• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian dibawah ini :

1. Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran bahasa indonesia menggunakan pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajarn bahasa indonesia materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar?

53 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang di mana berisikan aktivitas pembelajaran yang didesain dan dikembangkan agar tercipta proses belajar dalam diri peserta didik. Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran yang bersifat generik. Menurut Molenda, M. (40-41, 2003) Pusat Pendidikan Tekonologi di Universitas Negeri Florida yang bekerja sama dengan cabang Angakatan Darat AS mengembangkan modul IPISD (Interservice Produres for Instructional Systems Development) yang menunjukkan 5 level teratas yaitu : Menganalisis, Merancang, Mengembangkan, Mengimplementasikan dan Mengendalikan. Sehingga model dari ISD memunculkan konsep baru yaitu konsep ADDIE yang menyajikan model diri sendiri atau harus diciptakan melalui proses analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.

Model ADDIE dapat dipergunakan dalam berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Menurut Mulyaningsih, E. (2014, 199-202) model ADDIE terdapat kesamaan dalam model pengembangan pada sistem basis data yang sudah diuraikan sebelumnya. Berikut ini merupakan tahapan model ADDIE yang terkait satu sama lainnya :

1. Analisis

Pada tahapan analisis diperlukannya suatu permasalahan dalam pengembangan model pembelajaran baru agar mengetahui kelayakan dan persyaratan pengembangan model pembelajaran baru dapat diterapkan dengan baik kepada peserta didik. Masalah yang terjadi bisa disebabkan karena sudah tidak relevan akan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan lainya. Oleh sebab itu, model pembelajaran mampu mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi dengan penerapan yang tepat dan fasilitas yang mendukung.

2. Design

Tahapan perancangan pada model pembelajaran memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Proses dimulai dengan menetapkan tujuan pembelajaran, merancang kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan juga alat evaluasi hasil belajar.

Rancangan model pembelajaran ini bersifat konseptual serta mendasari proses pengembangan berikutnya

3. Development

Setelah merancang menyusun kerangka penerapan model pembelajaran baru dilanjutkan ketahapan pengembangan. Pada tahapan pengembangan kerangka yang sudah ditahapan perancangan mulai dibuat menjadi produk yang siap diterapkan. Pada tahapan pengembangan dibuat perangkat pembelajaran dengan model baru seperti RPP, media dan materi pembelajaran.

4. Implementation

Pada tahapan penerapan rancangan model yang dikembangkan diterapkan pada kondisi sebenarnya yaitu kelas. Materi disampaikan dengan model baru yang sudah dikembangkan. Setelah dilakukannya penerapan model, tahapan selanjutnya dilakukan evaluasi awal untuk memberikan umpan balik kepada penerapan model selanjutnya.

5. Evaluation

Pada tahapan evaluasi ini berguna untuk melihat dampak penggunaan modul pembelajaran yang tepat sasaran. Peserta didik mendapatkan informasi serta hasil yang baik dalam penggunaan modul pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan untuk memberikan umpan

balik kepada pihak pengguna model. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum terpenuhi oleh model atau metode baru tersebut.

Tabel 3. 1 Model Desain ADDIE Rahmat Arofah Hari Cahyadi (2019)

Analyze (Analisis)

Develop (Pengembangan)

Design (Perencanaan) Implement

(Implementasi)

Evaluate (Evaluasi)

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah peserta didik yang berjumlah 5 yang berada di kelas 4 di SD Kanisius Sengkan.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian adalah modul materi wawancara yang sudah dikembangkan dan dikaitkan dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 sekolah dasar sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan, Joho, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55283.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara pada tanggal 20 Januari 2021 dan dilaksanakannya uji coba produk pada tanggal 5 Mei 2021.

C. Prosedur Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan ADDIE, peneliti melakukan 5 tahapan terhadap pengembangan modul. Berikut ini 5 tahapan peneliti dalam menggunakan model ADDIE :

1. Analysis (Analisis)

Pada tahapan analisis, peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

peneliti lakukan. Peneliti melakukan wawancara di SD Kanisius Sengkan pada 20 Januari 2021 dan 10 Maret 2021. Wawancara yang dilakukan kepada guru kelas 4C untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi wawancara. Dari hasil wawancara yang di dapat bahwa saat peserta didik melaksanakan wawancara lupa untuk memperkenalkan diri, pertanyaan yang diajukan tidak baku, hasil wawancara peserta didik terhadap narasumber tidak sesuai anatara hasil jawaban dengan tema yang sudah dibuat, saat melakukan rekaman video peserta didik masih malu-malu dan juga memberikan pertanyaan yang sederhana mengalami kesulitan.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti menemukan bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan untuk materi wawancara dalam perkenalan, pertanyaan yang tidak baku, hasil wawancara yang tidak sesuai dengan temanya, pada saat melakukan rekaman peserta didik terlihat malu-malu sehingga kurang maksimal dalam wawancara dan untuk pertanyaan yang singkat masih mengalami kesulitan. Sehingga peneliti ingin mengembangkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia untuk materi wawacara kelas 4 SD.

2. Design (Desain)

Pada tahapan desain, peneliti menganalisis kebutuhan sesuai dengan permasalahan yang ada. Solusi yang diberikan yaitu

berupa modul yang membawakan materi wawancara bagi kelas 4 SD untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pengembangan modul untuk materi wawancara, peneliti mencari sumber yang terkait dengan materi wawancara untuk kelas 4 SD. Modul yang dikembangkan meliputi aspek seperti materi yang disesuaikan dengan karakteristik serta materi yang ada pada buku serta pedoman wawancara. Pembawaan materi yang menyesuaikan kompetensi dasar dan kompetensi inti beserta sumber materi wawancara. Tujuan dikembangkannya modul materi wawancara ini yaitu: 1) membawakan materi sesuai kebutuhan peserta didik, 2) pembawaan materi wawancara yang jelas dan terperinci sesuai dengan teori dan buku guru serta buku siswa, 3) memberikan contoh yang nyata dan memberikan praktik mandiri gara peserta didik dapat mengembangkan secara mandiri, 4) materi di buat secara runtut sehingga peserta didik melakuka wawancara dengan benar dan tepat dan 5) peserta didik lebih mudah memahami memahai materi wawancara melewati modul. Modul untuk materi wawancara dibuat secara lengkap mulai dari pengertian wawancara, jenis dan bentuk wawancara, tahapan yang dilaksanakan untuk wawancara, cara membuat pertanyaan dalam wawancara hingga membuat laporan menggunakan kata baku.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahapan pengembangan ini, peneliti menyusun modul sesuai kebutuhan guru dan peserta didik untuk memahami materi wawancara. Peneliti mengumpulkan berbagai macam sumber mulai dari buku wawancara, jurnal serta artikel mengenai wawancara, buku guru dan buku siswa yang terdapat materi wawancara sebagai acuan untuk membuat modul pada materi wawancara. Peneliti juga menggunakan gambar yang berkaitan dengan materi, soal dan menyusun instrumen untuk memberikan feed back kepada peserta didik. Maka modul mampu memberikan secara maksimal apa yang dibutuhkan peserta didik.

4. Implementation (Implementasi)

Untuk tahapan implementasi peneliti melakukan validasi kepada ahli dosen, ahli guru dan uji coba kepada 5 peserta didik kelas 4 SD. Validator menggunakan instrumen yang sudah dipersiapkan oleh peneliti untuk modul yang dibuat. Tujuan diadakannya validasi ini untuk mengetahui kualitas serta kelemahan pada produk agar dapat diperbaiki sehingga modul dapat digunakan dengan baik. Uji coba yang dilakukan ini dilakukan secara terbatas untuk 5 peserta didik di kelas 4 SD untuk melihat kelayakan modul yang dibuat.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahapan evaluasi, peneliti melakukan evaluasi dengan memperoleh data yang berupa formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berupa data hasil uji coba dari pretest dan post test yang dikerjakan oleh peserta didik kelas 4 SD Kanisius Sengkan. Data tersebut digunakan untuk memperbaiki kualitas modul yang dikembangkan. Sedangkan, evaluasi sumatif berupa data dari hasil validasi yang dilakukan oleh seorang ahli dosen dan ahli guru SD kelas 4 dari data uji kelayakan produk yang berbeda dengan validator. Berdasarkan data tersebut dilakukan perbaikan sesuai komentar, saran dan solusi yang didapatkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu wawancara, kuesioner dan tes. Berikut ini penjelasannya :

1. Wawancara

Menurut Surdayono (2016 : 82) wawancara merupakan cara mengumpulkan data yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dari respondennya. Tujuan wawancara yaitu untuk memperoleh infromasi dari suatu bentuk komunikasi atau semacam percakapan (Nasution, 2003 : 113).

Pewawancara bertugas mengumpulkan informasi dengan menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan memicu responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatata semua informasi

yang dibutuhkan dengan benar. Narasumber memberikan informasi yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan jelas dan lengkap.

Wawancara juga memiliki pedoman yang berbentuk daftar pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada Wawancara dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam dengan jumlah responden yang sedikit. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin di mana paduan yang pergunakan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Pelaksaannya yaitu pewawancara membawa pedoman yang diambil secara garis besar mengenai hal yang ingin ditanyakan.

2. Kuesioner

Angket atau yang sering disebut dengan kuesioner merupakan teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung di mana peneliti tidak langsung bertanya jawab terhadap responden. Instrument atau alat pengumpulan data disebut angket yang di mana berisikan sejumlah pertanyaan ataupun pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Sama seperti pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam. Maka dari itu, angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden sesuai dengan permintaan pengguna.

Tujuan dari angket untuk mencari informasi mengenai suatu permasalahan dari responden tanpa merasakan khawatir apabila jawaban tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisisan daftar pertanyaan. Angket dibagi menjadi 2 bagian yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Peneliti memilih menggunakan angket terbuka di mana berisikan pertanyaan pokok yang bisa di jawab atau direspon secara bebeas oleh responden. Responden memiliki kebebasan dalam memberikan jawaban maupun persepsinya.

Dengan kata lain, angket terbuka ini dapat disajikan ke dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isi ataupun jawaban sesuai dengan kehendak dan keadaan sebenarnya.

3. Tes

Tes merupakan lembar kerja, pertanyaan atau sejenisnya yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan serta bakat yang dimiliki oleh subjek penenlitian (Siyoto, S. 2015: 78).

Lembar tes ini berisikan butir-butir soal yang berdasarkan sasaran dan objek yang akan diteliti. Tes yang dipergunakan yaitu tes prestasi untuk mengetahui pencapaian dalam memperlajari sesuatu.

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulisan. Peneliti memberikan tes pretest dan posttest untuk penggunaan produk baik sebelum dan sesudah pemakaian untuk materi wawancara kemudia hasil akan dibandikan untuk melihat penggunaan produk baik sebelum dan sesudah diberikan.

E. Instrumen Penelitian 1. Wawancara

Peneliti melaksanakan wawancara kepada guru kelas IV di SD Kanisius Sengkan untuk memperoleh informasi mengenali modul yang digunakan oleh guru dan peserta diidk dalam mengajarkan pembelajaran Bahasa Indonesia terkhusu pada materi wawancara serta kesulitan yang dialami guru dalam mengajarkan materi wawancara. Pedoman wawancara kepada guru dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. 2 Daftar Wawancara Guru Kelas 4 Sekolah Dasar

No Topik Pertanyaan Item

1 Identitas guru kelas IV SD Kanisius Sengkan 1 2 Apakah Ibu mengalami kesulitan dalam

memberikan materi Bahasa Indonesia di masa pandemi ?

2

3 Sejauh ini, bagaimana respon peserta didik terhadap pembelajaran di masa pandemi ?

3 4 Apakah terdapat pegangan buku paket, modul

ataupun LKS untuk pembelajaran selama pandemi ?

4

5 Modul yang digunakan peserta didik selama ini dapat digunakan secara mandiri atau masih memerlukan bantuan dari guru ?

5

6 Apa yang sudah dilakukan Ibu dalam mengajarkan topik wawancara dalam mapel Bahasa Indonesia untuk peserta didik kelas 4 ?

6

7 Apakah topik ditentukan oleh guru atau dipilih secara bebas oleh peserta didik ?

7 8 Siapakah yang menjadi interview atau

narasumber para peserta didik ?

8 9 Apa cara terbaik atau metode yang Ibu gunakan

dalam mengajarkan cara wawancara kepada peserta didik ? Seperti panduan wawancara, langkah-langkah dalam pelaksanaan wawancara dan lainnya?

9

10 Menurut Ibu, bagaimana evaluasi hasil 10

wawancara terhadap yang dilakukan peserta didik, Bu ?

a. Apa yang menurut Ibu sangat baik ? b. Apakah peserta didik dapat

mengembangkan pertanyaan ?

c. Apa yang menurut Ibu hasil wawancara peserta didik yang belum memenuhi rubik penilaian Ibu ?

Menurut Ibu apa yang perlu dikembangkan agar materi wawancara dapat diserap dengan baik oleh peserta didik?

2. Kuesioner

Pada lembar kuesioner ini terdapat pernyataan yang diberikan pada lembar kuesioner yang merupakan pengembangan dari teori kriteria bahan ajar yang jelaskan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008: 28) yaitu: (1) komponen isi, (2) komponen kebahasaan, (3) komponen penyajian materi, dan (4) komponen kegrafikan. Berikut kisi-kisi lembar kuesioner yang dilakukan setelah tindakan penelitian diantaranya ada pakar atau dosen ahli dan juga guru kelas IV SD. Kuesioner validasi produk oleh pakar atau dosen ahli ini diajukan sebelum produk diujicobakan kepada peserta didik. Pertanyaan yang diajukan berdasarkan 4 kriteria dan pertanyaan dalam kuesioner ini berjumlahkan 25 butir disusun berdasarkan kisi-kisi berserta kuesioner sebagai berikut ini :

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Uji Validasi Modul Untuk Pakar Dan Guru lingkungan sekitar dan kehiduoan sehari-hari

a. Bahasa mudah dipahami b. Pemilihan kosa kata baku c. Penggunaan kalimat efektif

dan efisien

10,11,12

3 Komponen Penyajian Materi

a. Bahasa yang digunakan komunikatif

b. Penyajian materi bersifat interaktif

a. Judul mewakili keseluruhan materi

b. Judul menarik minat pembaca

c. Halaman tertata rapi

d. Jenis huruf memudahkan peserta didik membaca e. Pilihan jenis huruf menarik f. Pemilihan ukuran font

dengan materi

Tabel 3. 4 Instrument Kuesioner Validasi Untuk Dosen Ahli Dan Guru No Indikator Penilaian Skor Penilaian Deskripsi

Penilaian

1 2 3 4 5

A. Komponen Isi 1.

Materi pembelajaran yang disajikan pada modul sesuai dengan kompetensi dasar.

2.

Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

3.

Penyajian konsep yang akurat berdasarkan fakta dan kebenaran teori.

4.

Materi yang disajikan berkaitan dengan

Soal evaluasi mendorong peserta didik untuk berkaitan dengan materi pembelajaran.

8.

Kejelasan instruksi soal evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan modul.

9. Kunci jawaban membantu

peserta didik dalam mengoreksi jawaban dari soal-soal yang telah dikerjakan.

B. Komponen Kebahasaan 10.

Bahasa yang digunakan dalam modul mudah

C. Komponen Penyajian Materi 13.

Pengantar materi disajikan dengan bahasa yang

Pemaparan uraian materi disajikan dengan singkat dan padat.

16.

Gambar dan ilsutrasi yang disajikan relevan dengan topik yang sedang

Judul modul mewakili keseluruhan materi yang akan dipelajari.

Pemilihan jenis huruf memudahkan siswa saat membaca.

22. Pemilihan jenis huruf menarik.

23.

Pemilihan ukuran font memudahkan siswa saat membaca. mengenai materi yang akan disampaikan pada modul.

Total Skor Rata-rata Skor

3. Soal Postest dan Pretest

Peneliti memberikan soal evaluasi berupa prostest dan pretest untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran materi wawancara yang didapatkan oleh peserta didik. Peneliti memberikan soal pretest terlebih dahulu sebelum modul diberikan.

Setelah selesai mengerjakan soal pretest kemudian dilanjutkan dengan pemberian soal postest sesudah menggunakan modul.

Berikut ini kisi-kisi soal yang diberikan kepada peserta didik :

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Soal Postets dan Pretest untuk Peserta Didik Kelas IV

Kompetensi Dasar Indikator Bentuk

soal baku dan tidak baku dalam

Uarian 8,9

wawancara. dan akan diberikan secara bertahap kepada peserta didik kelas IV C SD Kanisius Sengkan yang berjumlahkan 5 peserta didik. Berikut ini soal postest dan pretest yang dipergunakan :

Tabel 3. 6 Soal Postets dan Pretest untuk Peserta Didik Kelas IV Nomor Soal Pretest dan Postest

1 Berdasarkan bacaan di atas, apa kegiatan yang dilakukan oleh Gina dan jelaskan menggunakan bahasamu!

2 Mengapa narasumber diperlukan dalam wawancara?

Jelaskan!

3 Agar wawancara terlaksana dengan baik maka diperlukannya pertanyaan agar narasumber memberikan informasi dengan lengkap dan jelas. Jelaskan mengenai kata tanya yang terdapat pada wawancara!

4 Gina : ...

Pak Tono : Keadaan lingkungan di desa saat ini cukup terjaga akan keberisihan lingkungan namun saya dan warga sekita tetap masyarakat harus tetap waspada dan melihat keadaan sekitar apabila terdapat orang atau lokasi yang tidak bersih segera melapor pada saya maupun wakil ketua RT. Buatlah kalimat tanya yang tepat untuk Gina tanyakan kepada Pak Tono!

5 Selama wawancara, informasi yang diberikan oleh narasumber perlu kita rangkum menjadi hasil laporan dari wawancara. Maka dari itu, apa saja yang perlunya mempersiapkan sebelum wawancara ?

6 Sebelum mengajukan pertanyaan kepada narasumber langkah pertama yang dilakukan oleh pewawancara adalah...

7 Apa yang harus dilakukan pewawancara jika terjadi kesalahan dalam menyampaikan pertanyaan?

8 Dalam wawancara terdapat 3 tahapan, sebutkan 3 tahapan dalam wawancara!

9 Pembuatan laporan hasil wawancara ada baiknya menggunakan kata baku. Menurutmu, apa itu kata baku

dan jelaskan menggunakan bahasamu!

10 Langkah terakhir proses wawancara adalah membuat laporan hasil wawancara. Dalam laporan hasil wawancara terdapat 7 bagian, sebutkan 7 bagian dari laporan hasil wawancara!

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul yang dikembangkan. Data penelitian dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dengan penejlasan sebagai berikut ini :

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik analsis data kualitatif dipergunakan untuk mengetahui kelayakan produk pada modul pengembangan Bahasa Indonesia materi wawancara. Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan maupun wawancara serta data kualitatif dipergunakan secara alamiah atau asli. Hasil data yang diperoleh dikumpulkan secara deskriptif kemudian dituliskan dalam bentuk laporan yang tidak berbasis angka maupun nilai. Maka data yang diperoleh merupakan soft data atau data lunak, dikarenakan mengalami perubahan.

Pada teknik analisis data kualitatif ini didapatkan dari hasil wawancara dengan guru kelas 4 SD Kanisius Sengkan. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 20 Januari 2021 pukul 08:00 – 09:00 WIB bertempatkan di SD Kanisius Sengkan. Wawancara ke dua pada tanggal 9 Maret 2021 pada pukul 08:00 – 09:00 WIB untuk memperoleh data yang lebih lengkap.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitaif menggunakan kuesioner yang berguna untuk mengetahui kualitas dari produk modul yang dibuat dalam kelayakan produk sehingga, hasil validasi instrument kuesioner validasi ahli dosen, validasi guru dan juga validitas instrumen uji coba peserta didik. Instrumen dosen dan guru diperoleh dari penilaian setelah melakukan validasi terhadap produk yang dibuat dan berikut ini penilaian untuk validasi produk untuk dosen dan guru :

Penilaian Rata-Rata Produk Modul

Untuk mengetahui valid dari produk perlunya melakukan beberapa tahapan sebagai berikut ini:

a) Dalam penilaian produk terdapat 5 pilihan untuk memberikan kualitas terhadap produk yaitu, sangat baik (5), baik (4), cukup (3), kurang (2) dan sangat kurang (1).

b) Jika data sudah terkumpul hitung setiap aspek dengan menggunakan rumus dibawah ini :

𝑋 = ∑𝑋 𝑛 Keterangan :

X = Skor rata-rata

Skor rerata = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah item yang dinilai

∑X = Jumlah skor n = Jumlah responden

c) Selanjutnya data tersebut diubah ke data kuantitafif dikonversi menjadi kualitatif. Rumusan skala lima yang dijadikan acuan berdasarkan Sukardjo (2008:101) sebagai berikut ini :

Tabel 3. 7 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Nilai Interval Skor Kategori

A X > Xi + 1,8 SBi Sangat Baik B Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 SBi Baik C Xi - 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 SBi Cukup D Xi - 1,8 SBi < X ≤ Xi - 0,6 SBi Kurang

E X ≤ Xi - 1,8 SBi Sangat Kurang

Keterangan :

Rata-rata skor ideal (Xi) = 1 2⁄ (skor maksimal

ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku skor ideal = 1 6⁄ (skor maksimal

ideal - skor minimal ideal)

X ideal = Skor empiris

d) Berikut ini rumus untuk mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif :

Skor maksimal ideal = 5 Skor minimal ideal = 1

X = 1 2⁄ (5+1)

= 3

SBi = 1 6⁄ (5-1)

= 0,67

Skala 5 = X > 3 + (1,8 x 0,67)

= X > 3 + 1,21

= X > 4,21

Skala 4 = 3 + (0,6 x 0,67) < X ≤ 4,21

= 3 + 0,40 < X ≤ 4,21

= 3,40 < X ≤ 4,21 Skala 3 = 3 - 0,40 < X ≤ 3,40

= 2,60 < X ≤ 3,40

Skala 2 = 3 – (1,8 x 0,67) < X ≤ 2,60

= 3 – 1,21 < X ≤ 2,60

= 1,79 < X ≤ 2,60 Skala 1 = X ≤ 1,79

e) Maka konversi dari data kuantitatif ke data kualitatif menggunakan skala likert yang disederhanakan dibawah ini :

Tabel 3. 8 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Likert

Skor Interval Skor Kategori

5 X > 4,21 Sangat Baik

4 3,40 < X ≤ 4,21 Baik

3 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

2 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

1 X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik

Penilaian terhadap peserta didik terhadap produk dengan memberikan tes yang berbentuk uraian (tes essay). Tes uraian ini berguna untuk memberikan jawaban sesuai dengan kemampuan serta bahasa mereka sendiri dengan jumlah item yang sudah ditentukan serta kunci jawaban yang tersedia. Penghitungan skor yang di dapat peserta didik akan dinilai sebagai berikut ini :

a) Pemberian skor per item soal:

1) Menjawab menggunakan 1-2 kata kunci akan mendapatkan skor 1

2) Menjawab menggunakan 3-4 kata kunci akan mendapatkan skor 2

3) Menjawab menggunakan 5-6 kata kunci akan mendapatkan skor 3

b) Menjumlahkan skor yang diperoleh.

c) Menghitung nilai tes setiap peserta didik menggunakan rumus :

Nilai yang diperoleh = Jumlah skor benar x 10 3

d) Menghitung rata-rata nilai tes semua siswa dengan rumus dengan skala 0 – 100 :

Rata-rata nilai tes =

Jumlah nilai tes semua peserta didik jumlah siswa

76 BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan

Pada penelitian pengembangan ini terdapat 2 masalah yang akan di bahas berdasarkan rumusan masalah yang ada. Pertama, mengenai prosedur pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar pada tema 3 subtema 3.

Kedua, mengenai kualitas pada pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi wawancara untuk kelas 4 sekolah dasar pada tema 3 subtema 3

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan melalui langkah-langkah

Prosedur penelitian dilaksanakan melalui langkah-langkah