• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan Peringkat

Dalam dokumen Laporan Hasil Survey (Halaman 133-146)

Peta 6.20 Peta Persebaran Komoditas Desa Madiredo

F. Bagan Peringkat

Bagan peringkat digunakan untuk mengetahui komoditas unggulan di Desa Madiredo dengan memberikan peringkat pada masing-masing komoditas. Terdapat 5 kriteria yang digunakan dalam menilai dan menentukan komoditas yang utama di Desa Madiredo adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan

Luas lahan dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penentuan komoditas utama dikarenakan semakin luas suatu lahan pertanian maka hasil produksi diperkirakan juga semakin besar.

a. Apabila luas lahan pertanian > 100 Ha, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (51-100) Ha, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-134

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

c. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (0-50) Ha, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.

2. Hasil produksi

Indikator yang kedua adalah hasil produksi yang dapat dilihat dari jumlah hasil produksi komoditas setiap panennya.

a. Apabila hasil produksi > 200 kg/panen, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila hasil produksi untuk komoditas tanaman berkisar antara (101-200) kg/panen dan hasil produksi susu (101-175) l/hari, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila hasil produksi komoditas tanaman berkisar antara (0-100) kg/panen dan hasil produksi susu (25-100) l/hari, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.

3. Kualitas

Indikator yang ketiga adalah kualitas yang dilihat dari hasil produksi komoditas tanaman yang dihasilkan.

a. Apabila kualitas tanaman hasil produksi baik, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila kualitas tanaman hasil produksi sedang, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila kualitas tanaman hasil produksi buruk atau tidak baik, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.

4. Wilayah Pemasaran

Indikator wilayah pemasaran komoditas dinilai dari jumlah dan radius tempat pemasarannya. Hal ini dikarenakan semakin jauh wilayah pemasaran hasil produksi menandakan bahwa hasil produksi semakin baik. a. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius > 60 km, nilainya

adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (31-60) km, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-135

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

c. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (0-30) km, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.

5. Keuntungan Harga Jual

Keuntungan harga jual merupakan indikator terakhir yang dapat dilihat berdasarkan laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil pemasaran. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Apabila keuntungan harga jual > Rp.60 juta, nilainya adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila keuntungan harga jual berkisar antara (Rp.41-Rp.60) juta, nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila keuntungan harga jual < Rp.40 juta, nilainya adalah satu dan dilambangkan dengan +.

Apabila diantara beberapa komoditas yang jumlah terakhirnya sama, maka untuk menentukan komoditas yang paling tinggi rankingnya adalah dilihat dari jenis komoditi yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Berikut merupakan bagan peringkat komoditas Desa Madiredo.

Tabel 6.33 Bagan Peringkat Komoditas Desa Madiredo

Komoditas Luas Lahan

Hasil

Produksi Kualitas

Wilayah

Pemasaran Keuntungan Jumlah Peringkat

Apel +++ +++ +++ +++ ++ 14 I

Wortel ++ +++ +++ +++ ++ 13 II

Kol + +++ +++ +++ ++ 12 V

Kubis + +++ +++ +++ ++ 12 IV

Susu ++ +++ +++ +++ + 12 III

Sumber : Hasil PRA 2012

Berdasarkan Tabel 6.33 mengenai bagan peringkat, diketahui bahwa komoditas pertanian apel merupakan komoditi utama yang terdapat di Desa Madiredo. Hal ini dikarenakan berdasarkan lima indikator penentu, jumlah akumulatif dari komoditas apel adalah yang tertinggi.

Komoditas yang berada pada peringkat kedua adalah wortel. Hal ini dikarenakan hasil produksinya tinggi, selain itu kualitasnya juga baik dan dengan wilayah pemasaran yang jauh serta dengan keuntungan yang tidak sedikit juga.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-136

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Kemudian yang berikutnya adalah kol, kubis dan susu dengan jumlah akumulatif yang sama. Akan tetapi setelah memperhatikan juga kebutuhan dan komoditas yang lebih sering dibudidayakan masyarakat, komoditas dengan peringkat ketiga, keempat dan kelima adalah produksi susu, kubis dan kol.

G. Pariwisata

Desa Madiredo adalah salah satu desa di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang yang memiliki potensi wisata. Desa wisata sendiri adalah suatu desa yang memiliki potensi wisata dengan didukung oleh adanya koonsep dasar suatu desa wisata yaitu akomodasi dan sektor wisata itu sendiri. Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Desa Madiredo merupakan desa dengan beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan secara maksimal atau bahkan belum terjamah oleh sebagian besar masyarakat desa itu sendiri. Beberapa potensi wisata di Desa Madiredo antara lain adalah:

1. Air Terjun Coban Sriti a. Atraksi

Air terjun ini berada di Dusun Sumbermulyo. Wisata ini belum dikembangkan sama sekali, masyrakat hanya memanfaatkan air terjun ini untuk mengairi sawah dan kebun-kebun mereka sehingga di lokasi air terjun itu sendiri aliran airnya sudah semakin sedikit. Sebenarnya, di pusat lokasi air terjun coban sriti ini sendiri sudah tidak terdapat pancuran airnya lagi karena sudah digunakan untuk mengairi sawah dan kebun-kebun sekitar. Namun uniknya, pemandangan alam yang disuguhkan di tempat wisata ini maupun selama perjalanan menuju tempat ini sangatlah menakjubkan. Nuansa alam yang masih sejuk dan asri dengan pepohonan yang sangat tinggi dan bebatuan alam yang menghiasi sungai-sungai di sekitarnya, di samping itu masih sangat banyak lahan hijau berupa sawah maupun perkebunan yang amat luas meliputi perkebunan tomat, cabai, apel, sayur kol, wortel, seledri, kentang, stroberi, dan masih banyak lagi kebun-kebun yang menambah keindahan lokasi ini.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-137

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

b. Transportasi

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, dalam hal transportasi yang digunakan untuk menuju lokasi air terjun coban sriti sebenarnya harus ditempuh dengan jalan kaki. Medan yang sulit dan masih banyaknya jalan sempit yang tertutupi oleh berbagai macam tumbuhan menyebabkan tidak dapatnya kendaraan mengakses lokasi air terjun ini. Namun, terkadang orang-orang sekitar jika ingin menuju lokasi sekitar menggunakan sepeda motor khusus yang bisa digunakan sampai tingkat tanjakan tertentu. Hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh lelaki melihat resiko yang cukup besar dan medan yang cukup sulit. Walaupun dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor khusus, pada kondisi tertentu bisa saja diharuskan untuk berjalan kaki dan memarkir kendaraan untuk sementara. Air terjun ini yang berada 5 km dari pusat Dusun Sumberlyo, berkaitan juga dengan transportasi menuju lokasi yang berpotensi wisata yakni Air Terjun Coban Sriti, aksesibilitas menuju lokasi ini juga dapat dikatakan masih rendah. Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan menuju Coban Sriti dari dusun terdekat adalah 4 jam dengan berjalan kaki. Jalan terbaik yang dapat dilalui adalah jalan setapak. Selebihnya jalan yang masih tertutupi oleh rimbunnya tanaman hutan. Lokasinya yang berada di puncak gunung menyebabkan jalan yang harus dilalui sangat curam naik dan turunnya. Dikarenakan Coban sriti ini merupakan kawasan yang masih jarang terjamah oleh masyarakat umum, sering kali terlihat dan melintas hewan-hewan hutan seperti ular, kucing hutan, dan sejenisnya yang juga menjadi salah satu kendala untuk menuju lokasi Air Terjun Coban Sriti.

c. Promosi

Air Terjun Coban Sriti memang merupakan tempat yang berpotensi untuk dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya yang sangat memukau. Namun sayangnya masih sangat minim masyarakat luas yang mengetahuinya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya promosi dan pengenalan potensi wisata ini. Masyarakat sekitar hanya sering

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-138

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

mengantarkan tamu-tamu atau pejabat pemerintah yang berkunjung kesana. Pemerintah setempat juga sering mengunjungi tempat ini namun sepertinya kurang adanya kepekaan terhadap potensi yang dimiliki oleh Coban Sriti itu sendiri.

d. Informasi

Coban Sriti memanglah air terjun yang berada di Desa Madiredo tepatnya masih masuk dalam kawasan Dusun Sumbermulyo. Berdasarkan hasil survei primer yang didapat, masyarakat Desa Madiredo sendiri masih banyak yang belum pernah sama sekali mengunjungi lokasi tersebut terkecuali bagi mereka yang berladang, berkebun, dan mencari kayu bakar di sekitar lokasi Coban Sriti. Tak heran jika yang sudah pernah mengunjungi tempat tersebut didominasi oleh bapak-bapak. Hal itu pun mereka lakukan jarang atau bahkan juga tidak pernah sampai ke puncak Coban Sriti. Sedangkan ibu-ibu dan anggota masyarakat yang lain hanya mengerti Coban Sriti berdasarkan informasi yang mereka dapat dari mulut ke mulut saja.

e. Servis

Dikarenakan tempat-tempat yang menjadi potensi wisata belum dikembangkan di Desa Madiredo, maka belum ada servis atau pelayanan terkait dengan Air Terjun Coban Sriti. Tidak ada pelayanan yang spesifik seperti tempat penginapan, tour guide atau yang sejenisnya karena memang belum ada pengembangan sama sekali. Jika ada tamu desa atau sejenisnya yang ingin berkunjung ke Coban Srit, maka biasanya warga yang bersedia dan memang hafal dengan medan akan menjadi petunjuk menuju Coban Sriti.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-139

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.75 Kondisi Air Terjun Coban Sriti Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

2. Air Terjun Watu Gedek a. Atraksi

Sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali. Namun terdapat perbedaan dengan Coban Sriti, Air Terjun Watu Gedek ini airnya masih mengalir sangat deras dan sangat dingin. Air terjun ini berada di atas Air Terjun Coban Sriti. Tak berbeda jauh dengan Coban Sriti, pemandangan alam yang disuguhkan selama menempuh perjalanan dan ketika berada di lokasi Watu Gedek sangatlah menakjubkan. Air terjun yang dikelilingi oleh hutan lindung dan berada di antara tebing-tebing yang tinggi mebuat Watu Gedek semakin indah. Masyarakat Madiredo dengan difasilitasi pemerintah daerah memanfaatkan derasnya Air Terjun Watu Gedek sebagai sumber air bersih yang mereka gunakan sehari-hari melalui sistem perpipaan dan tergabung dalam satuan HIPAM yakni Himpunan Masyarakat Pemakai Air Minum dengan biaya abonemen yang relatif rendah dan terjangkau setiap bulannya.

b. Transportasi

Lokasi Watu Gedek yang memang berdekatan dengan Coban Sriti menyebabkan sarana mengenai transportasi untuk mencapai lokasi tidak jauh berbeda. Tidak dapat dilalui oleh kendaraan kecuali sepeda motor khusus dan itu pun tidak menjamin sepeda dapat mencapai pusat lokasi Watu Gedek, apalagi jika hujan turun, kendaraan sama sekali tidak dapat

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-140

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

menjangkau lokasi Watu Gedek. Begitupun dengan pejalan kaki harus sangar berhati-hati karena medan yang dilalui banyak bebatuan gunung yang tinggi dan tajam karena lokasinya lebih puncak lagi daripada Coban Sriti. Air Terjun Watu Gedek ini juga berada di Dusun Sumbermulyo, sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali. Berada sekitar 7 km dari Coban Sriti dan untuk mencapai lokasi ini tingkat aksesibilitasnya juga masih sangat rendah. Jalan yang harus ditempuh lebih menanjak dan harus melalui tanaman-tanaman semak yang cukup tinggi. Bebatuan gunung yang besar dan tajam membuat perjalanan yang kita tempuh untuk mencapai pusat lokasi cukup beresiko. Jika melakukan perjalanan di saat hujan turun, harus lebih ekstra berhati-hati karena medan yang ditempuh menjadi sangat licin dan sebagian tanahnya menjadi mudah longsor.

c. Promosi

Mayoritas potensi wisata yang ada di Desa Madiredo memang belum pernah dipromosikan dengan baik kepada masyarakat luas. Masyarakat Madiredo sendiri masih banyak yang belum mengetahui tentang lokasi yang berpotensi menjadi tempat wisata di daerah mereka. Masyarakat memang mengalami kesulitan untuk mempromosikan daerah mereka karena memang potensi wisata yang ada belum dikembangkan. Sebagian warga Desa Madiredo terkadang menjadi penunjuk jalan jika ada tamu luar seperti mahasiswa yang sedang praktek atau pemerintah setempat yang ingin melakukan penelitian sambil memperkenalkan Air Terjun Watu Gedek yang juga menjadi sumber HIPAM di desa mereka.

d. Informasi

Informasi mengenai keberadaan Air Terjun Watu Gedek sudah cukup tersebar luas di kalangan masyarakat Madiredo, hanya saja mayoritas dari mereka belum ada yang pernah mengunjungi lokasi tersebut dikarenakan memang medannya yang sangat susah. Hanya orang-orang yang berladang

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-141

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

dan berkebun yang sering melewati jalan menuju Watu Gedek, dan hanya beberapa saja yang pernah sampai pada puncak Watu Gedek.

e. Servis

Sama seperti Coban Sriti dan lokasinya pun juga berdekatan, belum ada servis yang spesifik untuk melayani wisatawan yang mungkin ingin mengunjungi Air Terjun Watu Gedek. Namun sejauh ini masih belum ada wisatawan khusus yang berkunjung ke Watu Gedek, selain pemerintah setempat atau kelompok-kelompok yang ingin melakukan observasi atau penelitian.

Gambar 6.76 Kondisi Air Terjun Watu Gedek Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

3. Telaga Madiredo a. Atraksi

Telaga Madiredo ini merupakan telaga alami kecil yang berukuran 25m x 15m dengan kedalaman kurang lebih 1 m. Telaga ini memang berpotensi menjadi lokasi wisata karena memang lingkungannya yang masih alami dan dikelilingi oleh hutan serta sawah yang membentang luas. Dikarenakan lokasi telaga ini dekat dengan permukiman penduduk dan belum ada pengembangan, maka masyrakat sekitar sering memanfaatkan aliran air telaga ini untuk mencuci pakaian. Sedangkan anak-anak kecil sering memanfaatkan telaga ini untuk bermain dan berenang bersama di pagi dan siang hari. Belum ada sarana penunjang yang berada di sekitar telag ini, hanya sebuah ruang ganti sederhana yang biasa digunakan oleh anak-anak setelah bermain di telaga.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-142

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

b. Transportasi

Telaga yang berada di Dusun Leboh ini sebenarnya sudah bisa dilalui akses kendaraan untuk menuju lokasinya. Hanya saja, sekitar 800m sebelum lokasi, kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat minim dan licin. Berada di tengah-tengah Dusun Leboh membuat telaga ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup mudah karena memang untuk mencapai lokasi ini jalan di sekitarnya sudah berupa aspal. Mobil pun dapat melewati jalan menuju Telaga Madiredo ini. Namun sekitar 800m dari telaga kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat sempit dan licin.

c. Promosi

Karena telaga ini sudah merupakan bagian dari masyarakat dan sering dimanfaatkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka tidak begitu peka bahwa sebenarnya Telaga Madiredo berpotensi untuk dijadikan tempat wisata sehingga mereka tidak pernah memperkenalkan telaga ini kepada para tamu desa atau pengunjung Desa Madiredo.

d. Informasi

Dapat dikatakan bahwa Telaga Madiredo ini sudah dekat dengan masyarakat, sudah sering dilalui oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis, informasi mengenai keberadaan Telaga Madiredo ini sudah menyebar ke seluruh pelosok Desa Madiredo dan mereka pun sebagian besar sudah pernah bahkan sering mengunjungi telaga ini.

e. Servis

Telaga Madiredo juga sama seperti Coban Sriti dan Watu Gedek, belum ada pelayanan khusus. Hanya ada satu ruang ganti dan kondisinya pun tidak layak digunakan sebagai tempat ganti. Masyarakat sekitar biasanya yang menunjukkan jalan dan arah untuk menuju lokasi ini.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-143

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.77 Kondisi Telaga Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

4. Petik Apel a. Atraksi

Potensi wisata petik apel ini sebenarnya merupakan potensi wisata yang berada di hampir semua dusun di Desa Madiredo karena mayoritas masyarakatnya memiliki kebun apel dan juga bekerja sebagai petani apel. Lokasi petik apel yang paling mendominasi berada di Dusun Bengkaras. Hanya saja belum ada fasilitator yang bekerja sama untuk mengembangkan wisata petik apel yang merupakan ciri khas Desa Madiredo tersebut. Jika dapat dikembangkan dengan baik, wisata petik apel ini menyuguhkan wahana petik apel langsung dari kebun oleh para pengunjungnya sendiri dan dapat langsung dinikmati. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana petani apel memanen hasil berupa apel, menimbang, serta mengangkutnya ke truk untuk didistribusikan ke berbagai kota dan daerah sekitar.

b. Transportasi

Berbicara mengenai tranportasi yang menunjang untuk menuju lokasi petik apel ini sangatlah mudah dibandingkan dengan lokasi-lokasi lain yang sudah dijelaskan di atas. Kebun apel yang berada di hampir seluruh wilayah Desa Madiredo dan lokasi yang mudah dijangkau membuat semua kendaraan bisa menuju lokasi. Akan tetapi untuk menuju kebunnya, mayoritas kita harus berjalan kaki sedikit kurang lebih 100m. Dengan

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-144

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

adanya kemudahan transportasi yang dapat menjangkau lokasi petik apel, maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat aksesibiltasnya mudah. Jalan menuju lokasi petik apel sudah dengan menggunakan perkerasan aspal, kecuali jalan setapak menuju pusat lokasi yang harus dengan berjalan kaki masih menggunakan perkerasan tanah dan sebagiannya menggunakan perkerasan makadam.

c. Promosi

Pada tahun 2010-2011 diadakan pembangunan akses jalan aspal di Dusun Leboh sekaligus peresmian agrowisata petik apel. Namun, karena kurangnya strategi pengembangan yang baik, wisata petik apel ini menjadi kurang optimal, tidak ada pengunjung yang datang.

d. Informasi

Kebun apel yang mendominasi wilayah perkebunan Desa Madiredo mayoritas status kepemilikannya adalah milik mereka pribadi, tidak ada yang milik pemerintah. Petik apel juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh Desa Madiredo, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa 100% masyarakat Madiredo mengetahui tentang potensi petik apel ini.

e. Servis

Komoditas apel yang menjadi ciri khas pertanian Desa Madiredo membuat kebun apel yang ada menjadi perhatian bagi sebagian besar masyarakat luas. Sudah lumayan banyak pengunjung baik itu pemerintah maupun wisatawan yang memang bertujuan untuk berlibur, memilih wisata petik apel. Biasanya pemilik kebun akan menjadi tour guide atau pemandu wisata di dalam kebun apel. Mereka akan menjelaskan pada pengunjung mengenai proses penanaman hingga distribusi hasil panen apel.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-145

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.78 Hasil Produksi Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-146

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Dalam dokumen Laporan Hasil Survey (Halaman 133-146)