• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAMAN NENAS DAN KENCUR

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Subang untuk mendapatkan sampel kutu putih dan pengamatan biologi dilakukan di laboratorium Biosistematika Serangga Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung sejak bulan April 2007 sampai Oktober 2007.

Pengambilan sampel kutu putih

Sampel kutu putih dikumpulkan dari pertanaman nenas di desa Bunihayu Kecamatan Jalanjagak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan desa Bunihayu ini dilakukan dengan pertimbangan potensinya sebagai salah satu sentra produksi nenas dengan intensitas serangan kutu putih yang tinggi serta dijumpai kebiasaan petani menanam nenas bersama kencur. Bagian tanaman seperti pangkal daun yang terserang kutu putih diambil sebagai sampel dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi lubang udara. Sampel (± 50 daun) diambil dari beberapa kebun yang terserang kutu putih. Sampel tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan identifikasi dan perbanyakan (rearing).

Identifikasi Kutu Putih

Serangga kutu putih yang dikumpulkan, diidentifikasi untuk memastikan spesies kutu putih yang digunakan dalam penelitian adalah D. brevipes. Kutu putih yang akan diidentifikasi dibuat preparat terlebih dahulu sesuai metode Williams & Watson (1988). Pembuatan preparat dilakukan sebagai berikut: kutu putih yang digunakan untuk pembuatan preparat adalah imago betina. Kutu putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 2 ml alkohol 95%, dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit kemudian dituang ke dalam cawan sirakus. Toraks bagian dorsal kutu putih ditusuk dengan jarum untuk membuat lubang, selanjutnya kutu putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi larutan KOH 10% dan direbus sampai terlihat transparan. Kutu putih dipindahkan ke dalam cawan sirakus dan seluruh isi tubuhnya dikeluarkan. Selanjutnya kutu putih yang sudah dibersihkan tersebut, dicuci dengan akuades sebanyak dua kali, lalu direndam dalam larutan acid alkohol 50% selama 10 menit. Selanjutnya larutan asam fukhsin ditambahkan ke dalam larutan tersebut. Setelah beberapa menit, kutu putih direndam dalam glacial acetic acid selama semalam. Kutu putih didehidrasi dengan merendamnya dalam larutan alkohol 80% selama 5 menit, alkohol 100% selama 10 menit, larutan carbol xylene selama 2 menit, dan terakhir dalam akohol 100% selama 10 menit. Selanjutnya preparat direndam dalam minyak cengkeh selama 10 menit, ditetesi dengan balsam kanada dan siap untuk diamati di bawah mikroskop cahaya. Identifikasi dilakukan berdasarkan buku kunci identifikasi oleh Williams & Watson (1988), Williams & de Willink (1992) dan Williams (2004).

Perbanyakan Kutu Putih

Perbanyakan kutu putih dilakukan di laboratorium yang memiliki suhu sekitar 25±2 oC dan kelembaban 70±10%. Nimfa yang terdapat pada sampel diambil dengan kuas halus dan dipelihara sampai menjadi imago pada labu jepang atau kaboca (Cucurbita maxima: Cucurbitaceae). Seekor kutu putih diinokulasi pada masing-masing buah kaboca dengan menggunakan kuas halus, kemudian dipelihara dalam wadah plastik yang berukuran diameter 20 cm dan tinggi 14 cm yang dialasi dengan kertas tissue dan berpenutup kain kasa halus. Teknik

perbanyakan kutu putih pada kaboca sama seperti dilaporkan Sether et al. (1998) dan Pandey & Jhonson (2001). Generasi pertama dari kutu putih yang dipelihara di laboratorium digunakan sebagai serangga percobaan.

Wadah Percobaan

Wadah percobaan untuk pengamatan biologi adalah cawan petri (diameter 6 cm) yang didalamnya ditempatkan kertas tissue yang telah dibasahi. Potongan daun nenas atau rimpang kencur yang sudah dibersihkan diletakkan di atas masing-masing cawan petri. Bagian atas cawan petri ditutupi dengan penutup dari tabung plastik yang diberi lubang yang ditutup dengan kain kasa halus.

Gambar 5.1. Wadah percobaan kutu putih di laboratorim Tanaman Inang

Penelitian ini menggunakan dua jenis tanaman inang yaitu: daun nenas (A. comosus) dan rimpang kencur (K. galanga).

Morfologi dan Biologi Kutu Putih

Penelitian morfologi dan biologi kutu putih dilakukan di laboratorium. Pemeliharaan kutu putih pada nenas dilakukan seperti berikut: sepotong daun diambil dari bibit nenas Smooth Cayenne (berasal dari Bunihayu) yang ditanam dalam polibag. Imago dari hasil pemeliharaan yang siap beranak diambil dengan hati-hati menggunakan kuas halus kemudian diletakkan diantara lipatan daun nenas. Selanjutnya daun bersama kutu putih tersebut dimasukkan ke dalam petridis atau wadah percobaan. Setelah imago meletakkan keturunannya, imago dikeluarkan. Nimfa instar 1 dipelihara pada daun nenas yang diletakkan dalam petridis. Jumlah sampel masing-masing tanaman inang 40 sampel terdiri dari

masing-masing 20 sampel untuk pengamatan morfologi dan 20 sampel untuk pengamatan biologi. Daun nenas yang kering diganti dengan daun yang baru setiap hari. Perkembangan kutu putih dan pergantian instarnya diamati setiap hari di bawah mikroskop sampai menjadi imago. Adanya eksufia digunakan sebagai petunjuk terjadinya pergantian instar. Kutu putih juga dipelihara pada rimpang kencur. Metode pemeliharaan sama dengan metode pada tanaman nenas.

Pengamatan morfologi meliputi: bentuk, ukuran (panjang dan lebar tubuh) dan warna setiap tahap perkembangan baik nimfa dan imago yang dipelihara pada tanaman nenas dan kencur. Pengamatan dan pengukuran dilakukan di bawah mikroskop stereo yang dilengkapi dengan mikrometer.

Pengamatan biologi meliputi: lama perkembangan stadia nimfa, pergantian instar, lama masa praoviposisi, lama masa oviposisi, lama masa pascaoviposisi dan lama hidup imago.

Kemampuan Reproduksi Kutu Putih

Percobaan kemampuan reproduksi betina kutu putih dilakukan pada dua jenis tanaman inang yaitu nenas dan kencur. Nimfa yang berumur sama dipelihara sampai menjadi imago. Jumlah imago yang dijadikan sampel sebanyak 20 individu (ulangan). Seekor imago betina yang telah beranak kemudian diamati jumlah keturunannya. Nimfa yang telah dihitung dikeluarkan dengan menggu-nakan kuas halus. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop stereo pada masing-masing tanaman inang. Jumlah keturunannya (nimfa) yang dihasilkan setiap hari dihitung sampai imago tersebut mati.

Analisis Data

Parameter morfologi dan biologi hasil pengamatan dianalisis dengan mela-kukan uji t dengan program analisis Statistix 8.

HASIL DAN PEMBAHASAN