• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

WACANA SAMPUL BELAKANG NOVEL POPULER TERBITAN 2000-AN

2.3 Kutipan Cerita

2.3.3 Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Kutipan langsung merupakan cuplikan atau penggalan cerita yang diambil tanpa ada pengubahan sebelumnya. Akan tetapi, kutipan tidak langsung merupakan cuplikan atau penggalan cerita yang diambil dengan dilakukan pengubahan terlebih dahulu. Kedua jenis kutipan tersebut digunakan pada wacana sampul belakang novel untuk menarik calon pembaca. Berikut contoh wacana sampul belakang novel terbitan 2000-an yang menggunakan kutipan langsung dan tidak langsung.

(9) Bell Amore

A Beautiful Love to Remember

―But what do you do if you get horny?‖

Demi Zeus dan para dewa Yunani lainnya!!! What is it with this man?!! Pria di hadapanku ini, yang kukenal belum sampai sebulan, bukan pacarku, bukan sahabatku, tidak juga punya hubungan darah apa pun

denganku, hanya rekan bisnis, tapi ingin tahu apa yang kulakukan jika libidoku sedang naik?!?!?!

He’s got to be kidding me!!!!

Awalnya nama Fabian Ferdinandi bagiku sama artinya dengan kejengkelan tak berujung. Pria Italia itu sangat tahu bagaimana membuat seluruh sarafku menegang cepat dan membuat setiap percakapan kami berakhir dengan kemarahan di pihakku. Namun yang paling menyebalkan adalah, Febian sangat tahu bagaimana membuatku tampak seperti alien karena di usiaku yang sudah 27 tahun ini, aku memutuskan untuk tetap mempertahankan virginity-ku. Sesusatu yang menurutnya sangat absurd untuk wanita seperti aku.

Setidaknya begitulah. Sampai akhirnya waktu memisahkan dan mempertemukan kami lagi pada sauatu pagi yang beku di ... Square. Namun seiring musim berganti di New York, aku harus menghadapi kenyataan mengejutkan tentang Fabian dan perasaanku sendiri terhadapnya.

(Nashar, Karla M. 2007. Bell Amore. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)

Wacana sampul belakang novel (9) berisi kutipan langsung dari novel yang berjudul Bell Amore. Kutipan langsung terdapat pada paragraf pertama yang merupakan dialog tokoh laki-laki dan pikiran yang diungkapkan tokoh perempuan dalam Novel Bell Amore. Kutipan langsung diambil pada bagian penting, menarik, atau konflik dari sebuah cerita. Kutipan langsung wacana sampul belakang novel (9) terdiri dari pengenalan sifat tokoh laki-laki dan konflik batin yang dialami tokoh perempuan. Pengenalan sifat tampak pada kalimat “But what do you do if you get horny?” sedangkan konflik batin tokoh perempuan tampak pada kalimat “Demi Zeus dan para dewa Yunani lainnya!!!... He’s got to be kidding me!!!!”.

Wacana sampul belakang novel (9) berisi kutipan tidak langsung dari Novel Bell Amore. Kutipan tidak langsung terdapat pada paragraf kedua dan ketiga. Wacana sampul belakang novel (9) mempunyai bagian yang digunakan

untuk menyusun kutipan tidak langsung tersebut. Bagian pertama merupakan pengenalan tentang perasaan tokoh perempuan terhadap tokoh laki-laki, Febian Ferdinandi. Bagian kedua merupakan konflik yang dialami oleh tokoh perempuan, yaitu pada kalimat “Namun seiring musim berganti di New York, aku harus menghadapi kenyataan mengejutkan tentang Fabian dan perasaanku sendiri terhadapnya.”. Kalimat tersebut tidak menjelaskan secara gamblang sebagai sebuah konflik. Namun, pada “...aku harus menghadapi kenyataan mengejutkan..” mengungkapkan bahwa tokoh aku, perempuan, menghadapi masalah berkaitan tantang Febian dan perasaannya.

(10) Dia

KADANG, kita mencintai seseorang begitu rupa semakin tidak menyisakan tempat bagi yang lain. Membuat kita lupa untuk sekadar bertanya, inikah sebenarnya cinta?

Seperti itulah dia. Diam-diam mencintai lelaki itu dengan sangat dan menyimpan rasa sakit tak berperi saat harus mendatangi pertunangannya dengan perempuan lain. Sedikit pun dia tak berniat menyesali atau berhenti mencintai lelaki itu. Bukankah memang begitu cinta seharusnya? Memberikan senyum untuk dia yang kita cinta meski diam-diam menumpuk sedih sangat banyak di dalam hati. Dia yakin, seperti itulah cinta.Namun, saat semua bahagia keraguan justru ... Seperti inikah cinta yang selama ini ...

(Nier, No. 2011. Dia. Jakarta: Gagasmedia)

Wacana sampul belakang novel (10) berisi kutipan langsung dari Novel Dia. Kutipan langsung wacana sampul belakang novel (10) terdapat pada paragraf pertama. Kutipan langsung novel tersebut terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat berita dan kalimat tanya. Namun, dalam kedua kalimat tersebut terdapat beberapa bagian yang dapat digunakan untuk membujuk. Bagian pertama adalah

pengenalan mengenai cinta yang tampak pada penggunaan kata kadang, yang hurufnya ditulis dengan kapital. Bagian kedua adalah alasan tentang kata kadang yang menunjukkan bahwa cinta dapat membuat seseorang melupakan kegiatan, orang sekitar, dan perasaan lain—selain cinta. Kemudian, bagian ketiga adalah penekanan yang sengaja digunakan untuk membujuk calon pembaca dengan melemparkan pertanyaan tentang cinta.

Wacana sampul belakang novel (10) berisi kutipan tidak langsung yang terdapat pada paragraf kedua. Wacana sampul belakang novel (10) memuat konflik pertama yang dialami tokoh perempuan yang kemudian diperkuat dengan penekanan. Selain itu, dituliskan konflik kedua dan penekanan. Konflik pertama digambarkan pada “Seperti itulah dia. Diam-diam mencintai lelaki itu dengan sangat dan menyimpan rasa sakit tak berperi saat harus mendatangi pertunangannya dengan perempuan lain.... Dia yakin, seperti itulah cinta.”. Di dalam konflik pertama, terdapat penekanan terhadap tindakan si tokoh, “Bukankah memang begitu cinta seharusnya?”. Kemudian, konflik kedua terdapat pada “Namun, saat semua bahagia keraguan justru ...” yang ditandai dengan kata namun sebagai perlawanan dari konflik sebelumnya. Di akhir kutipan tidak langsung tersebut dibubuhi penekanan sebagai penyelesaian terhadap konflik kedua karena si tokoh menyimpulkan bagaimana cinta yang sebenarnya.

2.4 Monolog

Monolog merupakan pembicaraan yang dilakukan seorang diri dan ditujukan untuk diri sendiri. Secara umum, monolog terdiri dari nama dan sifat;

tindakan; perasaan tokoh. Hal tersebut pun berlaku pada wacana sampul belakang novel populer terbitan 2000-an, namun pembicaraan tersebut disampaikan secara tertulis. Dalam wacana sampul belakang novel populer terbitan 2000-an dituliskan masalah, ide, atau pikiran seorang tokoh mengenai sesuatu yang dirasakannya. Monolog digunakan sebagai penggambaran tokoh-tokoh—tokoh utama maupun pendukung— yang ada dalam cerita. Berikut contoh penggunaan monolog dalam wacana sampul belakang.

(11) Unperfect Marriage

Dilan: Aku berharap kamulah yang menolak perjodohan ini. Tapi kamu menerimanya. Bahkan setelah manikah, berkali-kali aku menyakitimu, tak menganggapmu. Tapi kamu tak peduli. Kenapa kamu tak meninggalkanku? Mencari kebahagiaanmu sendiri, kamu berhak untuk berbahagia, Nin...!

Nina: Sebab di dekatmulah aku merasa bahagia, Mas. Dengan ata tanpa kepedulianmu kepadaku. Bahkan sekalipun pada akhirnya setiap tarikan napasku hanya untuk menghirup luka. Tak apa. Sebab aku terlebih dulu memilihmu. Memilih untuk mencintaimu. Dan semuanya bertambahk ketika pernikahan kita, aku hanya perlu taat padamu, dengan atau tanpa cintamu.

(Sari, Merry Maeta. 2015. Unperfect Marriage. Jakarta: PT Elex Media Komputindo)

Wacana sampul belakang Novel Unperfect Marriage berupa monolog tokoh. Monolog pertama oleh tokoh Dilan yang mengungkapkan pikirannya tentang situasi yang dialami “Aku berharap kamulah yang menolak perjodohan ini.” dan keinginan si tokoh “Kenapa kamu tak meninggalkanku? Mencari kebahagiaanmu sendiri, kamu berhak untuk berbahagia, Nin...!”. Monolog kedua

oleh tokoh Nina yang mengungkapkan perasaannya terhadap tokoh Dilan, “ Sebab di dekatmulah aku merasa bahagia, Mas.”.