• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Pembahasan Kualitas Modul

Peneliti mengembangkan modul Bahasa Indonesia dikarenkan modul dapat membantu peserta didik belajar secara mandiri dan sesuai dengan kompetansi masing-masing peserta didik. Sejalan dengan pernyataan Dharma, S (2008: 3) modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri dikarenakan materi yang dikemas secara utuh dan sistematis agar mudah dipahami sehingga tidak diperlukannya tatap muka namun cukup diberikan modul saja. Maka dari itu, peneliti membuat modul agar peserta didik dapat belajar mandiri sesuai kemampuan yang mereka miliki.

Hasil validasi dari dosen ahli bahwa modul Bahasa Indonesia materi wawancara kelas IV SD mendapatkan skor 4,46 dengan kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut di dukung dengan komentar serta saran dari dosen ahli terhadap modul. Komentar yang diberikan kepada peneliti terhadap modul ialah materi disajikan sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai, materi dijelaskan secara runtut, penggunaan media internet serta video untuk menunjang materi, terdapat teks bacaan serta percakapan mengenai wawancara, penggunaan tabel mampu memahami dengan baik, penggunaan gambar dan warna pada

modul cukup bagus serta terdapat rangkuman secara keseluruhan materi. Setelah komentar diberikan dosen ahli juga memberikan saran kepada peneliti. Saran yang diberikan kepada peneliti yaitu 1) pemaduan warna harus diperhatikan agar tidak terlihat mencolok, 2) pemilihan gambar perlu diperhatikan dengan konteks yang dibawakan, 3) terdapat beberapa tabel yang tidak berukuran sama dan 4) penggunaan kata link berubah menjadi tautan.

Selanjutnya hasil validasi dari guru kelas IV untuk menilai modul yang sudah di buat. Sebelumnya guru sudah memberikan saran untuk materi di buat secara runtut mulai teks percakapan wawancara, perkenalan diri dalam wawancara, tahapan wawancara dan seterusnya. Sehingga peneliti mengubah modul yang sudah dibuat sesuai dengan saran dari guru dan hasil yang mendapatkan dari validasi modul yaitu skor 4 dengan kategori “Baik”. Guru kelas IV memberikan komentar bahwa modul yang di buat sudah tersusun dengan baik serta penjelasan materi yang terperinci dengan bahasa yang mudah dipahami, penggunaan gambar pada materi sangat mendukung dan terdapat beberapa tautan serta video untuk membantu peserta didik mengenal wawancara lebih baik.

Saran yang diberikan untuk penambahan modul pada bagian petunjuk modul diberikan membaca materi terlebih dahulu dan untuk lainnya tidak ada masalah.

Pada modul Bahasa Indonesia materi wawancara yang disajikan oleh peneliti di buat secara runtut di mulai dari 1) Penjelasan wawancara, 2) tema dan kata tanya, 3) tahapan dalam wawancara, 4) jenis dan macam wawancara, 5) penggunaan kata baku dan tidak baku dan terakhir 6) membuat laporan hasil wawancara. Beberapa materi tambahan seperti teks bacaan, tautan serta video yang terkait dengan materi wawancara terdapat pada modul yang dibuat oleh peneliti. Pemilihan gambar disesuaikan dengan materi dan juga serta paduan warna pada modul yang tidak terlalu mencolok dan nyaman di lihat. Tugas dan refleksi di sesuaikan dengan kegiatan permaterinya. Penggunaan soal evaluasi serta kunci jawab disesuaikan mulai awal materi hingga akhir materi saling terkait satu dengan yang lain. Peneliti juga tidak lupa menambahkan rangkuman secara keseluruhan materi. Berdasarkan perincian materi wawancara pada modul yang di buat oleh peneliti, sejalan dengan langkah penyusunan modul yaitu 1) terdapat analisis kebutuhan, 2) penyusunan draft, 3) uji coba, 4) validasi dan terakhir 5) revisi terhadap modul (Dharma, S. 2008: 7-8).

Modul ini dapat dipergunakan secara mandiri tanpa adanya bantuan orang lain, materi yang disajikan menjadi satu kesatuan secara keseluruhan sesuai kompetensi dan tujuan yang dicapai, modul ini dapat berdiri sendiri tanpa adanya media lainnya, modul dapat beradaptasi dengan perkembangan ilmu serta teknologi saat

ini dan terakhri modul dapat digunakan secara bersahabat baik dalam materi, bahasa serta penggunaan istilah yang umum. Sesuai dengan 5 karakteristik modul yaitu Self Instructional, Self Contained, Stand Alone, Adaptive dan User Friendly (Dharma, S.

2008: 3-5).

Setelah dilakukannya validasi dari ahli dosen dan guru kelas serta dilaksanakannya uji coba, peneliti mendapatkan hasil akhir dari terhadap modul yang dibuatnya. Peneliti mendapatkan hasil akhir validasi dari dosen ahli dan guru kelas, bahwa hasil rata-rata akhir dari ke dua validator mendapatkan skor 4,23 dengan kategori “Sangat Baik”. Produk modul yang dihasilkan peneliti sesuai dengan tujuan modul bahwa materi disajikan secara jelas dan mempermudah pesan, mampu meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan berinteraksi baik secara langsung, materi dibuat untuk menyesuaikan kemampuannya, mampu mengevaluasi belajarnya secara mandiri dan mampu mengatasi keterbatasan waktu, ruang serta daya indra dari peserta didik maupun guru (Dharma, S. 2008: 5-6).

138 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan produk yang menghasilkan modul Bahasa Indonesia yang berjudul Belajar Menjadi Wartawan Cilik,dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

1. Penenliti mengembangkan modul Bahasa Indonesia materi wawancara untuk kelas 4 SD ini menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukkan oleh Mulyatiningsih (2014,199-202) ialah model penelitian dan pengembangan ADDIE terdapat lima langkah. Kelima langkah yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti serta mengembangkan produk adalah Analyze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation (evaluasi). Lima langkah tersebut digunakan oleh peneliti dengan memperoleh hasil sebagai berikut : (1) peneliti menentukan topik serta judul pada modul yang akan dikembangkan yaitu Bahasa Indonesia : Materi Wawancara dengan judul “Belajar Menjadi Wartawan Cilik”, peneliti mencari referensi, menyusun tujuan materi dan kerangka untuk bahan modul, (2) peneliti telahmmebuat modul kemudian di validasi kepada 2 ahli yaitu dosen ahli dan guru kelas, gunanya untuk mengetahui kelayakan modul yang sudah

dikembangkan, (3) setelah menvalidasi peenliti mendapatkan komentar berupa kritik dan saran untuk pengembangan modul tersebut seperti gambar pada sampul harus sesuai dengan judul, beberapa gambar materi tidak sesuai dengan teks bacaan, penggunaan kata yang masih kurang tepat dengan KBBI (link menjadi tautan), tabel yang terdapat pada modul harus disamakan, (4) peneliti melanjutkan dengan melalukan uji coba terbatas kepada 5 peserta didik di SD Kanisius Sengkan, dan terakhir (5) peneliti melakukan revisi sesuai dengan hasil komentar dan saran dari 2 validator yaitu dosen ahli dan guru kelas.

2. Modul materi wawancara untuk pelajaran Bahasa Indonesia ini sangat mendukung dikarenakan materi yang di bahas mengenai wawancara hal ini juga di dukung oleh beberapa hasil wawancara kepada guru kelas IV SD di antaranya, buku pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan dari pemerintahan, Modul memiliki muatan materi yang sangat terperinci dan juga mudah digunakan, modul hasru menarik perhatian serta minat belajar pada peserta didik.

berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti menghadirkan modul Bahasa Indonesia yang memuat materi wawancara dengan judul ”Belajar Menjadi Wartawan Cilik”. Hasil validasi dari dua ahli pada produk ini mendapatkan rata-rata sebesar 4,23 dengan kategori

“Sangat Baik” dan skor rata-rata setelah menggunakan modul dari 5 peserta didik kelas IV SD Kanisius Sengkan sebesar 86,82. Maka modul Bahasa Indonesia materi wawancara untuk kelas IV SD dinyatakan sangat baik atau sangat layak digunakan untuk peserta didik eklas IV sekolah dasar.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengembangkan modul ini mengalami keterbatasan diantaranya dampak dari Covid-19 yang mengharuskan peserta didik untuk belajar dari rumah, peneliti hanya melakukan analisis kebutuhan pada 1 sekolah dan 1 guru sekolah dasar yang berada disekitar rumah peneliti sehingga data yang didapatkan sangat terbatas. Peneliti mendapatkan data berdasarkan hasil wawancara dari guru kelas IV sekolah dasar sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan obeservasi di dalam kelas secara langsung dikarenakan covid-19.

C. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia materi wawancara yaitu sebaiknya dilakukan analisis kebutuhan pada beberapa sekolah serta guru, lokasi sekolah juga diperluas agar memperoleh data analiais kebutuhan yang lebih akurat.

141

DAFTAR PUSTAKA

Anatasya, D., Yanti, F.W., Mellenia, R., Angreska, R., Putri, S., Kuntarto, E., dan Noviyanti, S. (2018). Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar.https://www.academia.edu/37888398/PEMBELAJARAN_BAHAS A_INDONESIADI_SEKOLAH_DASAR

Asriyanti, D.F,. (2017). Pengembangan bahan ajar modul pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas iv sdn kendalbulur ii tulungagung.

Tulungagung.https://www.jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/pen a-sd/article/view/917

Bokim, A. (1986). Psikologi pemeriksaan dan teknik wawancara. Jakarta : Bina Aksara.

Cahyadi, R.A.H. (2019). Pengembangan bahan ajar berbasis addie model.

Surabaya. http://ojs.umsida.ac.id/index.php/halaqa/article/view/2124

Cahyani, I. (2013). Modul pembelajaran bahasa indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republika Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 27 tahun 2008 tentang standar akademik dan kompetensi konselor.

https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2008_Nomor028.

pdf

Depdiknas. (2006). Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang standar isi. Jakarta : Depdiknas.

Dharma, S. (2018). Penulisan modul. Jakarta.

https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/26-kode-05-a2-b-penulisanmodul2.pdf

Ditjen PMPTK. (2008). Penulisan modul. Diperoleh dari https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/26-kode-05-a2-b-penulisan-modul2.pdf

Effendy, O.U. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti

Farhrohman, O. (2017). Implementasi pembelajaran bahasa indonesia di sd/mi.

http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/primary/article/view/412

Fatimah, S., Sirate, S., Ramadhana, R. (2017). Pengembangan modul pembelajaran berbasis keterampilan literasi. Makasar.

http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/InspiratifPendidikan/article/view /5763/0

Hardani, H. A., Ustiawaty, J., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., Sykmana, D. J., &

Auliya, N. H. (2020). Buku metode penelitian kualitatif &

kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.

Herawati, H., Herpratiwi dan Yusmansyah. ( 2013). Pengembangan bahan ajar modul kemampuan kognitif untuk orang tua taman kanak-kanan usia

4-5 tahun di bandar lampung. Lampung.

http://digilib.unila.ac.id/10334/17/BAB%20II.pdf

Herdiansyah, H. (2013), Wawancara observasi dan fokus groups sebagai instrumen penggalian data kualitatif, Jakarta : Rajawali Press

Khair, U. (2018). Pembelajaran bahasa indonesia dan sastra (basastra) di sd dan mi. Curup. http://repository.iaincurup.ac.id/55/1/261-1948-1-PB-Ummul%20Khair.pdf

Maisarah. (2021). Materi wawancara. https://qdoc.tips/materi-wawancara-pdf-free.html

Makmun, A. S. (2005). Psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modul. Bandung : Remadja Rosdakarya.

Molenda, M. (2003). In Search of the Elusive ADDIE Model. Indiana University.

https://www.researchgate.net/publication/251405713_In_search_of_the_el usive_ADDIE_model

Mulyaningsih, E. (2014). Metode penelitian terapan bidang pendidikan. Alfabeta : Bandung.

Mulyati, Y. (2007). Keterampilan berbahasa indonesia sd. Jakarta: Universitas Terbuka. http://repository.ut.ac.id/3978/3/PDGK4101-M1.pdf

Nasution. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.

Pemerintahan pusat. (2002). Undang-undang (uu) tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44462

Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta:

Diva Press.

Raco, J.E. (2010). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Grasindo

Rahdiyanta, D. (2016). Teknik penyusunan modul. Yogyakarta : Univeristas Negeri. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-dwi-rahdiyanta-mpd/20-teknik penyusunan-modul.pdf

Rahmat, Pupu Saeful. (2009). Penelitian kualitatif. EQUILIBRIUM, Vol 5, no 9.

http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian- Kualitatif.pdf

Setiawati, S. (2016). Penggunaan kamus besar bahasa indonesia (kbbi) dalam pembelajaran kosakata baku dan tidak baku pada siswa kelas iv sd. 2(1).

44-51. Doi : 10.22202/JG.2016.v2il.l408

Setyosari, P. (2013). Metode penelitian dan pengembangan. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Siyoto, S. (2015). Dasar metodologi penelitian. Yogyakarta : Literasi Media Publishing.

https://www.academia.edu/31619603/Dasar_Metodologi_Penelitian

Soesilo, T. D dan Padmomartono S. (2014). Asesmen non-tes dalam bimbingan dan konseling. https://repository.uksw.edu/handle/123456789/19736

Subagyo, P. J. (2011). Metodologi penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta : Aneka Cipta.

Sudaryono. (2016). Manajemen pemasaran teori dan implementasi. Yogyakarta:

Andi.

Sumarno, A. (2012). Perbedaan penelitian dan pengembangan. Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana.

http://eprints.umm.ac.id/35500/3/jiptummpp-gdl-mustiari- 47266-3-babii.pdf

Syamsuddin, A.R. (1986). Sanggar bahasa indonesia. Yogyakarta : Sabda dan Pustaka Belajar.

Widyawati, I. (2017). Pengembangan bahan ajar interaktif teks wawancara untuk siswa kelas iv sdn banjaragung ii. Malang.

https://pbindoppsunisma.com/wp- content/uploads/2017/10/Ika-Widyawati.pdf

Yunus, H. S. (2010). Metodologi penelitian wilayah kontemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Pelaksanaan Wawancara

Lampiran 3 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE (Mulyaningsih, 2014)

Tahapan Pengembangan Aktivitas

Analysis

Pra perencanaan tentang pemikiran produk baru yang akan dikembangkan, mengidentifikasi produk sesuai sasaran peserta didik, tujuan belajar, mengidentifikasi isi atau meri pemebelajaran, lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.

Design

Merancang konsep produk baru di atas kertas lalu merancang perangkat pengembangan produk baru. Rancangan di tulis masing-masing unit pembelajaran.

petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis secara rinci.

Development

Mengembangkan perangkat produk yang diperlukan dalam pengembangan. Berbasis hasil rancangan produk, tahapan mulai dibuat rancangan produk dengan enyesuaikan struktur model. Membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk.

Implementation

Mulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran mupun lingkungan yang nyata. Melihat kembali tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi.

Evaluation

Melihat dampak pembelajaran dengan cara yang kritis, mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk, mengukur kemampuan yang dicapai oleh sasaran dan mencari infromasi yang membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik.

Lampiran 4 Hasil Analisis Wawancara Guru Kelas IV SD

No Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Pertanyaan wawancara 1 Sejauh ini, bagaimana

respon peserta didik terhadap pembelajaran di masa pandemi ?

Peserta didik merespon dengan baik dalam artian peserta didik mampu mengerjakan tugas dengan baik, mengumpulkan tugas dengan tepat dan peserta didik aktif dalam

Peserta didik diberikan hardcopy, buku paket dan juga LKS terdapat tambahan modul dari guru yang dibuat untuk menyesuaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Jika peserta didik tidak paham materi bisa mempetanyakan kepada guru.

3 Modul yang digunakan peserta didik selama ini dapat digunakan secara mandiri atau masih memerlukan bantuan dari guru ?

Peserta didik mampu menggunakan modul dan buku paket yang digunakan secara mandiri serta peserta didik juga diberikan bacaan literasi dan juga bacaan online agar terbiasa membaca selama daring.

4 Apa yang sudah

Memberikan contoh video, memberikan contoh lewat modul, memberikan pengatar sebelum melaksanakan wawancara lalu diakhir akan mewawancarai orang sekitar lingkungan sekolah di rekam serta di foto

Peserta didik masih mengalami kendala dalam pemahaman dalam wawancara seperti bagaimana berwawancara dengan benar, langkah-langkah dalam melakukan wawancara, terkadang pertanyaan tidak sesuai dengan tema yang ada serta lupa untuk memperkenalkan diri. Contohnya : diminta mewawancarai orang tentang pemeliharan hewan, namun pertanyaan yang diajukan seperti “sudah makan, kak?” seperti itu.

6 Apakah topik

ditentukan oleh guru atau dipilih secara bebas oleh peserta didik

?

Untuk sekarang materi wawancara masih dipilihkan oleh guru namun terkadang peserta didik juga dapat memilih tema yang sudah ditentukan misalkan kebersihan seperti kebersihan lingkungan sekolah atau rumah dan lainnya.

7 Siapakah yang menjadi interview atau narasumber para peserta didik ?

Untuk yang menjadi narasumber pada pembelajaran semester sebelumnya dilakukan bersama anggota rumah atau orang tua.

Misalkan mewawancarai pemeliharaan hewan, semisal di rumah tidak ada pemeliharaan hewan bisa berwawancara dengan tetangga yang mempunyai peliharaan hewan.

Metode biasa yang digunakan seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, pemecahan masalah dan lainnya. Peserta didik lebih suka diberikan contoh melalui video, menyampiakan materi melalui modul atau materi yang sudah dipersiapkan oleh guru

Memang masih tidak sesuai yang diharapkan seperti sudah melakukan wawancara namun tema dan pertanyaan masih tidak menyambung, membuat pertanyaan baku dan tidak baku, serta informasi yang dicari masih kurang optimal, peserta didik terkadang malu dalam melaksanakan wawancara.

10 Apakah peserta didik dapat mengembangkan pertanyaan ?

Untuk mengembangkan pertanyaan sendiri sudah bisa membuat sendiri namun masih belum maksimal terkadang ada yang belum baku. Oleh sebab itu, guru masih tetap memberikan contoh agar peserta didik dapat membuat dengan baik, namun untuk saat ini

Untuk hasil wawancara peserta didik belum memenuhi dikarenakan wawancara dilakukan dirumah sehingga guru belum tau apakah peserta didik mampu melaksanakan sesuai langkah-langkahnya.

12 Menurut Ibu apa yang perlu dikembangkan agar materi wawancara dapat diserap dengan baik oleh peserta didik?

Perlunya mengembangkan pertanyaan secara mandiri, intonasi suara serta penampilan untuk melaksanakan wawancara dan juga langkah-langkah dalam melaksanakan wawancara mungkin bisa juga dikarenakan di video sehingga peserta didik kurang maksimal.

Lampiran 5 Hasil Kueisoner Dosen Ahli

Lampiran 6 Hasil Validasi Produk oleh Guru Kelas IV SD

Lampiran 7 Hasil Posttest 5 Peserta Didik

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

7

Lampiran 9 Biodata Penulis

BIODATA PENULIS

Lilis Nur Indahsari lahir di Jember, Jawa Timur pada tanggal 3 Maret 1999 merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Peneliti menempuh Pendidikan di SD Padomaan 7 pada tahun 2005-2011.

Pendidikan selanjutnya penulis memasuki pendidikan menengah pertama di SMP Piri Ngaglik pada tahun 2011-2014. Selanjutnya peneliti melanjutkan Pendidikan menengah atas di SMA Tiga Maret pada tahun 2014-2017.

Penliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma sejak tahun 2017. Berikut ini merupakam kegiatan yang pernah diikuti peneliti selama menjadi mahasiswi di Universitas Sanata Dharma :

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisisiasi Universitas Sanata Dharma (INSADHA) 2017 Peserta

2 Inisisasi Fakultas (INFISA) 2017 Peserta

3 Inisiasi Prodi (INSIPRO) 2017 Peserta

4 Kursus Mahir Dasar (KMD) 2017 Peserta

5 Pendampingan pengembangan Kepribadian dan

Metode Belajar I (PPKMB I) 2017 Peserta 6 Pendampingan pengembangan Kepribadian dan

Metode Belajar II (PPKMB II) 2017 Peserta

7 English Club (EC) 2017-2019 Peserta

8 Week-end Moral 2018 Peserta

9 Pelepasan Wisuda Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar 2019 Anggota

Pubdok

10 Parade Gamelan Anak Ke-XII 2019 Anggota

Dampok 11 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sanata

Dharma LIX 2020 Peserta