• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:193) menyatakan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan peneliti untuk mengumpilkan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah angkat atau kuesioner dan dokumentasi. Berikut ini penjelasan teknik pengumpulan data.

1. Angket atau Kuesioner

Angket merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (Sujarweni 2012: 243). Alasan peneliti menggunakan kuesioner karena peneliti berpendapat bahwa kuesioner mampu mewakili kekurangan peneliti dalam pengumpulan data.Teknik ini dilakukan untuk memperolehdata mengenai hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa, hubungan antara dukungan teman dengan prstasi belajar siswa, dan hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen (Hasan 2002: 87).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data yang bersifat

historis. Dalam hal ini, peneliti mendokumentasikan nilai raport seluruh siswa kelas X SMA N 3 Magelang semester ganjil.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

Syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validasi dan reliabilitas (arifin 2011 : 245). Validasi dan reliabilitas merupakan instrumen penting dilakukan karena berkaitan dengan hasil berupa data yang akan diperoleh melalui instrument tersebut. Instrumen yang valid dan reliabel akan memberikan hasil yang dapat dipercayakan. Berikut ini akan disajikan uji validitas dan reliabilitas.

3.6.1 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni 2012:

177).Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun rumusnya sebagai berikut :

N = banyaknya sampel yang diuji

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya.

Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dan sig 5%.Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni 2012: 177). Hasil uji validitas lingkungan keluarga tertera pada Tabel 3.8 berikut ini.

14 0.527 0.361 Valid

15 0.521 0.361 Valid

16 0.414 0.361 Valid

17 0.040 0.361 Tidak Valid

18 0.448 0.361 Valid

19 0.473 0.361 Valid

20 0.408 0.361 Valid

21 0.485 0.361 Valid

22 0.402 0.361 Valid

23 0.391 0.361 Valid

24 0.611 0.361 Valid

25 0.371 0.361 Valid

26 0.542 0.361 Valid

27 0.214 0.361 Tidak Valid

28 0.415 0.361 Valid

29 0.457 0.361 Valid

30 0.239 0.361 Tidak Valid

Berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel 3.8, item yang dinayatakan tidak valid untuk variabel lingkungan keluarga adalah item 6, 8, 17, 27 dan 30. Item-item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Hasil uji validasi variabel dukungan teman tertera pada Tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3. 9

Uji Validitas Dukungan Teman

No Item

Corected Item-total Corelation

r_ tabel Keterangan

1 0.569 0.361 Valid

2 0.471 0.361 Valid

3 0.546 0.361 Valid

4 0.635 0.361 Valid

5 0.461 0.361 Valid

6 -0.312 0.361 Tidak Valid

7 0.409 0.361 Valid

8 0.417 0.361 Valid

9 0.459 0.361 Valid

10 0.060 0.361 Tidak Valid

11 0.368 0.361 Valid

12 0.671 0.361 Valid

Berdasarkan informasi yang terdapat dalam tabel 3.9, item yang dinyatakan tidak valid untuk variabel dukungan teman adalah item 6 dan 10. Item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Hasil uji validasi yang ke tiga adalah variable dukungan teman tertera pada Tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3. 10

Berdasarkan informasi yang terdapat tabel 3.10, item yang dinyatakan tidak valid untuk variabel sarana belajat adalah item 5 dan 9. Item yang dinyatakan tidak valid dihapus. Adapun ringkasan hasil uji validasi butir soal dari setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.

Table 3. 11

Ringkasan Hasil Uji Validitas Butir Variabel Jumlah

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa untuk kuesioner variabel Lingkungan Keluarga dengan jumlah 30 butir soal diperoleh 25 butir soal yang valid dan 5 butir soal gugur, untuk kuesioner variabel dukungan teman dengan jumlah 12 butir soal diperoleh 12 butir soal yang valid dan 2 butir soal gugur, untuk variabel sarana belajar dengan jumlah 14 butir soal diperoleh 12 butir soal yang valid dan 2 butir soal gugur. Dengan demikian, butir-butir yang valid merupakan butir-butir yang akan digunakan sebagai pengumpulan data penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk – kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan dimensi dalam suatu bentuk

kuesioner (Sujarweni 2012: 186). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5%.

Tahapan penghitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpa Cronbach (Siregar 2010: 176) , yakni sebagai berikut :

1. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

𝜎𝑖2 =

2. Menentukan nilai varians total

𝜎𝑖2 = ∑𝑋

2(∑𝑋)2 𝑛 𝑛

3. Menentukan reliabilitas instrumen 𝑟

𝑟11 = koefisien reliabilitas instrumen

K = jumlah butir pertanyaan

∑𝜎𝑏2= jumlah varians butir

𝜎𝑡2= varians total

Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60 (Sujarweni 2012: 186). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan reliabel.

Tabel 3.12

Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga Reliability Statistics

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,890 dan jumlah item pertanyaan 30 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,890 > 0,60.

Tabel 3.13

Uji Reliabilitas Variabel Dukungan Teman Reliability Statistics

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,767 dan jumlah item pertanyaan 12 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,767 > 0,60.

Berdasarkan Tabel Reliability Statistics di atas, diketahui nilai Cronbach's Alpha adalah sebesar 0,797 dan jumlah item pertanyaan 14 butir. Dengan demikian, kuesioner tersebut dapat dikatakan reliable karena 0,797 > 0,60.

3.7 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014 : 207) mengungkapkan analisis data merupakan kegitan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.data penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan korelasi, dengan penjelasan sebagai berikut.

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif (Siregar 2010: 221). Pengujian

Tabel 3.14

Uji Reliabilitas Variabel Sarana Belajar Reliability Statistics

statistik deskripsi ini untuk mendeskripsikan variabel penelitian yaitu lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar.

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini terdapat tiga pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan Uji Korelasi Spearman. Adapun rumusan hipotesis sebagai berikut.

1. Hipotesis I

Hipotesis I menunjukan hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar.

2. Hipotesis II

Hipotesis II menunjukan hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar.

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar.

3. Hipotesis III

Hipotesis III menunjukan hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar.

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga tentang hubungan antara lingkungan keluarga, dukungan teman, dan sarana belajar dengan prestasi belajar menggunakan rumus statistik koefisien korelasi Spearman yang dinyatakan dengan rumus (Nazir 2005: 453):

𝜌 = 1 − 6 ∑ 𝑑21 𝑁3− 𝑁 Dimana:

𝑑𝑖 = beda antara 2 pengamatan berpasangan 𝑁 = total pengamatan

𝜌 = koefisien korelasi Spearman

Hasil yang telah dihitung kemudian diadakan interpretasi data, apakah setiap variabel mempunyai hubungan yang sangat rendah, rendah, sedang, kuat atau sangat kuat. Menurut (sugiyono 2013: 184), pedoman untuk memberikan nilai interpretai yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. 15

Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Responden dalam penelitian ini berjumlah 155 siswi yang merupakan siswa kelas X SMA Negeri 3 Magelang. Penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu lingkungan keluarga, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar.

Penelitian ini juga mendeskripsikan dan menguji hubungan antara variabel lingkungan keluarga dengan variabel prestasi belajar, hubungan antara variabel dukungan teman dengan variabel prestasi belajar, dan hubungan antara variabel sarana sarana belajar dengan variabel prestasi belajar.

Pada bagian ini disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Pengumpulan data dari pembagian kuesioner pada responden. Bentuk pendeskripsian data dilakukan dengan menyusun deskripsi frekuensi untuk masing-masing variabel. Untuk penilaian masing-masing variabel penelitian menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP II dan berdasarkan rata-rata (mean), modus, median, dan standar deviasi.

Adapun deskripsi data masing-masing variabel berdasarkan data penilaian adalah sebagai berikut ini.

4.1.1 Variabel Lingkungan Keluarga

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui skor tertinggi yang mungkin dicapai 125 dan skor terendah yang mungkin dicapai 25. Adapun mean sebesar 86.37, median sebesar 88, modus sebesar 69, dan standar deviasi sebesar 14.827.

Berikut ini disajikan Tabel 4.1 tentang interpretasi lingkungan keluarga.

Tabel 4. 1

Diskripsi Lingkungan Keluarga

No. Skor Frekuensi Presentase Kriteria

1. 101 – 125 28 18,1% Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 4. 1, deskripsi data variabel lingkungan keluarga tampak bahwa anggapan 28 siswa atau 18,1 % mengenai lingkungan keluarga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “sangat tinggi”, anggapan 71 siswa atau 45,8%

mengenai lingkungan keluarga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “tinggi”, anggapan 33 siswi atau 21,3 % mengenai lingkungan keluarga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “sedang”, anggapan 17 siswa atau 10,9% mengenai lingkungan keluarga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “rendah”, dan anggapan 6 siswa atau 3,9% mengenai lingkungan keluarga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

“sangat rendah”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggapan siswa mengenai lingkungan keluarga dalam kategori tinggi.

4.1.2 Variabel Dukungan Teman

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui skor tertinggi yang mungkin dicapai 50 dan skor terendah yang mungkin dicapai 10. Adapun mean sebesar 30.43, median sebesar 31, modus sebesar 30, dan standar deviasi sebesar 7.088.

Berikut ini disajikan Tabel 4.2 interpretasi dukungan teman.

Tabel 4. 2

Diskripsi Dukungan Teman

No. Skor Frekuensi Presentase Kriteria

1. 41 – 50 7 4.5% Sangat Tinggi bahwa anggapan 7 siswa atau 4.5% mengenai dukungan teman dalam pembelajarn Bahasa Indonesia “sangat tinggi”, anggapan 57 siswa atau 36,8% mengenai dukungan teman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “tinggi”, anggapan 48 siswi atau 31% mengenai dukungan teman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

“sedang”, anggapan 23 siswa atau 14,8% mengenai dukungan teman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “rendah”, dan anggapan 20 siswa atau 12.9%

mengenai dukungan teman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “sangat rendah”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggapan siswa mengenai dukungan teman dalam kategori tinggi.

4.1.3 Variabel Sarana Belajar

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui skor tertinggi yang mungkin dicapai 60 dan skor terendah yang mungkin dicapai 12. Adapun mean sebesar 41.64, median sebesar 42, modus sebesar 41, dan standar deviasi sebesar 6.029.

Berikut ini disajikan Tabel 4.3 interpretasi sarana belajar.

Tabel 4. 3

Diskripsi Sarana Belajar

No. Skor Frekuensi Presentase Kriteria

1. 49 – 60 17 11% Sangat Tinggi

2. 40 – 48 83 53.5% Tinggi

3. 34 – 39 43 27.7% Sedang

4. 28 – 33 10 6.5% Rendah

5. < 27 2 1.3% Sangat Rendah

Jumlah 155 100%

Berdasarkan Tabel 4. 3 deskripsi data variabel sarana belajar tampak bahwa anggapan 17 siswa atau 11% mengenai sarana belajar dalam pembelajarn Bahasa Indonesia “sangat tinggi”, anggapan 83 siswa atau 53.5% mengenai sarana belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “tinggi”, anggapan 43 siswi atau 27.7%

mengenai sarana belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “sedang”, anggapan 10 siswa atau 6.5% mengenai sarana belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

“rendah”, dan anggapan 2 siswa atau 1.3% mengenai sarana belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “sangat rendah”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggapan siswa mengenai sarana belajar dalam kategori tinggi.

4.1.4 Variabel Prestasi Belajar

Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui skor tertinggi yang dicapai 91 dan skor terendah 74. Adapun mean sebesar 83.68, median sebesar 84, modus sebesar 84, dan standar deviasi sebesar 3.532. Berikut ini disajikan Tabel 4. 4 interpretasi prestasi belajar.

Tabel 4. 4

Diskripsi Prestasi Belajar

No. Skor Frekuensi Presentase Kriteria

1. 81 – 100 126 81% Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 4. 4 deskripsi data variabel prestasi belajar tampak bahwa anggapan 126 siswa atau 81% mengenai sarana belajar dalam pembelajarn Bahasa Indonesia “sangat tinggi”, anggapan 29 siswa atau 19% mengenai sarana belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia “tinggi”, dan skor 65 sampai dibawah 0 tidak ditemukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggapan siswa mengenai prestasi belajar dalam kategori sangat tinggi.

4.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Analisis data ini dilakukan agar kesimpulan yang diperoleh tidak menyimpang dari yang seharusnya. Dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diuji. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman.

Hasil pengujian masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Hipotesis I, Hipotesis II, dan Hipotesis III seperti berikut.

4.2.1 Hipotesis I

Hipotesis I menunjukan hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar. Rumusan hipotesis dan pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut.

1. Rumusan Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis I menggunakan komputer dengan program SPSS 25. Hasil analisis hipotesis I dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 4. 5

Rangkuman Uji Hipotesis I dengan Korelasi Spearman Correlations

Correlation Coefficient 1.000 .277**

Sig. (2-tailed) . .000

N 155 155

Prestasi_Be lajar

Correlation Coefficient .277** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 155 155

Tabel 4. 5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar adalah 0.277. Bila diinterpretasikan dalam Tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,399. Arah positif menunjukkan bahwa semakin banyak pengaruh lingkungan keluarga yang baik maka prestasi belajar bahasa indonesia semakin baik. Sebaliknya, semakin sedikit pengaruh lingkungan keluarga maka prestasi belajar semakin rendah. Jika dilihat

dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas > ∝ = 0,05 maka Ho diterima.

Berdasarkan Tabel 4. 5, nilai probabilitasnya 0,000 < ∝ = 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau ada hubungan positif dan signifikan antara lingkuan keluarga dan prestasi belajar pada pembelajaran bahasa indonesia.

4.2.2 Hipotesis II

Hipotesis II menunjukan hubungan antara dukungan teman dengan prestasi belajar. Rumusan hipotesis dan pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut.

1, Rumusan Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis II menggunakan komputer dengan program SPSS 25. Hasil analisis hipotesis II dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4. 6

Rangkuman Uji Hipotesis II dengan Korelasi Spearman Correlations

Correlation Coefficient 1.000 .246**

Sig. (2-tailed) . .002

N 155 155

Correlation Coefficient .246** 1.000

VAR0000 2

Sig. (2-tailed) .002 .

N 155 155

Tabel 4. 6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara dukungan teman dan prestasi belajar adalah 0.246. Bila diinterpretasikan dalam tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,399. Arah positif menunjukkan bahwa semakin banyak dukungan teman maka prestasi belajar bahasa indonesia semakin baik. Sebaliknya, semakin sedikit dukungan teman maka prestasi belajar semakin rendah. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas > ∝ = 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan Tabel 4. 6, nilai probabilitasnya 0,002 < ∝ = 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar pada pembelajaran bahasa indonesia.

4.2.3 Hipotesis III

Hipotesis III menunjukan hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar. Rumusan hipotesis dan pengujian hipotesis dapat dilihat sebagai berikut.

1. Rumusan Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara saran belajar dan prestasi belajar

H1 = Ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis III menggunakan komputer dengan program SPSS 25. Hasil analisis hipotesis III dapat dilihat pada Tabel 4. 7 berikut ini.

Tabel 4. 7

Rangkuman Uji Hipotesis III dengan Korelasi Spearman Correlations

sarana_belajar Correlation Coefficient 1.000 .029

Sig. (2-tailed) . .718

N 155 155

Nilai Correlation Coefficient .029 1.000

Sig. (2-tailed) .718 .

N 155 155

Tabel 4. 7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara sarana belajar dan prestasi belajar adalah 0,029. Bila diinterpretasikan dalam Tabel interprestasi nilai r maka terletak pada kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi sarana belajar maka prestasi belajar Bahasa Indonesia semakin baik. Sebaliknya semakin rendah sarana belajar maka prestasi belajar semakin buruk. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, jika nilai probabilitas > ∝ = 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan tabel 4. 7, nilai probabilitasnya 0,718 > ∝ = 0,05. Dengan demikian, Ho diterima atau tidak ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

4.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis korelasi Spearman dapat diketahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel lingkungan kelarga, dukungan teman, dan sarana belajar terhadap variabel prestasi belajar. Hasil yang diperoleh akan dikaitkan dengan peneliti terdahulu, dan hasilnya sebagai berikut.

4.3.1 Hubungan antara Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan analisis korelasi Spearman diketahui koefisien korelasi sebesar 0.277 termasuk dalam kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,399. Angka probabilitasnya 0,000 < ∝ = 0,05. Dengan demikian, hipotesis pertama diterima atau ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X SMA N 3 Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar bahasa indonesia. Hal ini berarti lingkungan keluarga berpengaruh dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam deskripsi data lingkungan keluarga menunjukan bahwa lingkungan keluarga dari siswa kelas X SMA N 3 Magelang termasuk dalam kategori tinggi (71 siswa).

Dalam deskripsi prestasi belajar menunjukan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi (126 siswa).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muhammad Khafid (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Selain itu, menurut Chandra Putri Tirtiana (2013) juga menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara

lingkungan keluarga dengan prestasi belajar. Menurut Ngalim Purwanto (1994:67),

“keluarga adalah merupakan pusat atau tempat pendidikan yang pertama dan utama”. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil- hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik sekolah maupun dalam masyarakat. Keluarga merupakan tempat-tempat lain, pendidikan keluarga mendasar pendidikan selanjutnya, karena orang tua adalah pendidik kodrati yang mendidik siswa dengan penuh kasih sayang.

Dalam hal ini lingkungan keluarga merupakan pendidikan utama dalam diri siswa. Dapat diasumsikan bahwa semakin banyak peran keluarga terhadap siswa tentu akan meningkatkan prestasi belajar bahasa indonesia. Peneliti berkesimpulan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia.

4.3.2 Hubungan antara Dukungan Teman dan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan analisis korelasi Spearman diketahui koefisien korelasi sebesar 0,246 termasuk dalam kategori rendah, yaitu pada range 0,20-0,299. Angka probabilitas sebesar 0,002 < ∝ = 0,05. Dengan demikian, hipotesis kedua diterima atau ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dan prestasi belajar pada pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas X SMA N 3 Magelang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan teman dan prestasi belajar bahasa indonesia. Hal ini berarti banyak sedikitnya dukungan teman berhubungan dengan prestasi siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anastasia Yuni Astuti (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Vina Christina (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara dukungan teman dengan prestasi belajar akuntansi. Dalam deskripsi data dukungan teman menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas X SMA N 3 Magelang tentang dukungan teman termasuk dalam kategori tinggi (57 siswa). Dalam deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswi memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi (126 siswa).

Menurut Vembriarto (1993: 61), Melalui kelompok sebaya itu, anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita – cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama, dan tanggung jawab

Jalinan relasi dengan teman mempunyai pengaruh yang besar dalam diri siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ketika teman rajin belajar dan mendapat nilai yang baik, tentu saja teman yang lain tidak mau kalah dan akan ikut terpengaruh untuk belajar lebih giat. Begitu pula sebaliknya, ketika teman malas-malasan dalam belajar, teman yang lain juga cenderung akan malas-malasan dalam belajar.

Kedekatan dengan teman itu pula akan menumbuhkan semangat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya saja dengan dukungan teman dekat, siswa dapat bekerja sama dengan temannya untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Peranan teman sebaya dalam belajar bersama memegang peranan yang penting untuk memunculkan motivasi dan keberanian siswa agar mampu mengembangkan potensi belajarnya secara maksimal (Isjoni

2008: 75). Dengan demikian, dukungan teman dekat dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

4.3.3 Hubungan antara Sarana Belajar dan Prestasi Belajar pada Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan analisis korelasi Spearman diketahui koefisien korelasi sebesar 0,29 termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Angka probabilitas sebesar 0,718 > ∝ = 0,05. Dengan demikian, hipotesis ketiga ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana belajar dan prestasi belajar pada pembelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas X SMA N 3 Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sarana belajar dan prestasi belajar bahasa indonesia. Hal ini berarti lengkap tidaknya sarana belajar tidak berhubungan dengan prestasi siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Puji Astuti Mulyaningsih (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Kurniasari (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar. Dalam deskripsi data sarana belajar menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas X SMA N 3 Magelang terhadap sarana belajar dalam pembelajaran bahasa indonesia termasuk dalam kategori tinggi (83 siswa). Dalam deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi (126

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Puji Astuti Mulyaningsih (2007) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa. Akan tetapi, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Kurniasari (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar. Dalam deskripsi data sarana belajar menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas X SMA N 3 Magelang terhadap sarana belajar dalam pembelajaran bahasa indonesia termasuk dalam kategori tinggi (83 siswa). Dalam deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi (126