• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi sebagai seperangkat aturan atas sebuah kebijakan yang kemudian mendapat legalitas secara hukum yang mampu memberikan payung hukum serta dapat dijalankan secara legal dan harus diterima oleh setiap masyarakat. Dalam perkembangannya hukum bukanlah lagi hanya membicarakan keadilan yang dapat dijalankan dengan fair, banyak dari negara ini dimana produk hukum adalah sebuah hasil dari konsolidasi perpolitikan dan kepentingan kekuasaan.

Wajah hukum di Indonesia memiliki banyak catatan dalam pelaksanaanya dimana banyak sekali asumsi bahwa hukum adalah sebuah produk dari

73

kepentingan dan kekuasaan politik, sekalipun politik adalah sesuatu yang dianggap kebaikan bersama untuk menuju kesejahteraan masyarakat.

Salah satu mekanisme kontrol yang dijalankan oleh pemerintah dalam meliput sebuah kebijakan terdapat pada peraturan daerah yang ada pada Provinsi Jawa Barat, dimana program Keluarga Berencana (KB) memiliki regulasi dan produk hukum secara kompleks yang membuat masyarakat menjadi memiliki kesadaran atas sebuah penghambatan pertumbuhan penduduk, kesadaran masyarakat muncul akibat adanya medical administrative yang memberikan sebuah deskripsi atas resiko resiko yang akan diterima ketika melanggar medical administrative tersebut.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengan menghasilkan sebuah Peraturan Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penduduk dan Penyelenggaraan Keluarga Berencanadimana regulasi mengenai kependudukan diatur sedemikian rupa demi mewujudkan perkembangan daerah yang dianggap bahwa kependudukan adalah titik sentral sebuah pembangunan.

Regulasi yang terjadi dalam Provinsi Jawa Tengah dibidang pengendalian penduduk bukanlah semata mata atas tindakan hukum maupun kepentingan politik dan kekuasaan suatu kelompok masyarakat tertentu ataupun suatu pergerakan dari sebuah organisasi kependudukan, lebih jauh dari itu bahwa regulasi yang dijalankan hanyalah sebuah legalitas atas kebijakan yang akan dijalankan, keberadaan hukum sebagai payung atas sebuah kebijakan tersebut.

Konsep regulasi disini sebagai pintu pembuka utama dari kepentingan para

Medical Administative terhadap suatu legalitas negara dengan memasukkan unsur ilmu pengetahuan yang telah memiliki subjektifitas yang tidak terlihat. Politik yang terjadi dalam regulasi ini hanyalah sebuah packaging/ covering sebuah ilmu pengetahuan untuk dapat masuk dan diterima oleh setiap masyarakat secara penuh kesadaran, yang sejatinya kesadaran adalah sebuah konsep kosong dan kekososngan itulah yang dimanfaatkan secara sistematis.

Produk hukum yang dijalankan seolah merupakan sebuah kristalisasi atas kepentingan dan kekuasaan yang telah lama dicanangkan oleh para pemegang kekuasaan, hal ini menunjukkan bahwa hukumlah yang sebenarnya ditentukan oleh konfigurasi politik yang terjadi.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai alasan untuk dapat membuka payung hukum dan menjalankan kebijakan secara legalitas tanpa ada pertentangan yang terjadi, jika ada semacam penolakan namun hal tersebut tidak akan memiliki dampak yang begitu besar karena legalitas kebijakan tersebut telah tertuang dalam sistem hukum.

Regulasi yang terjadi pada kebijakan ini merupakan memberikan gambaran yang jelas mengenai usaha untuk membentuk kesejahteraan disinilah titik dimana politik memiliki porsi yang lebih besar dalam menentukan keputusan, sehingga hukum selalu terlihat sedikit lemah dibawahnya, terlebih lagi bahwa politik yang dijalankan dalam kebijakan keluarga berencana bukanlah politik yang mampu menunjukkan sisi buruk sama sekali, hal ini dikarenakan grand design

75

suatu produk biopolitic dijalankan atas sebuah landasan sains yang mampu menciptakan wacana dominan.

Regulasi menjadi sebuah hal yang tidak terlalu rumit ketika suatu kebijakan untuk menjadikan manusia menjadi sebuah subjek hukum bukan lagi sebagai makhlukindividu.

Wacana dominan yang dibentuk mampu memberikan akses kekuasaan terhadap suatu negara dengan menggunakan legalitas yang dapat dijalankan oleh negara tersebut, sehingga sebuah kebijakan yang tertuang dalam negara tersebut sama sekali bukanlah suatu fenomena yang membuat publik menjadi bertentangan, namun sebaliknya ketika wacana dominan telah mendapat regulasi dan legalitas di negara tersebut akan berdampak menjadi anggapan sebuah pencerahan dalam ilmu yang baru.

Bukan merupakan sebuah pembahasan baru bahwa hukum harus memiliki sebuah tonggak keadilan, namun disini hukum tidak hanya berbicara mengenai suatu keadilan atau tidak adil terlepas dari itu semua adalah ketika hukum dijalankan atas sebuah kekososngan konsep kesadaran.

Distribusi kekuasaan yang dijalankan oleh penguasa akan terlihat sangat halus pada saat kepentingan tersebut didasarkan pada kekuatan sains yang dianggap sebagai panglima dalam menjalankan kehidupan, terlepas dari itu konsep kekuasaan biopolitic mendapatkan respon yang besar oleh orang orang yang berada pada bidangnya seperti kedokteran dan kesehatan dimana ketika

payung hukum di buka untuk urusan kesehatan manusia seluruh elemen sains akan mendukung hal tersebut.

Regulasi yang diterapkan dalam program perencanaan keluarga berencana di Provinsi Jawa Tengah hampir memiliki akses disemua lini yang berhak megatur, namun tidak secara berlangsung melainkan secara persuasif dimana setiap tindakan dalam regulasi tersebut didasarkan pada kondisiperbaikan kualitas kehidupan manusia, asumsi dasar yang terjadi dalam pertumbuhan penduduk adalah permasalahan lingkungan, asumsi dasar inilah yang dijadikan sebagai rujukan utama dalam menangani permasalahan pertumbuhan penduduk.

Pada regulasi yang tertera juga menganjurkan untuk membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan serta berhak mendapatkan informasi dan edukasi mengenai hak hak reproduksi. Hak atas mendapatkan edukasi dan informasi lah yang mendapatkan suatu celah dalam memasukkan unsur biopolitic

secara persuasif, pada proses selanjutnya ketika hak informasi dan edukasi diberikan secara perlahan publik melakukan suatu perpindahan pola pikir secara sadar, namun penulis tidak sepakat ketika kesadaran hanya didasarkan pada suatu konsep secara fisik. Konsep kesadaran inilah yang membuat kalimat persusif serta mampu mengubah pola pikir publik.

Peran pemerintah daerah dalam hal ini tidaklah memiliki fungsi yang begitu signifikan karena proses wacana dominan yang dilakukan dengan sains mampu mengubah persepsi dan mindset yang sudah dibentuk. Pemerintah hanya sebagai pelaksana grand designyang telah dicanangkan. Jika dilihat dengan

77

kacamata penelitian fenomena ini memang mudah terjadi karena masyarakat hanya dianggap sebagai peran pasif yang dianggap tidak mampu meneliti objek secara keseluruhan yakni program KB tersebut, seharusnya jika sebuah kebebasan nilai diterapkan dalam masyrakat, penelitian mengenai Program Keluarga Berencana tidak dapat memisahkan antara objek dengan subjek, melainkan harus ada interaksi antara subjek (peneliti) dan subjek (masyarakat).

Regulasi yang masuk untuk mengantarkan sebuah kekuasaan (power)

sangatlah mudah untuk diterapkan meskipun terdapat sebuah struktur yang telah dicanangkan oleh penguasa, regulasi memiliki kepercayaan tinggi terhadap program KB karena telah diteliti secara ilmiah. Namun penelitian yang dilakukan hanyalah sebuah pesanan oleh penguasa dengan memasukkan metode positivis untuk memisahkan rakyat dengan objek yang diteliti, objektivitas atas sebuah penelitian dalam hal ini akan mengalami degradasi kemurnian ilmu pengetahuan.

78

BAB VI

KAUSALITAS MASYARAKAT DAN BIOPOWER ACT PEMERINTAH

Banyak sekali sebuah aksi pemerintah dalam menyambut keberhasilan biopower act, melihat kondisi di Provinsi Jawa Tengah berbagai macam hubungan timbal balik antara subjek hukum yakni masyarakat dengan pemerintah memiliki sebuah pressure yang tinggi demi menuntut patuh dan taat dalam menjalankan kebijakan program KB.

Kausalitas masyarakat dan pemerintah memiliki peran penting dalam sirkulasi keberhasilan kebijakan yang dijalankan, masyarakat dibuat tidak mendapatkan hak hak kewarganegaraannya dengan sedikit membatasi bahkan mencabut hak nya. Seperti tunjangan anak pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak akan diberikan kepada anak ketiga, syarat administrasi masuk Sekolah Dasar (SD) di tahun 1950an dimana orang tua harus menjadi anggota akseptor KB.

Dalam dokumen BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE (Halaman 86-92)

Dokumen terkait