• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.6 Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah alat komunilasi yang dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia yang dipergunakan dalam keseharian, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan

bahasa resmi di Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menjadi standar di negara ini. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakaian untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non resmi, santai, dan bebeas. Dalam berkomunikasi antar warga yang diutamakan adalah makna yang disampaikan. Penutur bahasa Indonesia dalam konteks bahasa nasional dapat menggunakan bahasa itu dengan bebas.

Saat berkomunikasi sehari – hari suatu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun Bahasa tulis. Dekatnya kita terhadap bahasa Indonesia, tidak dirasa untuk kita mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa, justru kelemahan yang tidak disadari (Suyono, 2011: 18).

Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam komunikasi resmi dalam perundang-undangan, acara formal, dan ditempat lembaga pendidikan. Dalam hal ini, bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidahnya. Bahasa Indonesia yang dipakai sesuai dengan kaidah yang berlaku, dimana bahasa itu harus lengkap dan baku. Tarigan memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu system yang sistematis, barangkali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer (Suyanto 2011: 15).

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi – fungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi

tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Berdasarkan pendapat Keraf dalam Finoza (2011: 2), yang menyatakan bahwa dalam literatur bahasa, para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu:

1) sebagai alat komunikasi, 2) sebagai alat mengekspresikan diri, 3) sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial, dan 4) sebagai alat kontrol sosial.

2.3 Kerangka Berpikir

Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak didik, termasuk didalamnya prestasi belajar anak didik. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik disekolah maupun dimasyarakat.

Suasana dalam keluarga berpengaruh dalam membantu belajar anak. Apabila suasana rumah itu selalu gaduh, tegang, sering rebut dan bertengkar, akibatnya anak tidak dapat belajar dengan baik, karena belajar membutuhkan ketenangan dan konsentrasi. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri anak dan dapat pula berasal dari luar diri anak. Salah satu diantara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah faktor orangtua yang dalam banyak hal menempati banyak hal cukup penting.

Dukungan teman sekelas juga mempunyai andil yang besar dalam peningkatan prestasi belajar. Dengan dukungan dari teman, siswa tentu saja akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga prestasi belajar akan meningkat.

Dukungan teman dapat dilakukan dengan cara mengerjakan tugas secara berkelompok sehingga jika ada siswa yang kurang memahami materi pelajaran, dapat ditanyakan langsung kepada temannya. Hal ini menandakan adanya hubungan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

Sarana belajar atau alat bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar (Imron 1996: 35). Sarana belajar merupakan sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang penting. Dengan sarana belajar yang kurang lengkap, kegiatan pembelajaran tentu saja akan terganggu. Akan tetapi, jika sarana belajar tersedia lengkap, kegiatan pembelajaran tentu saja akan berjalan dengan lancar sehingga prestasi belajar akan meningkat. Hal ini menandakan adanya hubungan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

2.4 Paradigma Penelitian

Keterikatan antara variabel – variabel penelitian dapat disusun dalam suatu paradigma. Paradigma yang disusun dapat dilihat pada sebagai berikut ini.

Gambar 1.1

π‘Ÿπ‘‹1π‘Œ

π‘Ÿπ‘‹2π‘Œ

π‘Ÿπ‘‹3π‘Œ 𝑋1

𝑋2

𝑋3

Y

Keterangan:

𝑋1 = Variabel Lingkungan Keluarga

𝑋2 = Variabel Dukungan Teman

𝑋3 = Variabel Sarana belajar

Y = Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

π‘Ÿπ‘‹1π‘Œ= Hubungan antara Variabel Lingkungan Keluarga dengan Variabel Prestasi Belajar.

π‘Ÿπ‘‹2π‘Œ= Hubungan antara Variabel Dukungan Teman dengan Variabel Prestasi Belajar.

π‘Ÿπ‘‹3π‘Œ= Hubungan antara Variabel Sarana Belajar dengan Variabel Prestasi Belajar.

2.5 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2013:64) menyatakan bahwa, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Ada tiga Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis I

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar.

b. Hipotesis II

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar.

c. Hipotesis III

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Magelang, Jalan Medang No. 17, Rejowinangun Utara, Magelang Tengah, kota Magelang, Jawa Tengah, Kode Pos:

56117. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2019.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 3 Magelang tahun ajaran 2018/2019. Jumlah subyek pada penelitian ini adalah 254 siswa yang terbagi menjadi delapan kelas. Siswa yang menjadi subjek diharapkan dapat memberikan data dengan menjawab angket.

Objek penelitian meliputi, variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas yakni Lingkungan Keluarga, Dukungan Teman, dan Sarana Belajar. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA N 3 Magelang.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

Menurut Sugiyono (2014: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Martono (2014: 76), populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah

keseluruhan dari subjek yang memiliki karakteristik untuk diteliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 3 Magelang. Jumlah Populasi sebanyak 254 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Sumber: Sekretariat SMA N 3 Magelang

Menurut Sugiyono (2014: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Yusuf (2014: 150), sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi sesuai dengan

Kelas

Jumlah Mahasiswa

IPA I 31

IPA II 32

IPA III 32

IPA IV 32

IPA V 31

IPS I 32

IPS II 32

IPS III 32

Total 254

karakteristik yang dimilikinya. Sampel adalah sebagian besar dari populasi yang sesuai dengan karakter yang telah ditentukan.

Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan jumlah populasi sudah diketahui. Adapun perhitungan sampel dengan rumus slavin (siregar, 2010: 149) sebagai berikut .

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2 Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan 0.05

𝑛 = 254

1 + 254(0.05)2 𝑛 =155,35 = 155 siswa

Dengan rumus Slovin di atas, diperoleh sejumlah 155 sampel untuk penelitian ini.

Teknik peranikan sampel dalam penelitian ini, menggunakan teknik penarikan sampel jenis Proportional Random Sampling yang merupakan pengembangan sratified random sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Pengambilan sampel secara proporsi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sampel subkelompok =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘šπ‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘”βˆ’π‘šπ‘Žπ‘ π‘–π‘›π‘” π‘˜π‘’π‘™π‘œπ‘šπ‘π‘œπ‘˜

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ x Besar sampel

Dengan demikian, dapat dihitung sampel yang diteliti berdasarkan program studi masing-masing responden dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Proporsisi Sampel Siswa Setiap Kelas

Sumber: Sekretariat SMA N 3 Magelang, diolah Kelas

Jumlah Populasi

Jumlah Sampel

IPA I 31 19

IPA II 32 19

IPA III 32 20

IPA IV 32 20

IPA V 31 19

IPS I 32 19

IPS II 32 20

IPS III 32 19

Total 254 155

3.4 Pengukuran Variabel Penelitian, Penentuan kecenderungan Variabel, Definisi Operasionalisasi Variabel dan Kisi-kisi Instrumen.

Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2013:38) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai

β€œvariasi” antara satu orang dengan orang lain. Berbeda dengan pendapat Hatch dan Farhady, menurut Kidder (dalam Sugiyono, 2013:38) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Dapat ditarik kesimpulkan dari para pakar bahwa variabel adalah suatu atribut sesorang atau obyek yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dapat ditarik suatu kesimpulan.

Pada subbab ini peneliti akan memaparkan pengukuran variabel Penelitian, penentuan kecenderungan variabel, dan definisi operasionalisasi variabel dan kisi-kisi instrumen. Ketiga hal itu akan diuraikan sebagai berikut.

3.4.1 Pengukuran Variabel

Setiap variabel yang dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing – masing. Oleh karena itu, pengukuran variabel yang peneliti lakukan sebagai berikut ini.

1. Variabel lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar.

Variabel lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu obyek atau fenomena tertentu (Siregar 2010: 138). Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan – pernyataan tersebut tergambar seperti Table 3. 3 berikut.

Tabel 3. 3

Penskoran Skala Likert

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

STS Skor 1 STS Skor 5

TS Skor 2 TS Skor 4

RR Skor 3 RR Skor 3

S Skor 4 S Skor 2

SS Skor 5 SS Skor 1

2. Variabel prestasi belajar siswa.

Pengukuran variabel prestasi belajar siswa berdasarkan skor rapot bahasa Indonesia siswa kelas X semester 1. Daftar skor rapot Bahasa Indonesia terlampir pada halaman 82 – 83.

3.4.2 Penentuan Kecenderungan Variabel

Penentuan kecenderungan semua variabel (lingkungan keluarga, dukungan teman, sarana belajar, prestasi belajar) dinilai dengan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II. Peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) karena peneliti melihat dari kondisi sekolah, apa yang dilakukan guru di kelas, dan kondisi siswa. Kondisi sekolah SMA N 3 Magelang baik dan memadai. Akan tetapi, masih ada laboratorium IPS yang tidak lengkap karena kurangnya sarana atau media pembelajaran yang tersedia disana. Tidak semua guru di SMA N 3 Magelang menggunakan metode pembelajaran kreatif. Selain itu, kondisi ruang kelas di SMA N 3 Magelang tidak terlalu luas sehingga sulit menerapkan metode pembelajaran

yang membutuhkan ruang yang luas. Jika dilihat dari kondisi siswa, tidak semua siswa SMA N 3 Magelang aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun pedoman PAP II adalah sebagai berikut (Masidjo 1995: 157).

Tabel 3. 4

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi

Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat Tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat Rendah

3.4.3 Definisi Operasionalisasi Variabel dan Kisi-Kisi

Agar penelitian ini terarah, maka dikemukakan definisi operasional variabel dan kisi-kisi dari variabel lingkungan keluarga, variabel dukungan teman, dan variabel sarana belajar. Definisi operasional dan kisi-kisi dapat dilihat sebagai berikut ini.

1. Lingkungan keluarga

Menurut Sartain yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2003:28), β€œ Lingkungan merupakan semua kondisi dalam dunia ini, dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan atau life proses kecuali gen- gen”.

Penyusunan kisi-kisi untuk mengukur variabel Lingkungan Keluarga, peneliti menggunakan kuesioner dengan lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor jawaban dari lima alternatif jawaban tersebut bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3. 5 4. Keharmonisan hubungan orang tua

dengan anak

14,15 16,17

5. Pengarahan yang tepat 18,19, 21 20,

6. Teladan yang baik 22,23,24 25,26

7. Bimbingan yang dipahami oleh anak

27,28 29,30

Jumlah 16 14

2. Dukungan Teman

Menurut Vembriarto (1993: 54), kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama, dalam hal usia, status atau posisi sosial.

Melalui kelompok sebaya itu, anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita – cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama, dan tanggung jawab (Vembriarto 1993: 61).

Penyusunan kisi-kis untuk mengukur variabel dukungan teman, peneliti menggunakan kuesioner dengan lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor jawaban dari empat alternatif jawaban tersebut bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah.Untuk pernyataan yang menghendaki jawabanpositif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3. 6 1. Kejujuran siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Keadilan siswa pada setiap teman.

3. Kerja sama antar siswa.

4. Tanggung Jawab siswa ketika belajar.

3. Sarana Belajar

Menurut Roestiyah (1982: 67), sarana belajar atau media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa di dalam maupun di luar kelas. Sarana atau media pendidikan ini adalah alat penunjang dalam pembelajara.

Penyusunan kisi-kisi untuk mengukur variabel sarana belajar, peneliti menggunakan kuesioner dengan lima alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor jawaban dari lima alternatif jawaban tersebut bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3. 7 1. Alat pelajaran yang

memadai.

3. Media pendidikan yang tepat dalam interaksi belajar mengajar.

10, 11, 12 13, 14

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:193) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan peneliti untuk mengumpilkan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah angkat atau kuesioner dan dokumentasi. Berikut ini penjelasan teknik pengumpulan data.

1. Angket atau Kuesioner

Angket merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (Sujarweni 2012: 243). Alasan peneliti menggunakan kuesioner karena peneliti berpendapat bahwa kuesioner mampu mewakili kekurangan peneliti dalam pengumpulan data.Teknik ini dilakukan untuk memperolehdata mengenai hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa, hubungan antara dukungan teman dengan prstasi belajar siswa, dan hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen (Hasan 2002: 87).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data yang bersifat

historis. Dalam hal ini, peneliti mendokumentasikan nilai raport seluruh siswa kelas X SMA N 3 Magelang semester ganjil.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

Syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validasi dan reliabilitas (arifin 2011 : 245). Validasi dan reliabilitas merupakan instrumen penting dilakukan karena berkaitan dengan hasil berupa data yang akan diperoleh melalui instrument tersebut. Instrumen yang valid dan reliabel akan memberikan hasil yang dapat dipercayakan. Berikut ini akan disajikan uji validitas dan reliabilitas.

3.6.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni 2012:

177).Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut :

N = banyaknya sampel yang diuji

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya.

Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dan sig 5%.Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni 2012: 177). Hasil uji validitas lingkungan keluarga tertera pada Tabel 3.8 berikut ini.

14 0.527 0.361 Valid

15 0.521 0.361 Valid

16 0.414 0.361 Valid

17 0.040 0.361 Tidak Valid

18 0.448 0.361 Valid

19 0.473 0.361 Valid

20 0.408 0.361 Valid

21 0.485 0.361 Valid

22 0.402 0.361 Valid

23 0.391 0.361 Valid

24 0.611 0.361 Valid

25 0.371 0.361 Valid

26 0.542 0.361 Valid

27 0.214 0.361 Tidak Valid

28 0.415 0.361 Valid

29 0.457 0.361 Valid

30 0.239 0.361 Tidak Valid

Berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel 3.8, item yang dinayatakan tidak valid untuk variabel lingkungan keluarga adalah item 6, 8, 17, 27 dan 30. Item-item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Hasil uji validasi variabel dukungan teman tertera pada Tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3. 9

Uji Validitas Dukungan Teman

No Item

Corected Item-total Corelation

r_ tabel Keterangan

1 0.569 0.361 Valid

2 0.471 0.361 Valid

3 0.546 0.361 Valid

4 0.635 0.361 Valid

5 0.461 0.361 Valid

6 -0.312 0.361 Tidak Valid

7 0.409 0.361 Valid

8 0.417 0.361 Valid

9 0.459 0.361 Valid

10 0.060 0.361 Tidak Valid

11 0.368 0.361 Valid

12 0.671 0.361 Valid

Berdasarkan informasi yang terdapat dalam tabel 3.9, item yang dinyatakan tidak valid untuk variabel dukungan teman adalah item 6 dan 10. Item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Hasil uji validasi yang ke tiga adalah variable dukungan teman tertera pada Tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3. 10

Berdasarkan informasi yang terdapat tabel 3.10, item yang dinyatakan tidak valid untuk variabel sarana belajat adalah item 5 dan 9. Item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Adapun ringkasan hasil uji validasi butir soal dari setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.

Table 3. 11

Ringkasan Hasil Uji Validitas Butir Variabel Jumlah

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa untuk kuesioner variabel Lingkungan Keluarga dengan jumlah 30 butir soal diperoleh 25 butir soal yang valid dan 5 butir soal gugur, untuk kuesioner variabel dukungan teman dengan jumlah 12 butir soal diperoleh 12 butir soal yang valid dan 2 butir soal gugur, untuk variabel sarana belajar dengan jumlah 14 butir soal diperoleh 12 butir soal yang valid dan 2 butir soal gugur. Dengan demikian, butir-butir yang valid merupakan butir-butir yang akan digunakan sebagai pengumpulan data penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk – kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan dimensi dalam suatu bentuk

kuesioner (Sujarweni 2012: 186). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%.

Tahapan penghitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpa Cronbach (Siregar 2010: 176) , yakni sebagai berikut :

1. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

πœŽπ‘–2 =

2. Menentukan nilai varians total

πœŽπ‘–2 = βˆ‘π‘‹

2βˆ’(βˆ‘π‘‹)2 𝑛 𝑛

3. Menentukan reliabilitas instrumen π‘Ÿ

π‘Ÿ11 = koefisien reliabilitas instrumen

K = jumlah butir pertanyaan

βˆ‘πœŽπ‘2= jumlah varians butir

πœŽπ‘‘2= varians total

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60 (Sujarweni 2012: 186). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel.

Tabel 3.12

Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga Reliability Statistics

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,890 dan jumlah item pertanyaan 30 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,890 > 0,60.

Tabel 3.13

Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Teman Reliability Statistics

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,767 dan jumlah item pertanyaan 12 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,767 > 0,60.

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,797 dan jumlah item pertanyaan 14 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,797 > 0,60.

3.7 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014 : 207) mengungkapkan analisis data merupakan kegitan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.data penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan korelasi, dengan penjelasan sebagai berikut.

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif (Siregar 2010: 221). Pengujian

Tabel 3.14

Uji Reliabilitas Variabel Sarana Belajar Reliability Statistics

statistik deskripsi ini untuk mendeskripsikan variabel penelitian yaitu lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar.

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan Uji Korelasi Spearman. Adapun rumusan hipotesis sebagai berikut.

1. Hipotesis I

Hipotesis I menunjukan hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar.

2. Hipotesis II

Hipotesis II menunjukan hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar.

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

3. Hipotesis III

Hipotesis III menunjukan hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga tentang hubungan antara lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar dengan prestasi belajar menggunakan rumus statistik koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan rumus (Nazir 2005: 453):

𝜌 = 1 βˆ’ 6 βˆ‘ 𝑑21 𝑁3βˆ’ 𝑁 Dimana:

𝑑𝑖 = beda antara 2 pengamatan berpasangan 𝑁 = total pengamatan

𝜌 = koefisien korelasi Spearman

Hasil yang telah dihitung kemudian diadakan interpretasi data, apakah setiap variabel mempunyai hubungan yang sangat rendah, rendah, sedang, kuat atau sangat kuat. Menurut (sugiyono 2013: 184), pedoman untuk memberikan nilai interpretai yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. 15

Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Responden dalam penelitian ini berjumlah 155 siswi yang merupakan siswa kelas X SMA Negeri 3 Magelang. Penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu lingkungan keluarga, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar.

Penelitian ini juga mendeskripsikan dan menguji hubungan antara variabel lingkungan keluarga dengan variabel prestasi belajar, hubungan antara variabel dukungan teman dengan variabel prestasi belajar, dan hubungan antara variabel sarana sarana belajar dengan variabel prestasi belajar.

Pada bagian ini disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Pengumpulan data dari pembagian kuesioner pada responden. Bentuk pendeskripsian data dilakukan dengan menyusun deskripsi frekuensi untuk masing-masing variabel. Untuk penilaian masing-masing variabel penelitian menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP II dan berdasarkan rata-rata (mean), modus, median, dan standar deviasi.

Adapun deskripsi data masing-masing variabel berdasarkan data penilaian

Adapun deskripsi data masing-masing variabel berdasarkan data penilaian