• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Bahasa Kiasan .1 Simile

DAFTAR PUSTAKA

2. Gaya Bahasa Wacana Sampul Belakang Novel Populer Terbitan 2000an 1 Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat

2.2.2 Gaya Bahasa Kiasan .1 Simile

2.2.2.1.1 Ibuk,

―Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mestik berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakan kuat.‖

Masih belia usia Tinah saat itu. Suatu pagi di Pasar Batu telah mengubah hidupnya. Sim, seorang kenek angkot, seorang playboy pasar yang berambut selalu klimis dan bersandal jepit, hadir dalam hidup Tinah lewat sebuah tatapan mata. Keduanya menikah, mereka pun menjadi Ibuk dan Bapak.

Lima anak terlahir sebagai buah cinta. Hidup yang semakin meriah juga semakin penuh perjuangan. Angkot yang sering rusak, rumah mungil yang bocor di kala hujan, biaya pendidikan anak-anak yang besar, dan pernak-pernik permasalahan kehidupan dihadapi Ibuk dengan tabah. Air matanya membuat garis-garis hidup semakin indah.

ibuk, novel karya penulis national best seller Iwan Setiawan, berkisah tentang sebuah pesta kehidupan yang dipimpin oleh seorang perempuan sederhana yang perkasa. Tentang sosok perempuan bening dan hijau seperti pepohonan yang menutupi kegersangan, yang memberi napas bagi kehidupan.

2.2.2.1.2 MOZAIK

Membangun mahligai pernikahan ibarat menyusun sebuah mozaik. Dua insan manusia adalah kepingan-kepingannya. Mereka berbeda, tetapi menyatu atas nama cinta yang suci. Namun, akankah mozaik itu akan tetap utuh jika ada orang ketiga?

Novelnya bagus banget, aku suka ceritanya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pasangan, khususnya pasangan suami istri.

- Anneke Jodi, Artis

Apa yang telah disatukan oleh Tuhan, tak boleh diceraikan oleh manusia. Tampaknya itulah pesan akhir yang ingin disampaikan oleh penulisnya.

- Fida Abbott, Penulis novel Enthusiasm pemenang Penghargaan Pinnacle Book Achievement Award (Susanto, Ita. 2016. Mozaik. Jakarta: Bhuana Sastra)

2.2.2.2 Metafora

2.2.2.2.1 Menari di Atas Awan

Dewi sangat sedih ketika menyadari bahwa ibu Rayhan, kekasihnya, sangat tidak menyukainya. Bagi Ibu Susetyo, Dewi yang hanya bekerja sebagai penyanyi kafe adalah gadis murahan yang tidak pantas bersanding dengan putranya yang calon direktur. Oleh sebab itu, Dewi memutuskan untuk menjauhi Rayhan.

Namun Dewi tak mengira bahwa hubungan sesaat dengan Rayhan telah membuahkan janin dalam rahimnya. Panik, karena tahu bahwa dia tak mungkin lagi mencari nafkah dalam keadaan hamil, membuat Dewi berusaha mencari Rayhan kembali. Namun laki-laki itu telah pergi jauh, tanpa mengabari dirinya.

Dalam keadaan putus asa Dewi menerima uluran tangan Didit, kakak Rayhan, yang menawarinya perkawinan di atas kertas, agar bayinya memiliki bapak. Sementara Didit sendiri juga berkepentingan dengan perkawinan pura-pura ini.

Tentu saja perkawinan mereka membuat Ibu Susetyo semakin membenci Dewi. Dan puncak kesengsaraan Dewi adalah ketika Rayhan tiba-tiba muncul di hadapannya, memandangnya, dengan sinis karena yakin bahwa Dewi memang tipe gadis seperti yang dikatakan ibunya. Padahal kemunculan Rayhan telah menghidupkan kembali kuncup-kuncup cinta Dewi pada lelaki itu...

(Sardjono, Maria A. 2011. Menari di Atas Awan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)

2.2.2.2.2 Not A Perfect Wedding

Raina Winatama Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi dia pergi untuk selamanya. Prakarsa Dwi Rahardi

Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku.

Bukan karena dia melarikan diri. Tapi aku harus pergi untuk selamanya.

Pramudya Eka Rahardi

Di hari pernikahan adikku, aku harus menjadi mempelai laki-laki. Menjalankan

sebuah pernikahan yang harusnya dilakukan oleh adikku, Prakarsa Dwi Rahardi.

―Tidak semua pernikahan selalu berjalan dengan mulus. Dan kedua tokoh itu menuntun kita bagaimana untuk bersikap dalam menghadapi pernikahan itu sendiri. Ini memang cerita fiksi, tapi tidak sekadar menjanjikan imaji manis untuk pembaca. Raina dan Pram sukses membuat aku mengerti bahwa tidak ada yang sempurna dalam sebuah ikatan, tapi bersama orang yang tepat, bersama orang yang selalu ada untukmu walau di antara bayang-bayang masa lalu, semua akan jadi sempurna.‖

-Jenny Thalia Faurine, Penulis Playboy’s Tale dan Unplanned Love ―Not a Perfect Wedding adalah cerita romance tentang pernikahan yang akan membawa pembacanya menikmati roller coaster emosi. Interaksi Raina yang manja dengan Pram yang dewasa membuat saya tidak bisa berhenti membaca sampai halaman terakhirnya. Sebuah karya debut yang menjanjikan dari Asri.‖

-Martina Sugondo, Anggota Blogger Buku Indonesia (BBI) (http://readinginthemorning.blogspot.com)

―Membaca novel ini membuat saya semain menyadari, tidak ada pernikahan yang sempurna. Pasti ada riak kecil yang menyapa. Bahkan bisa saja suatu saat ada gelombang badai yang menerpa. Namun, sekali lagi, kekuatan cinta akan sangat membantu pasangan suami istri untuk saling menguatkan dalam menghadapi semua cobaan. Terima kasih untuk Pram dan Raina, untuk ceritanya yang sangat menyentuh.‖

-Shanti Hakim, Psikolog

2.2.2.2.3 Istana di Atas Pasir

Mahar seratus juta telah meruntuhkan fondasi cinta Ivan dan Amara yang telah mereka coba bangun selama tiga tahun terakhir. Mereka berpisah, meninggalkan semua kenangan manis dan menutupnya menjadi lembaran masa lalu.

Amara mengikuti keinginan sang ibu untuk menikahi Adrik, lelaki sempurna berjabatan tinggi yang bergelimang harta. Semua berjalan sesuai yang diimpikan sang ibu, pada awalnya. Hingga Amara mulai menyadari betapa rapuh rumah tangganya.

Bertahun-tahun lewat, Amara tak sengaja bertemu kembali dengan Ivan. Semua telah berubah, kecuali rasa yang masih mewarnai hati keduanya.

Namun, apakah rasa itu cukup untuk membuat cinta menemukan jalannya?

Atau mereka harus mempertahankan istana masing-masing, yang dibangun di atas pasirr

(Tobing, Bey. 2015. Istana di Atas Pasir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)

2.2.2.2.4 Remember When

APA PUN yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, Cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui Keberadaannya.

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika

menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau edan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas? Lalu, saat kau berkata, ―Aku mencintaimu,‖ aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?

―Aku mencintaimu,‖ katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita Yang sama, dengan senja yang sewarna?

Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.

2.2.2.3 Personifikasi 2.2.2.3.1 AI

Cinta Tak Pernah Lelah Menanti

Cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap di belakangmu. Suatu saat, tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan. SEI

Aku mencintaimu Ai. Tidak tahu sejak kapan—mungkin sejak pertama kali dia menggenggam tanganku— aku tidak tahu mengapa, dan aku tidak tahu bagaimana. Aku hanya mencintainya dengan caraku sendiri.

AI

Aku bersahabat dengan Sei sejak kami masih sangat kecil. Saat kami tumbuh remaja, gadis-gadis mulai mengejarnya. Entah bagaimana, aku pun jatuh cinta padanya, tetapi aku memilih untuk menyimpannya. Lalu, datang Shin ke dalam lingkaran persahabatan kami. Dia membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai.

(Efendi, Winna. 2010. Ai (Cibta Tak Pernah Lelah Menanti). Jakarta: Gagasmedia)

2.2.2.3.2 ImpLOVEssible

“Cinta itu... selain buta, dia juga nggak bisa menghitung jarak usia!”

ImpLOVEssible. Cinta yang tidak mungkin. Mustahil. Mana mungkin aku yang masih muda kinyis-kinyis baru lulus SMA, bisa jatuh cinta dengan duda beranak satu yang usianya hampir dua kali

lipat dari usiaku!

Lagi pula, menikah muda bukan prioritas utama bagiku. Sebagai perawan desa—dan harapan orangtua—mimpiku adalah

kuliah di kota besar dan kerja kantoran.

Namun, apa mau dikata, saat ini bisa dibilang kondisiku benar-benar mentok.

Aku tidak punya pilihan lain selain istri dari Rivay Arsjad dan menjadi seorang ibu di usiaku yang baru 18 tahun.

Benar-benar bencana...!

(Fitani, Viera. 2016. Implovessible. Jakarta: PT Elex Media Komputindo)

2.2.2.4 Epitet 2.2.2.4.1 Ibuk,

―Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mestik berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakan

kuat.‖

Masih belia usia Tinah saat itu. Suatu pagi di Pasar Batu telah mengubah hidupnya. Sim, seorang kenek angkot, seorang playboy pasar yang berambut selalu klimis dan bersandal jepit, hadir dalam hidup Tinah lewat sebuah tatapan mata. Keduanya menikah, mereka pun menjadi Ibuk dan Bapak.

Lima anak terlahir sebagai buah cinta. Hidup yang semakin meriah juga semakin penuh perjuangan. Angkot yang sering rusak, rumah mungil yang bocor di kala hujan, biaya pendidikan anak-anak yang besar, dan pernak-pernik permasalahan kehidupan dihadapi Ibuk dengan tabah. Air matanya membuat garis-garis hidup semakin indah.

ibuk, novel karya penulis national best seller Iwan Setiawan, berkisah tentang sebuah pesta kehidupan yang dipimpin oleh seorang perempuan sederhana yang perkasa. Tentang sosok perempuan bening dan hijau seperti pepohonan yang menutupi kegersangan, yang memberi napas bagi kehidupan.