• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan. Data penelitian dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dengan penejlasan sebagai berikut ini :

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analsis data kualitatif dipergunakan untuk mengetahui kelayakan produk pada modul pengembangan Bahasa Indonesia materi wawancara. Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan maupun wawancara serta data kualitatif dipergunakan secara alamiah atau asli. Hasil data yang diperoleh dikumpulkan secara deskriptif kemudian dituliskan dalam bentuk laporan yang tidak berbasis angka maupun nilai. Maka data yang diperoleh merupakan soft data atau data lunak, dikarenakan mengalami perubahan.

Pada teknik analisis data kualitatif ini didapatkan dari hasil wawancara dengan guru kelas 4 SD Kanisius Sengkan. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 20 Januari 2021 pukul 08:00 – 09:00 WIB bertempatkan di SD Kanisius Sengkan. Wawancara ke dua pada tanggal 9 Maret 2021 pada pukul 08:00 – 09:00 WIB untuk memperoleh data yang lebih lengkap.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitaif menggunakan kuesioner yang berguna untuk mengetahui kualitas dari produk modul yang dibuat dalam kelayakan produk sehingga, hasil validasi instrument kuesioner validasi ahli dosen, validasi guru dan juga validitas instrumen uji coba peserta didik. Instrumen dosen dan guru diperoleh dari penilaian setelah melakukan validasi terhadap produk yang dibuat dan berikut ini penilaian untuk validasi produk untuk dosen dan guru :

Penilaian Rata-Rata Produk Modul

Untuk mengetahui valid dari produk perlunya melakukan beberapa tahapan sebagai berikut ini:

a) Dalam penilaian produk terdapat 5 pilihan untuk memberikan kualitas terhadap produk yaitu, sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2) dan sangat kurang (1).

b) Jika data sudah terkumpul hitung setiap aspek dengan menggunakan rumus dibawah ini :

𝑋 = ∑𝑋 𝑛 Keterangan :

X = Skor rata-rata

Skor rerata = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah item yang dinilai

∑X = Jumlah skor n = Jumlah responden

c) Selanjutnya data tersebut diubah ke data kuantitafif dikonversi menjadi kualitatif. Rumusan skala lima yang dijadikan acuan berdasarkan Sukardjo (2008:101) sebagai berikut ini :

Tabel 3. 7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Nilai Interval Skor Kategori

A X > Xi + 1,8 SBi Sangat Baik B Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 SBi Baik C Xi - 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 SBi Cukup D Xi - 1,8 SBi < X ≤ Xi - 0,6 SBi Kurang

E X ≤ Xi - 1,8 SBi Sangat Kurang

Keterangan :

Rata-rata skor ideal (Xi) = 1 2⁄ (skor maksimal

ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku skor ideal = 1 6⁄ (skor maksimal

ideal - skor minimal ideal)

X ideal = Skor empiris

d) Berikut ini rumus untuk mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif :

Skor maksimal ideal = 5 Skor minimal ideal = 1

X = 1 2⁄ (5+1)

= 3

SBi = 1 6⁄ (5-1)

= 0,67

Skala 5 = X > 3 + (1,8 x 0,67)

= X > 3 + 1,21

= X > 4,21

Skala 4 = 3 + (0,6 x 0,67) < X ≤ 4,21

= 3 + 0,40 < X ≤ 4,21

= 3,40 < X ≤ 4,21 Skala 3 = 3 - 0,40 < X ≤ 3,40

= 2,60 < X ≤ 3,40

Skala 2 = 3 – (1,8 x 0,67) < X ≤ 2,60

= 3 – 1,21 < X ≤ 2,60

= 1,79 < X ≤ 2,60 Skala 1 = X ≤ 1,79

e) Maka konversi dari data kuantitatif ke data kualitatif menggunakan skala likert yang disederhanakan dibawah ini :

Tabel 3. 8 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Likert

Skor Interval Skor Kategori

5 X > 4,21 Sangat Baik

4 3,40 < X ≤ 4,21 Baik

3 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

2 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

1 X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik

Penilaian terhadap peserta didik terhadap produk dengan memberikan tes yang berbentuk uraian (tes essay). Tes uraian ini berguna untuk memberikan jawaban sesuai dengan kemampuan serta bahasa mereka sendiri dengan jumlah item yang sudah ditentukan serta kunci jawaban yang tersedia. Penghitungan skor yang di dapat peserta didik akan dinilai sebagai berikut ini :

a) Pemberian skor per item soal:

1) Menjawab menggunakan 1-2 kata kunci akan mendapatkan skor 1

2) Menjawab menggunakan 3-4 kata kunci akan mendapatkan skor 2

3) Menjawab menggunakan 5-6 kata kunci akan mendapatkan skor 3

b) Menjumlahkan skor yang diperoleh.

c) Menghitung nilai tes setiap peserta didik menggunakan rumus :

Nilai yang diperoleh = Jumlah skor benar x 10 3

d) Menghitung rata-rata nilai tes semua siswa dengan rumus dengan skala 0 – 100 :

Rata-rata nilai tes =

Jumlah nilai tes semua peserta didik jumlah siswa

76 BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan

Pada penelitian pengembangan ini terdapat 2 masalah yang akan di bahas berdasarkan rumusan masalah yang ada. Pertama, mengenai prosedur pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar pada tema 3 subtema 3.

Kedua, mengenai kualitas pada pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar pada tema 3 subtema 3

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan melalui langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang ditemukan saat ada disekolah.

Penelitian pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar dilakukannya langkah awal yaitu analisis kebutuhan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melaksanakan yaitu wawancara dan berikut ini penjelasan setiap langkahnya :

a. Potensi dan Masalah

Modul pembelajaran merupakan salah satu bagian dalam pembelajaran di sekolah yang penting dan buku tematik kelas 4 sekolah dasar tema 3 subtema 3 khususnya

Bahasa Indonesia materi wawancara belum dibahas dan dipelajari lebih mendalam. Sehingga mengidentifikasi potensi dan masalah peneliti akan melakukan wawancara terhadap guru kelas 4. Wawancara ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan pada tanggal 20 Januari 2021 dan 10 Maret 2021.

Potensi pertama, ketersediaan modul atau buku pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Melalui wawancara peneliti menemukan buku pembelajaran yang sering digunakan yaitu tematik yang sudah disediakan dari sekolah. Melalui wawancara guru juga mengemukakan bahwa modul pembelajaran dibuat dan diberikan sesuai materi yang akan diajarkan serta berbagai bacaan buku lainnya yang dapat mendukung pembelajaran seperti buku cerita dan juga materi. Terkadang guru juga membuat modul tambahan apabila buku yang sudah disediakan tidak dapat menjelaskan materi lebih mendalam. Pada masa pandemi saat ini guru lebih memberikan bacaan melalui online sehingga peserta didik dapat membacanya berkali-kali dan juga mudah memahaminya dikarenakan bacaan yang online.

Potensi kedua, sarana dan prasarana digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia seperti perpustakaan yang

menyediakan berbagi macam jenis buku. Jenis buku yang tersedia disekolah seperti buku paket, buku cerita, dan peralatan media yang mendukung pembelajaran. Terdapat beberapa bantuan dari pemerintahan berupa buku untuk menunjang pembelajaran para peserta didik. Guru juga menampilkan video yang yang disesuaikan dengan materinya seperti wawancara. Setelah memberikan materi, guru akan meminta peserta didiknya untuk melakukan wawancara. Pada pelaksanaan wawancara, peserta didik diperbolehkan berwawancara dengan warga sekolah yang sudah ditentukan oleh guru. Guru juga akan memberikan tugas kepada peserta didik untuk berwawancara bersama orang tua atau tetangga dengan tema yang sudah ditentukan oleh guru. Sarana dan prasarana yang sudah disediakan dari sekolah dapat mendukung pembelajaran di dalam kelas.

Potensi ke tiga, metode dan proses pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah.

Metode yang digunakan beragam mulai dari ceramah, diskusi, tanya jawab dan problem based learning. Metode dibuat beragam agar peserta didik tidak bosan dan mampu mengasah kreatif dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan wawancara bersama guru, peserta didik akan

diberikan soal untuk melaksanakan wawancara disekitar lingkungan sekolah secara berkelompok. Metode ini dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik dalam bertanya, percaya diri dan juga mampu bekerja sama dengan teman sebayanya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru juga mengalami beberapa kendala. Melalui wawancara guru menyampikan beberapa murid masih belum memahami materi secara runtut atau sesuai tahapan yang diberikan. Pada saat memberikan pertanyaan kepada narasumber, kalimat pertanyaan tidak baku atau terkadang tidak ada pada topik.

Saat melakukan wawancara dengan orang tua dengan merekam, sikap yang ditunjukkan terlihat kaku dan tidak rileks. Pada saat guru meminta peserta didik untuk membuat pertanyaan sendiri, pertanyaan yang dibuat belum mengarah ke topik dan pertanyaan yang diajukan terlalu singkat. Guru masih mengalami kesulitan dalam memberikan materi yang menarik terdapat materi bahasa indonesia terutama dalam materi wawancara. Guru membutuhkan modul pembelajaran yang dapat menarik minat belajar peserta didik. Modul untuk pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi wawancara harus jelas, detai dan juga bertahap. Dalam artian proses

wawancara dari mencari permasalahan hingga tahapan dan proses pembuatan laporan harus runtut. Berdasarkan hasil diatas, modul pembelajaran Bahasa Indonesia untuk materi wawancara pada peserta didik dapat meningkatkan kreatifitas dan kepercayaan dalam melaksanakan wawancara kepada narasumber, dapat membuat pertanyaan yang baku dan dapat mempraktikan wawancara di sekolah maupun dimana saja.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh untuk menganalisi kebutuhan dari potensi dan masalah. Data analisis diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas IV C SD Kanisius Sengkan bernama Cornelia Widyaningsih yang beralamatkan di Jl. Kaliurang Km.7, Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283 dan kegiatan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2021. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Kanisius Sengkan :

Tabel 4. 1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV SD Kanisius Sengkan No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Pertanyaan

wawancara 1 Sejauh ini, bagaimana

respon peserta didik terhadap pembelajaran di masa pandemi ?

Peserta didik merespon dengan baik dalam artian peserta didik mampu mengerjakan tugas dengan baik, mengumpulkan tugas dengan tepat

dan peserta didik aktif dalam belajar daring.

2 Apakah terdapat pegangan buku paket, modul ataupun LKS untuk pembelajaran selama pandemi ?

Peserta didik diberikan hardcopy, buku paket dan juga LKS terdapat tambahan modul dari guru yang dibuat untuk menyesuaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

Jika peserta didik tidak paham materi bisa mempetanyakan kepada guru.

3 Modul yang digunakan peserta didik selama ini dapat digunakan secara mandiri atau masih memerlukan bantuan dari guru ?

Peserta didik mampu menggunakan modul dan buku paket yang digunakan secara mandiri serta peserta didik juga diberikan bacaan literasi dan juga bacaan online agar terbiasa membaca selama daring.

4 Apa yang sudah dilakukan Ibu dalam mengajarkan topik wawancara dalam mapel Bahasa Indonesia untuk peserta didik kelas 4 ?

Memberikan contoh video, memberikan contoh lewat modul, memberikan pengatar sebelum melaksanakan wawancara lalu diakhir akan mewawancarai orang sekitar lingkungan sekolah di rekam serta di foto untuk menjadi bukti.

5 Kedala yang dialami peserta didik melaksanakan wawancara?

Peserta didik masih mengalami kendala dalam pemahaman dalam wawancara seperti bagaimana berwawancara dengan benar, langkah-langkah dalam melakukan wawancara, terkadang pertanyaan tidak sesuai dengan tema yang ada serta lupa untuk memperkenalkan diri. Contohnya : diminta mewawancarai orang tentang pemeliharan hewan, namun pertanyaan yang diajukan seperti

“sudah makan, kak?” seperti itu.

6 Apakah topik ditentukan oleh guru atau dipilih secara bebas oleh peserta didik ?

Untuk sekarang materi wawancara masih dipilihkan oleh guru namun terkadang peserta didik juga dapat memilih tema yang sudah ditentukan misalkan kebersihan seperti kebersihan lingkungan sekolah atau rumah dan lainnya.

7 Siapakah yang menjadi interview atau narasumber para peserta didik ?

Untuk yang menjadi narasumber pada pembelajaran semester sebelumnya dilakukan bersama anggota rumah atau orang tua.

Misalkan mewawancarai pemeliharaan hewan, semisal di rumah tidak ada pemeliharaan hewan bisa berwawancara dengan tetangga yang mempunyai peliharaan hewan.

8 Apa cara terbaik atau metode yang Ibu gunakan dalam mengajarkan cara wawancara kepada peserta didik ? Seperti panduan wawancara, langkah-langkah dalam pelaksanaan wawancara dan lainnya?

Metode biasa yang digunakan seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, pemecahan masalah dan lainnya. Peserta didik lebih suka diberikan contoh melalui video, menyampiakan materi melalui modul atau materi yang sudah dipersiapkan oleh guru sehingga peserta didik paham akan materi.

Semua sudah terarah di dalam modul yang baru. Maka dari itu semua masih ditentukan guru 9 Menurut Ibu, bagaimana

evaluasi hasil wawancara terhadap yang dilakukan peserta didik, Bu ? Apa yang menurut Ibu sangat baik ?

Memang masih tidak sesuai yang diharapkan seperti sudah melakukan wawancara namun tema dan pertanyaan masih tidak menyambung, membuat pertanyaan baku dan tidak baku, serta informasi yang dicari masih kurang optimal, peserta didik terkadang malu dalam melaksanakan wawancara.

10 Apakah peserta didik dapat mengembangkan pertanyaan

?

Untuk mengembangkan pertanyaan sendiri sudah bisa membuat sendiri namun masih belum maksimal terkadang ada yang belum baku.

Oleh sebab itu, guru masih tetap memberikan contoh agar peserta didik dapat membuat dengan baik, namun untuk saat ini masih guru yang menentukannya.

11 Apa yang menurut Ibu hasil wawancara peserta didik yang belum memenuhi rubik penilaian Ibu ?

Untuk hasil wawancara peserta didik belum memenuhi dikarenakan wawancara dilakukan dirumah sehingga guru belum tau apakah peserta didik mampu melaksanakan

sesuai langkah-langkahnya.

12 Menurut Ibu apa yang perlu dikembangkan agar materi wawancara dapat diserap dengan baik oleh peserta didik?

Perlunya mengembangkan pertanyaan secara mandiri, intonasi suara serta penampilan untuk melaksanakan wawancara dan juga langkah-langkah dalam melaksanakan wawancara mungkin bisa juga dikarenakan di video sehingga peserta didik kurang maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dan narasumber menyampaikan informasi yang terdapat dalam wawancara.infromasi yang diperoleh dapat dijadikan data yang digunakan peneliti sebagai dasar dari pengembangan modul. Narasumber juga mengungkapkan informasi melalui wawancara berikut ini : aspek pertama penggunaan bahan ajar seperti buku paket, LKS dan juga modul. Modul juga di buat oleh guru sendiri apabila, materi disampaikan masih kurang. Sehingga guru memerlukan modul yang lebih lengkap dalam menjelaskan materi namun mudah dipelajari untuk peserta didik. Modul tersebut dapat dipergunakan peserta didik baik secara mandiri maupun bersama kelompoknya.

Aspek kedua yaitu memberikan contoh agar peserta didik paham akan materi yang disampaikan.

Materi wawancara sendiri guru memilih memberikan

contoh berupa video dan juga modul yang berisikan materi wawancara kepada peserta didik. Peserta didik akan mempelajari contoh yang diberikan serta diakhir pembelajaran akan dilatih untuk berwawancara dengan orang disekitar kita seperti petugas dan guru yang ada di sekolah, orang tua dirumah maupun pedagang yang ada di daerah rumah peserta didik. Bukti dari wawancara peserta didik terhadap narasumber akan direkam dan menjadi bukti bahwa peserta didik dapat melakukan wawancara.

Sehingga modul harus memuat contoh yang relevan dalam kehidupan sehari hari, semisal wawancara yang ada ditelevisi, teks percakapan antara narasumber dengan pewawancara serta contoh video yang menunjukkan wawancara baik dan benar.

Pada aspek ketiga ini guru menggunakan beragam metode untuk mengajarkan materi mulai dari ceramah, diskusi, pemecahan suatu permasalahan dan lainnya.

Materi yang dijelaksan melalui metode ceramah maupun diskusi terkadang masih kurang dipahami dengan baik.

Peserta didik lebih tertarik diberikan video ataupun sebuah teks bacaan yang berkaitan dengan materi. Sebelum memberikan materi guru akan memberikan sebuah contoh untuk penggambaran materi yang akan diajarkan seperti

materi wawancara. Guru akan memberikan video orang yang sedang melaksanakan wawancara dan peserta didik akan diajak berdiskusi mengenai tayangan video tersebut.

Sehingga modul yang dibuat akan memuat materi yang dapat diakses melalui internet.

Aspek keempat yaitu tentang pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara. Melalui wawancara guru menjelaskan bahwa, beliau sudah memberikan materi secara menyeluruh namun beberapa peserta didik masih belum menangkap sepenuhnya. Guru akan menentukan topik yang akan diwawancarai dan memberikan arahan dalam membuat pertanyaan, namun masih ada beberapa peserta didik dalam membuat pertanyaan masih belum baku atau tidak ada kaitan topik antara pertanyaan satu dengan lainnya. Sehingga guru harus memberikan contoh dan juga memberikan penjelasan agar peserta didik memahami materi tersebut. Maka dari itu peneliti mengembangkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia materi wawancara yang dibutuhkan agar dapat membantu dalam belajar wawancara maka dari itu produk yang dikembangkan berjudul “ Belajar Menjadi Wartawan Cilik”.

c. Desain Produk

Langkah selanjutnya adalah merancang modul pembelajaran Bahasa Indonesia materi wawancara.

Analisis kebutuhan wawancara dengan guru kelas IV di SD Kanisius Sengkan. Rancangan yang digunakan peneliti untuk pembuatan modul Peneliti mengambil secara garis besar dengan memulai merancang modul sebagai berikut ini :

1) Konsep Modul

Peneliti mengembangkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia untuk materi wawancara yang berjudul “Belajar Menjadi Wartawan Cilik”. Konsep modul ini menyeseuaikan dari buku guru dan buku siswa kelas IV pada “Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup”. Tahapan yang dilakukan peneliti untuk mendesain modul pembelajaran ini sebagai berikut : 1) Menentukan tema, untuk mendesain awal modul pembelajaran diperlukannya tema untuk dijadikan pedoman di mana materi tersebut akan dibahas pada produk modul pembelajaran. 2) Pemilihan subtema, digunakan untuk menfokuskan materi dari ruang lingkup yang sudah pada tema

agar dibahasnya menjadi lebih jelas dan terperinci.

3) Melakukan pemetaan KI dan KD (kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar), peneliti memetakan KI dan KD agar materi yang dikaitkan dapat tersampaikan dengan baik pada setiap pembelajarannya. 4) Menentukan materi wawancara, untuk materi wawancara dibawakan secara jelas dan komplit dengan pembawan yang mudah dipahami oleh peserta didik. Modul pengembangan Bahasa Indonesia materi wawancara ini memiliki berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dengan berisikan halaman 57 termasuk sampul depan dan belakang. Font yang digunakan yaitu Comic Sans MS dengan font size berukuran 12. Modul ini dicetak menggunakan kertas ivory 150 gsm.

2) Sampul Modul

Sampul (Cover) pada modul yang dibuat langsung menggunakan Microsoft Word 2010 dan juga aplikasi editor photo lainnya seperti PhotoScape. Judul pada modul yaitu “Belajar Menjadi Wartawan Cilik” serta contoh gambar yang mewakilkan wawancara. Gambar yang

mewakilkan dari judul modul. Selain terdapat judul dan gambar, nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian juga dituliskan pada sampul pada kiri atas dan untuk nama penulis di tuliskan pada kiri bawah. Pemilihan warna untuk sampul menggunakan warna yang beragam namun tidak terlalu mencolok.

Gambar 4. 1 Sampul Modul

3) Kata Pengantar

Setelah sampul modul dilanjutkan dengan halaman berikutnya yaitu kata pengantar. Kata pengantar ini berisikan maksud, tujuan serta ucapan terima kasih atas pembuatan modul pembelajaran. pada kata pengantar juga terdapat kata permintaan maaf yang terdapat pada akhir kalimat, apabila modul yang di buat memiliki kekurangan sehingga peneliti memperbolehkan kepada pembaca atau yang memiliki modul pembelajaran untuk saran, kritik dan juga solusi untuk modul tersebut agar dapat dikembangkan dengan lebih baik kembali.

4) Daftar Isi

Pada daftar isi modul untuk memudahkan peserta didik dalam menggunakan modul yang berguna untuk mencari materi atau bahasan yang dibutuhkan pada modul.

5) Penggunaan Modul

Penggunaan modul atau petunjuk berguna untuk mempelajari materi secara maksimal dengan melakukan petuntuk yang sudah dituliskan.

Penggunaan atau petunjuk modul ini berisikan

seperti : berdoa sebelum memulai pembelajaran, membaca materi sebelum mengerjakan tugas, tugas yang diberikan dikerjakan sesuai petuntuk dan bertanya kepada guru atau orang tua apabila ada materi yang belum dipahami. Sehingga peserta didik menggunakan modul sesuai dengan petunjuk yang ada pada modul.

6) Data Diri

Pada data diri berisikan identitas dari peserta didik yang memiliki modul tersebut. Data diri ini berisikan nama, kelas dan nama sekolah.

7) Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Pada bagian ini berisikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajran dari kurikulum 2013. Kegiatan serta materi dijelaskan secara runtut di dalam Indikator serta tujuan pembelajaran. Semua materi yang di buat sesuai dengan tahapan pada tabel yang tertera.

8) Isi Modul

Pada isi modul berisikan 6 kegiatan pembelajran dalam 1 subtema yang disesuaikan dengan tahapannya. Masing-masing dari kegiatan

pemebelajaran ini dilengkapi dengan judul dari kegaiatan yang akan dipelajari, waktu dimulainya pembelajaran serta hari dan tanggal. Sertalah itu dilanjutksn ke materi yang dimana terdapat tek bacaan ataupun percakapan. Setelah materi selesai dipelajari lanjut untuk mengisi kuis kecil yang berkaitan dengan materi atau bacaan yang sudah dibaca sebelumnnya. Peserta didik juga akan diberikan latih seperti membuat pertanyaan wawancara, memilih salah satu topik, berlatih wawancara dan juga membuat laporan wawancara.

setelah berlatih tidak lupa mengevaluasi hasil dari apa yang sudah dipelajari peserta didik.

9) Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban

Setelah mempelajari materi yang ada pada modul peserta didik akan mengerjakan soal latihan.

Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap keseluruhan materi yang sudah dipelajari dengan mengerjakan soal latihan atau evaluasi terakhir. Peserta didik juga dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci jawaban yang sudah disediakan dan juga terdapat rangkuman keseluruhan materi.

10) Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat keterangan mengenai sumber yang digunakan oleh penulis untuk menyusun modul pembelajaran. sumber yang didapatkan beragam mulai dari buku guru, buku siswa, buku mengenai wawancara, website yang mendukung materi wawancara.

d. Validasi Desain

Validasi desain pada modul pembelajaran dilakukan oleh satu dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma dan satu guru kelas IV SD terkait modul yang dibuat oleh peneliti. Validasi bertujuan untuk menunjukan kualitas modul yang di buat melalui penilaian, komentar serta saran yang diberikan oleh validator. Hasil dari komentar

Validasi desain pada modul pembelajaran dilakukan oleh satu dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma dan satu guru kelas IV SD terkait modul yang dibuat oleh peneliti. Validasi bertujuan untuk menunjukan kualitas modul yang di buat melalui penilaian, komentar serta saran yang diberikan oleh validator. Hasil dari komentar