• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institusi Negara

Dalam dokumen BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE (Halaman 81-86)

Institusi negara merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh negara guna menangani berbagai aktifitas negara secara legal, regulasi yang dibangun oleh negara mampu dijalankan oleh institusi negara dengan berbagai kepentingan.

Pemerintah membentuk sebuah instisusi negara dengan sangat rapi dan memiliki regulasi yang kuat, dan hal ini akan membentuk sebuah paradigma yang memiliki kekuasaan atas orang orang yang sedang duduk dalam jabatan tersebut. Secara sadar maupun tidak masyarakat akan mengikuti aturan aturan yang berlaku dalam setiap kebijakan yang telah dikeluarkan oleh institusi tersebut.

Kepercayaan yang lebih terhadap institusi negara mengakibatkan sebuah tindakan dogmatis dalam menjalankan fungsinya, masyarakat mempercayai setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh institusi tersebut tanpa adanya sebuah diskusi publik.

Negara memiliki sebuah kedaulatan atas rakyatnya, namun rakyat juga memiliki kebebasan dalam kehidupannya oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri negara mampu menjadikan rakyatnya sebagai objek atas sebuah pembangunan internasional guna untuk memenuhi standart indeks negara maju.

Negara Indonesia adalah sebuah negara yang sedang berkembang serta membutuhkan berbagai paket kebijakan dalam pembangunannya baik melalui bantuan luar negeri maupun bantuan internasional, namun ada beberapa paket kebijakan yang ditawarkan oleh dunia internasional dalam membantu memajukan sebuah negara, seperti masuknya persaingan pasar bebas, pengurangan jumlah penduduk serta perbaikan infrastruktur.

Paket kebijakan tersebut tidak mungkin lepas dari sebuah syarat dan ketentuan berlaku layaknya sebuah iklan komersial. Setiap bantuan dan dana yang dikeluarkan oleh dunia internasional, negara tersebut harus tunduk terhadap setiap paket kebijakan yang ditawarkan, permberdayaan yang dilakukan oleh negara maju terhadap negara yang masih berkembang akan membuat suatu ketidak berdayaan, dengan kata lain adalah dampak ketergantungan yang akan ditimbulkan secara terus menerus.

Setelah masuknya beberapa paket kebijakan yang ditawarkan negara maju terhadap negara berkembang maka disinilah sebuah pembangunan arsitektur kekuasaan negara maju akan dimulai, sesuatu yang telah dipesan dan di desain secara megah untuk dapat menguasai negara berkembnag dengan menggunakan istilah pemberdayaan akan mengakibatkan ketidak berdayaan pada negara berkembang bahkan dampak ini akan terjadi secara berkelanjutan.

Salah satu paket kebijakan dalam menuju indeks standart negara maju adalah pertumbuhan penduduk yang tidak begitu pesat, hal ini karena dianggap akan mengakibatkan sebuah penyimpangan sosial yang tinggi seperti adanya

69

pengangguran, kesehatan ibu dan anak yang memiliki resiko yang tinggi dan beberapa asumsi mengenai dampak buruk sebuah pertumbuhan penduduk.

Indonesia memiliki sebuah intitusi yang mengatur dalam hal penganan pertumbuhan penduduk yakni BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang berdiri dibawah Kementrian Kesehatan yang saat ini sudah dianggap mampu dalam menangani permasalahan pertumbuhan penduduk.

Lahirnya institusi tersebut memiliki sejarah dan perjuangan yang panjang, tidak hanya di Indonesia namun juga di negara negara lain, paket kebijakan mengenai penanganan pertumbuhan penduduk juga tidak lepas dari campur tangan dunia internasional yang mengeluarkan standart indeks negara maju, dan salah satu untuk mencapainya adalah dengan mengatasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.

Indonesia memperkuat sebuah kebijakan tersebut untuk dapat beroperasi di negara dengan mendirikan lembaga pengontrol yang memiliki regulasi dan legitimasi yang kuat serta sah dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang hingga kini dipegang oleh BKKBN.

BKKBN melakukan tugas dan fungsinya dengan memegang regulasi yang memiliki kewenangan yang sah dalam menjalankan program pembangunan negara. Melalui kebijakan tersebut masyarakat akan menjalankan kebijakan tersebut sadar atau tidak, ringan atau berat namun hal tersebut harus dijalankan sebagai konsekuensi menjadi warga negara.

Adanya lembaga pengontrol mampu merubah kedaulatan negara terhadap masyarakat serta kebebasan individu menjadi sedikit berbatasan dimana kebijakan yang harus dijalankan mampu membuat manusia bukan lagi sebagai warga negara namun manjadi subjek hukum yang sedang dijalankan untuk menciptakan sesuatu yang dituju. Negara juga menjadi sebuah benda yang layaknya dapat dipermainkan oleh sekelompok dunia internasional guna menciptakan sebuah tatanan mahakarya kekuasaan yang sudah lama diagung agungkan.

Indonesia memiliki kesadaran penuh terhadap apa yang telah disepakati dengan dunia internasional, namun pada dasarnya konsep kesadaran tidaklah hanya merujuk pada mengetahui dan diketahui, oleh sebab itu sebuah pengambilan keputusan kebijakan tidak hanya dilandaskan atas kesadaran saja, dimana kesadaran tidak hanya mampu dilihat dari otak dan neurologi /saraf, jika menitikberatkan kesadaran pada hal antara mengerti dan tidak mengerti ini akan hanya menjadi sebuah konsep kecil yang mampu dimanipulasi oleh hal lain seperti pada manipulasi konsepsi sains.

Ilmu pengetahuan dijadikan sebuah konsep kebenaran yang mutlak dalam menjalankan kebijakan tersebut, dimana nilai dari filsafat ilmu pengetahuan tidaklah lagi menjadi murni namun wacana dominan dibentuk atas sebuah politik hitam yang diselubungkan dalam konsepsi sains tersebut.

Jika seperti ini filsafat ilmu pengetahuan yang harusnya bersifat objektif tidaklah dapat dikatakan sepenuhnya objektif, subyektifitas ilmu pengetahuan itu

71

terjadi ketika ilmu pengetahuan juga tidak mampu berdiri sendiri tanpa adanya stimulus politik kepentingan yang dijalankan.

Pada dasarnya kesadaran adalah sebuah konsep yang kosong dimana hal tersebut tidak dapat dikonsepkan dan digambarkan dengan sebuah kalimat atau perkataan serta kondisi fisik seseorang, penulis tidak sepakat jika mengkonsepkan sebuah kesadaran atas hanya adanya sebuah kinerja otak yang normal dan saraf yang lancar namun pada titik paling dalam bahwa konsep kesadaran tidaklah dapat ditemukan.

Kesadaran hanya dapat dirubah oleh seseorang yang tanpa diperintah dalam menjalankan hidupnya, yang terjadi adalah hanya mengubah sebuah takdir atas kesadaran yang diperoleh semasa hidupnya atau bisa disebut dengan pengalaman.

Paket kebijakan penanganan pertumbuhan penduduk yang telah diambil oleh Indonesia tidak bisa dikatakan sebagai pengambilan secara sadar, karena Indonesia hanya mengambil apa yang ditawarkan oleh dunia internasional dalam mendapatkan skala yang cukup untuk mendapatkan predikat indeks negara maju. Namun Indonesia tidak dapat memberikan sebuah konsep kesadaran yang nyata dalam masyrakat untuk dapat memutuskan untuk mengikuti programKeluarag Berencana atas kehendak sendiri atau karena persyaratan admisnistrasi sebuah negara.

Administrasi publik hanyalah sebuah robot yang menjalankan perintah sebuah kebijakan, karena sirkulasi program Keluarga Berencana memiliki sejarah administratif yang sedikit mengancam dalam pengambilan kesadaran masyarakat

untuk dapat menerima hak sebagai warga negara. Seperti contoh dimana seorang ibu harus mengikuti Program Keluarga Berencana untuk dapat menyekolahkan anakanya ke Sekolah Dasar (SD).

Administrasi publik seperti hal diatas mampu mengambil kekeuasaan secara penuh terhadap seorang manusia, hal tersebut adalah tindakan dimana manusia bukanlah lagi seorang makhluk individu melainkan adalah sebuah subyek hukum yang harus mengambil sejumlah resiko dan menyerahkan kekuasaannya terhadap negara sebagai konsekuensi menjadi warga negara.

Melalui administrasi publik institusi negara mampu menjadi sebuah katalistator antara kekuasaan yang telah terstimulus oleh politik dengan publik yang dilegitimasi oleh negara, sebuah kekuasaan akan dengan diam dan tenang berkuasa atas sebuah regulasi yang dibangun oleh negara tersebut.

Dalam dokumen BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE (Halaman 81-86)

Dokumen terkait