• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BIOPOWER ACT PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PE"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH

DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

ACHMAD FAUZUL ADIM

115120500111011

PEMINATAN GOVERNANCE DAN TRANSISI DEMOKRASI

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

i

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH

DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Governance dan

Transisi Demokrasi

Oleh

Achmad Fauzul Adim

NIM. 115120500111011

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH

DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Disusun oleh

Achmad Fauzul Adim

NIM 115120500111011

Malang, 04 November 2015

Telah disetujui Dosen Pembimbing untuk diujikan :

Pembimbing Utama

Dr. Sholih Muadi NIP. 19641230 199303 1 002

Pembimbing Pendamping

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH

DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Disusun oleh

Achmad Fauzul Adim

NIM 115120500111011

Telah Diuji dan Dinyatakan Lulus dalam Ujian Sarjana Pada Tanggal: 04 November 2015

Malang, 04 November 2015 Dekan FISIP UB

Prof. Dr.Ir.Darsono Wisadirana, MS, NIP.1956122719831211001 Ketua Majelis Sidang,

Dr. Sholih Muadi NIP. 196412301993031002

Sekretaris Majelis Sidang,

Tri Hendra, S.IP., M.IP NIP. 2013098007071001

Anggota Majelis Sidang,

Mar’atul Makhmudah, S.IP., M.IP NIP. 80080311120410

Anggota Majelis Sidang,

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Achmad Fauzul Adim NIM : 115120500111011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul:

Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui

Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah

Dalam Perspektif Biopolitics

Sesungguhnya merupakan benar benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti tidak benar, maka maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi tersebut.

Malang, 04 November 2015

Achmad Fauzul Adim.

(6)

v

Abstrak

Achmad Fauzul Adim, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2015.Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah Dalam Perspektif Biopolitics. Tim Pembimbing : Bapak Dr. Sholih Muadi danBapak Tri Hendra, S.IP, M.IP

Permasalahan penurunan indeks kualitas lingkungan menjadi sebuah isu penting dunia, semua negara dan penduduk bumi diharapkan mampu menjaga dan melestarikan lingkungan yang berada disekitar mereka. Berbagai masalah dan polemik ketika terjadi penurunan indeks kualitas lingkungan secara terus menerus terjadi, upaya dalam aksi menyelamatkan lingkungan menjadi fokus utama dalam setiap momentum pembangunan negara.

Diantara berbagai macam permasalahan pemicu dampak terhadap lingkungan adalah sebuah indeks laju pertumbuhan penduduk, upaya dalam pemberhentian laju pertumbuhan penduduk menjadi sorotan dunia dalam menyelamatkan kondisi lingkungan serta peningkatan kesejahteraan, penanganan laju pertumbuhan penduduk dijadikan sebagai upaya penyelamatan lingkungan dan mengurangi kesenjangan sosial. Beberapa stimulus politik dilakukan dalam prakteknya untuk mendirikan suatu pos kekuasaan yang mampu dijalankan oleh semua masyarakat.

Biopolitic merupakan suatu gagasan yang dijelaskan oleh Foucault, melalui konsep inilah bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dan terciptanya pos kekuasaan secara relasional dan memiliki kekuasaan yang tidak memiliki wajah (faceless) terjadi dalam aksinya yang mengatasnamakan sebuah penyelamatan lingkungan dan kesejahteraan. Bipower act dijalankan dengan adanya campur tangan negara dalam memberikan legitimasi melalui suatu kebijakan.

Dalam penelitian ini mengkritisi bagaimana suatu biopolitic berjalan diatas sebuah penelitian ilmu pengetahuan yang kemudian dilanjutkan dengan aksi

biopower act oleh negara dalam memberdayakan masyarakat sehingga tercipta sebuah pos kekuasaan dirancang secara relasional tanpa memiliki wajah (faceless) sehingga tidak ada yang dapat meminta harapannya.

(7)

vi

Abstract

Achmad Fauzul Adim, Program Sarjana, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2015.Biopower Act: Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah Dalam Perspektif Biopolitics. Tim Pembimbing : Bapak Dr. Sholih Muadi dan Bapak Tri Hendra, S.IP, M.IP

Problems decline in environmental quality index becomes an important issue the world, all nations and the earth's population is expected to maintain and preserve the environment who are around them. Various problems and polemics when a decline in environmental quality index is continuously happen, the effort in action to save the environment becomes the main focus in any country's development momentum.

Among the various issues triggers environmental impact is an index of population growth, efforts in stopping the population growth rate in the world spotlight in saving the environment and improving the welfare conditions, handling population growth rate used in an effort to save the environment and reduce social inequalities. Some political stimulus is done in practice to establish a postal authority is able to run by all of society.

Biopolitic an idea described by Foucaoult, through this concept of how a science and the creation of posts in relational power and power that does not have a face (faceless) occurs in an action in the name of saving the environment and welfare. Bipower act carried out with the intervention of the state in providing legitimacy through a policy.

In this study criticize how a biopolitic running on a science research followed by action biopower act by the state in empowering the community so as to create a post designed relational power without having a face (faceless) so no one can ask expectations.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

BIOPOWER ACT: PENGENDALIAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MELALUI

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI PROVINSI JAWA TENGAH DALAM PERSPEKTIF BIOPOLITICS

Penulisan skripsi ini tidak akan berjalan baik tanpa campur tangan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan pengarahan dan pembinaan selama penulisan kepada pihak-pihak yang telah membantu, diantara beliau:

1. Bapak Abdul Rochman dan Ibu Ainin Chamiatin sebagai orang tua yang telah memberi dukungan dan doa serta nasehat kepada penulis untuk tidak henti-hentinya belajar menuntut ilmu

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya Malang, Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS, yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga dapat melaksanakan kegiatan penulisan skripsi sampai selesai 3. Bapak Dr. Sholih Muadi, selaku pembimbing yang memberikan pengarahan

dan kelancaran terhadap proses penulisan skripsi.

(9)

viii

viii

5. Seluruh narasumber beserta masyarakat Prov Jawa Tengah dan BKKBN Prov Jawa Tengah yang telah memberikan data dan pengetahuan serta telah meluangka waktunya guna mendukung penyusunan skripsi.

6. Elza Rukmana,SE dan Dila Alexandria,SE partner yang selalu bersedia menjadi motivator dan penyemangat dalam setiap pelaksanaan kegiatan penulisan skripsi penulis.

7. Restu Erya M dan Yohanes Tirta W,S.IP sahabat seperjuangan yang tidak bosan membagi ilmu dengan penulis baik saat melaksanakan diskusi maupun dalam kegiatan perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Terakhir, penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, serta dapat menambah pengetahuan baru bagi mahasiswa lain terutama yang berkaitan dengan kajian ilmu politik.

Malang, Oktober 2015

(10)

ix

GLOSARIUM

Abiotik : Komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Akseptor : Orang yang menerima dan mengikuti program KB

Biopolitical Strategy : Sebuah jalan/ teknis yang dianggap tepat dalam mengatasi sebuah pertumbuhan penduduk dengan kekuasaan biopower

Biopolitics : Biopolitics merupakan sebuah gagasan serta konsep yang diadopsi dari pemikiran Michel Foucault yang menciptakan sebuah pandangan dalam gaya kepemerintahan dalam upaya pendisiplinan penduduk termasuk permasalahan regulasi penduduk

Biopower : Sebuah teknologi politik yang menghendaki untuk mempolitisasi sebuah tubuh manusia yang akan diambil kekuasaannya karena konsekuensi sebagai warga negara.

Biopower Act : Sebuah rencana dan taktis pendisiplinan subjek manusia yang diberikan kepada negara terhadap suatu warga negara untuk dapat mengikuti aturan secara politis yang telah dilakukan

Biotik : Komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup

Birth Control : Sebuah upaya untuk mengatur jarak kehamilan denga mengkonsumsi pil/obat sebagai alat kontrasepsi

BKIA : Balai Kesehatan Ibu dan Anak

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Degradasi : Penurunan suatu kualitas

Green Politics : Ideologi politis, yang sangat kental dengan nuansa ekologis, kelestarian lingkungan hidup, dan demokrasi partisipatoris

IUD : Sebuah alat kontrsepsi berupa kumparan kecil panjangnya 3 cm dimasukkan oleh dokter ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan Kausalitas : Merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang

(11)

x

KB : Keluarga Berencana

Konsensus : Sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan

Medical

Administrative

: Instruksi medis dalam menempuh sebuah hasil kesehatan bersama, seperti adanya aturan dan disiplin dalam setiap kegiatan sehari hari untuk menuju kualitas kesehatan yang baik bagi seluruh manusia PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

Stimulus Politik : Sebuah indikator masukan yang telah ditetapkan sesuai dengan kepentingan penguasa.

(12)

DAFTAR ISI

3.2 Lokasi dan Subyek Penelitian ... 35

(13)

xii

4.1.(a) Bentuk Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah ... 47

4.2 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ... 48

4.2.(a) Sejarah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ... 50

4.2.(b)Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan ... 54

4.3 Produk Pelayanan Keluarga Berencana ... 57

4.3.(a) Sejarah, Jenis dan Produk Keluarga Berencana (KB) ... 57

4.3.(b)Proses Masuknya KB di Indonesia ... 61

BAB V: BIOPOWER ACT DALAM PEMERINTAH ... 67

5.1 Institusi Negara ... 67

5.2 Regulasi ... 72

BAB VI: KAUSALITAS MASYARAKAT DAN BIOPOWER ACT PEMERINTAH ... 78

6.1 Pergeseran Kebutuhan Masyarakat ... 78

6.2 Panopticonism dalam Program Keluarga Berencana... 83

(14)
(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia sebagai suatu organisme yang melakukan reproduksi untuk mempertahankan keturunannya sedangkan disisi lain manusia juga sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Sebagai makhluk hidup manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungannya dan disinilah terbentuk suatu ekosistem dimana komponen biotik berinteraksi dengan komponen abiotik dalam artian lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup biotik tersebut.

Dalam suatu ekosistem sebuah tempat hidup merupakan aspek penting dalam keberlangsungan kehidupan terutama manusia, oleh karena itu dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang baik maka manusia harus mempertahankan kualitas lingkungan, karena keberlangsungan hidup manusia tergantung dengan keadaan ekosistem yang ada.

(16)

terlebih jika penduduk tersebut tidak memiliki suatu kesadaran diri dalam menjaga lingkungannya.

Ledakan penduduk akan mengakibatkan suatu permasalahan permasalahan yang baru dan dapat pula mengakibatkan suatu bencana alam karena kegiatan pola hidup dan pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan aspek lingkungan.

Ledakan penduduk juga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup karena banyaknya kebutuhan dalam keberlangsungan hidup seperti bertambahnya bangunan untuk tempat tinggal, penebangan kayu liar yang digunakan untuk peralatan rumah tangga, pembangunan jalan dan infrastruktur yang akan mengakibatkan menyempitnya lahan hutan, tingginya mobilitas penduduk yang menyebabkan banyaknya transportasi memproduksi polusi serta menurunkan kualitas udara bersih.

Tidak hanya kulitas lingkungan hidup dengan adanya ledakan penduduk juga akan mempengaruhi permasalahan permasalahan sosial yang lainnya seperti gizi buruk pada daerah rawan kemiskinan serta pengangguran yang berkepanjangan, kualitas daya saing yang rendah, tingkat sumberdaya manusia yang kalah bersaing secara global.

(17)

3

Permasalahan pertumbuhan penduduk menjadi sangat krusial dalam sebuah pembangunan negara terlebih seperti Indonesia sebagai negara berkembang yang membutuhkan suatu pembangunan dalam menjalankan sistem politik, ekonomi dan kepemerintahan suatu negara, Indonesia mengalami suatu pertumbuhan penduduk dengan begitu pesat hingga mengakibatkan timbulnya permasalahan permasalahan sosial mulai dari pengangguran, konflik sengketa tanah serta kulitas kesehatan yang buruk dan gizi yang kurang memenuhi.

Saat ini kondisi kependudukan di Indonesia bejumlah sekitar 237.641.326 jiwa pada sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan penyebaran yang tidak merata pada semua pulau di Indonesia. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010

Provinsi

Penduduk

1971 1980 1990 1995 2000 2010

Aceh

2008595 2611271 3416156 3847583 3930905 4494410 Sumatera Utara 6621831 8360894 10256027 11114667 11649655 12982204 Sumatera Barat 2793196 3406816 4000207 4323170 4248931 4846909

Riau 1641545 2168535 3303976 3900534 4957627 5538367

Jambi 1006084 1445994 2020568 2369959 2413846 3092265

Sumatera Selatan 3440573 4629801 6313074 7207545 6899675 7450394

Bengkulu 519316 768064 1179122 1409117 1567432 1715518

Lampung 2777008 4624785 6017573 6657759 6741439 7608405

Kepulauan Bangka Belitung - - - - 900197 1223296

Kepulauan Riau - - - - - 1679163

DKI Jakarta 4579303 6503449 8259266 9112652 8389443 9607787

Jawa Barat 21623529 27453525 35384352 39206787 35729537 43053732 Jawa Tengah 21877136 25372889 28520643 29653266 31228940 32382657

DI Yogyakarta 2489360 2750813 2913054 2916779 3122268 3457491

Jawa Timur 25516999 29188852 32503991 33844002 34783640 37476757

Banten - - - - 8098780 10632166

Bali 2120322 2469930 2777811 2895649 3151162 3890757

(18)

Nusa Tenggara Timur 2295287 2737166 3268644 3577472 3952279 4683827 Kalimantan Barat 2019936 2486068 3229153 3635730 4034198 4395983 Kalimantan Tengah 701936 954353 1396486 1627453 1857000 2212089 Kalimantan Selatan 1699105 2064649 2597572 2893477 2985240 3626616 Kalimantan Timur 733797 1218016 1876663 2314183 2455120 3553143 Sulawesi Utara 1718543 2115384 2478119 2649093 2012098 2270596 Sulawesi Tengah 913662 1289635 1711327 1938071 2218435 2635009 Sulawesi Selatan 5180576 6062212 6981646 7558368 8059627 8034776 Sulawesi Tenggara 714120 942302 1349619 1586917 1821284 2232586

Gorontalo - - - - 835044 1040164

Sulawesi Barat - - - - - 1158651

Maluku 1089565 1411006 1857790 2086516 1205539 1533506

Maluku Utara - - - - 785059 1038087

Papua Barat - - - - - 760422

Papua 923440 1173875 1648708 1942627 2220934 2833381

INDONESIA 119208229 147490298 179378946 194754808 206264595 237641326

Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju) Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Penduduk Indonesia kebanyakan berpusat pada Pulau Jawa sehingga degradasi lingkungan paling parah terjadi pada Pulau Jawa mulai dari lahan, kualitas udara dan kebutuhan air yang menjadi barang ekonomis karena status kelangkaanya.

Tidak hanya di Pulau Jawa beberapa pulau yang lain juga telah mengalami penurunan kualitas lingkungan dengan faktor yang sama yakni pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, mulai dari krisis energi, air dan bahan pangan. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tajam bahkan ancaman akibat banyaknya penduduk sudah terjadi di Republik Indonesia.

(19)

5

bahan pangan, namun juga semakin membuat kendala bagi pengembangan tabungan, cadangan devisa, dan sumberdaya manusia.

Sebuah fenomena ledakan penduduk tentu memiliki faktor yang mengakibatkan terjadinya laju pertumbuhan penduduk dengan cepat beberapa faktor kunci dalam laju pertumbuhan penduduk adalah kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi).

Kelahiran merupakan sebuah proses regenarasi keturunan pada setiap keluarga dan hal ini selalu diinginkan oleh semua masyarakat agar memiliki sebuah keluarga yang diimpikan, Indonesia memiliki budaya bahwa setiap orang yang telah beranjak dewasa akan mengalami masa pernikahan dan membentuk keluarga sendiri bahkan dianggap sedikit aneh ketika seseorang yang sudah beranjak dewasa tidak segera melakukan pernikahan. Hal inilah yang akan mendorong tingkat perkawinan sangat tinggi dan akan berlanjut terhadap indeks natalitas menjadi tinggi.

Mortalitas (kematian) merupakan hal yang dapat mengurangi jumlah suatu penduduk namun hal ini juga tidak akan dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang kedaulatan negara. Harapan hidup seseorang akan terus diperjuangkan dengan melalui fasilitas fasilitas kesehatan dan imbauan untuk melakukan gaya hidup sehat untuk mendapatkan kualitas hidup sehat yang layak.

(20)

mengurangi resiko penurunan kualitas dan degradasi lahan pada Pulau Jawa, pada kenyataannya perkembangan pembangunan dan arus ekonomi serta mobilisasi masa hanya perputar pada Pulau Jawa dan tidak diimbangi di kepulauan lain yang tersebar di Indonesia.

Dalam menangani permasalahan pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan serangkaian upaya dalam aspek kebijakan untuk mengatasinya. Dengan tingkat laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% pada sensus penduduk 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Pemerintah Indonesia harus bekerja keras dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi

Provinsi

Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

(21)

7

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Pelaksanaan program transmigrasi juga menjadi upaya pemerintah dalam sebuah menangani pertambahan penduduk, dengan melakukan persebaran penduduk diharapkan dapat melakukan aktivitas pola hidup yang baik tanpa berpusat disuatu tempat.

Pembangunan perumahan murah untuk mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi antar kelas di masyarakat bahkan saat ini telah ada program rumah subsidi untuk kalangan keluarga menengah kebawah yang diharapkan dapat mengatasi masalah pemukiman penduduk.

(22)

Keluarga Berencana merupakan program dari pemerintah dalam upaya mendapatkan peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam menangani ledakan jumlah penduduk. Keluarga Berencana dihadirkan ditengah masyarakat sebagai suatu solusi dan kontribusi terhadap pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Tujuan utama dari KB adalah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menghadirkan pelayanan kesehatan secara profesional yang semula diberikan secara gratis dalam artian sebagai barang penawaran dan kemudian dirubah menjadi suatu pelayanan yang dibutuhkan/permintaan serta harus dilakukan transaksi dalam mendapatkan pelayanan tersebut. Disinilah terjadi sebuah stimulus politik sehingga membuat suatu pergeseran sebuah program, dari yang dahulu adalah sebuah produk subsidi kemudian bergeser menjadi sebuah kebutuhan serta permintaan dari para masyarakat dengan melakukan transaksi untuk mendapatkan produk jasa tersebut.

Adanya pergeseran dalam pelayanan program KB yang semula menjadi program pemerintah dengan orientasi pemenuhan target melalui subsidi penuh dari pemerintah, berangsur-angsur bergeser menjadi suatu gerakan masyarakat yang sadar akan kebutuhannya hingga bersedia membayar untuk memenuhinya.

(23)

9

menganggap KB sebagai salah satu tindakan dalam menekan angka pertumbuhan penduduk serta menciptakan kesejahteraan keluarga dan dianggap dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu karena dapat mengatur periodik waktu kehamilan.

Masyarakat yang kontra terhadap kebijakan adanya program KB menilai bahwa hal ini menghambat seseorang untuk menggunakan haknya untuk melakukan regenerasi keturunan dengan jumlah yang ditentukan oleh pemerintah pada masing masing individu. Disinilah pro kontra terjadi, disisi lain program KB merupakan treatmen dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk namun pada kondisi lain seolah membatasi hak seseorang dalam menetukan jumlah keturunannya.

UUD Pasal 28b yang mengatur tentang HAM menjamin setiap warga negara dalam melakukan regenerasi keturunan, pernyataan ini mendukung kekuasaan dan hak serta keputusan pada masing masing individu terhadap keputusan dalam menentukan jumlah anak dalam keluarganya.

Masyarakat yang kontra terhadap adanya KB memulai sebuah perlawanan dengan dasar UUD Pasal 28b sebagai landasan atas kebebasan dan hak serta kekuasaan tiap individu seolah terambil oleh negara dengan adanya himbauan memiliki dua anak.

(24)

penurunan sama sekali, pemerintah menganggap bahwa program KB sudah tidak dapat melakukan fungsi dan tugasnya dalam menekan laju pertumbuhan penduduk. Karena tidak jarang bahwa seseorang menggunakan layanan KB namun masih tetap memiliki anak lebih dari dua.

Program pemerintah dengan mengeluarkan program KB merupakan suatu bentuk biopower dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, kebijakan program KB adalah suatu upaya untuk mengatur pertumbuhan manusia yang dianggap sebagai subjek hukum bukan sebagai subjek individu atau makhluk hidup. Melalui jalan biopower pemerintah menggunakan media ilmu pengetahuan dari bidang ilmu kedokteran yang tertuang dalam sebuahmedical administrative.

Medical administratif merupakan sebuah instruksi instruksi medis dalam menempuh sebuah hasil kesehatan bersama, seperti adanya aturan dan disiplin dalam setiap kegiatan sehari hari untuk menuju kualitas kesehatan yang baik bagi seluruh manusia, dengan pengetahuan dan intruksi medis inilah maka medical administratif dapat digunakansebagai pembentukan aturan normatif yang diharapkan akan dilakukan oleh masyarakat luas.

Setelah adanya Medical administrativenegara sebagai pemegang kekuasaan mendukung dengan adanya suatu lembaga yang menangani masalah kependudukan yakni BKKBN, program yang secara legal mengatasi masalah laju pertumbuhan penduduk dan sebagai legitimasi atas biopolitics yang dijalankan.

Medical administrative sebagai media dalam upaya berjalannya biopower

(25)

11

perwakilan dalam mengetahui keadaan kondisi tubuh seseorang yang hanya bisa dilakukan oleh ahli medis, secara otomatis setiap orang akan begitu percaya dan mempercayai dengan apa yang dianjurkan oleh seorang ahli medis.Pembentukan sebuah nilai nilai normatif akan terbentuk dengan banyaknya orang yang melakukan gaya hidup sehat yang direkomendasikan oleh ahli medis.

Biopolitical strategymenjadi sebuah trik utama dalam mengatasi pertumbuhan penduduk hal ini terlihat dari beberapa strategi pemerintah dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk mulai dari adanya penekanan normatif melalui medical administratif kemudian dilanjutkan dengan legitimasi institusi yang menangani program Keluarga Berencana serta pergeseran layanan KB dari sebuah subsidi pemerintah menjadi sebuah kebutuhan atas kesadaran masyarakat.

Dengan demikian biopolitical strategy sebagai sebuah jalan yang dianggap tepat dalam mengatasi sebuah pertumbuhan penduduk dengan kekuasaanbiopower

yang kemudian didirikannya lembaga negara secara legal dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, namun pada sisi lain hal ini menetang Pasal 28b UUD dimana setiap individu memiliki hak dan kekuasaan dalam menentukan pilihan atas hidupnya.

Di negara Indonesia tepatnya Provinsi Jawa Tengah merupakan Provinsi yang mampu mengendalikan penduduk dengan sangat baik, biopower act yang dilakukan oleh pemerintah seolah berjalan dengan kesadaran masyarakat untuk mengikuti nilai nilai normatif yang telah diterapkan oleh medical administratif.

(26)

Statistik Republik Indonesia bahwa Jawa Tengah mendapatkan peringkat pertama dalam masalah penanganan pertumbuhan penduduk dengan ditandai indeks laju pertumbuhan hanya sebesar 0,37% pada sensus penduduk tahun 2010 kemudian diikuti dengan Provinsi Jawa Timur dengan indeks 0,76%.

Provinsi Jawa Tengah dengan total populasi 32.382.657 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 dengan kepadatan 930/km2, dengan total 29

kabupaten dan 6 kota yang memiliki luas wilayah 34.548 km2.

Melihat kondisi diatas Provinsi Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk yang dianggap sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada serta tingkat pertumbuhan penduduk yang paling rendah diantara provinsi lain yang ada di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa konsep biopolitical strategy berjalan, namun apakah semua memperhatikan himbauan pemerintah dalam mengatur jumlah anak seperti yang dihimbaukan oleh pemerintah.

Dengan landasan biopolitics stategy inilah penulis ingin meneliti mengenai penanganan pertumbuhan penduduk di Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi yang mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk hingga dapat mencapai indeks angka yang sangat rendah yakni 0,37% .

1.2 Fokus Masalah

Berkaitan dengan latar belakang penelitian tersebut maka dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui:

(27)

13

2. Bagaimana peranBiopolitics dan Biopowersebagai konsep perumusan kebijakan dalam mengatasi pertumbuhan penduduk?

3. Bagaimanabiopower act dalam artian pembangunan Program Keluarga Berencana yang dilakukan oleh Provinsi Jawa Tengah dalam rangka penanganan pertumbuhan penduduk dapat diterima oleh setiap masyarakat dan mampukah biopower act yang dilakukan pemerintah menciptakan dan membangun keluarga sejahtera?

1.3Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terkait Analisis Penanganan Pertumbuhan Penduduk Dalam Perspektif Biopolitics.Studi Kasus Terhadap Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Melalui Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Jawa Tengah adalah :

1) Untuk mengetahui konsep yang digunakan dalam mengatasi pertumbuhan penduduk yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan program keluarga berencana, dalam hal ini penulis mengidentifikasi bahwa konsepsi yang digunakan adalah sebuah bipolitics atas permasalahan yang terjadi mengenai ledakan jumlah penduduk.

(28)

3) Dalam biopower act yang telah dijalankan, penulis ingin melihat persepsi masyarakat terhadap peran pemerintah Provinsi dalam mengatasi pertumbuhan penduduk, serta penulis ingin mengetahui kesadaran masyarakat atas setiap hak, kekuasaan dan keputusan atas kehidupan dirinya untuk melakukan regenerasi keturunan yang sesungguhnya didasarkan pada keputusan diri mereka masing masing. Setelah adanya persepsi masyarakat untuk membuktikan bahwa kebijakan tersebut mampu memberikan kesejahteraan maka penulis akan melakukan wawancara terhadap pakar kesehatan msyarakat terkait adanya Program Keluarga Berencana.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ditujukan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diambil dalam penelitian ini antara lain sebagai tambahan literatur dalam ranah ilmu politik (political science) khususnya studi politik dalam spektrum biopower dan biopolitics, menambah daftar literatur mengenai praktik politik kekuasaan dalam sudut pandang medis yang masih sangat minim. Karena fokus utama yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu konsep dalam studi ilmu politik khususnya politik lingkungan dan sumberdaya alam atau disebut dengan green politics, konsepsi biopolitics

(29)

15

medis yang dianggap memiliki pengetahuan lebih serta untuk terciptanya suatu kehidupan sehat seperti yang diinginkan oleh banyak orang.

Secara alamiah dengan memanfaatkan resistensi individu maka setiap orang akan memberikan kekuasaan atas hidupnya terhadap ahli medis dan disinilah terjadinya suatu biopower yang dapat digunakan secara mutlak oleh para ahli medis yang di stimulus oleh unsur unsur politik sehingga rezim membentuk sesuatu hal normatif yang kemudian dilegalkan oleh pemerintah dengan pembentukan institusi negara.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini bisa dijadikan acuan kepada masyarakat atas sebuah tindakan yang telah mereka ambil, pemikiran kritis dan mindset

masyarakat masih membutuhkan sebuah pencerahan agar tidak langsung mempercayai dan memberikan kekuasaan mereka pada suatu nilai nilai normatif yang telah dibentuk. Penguatan nilai nilai kritis yang terjadi dimasyarakat akan semakin bertambah dan menciptakan masyarakat dengan kualitas mindset yang cerdas. Mengajarkan kepada masyarakat bagaimana sebuah kekuasaan memiliki sistem dan pos pos tertentu dalam menjalankan eksekusinya, biopolitic menjadi sebuah anggapan dasar atas sebuah penciptaan sistem yang telah didesain dengan memanfaatkan resistensi suatu individu atau kelompok.

1.5 Sistematis Penulisan

(30)

permasalahan yang telah dirumuskan, adapun pembagian bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang materi dasar atas objek penelitian yang akan diteliti, pendahuluan berisikan mulai dari latar belakang pemilihan penelitian, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian dan tujuan adanya penelitian tersebut serta akan dianalisa pada bab selanjutnya.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisikan deskripsi teori yang mengkaji berbagai teori yang dianggap relevan dalam menunjang suatu pondasi penelitian, serta dapat menjelaskan penelitian terdahulu dan membandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan serta menceritakan alur pikir penelitian yang akan diteliti.

Bab III: Metodologi Penelitian

Pada bab ini terdiri dari metode penelitian yang digunakan dalam menjalankan sebuah penelitian. Metode penelitian memiliki beberapa komponen yang harus diuraikan secara rinci, komponen komponen yang terdapat pada metode penelitian dijadikan sebagai acuan dalam langkah langkah sebuah penelitian.

Bab IV: Deskripsi Objek

(31)

17

hasil penelitian membutuhkan data dan teknik akurasi yang tepat pada sebuah penelitian, setelah menggunakan data dan teknik analisa data yang tepat, maka akan dilakukan analisa terhadap akhir pembahasan mengenai hasil dan capian dari suatu penelitian.

Bab ini menyampaikan sebuah informasi yang telah dimiliki oleh peneliti guna menunjang dan mendeskripsikan sebuah produk dan pelayanan pada Program Keluarga Berencana, termasuk sebuah latar belakang penemuan bidang keilmuan kedokteran dunia yang menciptakan sebuah rekayasa genetika dalam aplikasi penghambat fertilitas (kehamilan).

Bab V: Biopower Act Dalam Pemerintahan

Pada bab ini penulis ingin memaparkan sebuah kekuasaan pemerintah yang menggunkan media ilmu pengetahuan dan dilegitimasi oleh lembaga negara yang legal dalam menjalankan sebuah kekuasaannya. Terlebih dari itu pemerintah juga membuat suatu nilai normatif yang akan dilakukan masyarakat dengan kesadaran penuh namun dilakukan dengan cara diselubungkan dalam pemikiran alam bawah sadar melalui komunikasi persuasif.

Bab VI: Kausalitas Masyarakat dan Biopower Act Pemerintahan

pada bab ini penulis ingin melakukan penarikan konsepsi sebuah biopower act

(32)

Bab VII: Analisa Data

Dalam analisa data penulis ingin membuat suatu hasil dari suatu penelitian dengan menggunakan informasi dan data yang telah didapatkan dilapangan dengan disandingkan teori yang telah digunakan.

Bab VIII: Penutup

(33)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritik

Kekuasaan adalah sebuah aspek dalam ilmu politik, upaya yang dilakukan oleh setiap manusia untuk mendapatkan sebuah kontrol penuh terhadap manusia yang lainnya, tidak jarang jika setiap manusia selalu menginginkan sebuah kekuasaan dalam bermasyarakat, secara harfiah kekuasaan digunakan untuk mengatur dan mengelola dari sebuah kehidupan sosial namun secara praktik kekuasaan mendapatkan sebuah implus dari berbagai lingkungan luar seperti sebuah intervensi dan pengetahuan.

Dalam sebuah pengetahuan tentu memiliki nilai ilmu yang murni namun sebenarnya nilai kebenaran yang terbentuk dari sebuah pengetahuan adalah sebuah kebenaran objektif dan hal ini dapat disisipkan sebuah kekuasaan dengan menggunakan unsur politik yang kemudian membentuk suatu wacana dominan terhadap masyarakat.

Dalam bukunya The History of Sexuality Vol. I, Foucault menunjukkan ada lima proposisi mengenai apa yang dimaksudnya dengan kekuasaan, yakni:

(34)

2. Relasi kekuasaan bukanlah relasi struktural hirarkhis yang mengandaikan ada yang menguasai dan yang dikuasai.

3. Kekuasaan itu datang dari bawah yang mengandaikan bahwa tidak ada lagi

distingsi binary opositions karena kekuasaan itu mencakup dalam keduanya. 4. Relasi kekuasaan itu bersifat intensional dan non-subjektif.

5. Di mana ada kekuasaan, di situ pula ada anti kekuasaan (resistance). Dan resistensi tidak berada di luar relasi kekuasaan itu, setiap orang berada dalam kekuasaan, tidak ada satu jalan pun untuk keluar darinya.1

Michel Foucault dalam bukunya Power and Knowledges mendeskripsikan bahwa dalam sebuah penyelenggaraan kekuasaan selalu akan menciptakan entitias pengetahuan dan hal ini juga berlaku sebaliknya dimana setiap pengetahuan akan menimbulkan efek kekuasaan. Hubungan timbal balik dari sebuah kekuasaan dan pengetahuan inilah yang menciptakan pemikiran Foucault bahwa kekuasaan dan pengetahuan akan membentuk sebuah wacana kebenaran.

Sebuah wacana kebenaran dibentuk atas sebuah proses proses kekuasaan dan pengetahuan, karena sebuah wacana kebenaran hanyalah sebagai kebenaran objektif dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa sebuah mekanisme kekuasaan.

By subjugated knowledges I mean two things: on the one hand, I am referring to the historical contents that have been buried and disguised in a functionalist coherence or formal systemisation.2

1 Abdil Mughis Mudhoffir (2013), Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan bagi

Sosiologi Politik, Jurnal Sosiologi MASYARAKAT Vol. 18, No. 1, Januari 2013, Jakarta: hlm. 15.

(35)

21

Dengan menaklukan sebuah ilmu pengetahuan terdapat dua hal penting yang dapat diambil, di satu sisi menunjukkan pada sebuah konten sejarah yang telah terkubur dan yang kedua adalah sebuah penyamaran dalam sebuah hubungan fungsional atau formalitas sebuah sistem.

it is probably over optimistic, if we are thinking in terms of a contest that of knowledge against the effects of the power of scieentific discourse to regard the silence of one's adversaries as indicative of a fear we have inspired in them.3

Tingkat optimisme yang tinggi membuat kita berfikir pada sebuah konten pengetahuan yang lebih tinggi bertujuan untuk menimbulkan salah satu perlawanan terhadap kekuasaan pengetahuan dengan menumbangkan sebuah pengetahuan atau diskusi keilmuan yang lainnya yang mampu menginspirasi mereka.

Dalam sebuah proses mekanisme kekuasaan maka diharapkan terdapat sebuah diskursus dalam menentukan sebuah pengetahuan yang dianggap sebagai kekuasaan pengetahuan, hal ini untuk menciptakan suatu wacana kebenaran yang dapat diterima oleh setiap masyarakat.

One might thus contrast two major systems of approach to the analysis of power: in the first place, there is the old system as found in the philosophes of the eighteenth century. The conception of power as an original right that is given up in the establishment of sovereignty, and the contract, as matrix of political power, provide its points of articulation.4

Terdapat dua hal yang sangat kontras dalam menganalisa satubuah sistem utama dari kekuasaan, pertama dalam sebuah sistem klasik yang ditemukan oleh filosofi abad 18. Bahwa konsep kekuasaan yang asli adalah sebuah pemberian penegakan kedaulatan, kontrak dan matrik dari sebuah kekuasaan politik.

Namun dalam perkembangannya ranah politik mulai diberlakukan sebuah kekuasaan berdasarkan dari keilmuan dan pengetahuan berawal dari sinilah

(36)

kekuasaan dan pengetahuan dapat memiliki relasi yang sangat kuat dimana keduanya saling mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk mekanisme kekuasaan dengan menciptakan wacana kebenaran objektif.

Dengan kebenaran objektif dapat memberikan sebuah kekuasaan yang merumuskan suatu pendisiplinan terhadap sebuah komunitas, dimana pendisiplinan ini merupakan sebuah representasi dari regulasi yang berlaku serta konsekuensi sebagai warga negara atau bagian dari komunitas tersebut.

The new disciplines had no difficulty in taking up their place in the old forms; the schools and poor houses extended the life and the regularity of the monastic communities to which they were often attached.5

Dalam pengertiannya kedisiplinan merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk diterapkan pada kondisi setempat: seperti sekolah, pemukiman miskin, regulasi komunitas keagamaan yang biasanya saling berdekatan dengan sebuah kedisiplinan.

Against the plague, which is a mixture, discipline brings into play its power, which is one of analysis.The plague (envisaged as a possibility at least) is the trial in the course of which one may define ideally the exercise of disciplinary power.6

Dalam pertentangan dengan sebuah penyakit atau wabah dari perspektif inilah kemudian disiplin bermain dalam ranah kekuasaan dan hal ini merupakan salah satu analisis utama. Sebuah wabah penyakit mencoba untuk mendefinisikan sebuah kajian ideal dengan menggunakan kekuasaan pendisiplinan.

Hence the major effect of the Panopticon: to induce in the inmate a state of conscious and permanent visibility that assures the automatic functioning of power.7

Oleh karena itu pengaruh utama dengan adanya panopticon: untuk membujukwarga negara dengan sadar dan penglihatan atau monitoring secara

5 Michel Foucault, DISCIPLINE AND PUNISH The Birth o f the Prison,, Inc. New York: Vintage

Books a Division of Random House, hlm. 149.

6 Ibid., hlm. 198.

(37)

23

permanen yang mempercayai sebuah kekuasaan, kepercayaan inilah yang akan membuat sebuah fungsi otomatis terhadap warga negara dalam menjalankan kekuasaan dari aktor penguasa.

2.1.(a)Biopolitics

Biopolitics merupakan sebuah gagasan serta konsep yang diadopsi dari pemikiran Michel Foucault yang menciptakan sebuah pandangan dalam gaya kepemerintahan dalam upaya pendisiplinan penduduk termasuk permasalahan regulasi penduduk, dimana populasi dianggap sebagai sebuah ancaman pembangunan negara, dengan adanya biopolitics maka manusia seharusnya dianggap sebagai subjek makhluk individu melainkan sebagai subjek hukum.

Dalam disiplin ilmu biopolitics memiliki suatu fenomena yang bermacam macam, berawal dari kemajuan teknologi dibidang biologi dan sains kemudian dijadikan media dalam kebijakan kesejahteraan serta perkembangan politik, gaya baru perang modern hingga rekayasa genetika.

Dengan melihat perkembangan dari para Foucaldian yakni para pengikut pemikiran dan konsepsi dari Foucault, biopolitics menjadi suatu hal yang sangat menjanjikan dalam penyelesaian kebijakan serta pengambilan kekuasaan diatas sebuah konstitusi negara yang legal.

(38)

penduduk yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah dan memiliki kualitas ligkungan yang baik.

Biopolitics ditujukan untuk sebuah jaminan atas keselamatan dan kondisi serta kesejahteraan negara dalam menghadapi ancaman domestik maupun luar,

biopolitics secara modern berperan dalam kehidupan layak dalam artian terjaminnya kesehatan dengan salah satunya pengendalian populasi nasional.

Whereas classical sovereignty sought to ensure the security of the state itself in the face of foreign and domestic threats, modern biopolitics aims to ensure the health and well being of national populations.8

Analisis biopolitics modern berawal dari abad 18 dimana sektor industri dan kemajuan akan teknologi semakin berkembang dan pemerintah memiliki beberapa permasalahan dibidang pembangunan kota dan pusat pusat industri.

Dengan melihat dari kacamata ilmu sosial maka terjadilah beberapa fenomena sosial yang merupakan dampak dari teknologi dan sains alam yang tidak dapat diimbangi dengan regulasi yang tepat, seperti terjadinya kemiskinan, kelaparan serta pengangguran. Terlebih rusaknya kualitas lingkungan menjadikan beberapa penyakit pandemic menyerang masyarakat sipil.

Diawal abad 19 pemerintah mulai menegakkan sebuah jaminan atas kelangsungan hidup manusia yang dianggap sebagai makhluk hidup bukan lagi sebagai subjek hukum. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan, jaminan

(39)

25

kesehatan, serta kesehatan masyarakat terus menjadi upaya pemerintah yang senantiasa tiada hentinya untuk mewujudkan masyarakat yang berkaualitas.

Praktik kekuasaan terjadi dengan memasukkan peran administrasi publik dalam mengatasi permasalahan sosial (kemiskinan, pengangguran, gizi buruk) yang terjadi, dimana administrasi publik dan birokrasi diharapkan dapat menjalankan kebijakan politis yang dicanangkan pemerintah serta dapat memanajemen permasalahan tersebut.

Biopolitics menjadi konsentrasi utama dalam manajemen populasi terlebih pada abad 18 dan berikutnya, populasi akan menjadi fokus utama dalam sebuah pemerintahan seperti yang dikutip dari jurnal Isacco Turina.

biopolitics refers to the management of populations. According to him, population is a recent actor, which entered history in the 18th century and soon became a major concern for governments.9

(40)

Dengan adanya pendekatan institusi kesehatan yang memainkan peran ilmu kedokteran dalam membentuk suatu norma kehidupan yang sehat, negara sebagai pemegang kedaulatan dapat melakukan regulasi yang tepat dalam mengatasi permasalahan sosial dengan menggunakan media ilmu kedokteran. Seperti doktrin himbauan larangan merokok dan beberapa norma baru yang dikeluarkan untuk mewujudkan kehidupan sehat yang berkualitas.

Giorgio Agamben associates biopolitics with Western models of, more specifically, with that modern sovereignty that takes life as its primary political value such that there is no separation or distinction between politics and life, what the state includes and what it excludes.11

Giorgio Agamben mengasosiasikan biopolitics dengan model barat yang lebih spesifik dimana kedaulatan modern mereka artikan kehidupan akan selalu berada dalam zona politik atau yang memiliki nilai yang tidak dapat dipisahkan atau dibedakan antara kehidupan dengan politik.

Michael Hardt and Antonio Negri memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat sebuah konsep biopolitics mereka menganggap bahwa biopolitics adalah sebuah kekuasaan untuk hidup.

Michael Hardt and Antonio Negri affirm biopolitics as the productive power of life, the disruptive and innovative potential that arises out of the interactions of the bodies and desires constitutive of the multitude.12

MichaelHardtdanAntonioNegrimenegaskanbiopoliticssebagai

kekuasaanproduktif dalam sebuahhidup, potensigangguandaninovatif dalam

11 Jodi Dean (2010), Drive as the structure of biopolitics: economy, sovereignty, and capture. Krisis Journal for contemporary philosophy. Nov 20, 2014. http://www.krisis.eu: hlm. 2.

(41)

27

rekayasa politik yangmuncul dariinteraksiterhadapseseorangyang seolah mementingkan keinginankonstitutiforang banyak.13

Biopolitics is best understood not as a mode of governance that takes life as its object but rather as the unintended byproduct of the clash between sovereign power and capitalist economics. Biopolitics is an effect of the capture of popular sovereignty in a kind of loop around the absence of political sovereignty in the economy.14

Biopoliticssebaiknya dipahamibukan sebagaicarapemerintahanyang mengambilkehidupansebagai subjeknyamelainkansebagai produk kebijakan yangtidak diinginkan daribentrokan antarakekuasaan yang berdaulatdan ekonomikapitalis. Biopoliticsadalah efekdaripengambilankedaulatan rakyat yang didalamnya terdapat semacamlingkarankedaulatan ekonomi.

2.1.(b)Biopower

Biopowermerupakan sebuah konsepsi baru yang diterapkan oleh negara negara modern dimana mereka mampu melakukan pengendalian atas sebuah kelahiran dan kematian menngunakan regulasi yang tepat serta hasil akhir yang dicapai adalah sebuah kontrol terhadap populasi.

Biopower pertama kali dicetuskan oleh Foucault dalam bukunya the history of sexuality, dalam bukunya Foucault mengemukakan bahwa hubungan antara kesehatan masyarakat, regulasi hereditas (keturunan) serta regulasi dari dampak memiliki banyaknya keturunan. Dari sekian regulasi yang diambil acapkali tidak

13 Isacco Turina (2012), Vatican Biopolitics. Social compass. Nov 4, 2014.

http://www.tcs.sagepub.com: hlm. 136.

(42)

dihubungkan dengan proses politik yang terjadi, berangkat dari sinilah sebuah konsepsi biopolitics mulai muncul di era abad 18.

Biopower is a technology of power; the distinctive quality of this political technology is that it allows for the control of entire populations.15

Biopower merupakan sebuah teknologi baru dalam sebuah manajemen populasi dengan melibatkan teknologi rekayasa biologis dengan bantuan sains.Biopower dapat dikatakan sebuah teknologi politik yang menghendaki untuk mempolitisasi sebuah tubuh manusia yang harus diambil kekuasaannya karena konsekuensi sebagai warga negara.

Dalam kelas perkuliahannya di Collège de France pada tahun 1978Foucault mengatakan bahwa:

“By this I mean a number of phenomena that seem to me to be quite significant, namely, the set of mechanisms through which the basic biological features of the human species became the object of a political strategy, of a general strategy of power, or, in other words, how, starting from the 18th century, modern Western societies took on board the fundamental biological fact that human beings are a species. This is what I have called biopower”.16

Spesies manusia dianggap sebagai objek dalam sebuah strategi politik untuk mengambil sebuah kekuasaan individu dengan strategi kekuasaan melibatkan sains dan teknologi biologi. Pada awal abad 18 negara modern menggunakan landasan biologi bahwa manusia adalah sebuah spesies dan ketika kekuasaaannya diambil secara otomatis maka manusia bukan lagi sebuah makhluk hidup melainkan sebuah subjek hukum dan hal itu disebut sebagai biopower.

15 Amedeo Policante (2006), War Againts Biopower :Timely Reflection on an Historicist Foucault, Theory and Event, 13 march 2010, hlm. 6.

(43)

29

Bagian terpenting dalam sebuah biopolitics adalah bukan karena kemajuan sebuah teknologi, rekayasa sains alam namun terlebih penting adalah sebuah hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan alam adalah fungsi dan penggunaan dalam ranah ilmu sosial dimana nilai kegunaannya bermanfaat bagi publik bukan malah membuat sebuah ancaman dan bencana terhadap masyarakat. Dengan menggunakan regulasi yang tepat diharapkan sebuah kebijakan publik, ilmu politik, kesehatan masyarakat serta intitusi kesehatan mampu melindungi sebuah hasil dari kemajuan teknologi dalam aplikasi terhadap kehidupan sosial.

To argue pharmacology and behavioural genetics are forms of biopower aimed at representing and regulating the life forces of the population does not imply this biogenetic matrix necessarily harms or adversely disciplines the population, nor does it erase efforts by individuals to use these technologies as means of selfgovernment.17

Dalam perdebatan antara farmakologi dan ilmu genetika menyatakan bahwa bentuk perilaku biopower bertujuan mewakili dan mengatur kekuatan hidup penduduk, tidak berarti matriks biogenetis ini tentu membahayakan atau merugikan dalam upaya mendisiplinkan penduduk, juga tidak menghapus upaya individu untuk menggunakan teknologi ini sebagai sarana tatakelola kepemerintahan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian biopolitik ada penelitian yang memiliki relevansi yang sama dalam menganalisa suatu fenomena, namun hal tersebut berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Karena penelitian penulis memiliki objek dan

17 Majia Holmer Nadesan (2008), Governmentality, Biopower,and Everyday Life., New York:

(44)

variabel serta lokasi yang berbeda dengan penelitian pendahulu.Berikut penulis paparkan perbedaan penelitian penulis dengan penelitian pendahulu:

Tabel 2.1 Komparasi Penelitian Pendahulu

Penulis Peneliti Pendahulu

Nama

Achmad Fauzul A Nurul Maulina Robayani

Judul

(45)

31

(46)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian memiliki sebuah metode untuk mendapatkan hasil dari sebuah penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunkan metode penelitian kualitatif studi kritis dengan pendekatan metode studi kritis yang bertolak pada sebuah ilmu pengetahuan memiliki sebuah kebenaran subjektif, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Studi kritis merupakan mengembangkan sikap dan perilaku kesdaran atas sebuah kondisi yang sudah terjadi karena sebuah studi positif bisa saja melakukan manipulasi mentah terhadap apa yang telah ditelitinya.

Penelitian kualitatif dengan metode kritis berbeda dengan metode etnografi, fenomenologi maupun deskripsi dan eksperimental, peneliti tidak akan membahas mengenai fenomenologi sebuah pertumbuhan penduduk ataupun budaya suatu daerah serta mendeskripsikan bagaimana pertumbuhan suatu penduduk dalam suatu daerah. Metode kritis mampu membuka pikiran secara sadar atas sebuah pembekuan pemikiran yang disebabkan oleh sebuah penemuan yang telah terstruktur. Peneliti lebih melihat dari sisi filsafat dan keilmuan atas sebuah program yang telah dijalankan oleh pemerintah dalam menanggulangi pertumbuhan penduduk dalam sudut pandang baru yakni melalui konsep

(47)

33

Dalam penelitian ini penulis mendapatkanpenjelasan mengenai analisa penanganan permasalahan pertumbuhan penduduk dengan perspektif biopolitics, dimana praktitk kekuasaan dapat diambil mutlak oleh sebuah rezim yang diciptakan oleh negara, pengetahuan dan kebenaran objektif hingga membentuk sebuah wacana kebenaran dalam sebuah arsitektur medical administrative yang menciptakan sebuah nilai normatif yang dapat juga disebutbiopower.

Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan atau solusi langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian merupakan bagiannya saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.18

Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan19.

Denzin dan Lincoln memiliki pandangan berbeda dalam menentukan definisi sebuah metode kualitatif, jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang

18 Dr.Syaifudin Azwar, MA (1998), Metode penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 12.

(48)

menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.20

Sugiyono berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah.21

Metode penelitian ini digunakan sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi subyek secara keseluruhan. Penggunaan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada agar penelitian ini dapat bersifat menyeluruh.

Penetuan metode yang digunakan dalam sebuah penelitian dijadikan sebagai tolak ukur hasil sebuah penelitian yang pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kualitatif dengan tujuan pemecahan masalah, namun pada praktiknya tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan klasifikasi data namun harus dilakukan analisa dan klasifikasi terhadap data tersebut.

Metode kualitatif dengan pendekatan studi kritis dapat dijadikan sebagai metode dalam menganalisa sebuah praktek biopolitics dalam menangani permasalahan ledakan laju pertumbuhan penduduk yang dikhawatirkan memberikan dampak yang sangat krusial dan menciptakan sebuah permasalahan sosial untuk negara.

20 Lexy J. Moloeng (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. 13. Bandung: Remaja Rosda

Karya, hlm. 5.

21 Sugiyono (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R&D, Bandung : ALFABETA

(49)

35

3.2 Lokasi dan Subyek Penelitian

Dalam penelitian analisis penanganan pertumbuhan penduduk dalam perspektif

biopolitics, penulis memilih lokasi Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan analisa atas kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Peneliti memperhatikan subyek utama yakni Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah serta persepsi masyarakat terhadap arsitektur kepemimpinannya terutama dalam kajian lingkungan dan penanganan pertumbuhan penduduk.

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Tengah dengan Ibukota Semarang sebagai sarana studi lapangan, dengan penggunaan metode penelitian kualitatif studi kritis diharapkan penulis dapat menemukan suatu informasi yang akurat dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi.

Penulis memilih lokasi Provinsi Jawa Tengah karena keadaan laju pertumbuhan penduduk didaerah tersebut mampu diatasi oleh pemerintah provinsi, hal ini terbukti dengan penurunan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tajam, bahkan pada sensus penduduk ditahun 2010 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah mendapatkan peringkat pertama dalam menangani pertumbuhan penduduk dengan indeks laju pertumbuhan penduduk hanya sebesar 0,37%.

(50)

mengikuti program yang dilakukan oleh pemerintah, namun kesadaran masyarakat tersebut masih memiliki sebuah dilematis tersendiri yakni apakah kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat kerupakan kesadaran dalam dirinya sendiri ataukah hanya sebuah tindakan yang dilakukan karena semata mata adanya sebuah legitimasi dalam Program Keluarga Berencana dan hal ini bisa disebut kesadaran yang dibawa oleh alam bawah sadar manusia.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan area inti dalam sebuah penelitian dimana dengan fokus penelitian diharapkan suatu penelitian bisa berjalan dengan arah yang telah ditentukan serta menjurus terhadap hasil yang sudah diinginkan dalam mencari suatu jawaban atas penelitian tersebut.

Fokus penelitian dilakukan agar suatu penelitian tetap berjalan pada suatu rumusan masalah yang telah ditetapkan dan tidak membahas diluar jalur rumusan masalah, melalui uraian diatas maka fokus penelitian ini adalah analisa penanganan pertumbuhan penduduk melalui sebuah jalan politik yang disebut dengan biopolitics dengan menggunakan media administrasi medis dalam medapatkan sebuah biopoweratas resistensi setiap individu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(51)

37

1. Indepth interview atau wawancara

Teknik wawancara digunakan dalam pengumpulan data dalam menunjang suatu penelitian terutama untuk dijadikan sebagai data primer, dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap ahli medis yang ahli dalam menangani program Keluarga Berencana yakni seorang dokter bernama dr.Hadi Puspito serta bidan desa bernama Ririn Restati, A.Md, SKPD terkait yakni BKKBN dalam jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menjalankan suatu pemerintahannya. Selain itu penulis juga mewawancara kepala dinas atau badan serta kantor terkait dalam penanganan pertumbuhan penduduk yakni Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Penulis telah melihat persepsi masyarakat terkait program Keluarga Berencana yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mengatasi pertumbuhan penduduk, namun dilain sisi penulis akan melihat kesadaran masyarakat atas pengambilan hak dan kekuasaan dalam dirinya untuk melakukan regenerasi keturunan dalam hal ini praktik biopolitics yang telah dijalankan. 2. Observasi

(52)

akseptor keluarga berencana, serta melihat kondisi psikologis masyarakat dengan melakukan wawancara sebagai akseptor Program Keluarga Berencana guna mendukung praktik biopolitics pemerintah.

3. Studi literatur

Studi literatur merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mencari refrensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Studi literatur menggunakan beberapa refrensi dan buku yang telah didapatkan pada BKKBN Provinsi Jawa Tengah, memanfaatkan bahan perpustakaan serta jurnal internasional mengenai biopolitics dan biopower.

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan penelusuran jalan dan identifikasi, untuk melengkapi dan mempertajam data dari wawancara serta observasi. Studi dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kebijakan yang ada, dengan demikian dari studi dokumentasi akan diperoleh gambaran jelas mengenai isi dan substansi yang ada. Dalam studi dokumentasi penulis melakukan beberapa wawancara terhadap penduduk Provinsi Jawa Tengah dan sebagian besar bahkan hampir semua telah menjadi akseptor KB khususnya bagi wanita usia subur.

3.5 Pemilihan Informan

(53)

39

Informan metode penelitian meliputi beberapa macam yaitu: (1) informan kunci (key informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai infomasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.22 Dalam penelitian ini

penulis menggunakan informan sebagaimna yang tercantum berikut:

1) Key informan dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam artian BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jawa Tengah sebagai pelaksana program Keluarga Berencana yang ditugaskan menangani permasalahan pertumbuhan penduduk, dalam hal ini penulis melakukan pendekatan dengan teknik wawancara guna mengetahui project biopolitics dengan biopower dari program Keluarga Berencana dalam upayanya untuk mengatasi ledakan pertumbuhan penduduk. Penulis melakukan wawancara bersama bapak Djoko Susanto, SH., MM selaku Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga pada BKKBN Prov Jawa Tengah.

2) Informan utama dalam penelitian ini adalah para ahli medis yang mengerti mengenai pelaksanaan dan aplikasi dari program Keluarga Berencana termasuk menjaring akseptor terhadap masyarakat agar mengikuti program pemerintah dalam mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera tanpa memperlihatkan pengambilan kekuasaan dan hak kepada masyarakat publik

22 Bagong Suyanto (2005), Metode Penelitian Sosial: Berbagai alternatif pendekatan, Jakarta:

(54)

dalam menentukan keputusan regenerasi. Ahli medis yang penulis dapatkan pada saat wawancara adalah seorang dokter, bapak dr. Hadi Puspito beliau menjelaskan mengenai dampak dan tujuan dari Program KB. Kemudian ada juga seorang bidan Ririn Restati, A.Md yang menjelaskan mengenai teknik dan pemakaian serta pengentahuan mengenai menjadi akseptor KB.

3) Informan tambahan adalah para masyarakat Provinsi Jawa Tengah yang mengikuti program Keluarga Berencana yakni ibu Masrifah seorang warga Semarang dengan usia 52 tahun yang memiliki lima orang anak dan ibu Sundari seorang warga Solo dengan usia 43 tahun yang memiliki 2 orang anak. Wawancara tersebut ditujukan untuk melihat persepsi masyarakat Provinsi Jawa Tengah secara langsung terhadap adanya program Keluarga Berencana, ketersediaan masyarakat dalam mengikuti program KB juga merupakan kunci penting dalam penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Secara definisi instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Interview Guide (Pedoman Wawancara)

(55)

41

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi pada dasarnya berisi kerangka data yang akan dikumpulkan dalam penelitian.

3. Pedoman Dokumentasi

Terdiri garis besar data yang diperlukan dalam menunjang penelitian. 4. Field Note (Buku Catatan)

Berupa catatan lapangan yang dipergunakan untuk menulis apa yang telah diamati dan dialami dalam rangka proses pengumpulan data.23

3.7 Sumber Data

Dalam suatu penelitian ada dua jenis sumber data yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menganalisa suatu data penelitian, adapun jenis data tersebut adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan penulis secara langsung dari sumbernya baik melalui wawancara maupun observasi. Sumber tersebut diperoleh dari informan atau responden yang telah ditentukan oleh penulis, informan dan responden tersebut memiliki interaksi secara langsung dengan program penanganan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana yang terdapat unsur biopolitics dalam mengatasi hal tersebut. Penulis mendapatkan data berupa wawancara dengan Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga pada BKKBN Prov Jawa Tengah untuk mengetahui bagaimana proses

Gambar

Tabel 1.1 Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010
Tabel 1.2  Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi
Tabel 2.1 Komparasi  Penelitian Pendahulu
Gambar 4. 1 Logo Provinsi Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data : Ibu Ngatini selaku wali murid dari Meita kelas 6 Deskripsi data: Wawancara yang penulis lalukan kali ini terkait dengan hasil yang didapatkan orang tua setelah

Hanya saja pada kejadian sehari-hari daun singkong alami relatif tidak bigitu disukai oleh ikan gurami, untuk itu agar daun singkong dapat dimakan dan dimanfaatkan

Dyah Setyaningrum dan Febriyani Syafitri (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan

Mesin bubut kayu merupakan salah satu mesin yang paling sering digunakan di bengkel atau pabrik mebel kayu. Alasannya adalah karena mesin bubut ini memiliki banyak fungsi

1) Kebutuhan perangkat lunak (Software); terdiri dari perangkat lunak sistem operasi dan program yang akan digunakan untuk memprogram PLC yang akan dikontrol dari

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan berkat, kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karet alam termoplastik, kopoli (NR-ST) yang disintesis dari 85 bagian karet alam dan 15 bagian monomer stirena secara kopolimerisasi cangkok emulsi yang memiliki efisiensi