• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa

Dalam dokumen Laporan Hasil Survey (Halaman 74-87)

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-75

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.47 Foto Mapping Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa Desa Madiredo

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-76

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

3. Kawasan Prasarana

Kawasan prasarana meliputi jaringan jalan dan pelengkapnya, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan sanitasi dan sampah, jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi.

a. Jaringan Jalan

Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting bagi masyarakat sebagai penunjang seluruh aktivitas kegiatan serta memperlancar mobilitas penduduk di dalam suatu wilayah. Kondisi prasarana jaringan jalan di Desa Madiredo tidak terlalu baik, hal ini dikarenakan masih banyak terdapat ruas jalan di Desa Madiredo yang kondisi perkerasannya buruk dan membutuhkan perbaikan sesegera mungkin. Selain itu kondisi jalan yang tidak terlalu baik juga ditandai dengan masih adanya jenis perkerasan berupa makadam dan tanah di Desa Madiredo. Perkerasan jalan di Desa Madiredo meliputi perkerasan aspal, plester, makadam dan tanah. Namun sebagian besar memang telah menggunakan aspal, akan tetapi tidak sedikit ruas jalan yang kondisi perkerasan aspalnya tidak rata dan berlubang-lubang.

Hirarki jalan yang terdapat di Desa Madiredo meliputi jalan lokal sekunder, jalan lingkungan sekunder, jalan lingkungan sekunder I dan jalan lingkungan sekunder II.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-77

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.48 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Gambar 6.49 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder I Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Moda transportasi yang digunakan masyarakat untuk kegiatan di Desa Madiredo adalah berupa motor, mobil, truk, pick up dan sepeda. Moda transportasi berupa motor biasanya yang paling sering digunakan dalam

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-78

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

aktivitas kegiatan baik internal maupaun eksternal. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan moda transportasi motor, lebih mudah dan mempercepat pergerakan di dalam Desa Madiredo. Kemudian jenis transportasi yang lainnya adalah mobil. Penggunaan moda mobil ini biasanya untuk pergerakan eksternal untuk proses pendistribusian hasil sektor pertanian, peternakan maupun industri dari dalam desa sampai menuju luar kota dan pulau. Untuk moda transportasi berupa truk dan pick up biasanya digunakan untuk pendistribusian hasil sektor pertanian yang jumlahnya banyak dan menuju keluar desa. Sedangkan untuk moda transportasi berupa sepeda biasanya digunakan di dalam Desa untuk kepentingan pergerakan sehari-hari masyarakat.

Gambar 6.50 Kondisi Perkerasan Jalan Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Fasilitas pelengkap jalan yang ada di Desa Madiredo hanya berupa lampu jalan yang jumlahnya terbatas dan juga tidak berada sepanjang jalan. Berikut merupakan gambar dari fasilitas pelengkap jalan berupa lampu jalan.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-79

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.51 Lampu Jalan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

b. Jaringan Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh Desa Madiredo tidak menggunakan PDAM ataupun sumur, melainkan HIPPAM (Himpunan Masyarakat Pengguna Air Minum). HIPPAM adalah suatu sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh semua masyarakat Desa Madiredo dimana air bersih yang digunakan berasal dari sumber mata air yang berbeda-beda di setiap dusunnya. Berikut adalah tabel sumber air tiap dusun di Desa Madiredo:

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-80

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Tabel Jenis Sumber Air Desa Madiredo

No. Nama Dusun Jenis Air yang

Digunakan Nama Sumber Air

Sistem yang Digunakan

1. Bengkaras Air Permukaan Wot Suren Meterisasi

2. Sobo Air Bawah Tanah Umbul Meterisasi

3. Lebo Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Meterisasi

4. Delik Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Sebagian meterisasi

5. Sumbermulyo Air Bawah Tanah Sumber Mbah Man Belum meterisasi

Sumber: Hasil Survey Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya Dusun Bengkaras yang menggunakan jenis air permukaan, sedangkan dusun yang lainnya menggunakan air bawah tanah. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak berpengaruh pada kualitas air yang sampai pada masyarakat. Untuk sistem yang digunakan, sebanyak tiga dusun yaitu Dusun Bengkaras, Dusun Sobo, dan Dusun Lebo semuanya sudah menggunakan sistem meterisasi. Sedangkan untuk Dusun Delik hanya sebagian saja yang menggunakan sistem meterisasi. Untuk Dusun Sumbermulyo tidak menggunakan sistem meterisasi. Sistem meterisasi uni berpengaruh pada kualitas pelayanan air bersih yang diberikan oleh HIPPAM. Sistem meterisasi adalah sistem dimana penggunaan air setiap meternya dihitung menggunakan alat yang sudah terpasang pada masing-masing rumah. Untuk wilayah yang sudah menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya sudah tertanam di dalam tanah sehingga sudah jarang bahkan tidak pernah dijumpai kebocoran pipa dan kehilangan air. Sedangkan untuk wilayah yang belum menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya masih berada di atas permukaan tanah. Akibatnya, masyarakat sering mengalami kehilangan air dengan menurunnya debit air dan terkadang air keruh.

Debit air rata-rata di Desa Madiredo adalah sebesar 6,35 liter/detik untuk kapasitas produksi, dan sebesar 0,07 liter/detik untuk pemanfaatan di setiap rumah. Biaya abonemen setiap bulan yang ditanggung oleh masyarakat sangatlah terjangkau. Untuk sistem meterisasi, biayanya sedikit lebih mahal yakni Rp

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-81

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

7.000,- setiap bulan. Pemakaian maksimal pun yang biasanya dimiliki oleh industri-industri di sana hanyalah berkisar hingga Rp 15.000,- setiap bulan. Dusun-dusun yang belum menggunakan sistem meterisasi menanggung biaya abonemen yang lebih murah yakni berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,- setiap bulannya, namun mereka memiliki resiko kebocoran pipa dan kehilangan air yang cukup besar.

Gambar 6.52 Pipa Aliran HIPAM (belum meterisasi) Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Berikut ini adalah sistem pendistribusian air bersih oleh HIPPAM

Sistem meterisasi Belum sistem meterisasi

Sumber Air

Badan Penangkap Air

Pipa Distribusi

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-82

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

c. Jaringan Drainase

Kondisi saluran drainase di Desa Madiredo cukup memprihatinkan, karena sebagian besar saluran drainase didesain terdapat penyumbatan karena sampah ataupun kotoran hewan ternak. Selain itu tidak semua ruas jalan di Desa Madiredo memiliki saluran drainase, hal ini menyebabkan air limpasan hujan akan menggenang di jalan ketika hujan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pengendara jalan karena jalan akan menjadi licin dan dapat menyebabkan jalan akan menjadi rusak.

Jaringan Drainase di Desa Madiredo memiliki hirarki collector, conveyor dan maindrain. Drainase dengan hirarki collector terdapat di depan rumah warga, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan dan limpasan hujan. Jaringan drainase dengan hirarki collector di Desa Madiredo berbentuk persegi dan setengah lingkaran. Jaringan drainase collector ini menyambung dengan drainase dengan hirarki conveyor yang mengikuti ruas jalan pemukiman dan jalan utama menuju maindrain. Adapun data drainase yang terdapat di Desa madiredo adalah seperti pada Tabel 6.27 berikut.

Tabel 6.27 Bentuk Jaringan Drainase di Desa Madiredo

Lokasi

(Dusun) Keterangan

Hirarki Jaringan Drainase

Collector Conveyor Maindrain

Lebo Bentuk Persegi Setengah lingkaran

dan persegi

Setengah lingkaran

Perkerasan Semen Semen dan tanah Tanah dan kerikil

Sumbermulyo Bentuk lingkarandanpersegi Persegi Setengah lingkaran Perkerasan Semen danbatu Semen dan tanah Tanah

Sobo Bentuk Setengah lingkaran

dan persegi

Persegi dan setengah lingkaran

- Perkerasan Semen dan tanah

liat

Tanah -

Ndelik Bentuk Setengah lingkaran

dan persegi

Persegidan trapesium

- Perkerasan Semen danbatu Semen dan batu - Bengkaras Bentuk Setengah lingkaran,

trapesium dan persegi

Setengah lingkaran dan persegi

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-83

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Perkerasan Semen Semen -

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Jaringan drainase conveyor di desa Madiredo mempunyai bentuk persegi, trapesium dan setengah lingkaran yang digunakan sebagai pembuangan, tadah hujan dan juga sebagai saluran irigasi. Saluran drainase dengan hirarki maindrain di desa Madiredo berbentuk setengah lingkaran dan trapesium yang hanya terdapat pada dusun Lebo. Jaringan drainase di Desa Madiredo merupakan saluran terbuka dengan perkerasan sebagian besar berupa semen, tetapi masih pula terdapat perkerasan setengah batu dan semen serta perkerasan non permanen berupa tanah. Untuk kondisi sebagian besar adanya penyumbatan akibat kotoran hewan ternak. Berikut merupakan contoh kondisi drainase di Desa Madiredo.

Gambar 6.53 Kondisi Drainase (a) Lebar 25 cm dan tinggi 20 cm (b) Lebar 25 cm dan tinggi 25 cm

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-84

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Gambar 6.54 Penampang Drainase Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

d. Jaringan Sanitasi dan Sampah

Sanitasi merupakan sistem yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat. Sistem sanitasi merupakan cara atau metode yang di gunakan oleh masyarakat untuk membuang limbah rumah tangga. Seluruh rumah warga yang ada di Desa Madiredo telah memiliki MCK pribadi dan seluruhnya telah dilengkapi dengan septic tank pribadi sehingga tidak ada rumah warga yang membuang limbah langsung ke sungai. Setiap dusun di Desa Madiredo sudah tersedia MCK Umum yang telah dilengkapi dengan septic tank. Jumlah seluruh MCK Umum yang terdapat di Desa Madiredo sebanyak 6 buah yang terbagi 2 buah MCK Umum di Dusun Sumbermulyo, 2 buah MCK Umum di Dusun Lebo, 1 buah MCK Umum di Dusun Sobo, dan 1 buah MCK Umum di Dusun Sobo. Untuk di Dusun Delik tidak terdapat MCK Umum.

Sampah merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kegiatan manusia. Setiap hari manusia menghasilkan sampah sehingga diperlukan suatu sistem pengelolaan sampah. Sistem pengelolaan sampah yang ada di Desa Madiredo masih dilakukan secara individu yang dikelola oleh masing-masing rumah tangga. Rumah-rumah di Desa Madiredo belum dilengkapi dengan tempat sampah sehingga sistem pengelolaan sampah di Desa Madiredo masih menggunakan sistem pembakaran secara langsung dan tidak melalui pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Setiap rumah tangga biasanya membuat lubang di belakang rumah yang

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-85

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

kemudian sampah-sampah dikumpulkan untuk dibakar. Atau ada juga rumah-rumah yang mengumpulkan sampah di depan rumahnya dan kemudian dibakar. Desa Madiredo tidak memeiliki TPS dan tidak ada penanganan sampah oleh petugas kebersihan. Hal ini tentu akan sangat mengganggu masyarakat karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah selain menjadi polusi udara juga dapat mengganggu pernafasan. e. Jaringan Listrik

Kebutuhan akan tenaga listrik di Desa Madiredo berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebanyak 80% dan sisanya sebanyak 20% menumpang dengan rumah yang sudah teraliri listrik dari PLN. Hal itu dikarenakan kondisi keuangan dari warganya yang tidak mampu membayar biaya awal pemasangan listrik. Rata-rata tiap rumah yang sudah teraliri listrik itu mendapatkan daya 450 VA. Selain itu, pada setiap jalan terdapat tiang listrik dengan jarak antar tiang satu dengan tiang lainnya sebesar 50 meter. Pemanfaatan jaringan listrik selain sebagai penerangan, jaringan listrik juga berperan dalam proses memperoleh informasi secara tidak langsung, misalnya memperoleh informasi melalui televisi.

Gambar 6.55 Jaringan Listrik Sumber: Hasil Survei primer 2012

f. Jaringan Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi yang berkembang dengan baik dan banyak digunakan oleh masyarakat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang adalah melalui penggunaan telepon seluler sebanyak

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-86

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

90% dan sisanya 10% menggunakan telepon kabel dari perusahaan telekomunikasi.

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-87

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Dalam dokumen Laporan Hasil Survey (Halaman 74-87)