuhan penduduk yang semakin pesat serta laju angka kelahiran yang melonjak naik diprediksi akan membuat dampak negative dalam pembangunan dan kemajuan suatu negara.34

Dengan indikator adanya kekhawatiran terhadap laju pertumbuhan penduduk yang dapat mengakibatkan segala macam problem, polemik dan kesenjangan sosial maka negara Indonesia menetapkan sebuah lembaga ad hoc

sebagai institusi formal negara yang memiliki tugas dan fungsi khusus

33 BKKBN Prov Jateng, (2015) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BKKBN Prov. Jateng, Semarang: BKKBN Prov Jateng, hlm. 16.

49

menanganipermasalahan laju kependudukan dan tugas ini dibebankan terhadap Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).35

Pergerakan dan pemrakarsa keluarga berencana berawal dari upaya pergerakan yang perduli terhadap kesehatan ibu dan anak di Inggris yaitu pada awal abad XIX. Marie Stopes (19880-1950) melakukan sebuah kampanye untuk melakukan perencanaan kehamilan dikalangan buruh sedangkan di Amerika Serikat Margareth Sanger (1883-1966) melalui program birth control nya merupakan pelopor KB Modern.36

Tahun 1917 didirikan organisasi yang mempunyai kepedulian dengan kesehatan ibu dan anak yakniNational Birth Control League dan pada Nopember 1921 diadakan American National Birth Control Conferenceyang pertama. Pada tahun 1925 diadakan sebuah Konferensi International di New York yang menghasilkan sebuah langkah pertama dalam keberhasilan pembentukanInternational Federation of Birth Control League.37

Margareth Sanger ditahun 1948 turut aktif dalam pembentukan

International Committee on Planned Parenthood yang dalam konferensinya di New Delhi. Tahun 1952 meresmikan berdirinya International Planned Parenthood Federation (IPPF). Margareth Sanger dan Lady Rama Ran dari India terpilih sebagai pimpinan federasi. Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-

35 Ibid., hlm. 8.

36 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan,

Jakarta: BKKBN, hlm. 16.

perkumpulan keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang merupakan cabang-cabang IPPF tersebut.38

Dasar pemikiran keluarga berencana di Indonesia bermula pada besarnya jumlah penduduk, jumlah angka kematian bayi dan ibu saat menjalankan persalinan serta naik nya angka pertumbuhan penduduk yang begitu pesat. Sebuah pembangunan negara terlihat pada kualitas kehidupan masyarakat, maka pertumbuhan penduduk yang begitu pesat akan menghambat sebuah pembangunan negara. Konsep ini yang tertanam pada negara Indonesia sehingga program pelayanan Keluarga Berencana harus dijalankan.

4.2.(a) Sejarah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di dirikan atas dasar perhatian pemerintah terhadap masalah kependudukan yang mengalami peningkatan secara drastis dan dikhawatirkan mengalami permasalahan dan penghambat pembangunan nasioanl.

Pada awal tahun 1957 penanganan pada Program Keluarga Berencana didirikan oleh para ahli kesehatan baik dokter dan bidan yang disebut dengan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dengan beberapa konsentrasi utamanya adalah mengatur kehamilan atau menjarangkan kehamilan, mengobati kemandulan dan memberi nasehat perkawinan.39

38 Ibid., hlm. 48. 39 Ibid., hlm. 21.

51

Ketiga indikator program itulah yang dijadikan oleh PKBI untuk menumbuhkan dan memberikan kesadaran atas sebuah pentingnya memperhatikan kehamilan dan usia pernikahan terlebih perencanaan pada kehamilan. Tugas PKBI makin berat mengingat sebagai satu-satunya organisasi sosial yang bergerak di dalam bidang KB masih mendapat banyak kesulitan dan hambatan terutama dengan adanya KUHP pasal nomor 283 yang melarang penyebarluasan alat alat kontrasepsi, sehingga PKBI melakukan aksinya dengan cara terselubung dan secara diam diam.40

Pada tahun 1967, PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen Kehakiman. Disamping itu tahun 1967 adalah merupakan titik-titik terang dimana perubahan politik pemerintah menyebabkan pula perkembangna-perkembangan usaha di bidang keluarga berencana. Pemerintah Orde Baru menitikberatkan kepada program ekonomi. Dalam hubungan ini disadari bahwa keluarga berencanamerupakan salah satu faktor utama yang menentukan berhasilnya pembangunan. Dengan demikian pandangan keluarga berencana yang tadinya terutama hanya didasarkan atas kepentingan individu, secara lambat laun berubah hingga mencakup pula aspek sosial ekonomi.41

PKBI dalam melakukan pelayanan dan penerangan klinik keluarga berencana mendapatkan dana dari IPFF mengingat pada saat itu PKBI tidak memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan pelayanan dan penerangan

40 Ibid., hlm. 31. 41 Loc. Cit.

serta pemberian motivasi terhadap peserta keluarga berencana. Peralatan hingga pendidikan dan pelatihan juga mendapat dukungan penuh dari IPFF.42

Setelah PKBI melakukan sebagian upaya dan tenaga dalam mengubah mindset dan perspektif masyarakat terhadap sebuah pencegahan kehamilan pemerintah memasukan sebuah program keluarga berencana terhadap agenda pemerintah, pada tahun tersebut yakni 1967 Indonesia juga menandatangani

Declaration of Human Rights dimana kehendak atas suatu khamilan atau tidak dapat ditentukan oleh masyarakat.43

Dengan menandatangani Declaration of Human Rights maka permasalahan keluarga berencana yang dulunya hanya ditangani oleh satu organisasi sosial dan satu satunya di indonesia maka dibentuklah LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional).44

Segala riset dan pengetahuan serta penelitian dibidang kependudukan langsung dilakukan oleh beberapa ahli untuk dapat dijadikannya sebuah program keluarga berencana dapat berpeluang menjadi sebuah program pemerintah secara nasional.

Surat Keputusan Menteri Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 17 Oktober 1968 tentang pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang

42 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan,

Jakarta: BKKBN, hlm. 36.

43 Ibid., hlm. 35. 44 Loc. Cit.

53

mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga dan rakyat pada umumnya dengan cara:

 Menjalankan koordinasi-integrasi, sinkronisasi dan simplikasi usaha- usahakeluarga berencana.

 Mewujudkan saran-saran yang diperlukan kepada Pemerintah mengenaikeluarga berencana sebagai program nasional

 Mengadakan/membina kerjasama antara Indonesia dan negeri dalam bidangKeluarga Berencana, selaras dengan kepentingan Nasional.

 Mengusahakan perkembangan keluarga berencana atas dasar sukareladalam arti seluas-luasnya termasuk pengobatan kemandulan, nasehatperkawinan dan sebagainya.45

Pada tanggal 7 September 1968 keluarlah Instruksi Persiden nomor 26 tahun 1968, kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat yang isinya antar alain :

1. Untuk membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspirasi yangada di dalam masyarakat di bidang keluarga berencana.

2. Mengusahakan segera terbentuknya suatu badan atau lembaga yang dapatmenghimpun segala kegiatan di bidang keluarga berencana serta terdiriatas unsur pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan Instruksi Presiden tersebut, Menteri Kesejahteraan Rakyat padatanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan Surat Keputusan Nomor

45 dr. Pandi, E. Srihartati P. MPH (1981) Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan, Jakarta: hlm. 36.

35/Kpts/Kesra/X/1968 Tentang Pembentukan Suatu Lembaga Keluarga Berencana.46

Setelah memulai pertemuan lebih lanjut oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat dengan beberapa menteri lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat usaha keluarga berencana, maka dibentuklah Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) pada tanggal 17 Oktober 1968 dengan Surat Keputusan Nomor 36/-Kpts/Kesra/X/1968 yang berstatus lembaga semi pemerintah.

Fungsi dari pada lembaga ini pada dasarnya mencakup dua hal yaitu : 1. Mengembangkan keluarga berencana

2. Mengelola segala jenis bantuan.47

4.2.(b)Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan

BKKBN merupakan sebuah LPNK (Lembaga Pemerintahan Non Kementerian) yang secaralangsung memiliki tanggung jawab kepada Presiden melalui MenteriKesehatan RI. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian.48

Dalam menunjang kinerja BKKBN dalam mewujudkan kependudukan yang seimbang dan berkualitas memiliki visi “Menjadi lembaga yang handal dan

46 BKKBN (1981), Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan,

Jakarta: BKKBN, hlm. 39.

47 Ibid., hlm. 39. 48 Ibid., hlm. 35.

55

dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”.49

Dalam mencapai visi yang telah dicanangkan, misi BKKBN dalam mewujudkannya melalui:

1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan 2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga

4. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.50

Fungsi BKKBN dalam merubah mindset masyarakat terhadap pengurangan penduduk agar suatu keluarga yang berkualitas dapat terwujud dengan melalui: a) Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan

penyelenggaraan keluarga berencana;

b) Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

c) Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendaliaan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

d) Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

49 BKKBN (2015, 3 Agustus), Visi Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,

http://www.bkkbn.go.id/ViewProfil.aspx?ProfilID=1

e) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

f) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

g) Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

h) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;

i) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;

j) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan

k) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.51

Tugas Pokok BKKBN Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. BKKBN memiliki Kewenangan:

a) Pembinaan dan peningkatan Kemandirian keluarga berencana.

b) Promosi dan penggerakan masyarakat yang didukung dengan pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk.

c) Peningkatan pemanfaaan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi.

51 BKKBN (2015), Visi Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,

57

d) Pelatihan, penelitian dan pengembangan program kependudukan dan keluarga berencana

e) Peningkatan kualitas manajemen program.

f) Penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk.

g) Perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antar aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas.

h) Penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait.52

Dalam dokumen BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE (Halaman 62-71)

Dokumen terkait