• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Telaah Pustaka

4. Balanced scorecard

a. Pengertian Balanced Scorecard

Kaplan dan Norton yang diterjemahkan oleh Peter R. Yosi Pasla (2000, p.8): “Mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan yang efektif dan “seimbang” (Balanced) dalam mengukur kinerja strategik perusahaan. Pendekatan tersebut

terdiri dari empat perspektif yaitu: financial, customer, internal business process and learning andgrowth”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p.19), balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan meluas pada ketiga perspektif yang lain: Customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini: “Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda berjangka panjang dan memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah alat untuk mengukur kinerja keuangan dan non keuangan yang terdiri dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan (customerperspective), perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective), perespektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

b. Konsep Balanced scorecard

Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk mengukur kinerja yang akan menilai kinerja keuangan dan kinerja bukan

keuangan. Pemikiran dari Balanced scorecard adalah mengukur kinerja serta target perusahaan dari empat sudut berbeda. Selama ini ukuran itu secara formal hanya untuk keuangan (finance) seperti menggunakan “Balanced Sheet” dan “Income Statement” atau dengan menghitung rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan. Pada konsep Balanced scorecard tidak hanya aspek keuangan (finance) saja yang menjadi tolak ukur kinerja perusahaan, ada tiga sudut pengukuran lain yang juga diperhitungkan aspek tersebut yaitu, Customer, InternalBusiness Process dan Learning & Growth.

Menurut Kaplan dan Norton (dalam Aurrora, 1996) Balanced scorecard terdiri dari 2 kata, yaitu: 1. Scorecard Yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang yang nantinya digunakan untuk membandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. 2. Balanced Menunjukkan bahwa kinerja personel atau karyawan diukur secara seimbang dan dipandang dari 2 aspek yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang dan dari segi intern maupun ekstern. Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari Balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek.

Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja, suatu bahasa yang mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi kepada seluruh karyawan tentang kunci penentu sukses saat ini dan masa datang. Selain itu, Balanced scorecard juga menekankan bahwa pengukuran kinerja keuangan maupun non keuangan tersebut haruslah merupakan bagian dari sistem informasi seluruh karyawan baik manajemen tingkat atas maupun tingkat bawah. Balanced scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan. Balanced scorecard berbeda dengan sistem pengukuran kinerja tradisional yang hanya bertumpu pada ukuran kinerja semata.

Menurut Rohmn (2003), sebelum Balanced scorecard diimplementasikan, organisasi terlebih dahulu harus membangun atau menyusun Balanced scorecard. Terdapat enam tahapan dalam membangun suatu Balanced scorecard yaitu:.

1) Menilai Fondasi Organisasi

Merumuskan visi dan misi organisasi, termasuk didalamnya mengidentifikan kebutuhan dan faktor-faktor yang mendukung organisasi untuk mencapai misinya. Penilaian fondasi organisasi meliputi analisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman terdapat organisasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan

SWOT analysis. Organisasi juga dapat melakukan benchmarking terhadap organisasi lainnya. Dari penilaian fondasi ini organisasi mengetahui apa yang menjadi visi dan misi organisasi, kekuatan dan kelemahan bahkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Menyusun strategi bisnis

Strategi merupakan pernyataan apa yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai keberhasilan. Strategi ini didapatkan dari misi dan visi penilaian fondasi organisasi. Strategi ini menyatakan tindakan apa saja yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai misi organisasi yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi.

Visi diperlukan dalam sebuah organisasi untuk menumbuhkan pemotivasian personil. Visi organisasi dijabarkan kedalam ukuran-ukuran kinerja. Pengukuran kinerja dimulai dari penentuan ukuran kinerja untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan kedalam tujuan (goal) dan sasaran strategi (objectives). Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang. Visi biasanya dinyatakan dalam suatu pernyataan yang terdiri dari satu atau beberapa kalimat singkat. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi,

perusahaan perlu merumuskan strategi. Dalam proses perumusan strategi (strategi formulation), visi organisasi dijabarkan dalam goal (tujuan).

Menurut Mulyadi(2009) Perencanaan strategik merupakan alat penerjemah keluaran sistem perumusan strategi, oleh karena itu dalam perencanaan strategi harus memahami konsep misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar,dan strategi serta fungsinya masing- masing. Langkah-langkah penerjemahan visi, misi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi dilaksanakan sebagai berikut ; Penyusunan Strategy map, Penentuan Balanced scorecard (ukuran kinerja dan target), Pemilihan action Plan.

3) Membuat Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi menunjukkan bagaimana tindakan- tindakan yang harus dilakukan untuk melaksanakan strategi. Tujuan organisasi merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai strategi serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan organisasi dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif customers dan stakeholders, perspektif employee & organization capacity. Untuk masing-masing perspektif dirumuskan tujuan yang akan dilakukan untuk mencapai misi organisasi. Misalnya dalam

strategi utama organisasi adalah meningkatkan kualitas pendidikan, strategi tersebut dapat dijabarkan kedalam empat perspektif. 4) Membuat peta strategi ( strategic map )

Sebuah organisasi mempunyai unit-unit yang mempunyai strategi dan tujuan sendiri sendiri.Untuk dapat dijalankan secara efektif maka strategi-strategi dan tujuan tesebut harus digabungkan dan dihubungkan secara bersama-sama. Untuk menggabungkan dan menghubungkan stretegi-strategi dan tujuan tersebut dibutuhkan strategic map.

Strategic map dapat dibangun dengan menghubungkan strategi dan tujuan dari unit-unit dengan menggunakan hubungan sebab akibat( cause effect relationship). Dengan menggunakan hubungan sebab akibat organisasi dapat menghubungkan strategi dan tujuan ke dalam empat perspektif dalam balanced scorecard. Hubungan diantara strategi-strategi tersebut digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor yang mendukung kesuksesan organisasi dan sebaliknya. Strategy map dapat membantu memetakan bagian yang sulit ini, karena :

a) Strategy map merupakan suatu alat yang befungsi memberikan gambaran kepada pekerja secara jelas mengenai keterkaitan

pekerjaan yang mereka lakukan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.

b) Strategy map mampu mendeskripsikan tujuan dari peningkatan pendapatan, konsumen yang ditargetkan, dimana pertumbuhan pendapatan akan terjadi, penciptaan value proporsition, rantai generik proses bisnis internal yang terdiri dari proses inovasi, operasi dan pelayanan purna jual, serta investasi sumber daya manusia, sistem yang diperlukan dan lingkungan perusahaan yang mendukung terciptanya employee value.

c) Strategy map menunjukkan bagaimana hubungan sebab akibat yang terjadi, dimana dapat dipantau pertumbuhan pada bagian tertentu untuk menciptakan output yang diinginkan.

d) Untuk perspektif yang lebih besar, strategy map menunjukkan bagaiman suatu organisasi akan merubah inisiatif dan sumber dayanya, termasuk aset tak berwujud (intangible assets) seperti budaya korporasi dan pengetahuan

Menurut Mulyadi (2009 ) Strategi map menggambarkan proses pengubahan intangible assets menjadi tangible assets melalui hubungan sebab akibat antara sasaran strategik di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dengan sassaran strategic di perspektif proses, perspektif Custumer dan

di perspekti keuangan. Gambaran mengenai strategik map menurut mulyadi ( 2009) dapat dilihat pada gambar 2.1.

PERSPEKTIF KEUANGAN PERSPEKTIF CUSTUMER PERSPEKTI PROSES PERSPEKTIF PEMBELAJARAN

PERTUMBUHAN Skill System Culture Training Database Leadership Knowledge Network Aligmen

Teamwork

gambar 2.1 strategik map Custumer value Prosition

( more Value-added) Operation Management Processes Costumer Manage ment Processe Innovation Processes Regulatory and social Processes Proses untuk memproduk si dan menyarahka n produk dan jasa Proses untuk meningk atkan Custume r Value Proses untuk mencipta kan produk dan jasa baru Proses untuk meningkatka n hubungan dengan masyarakat dan Human

Strategi merupakan pernyataan apa yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai keberhasilan. Strategi ini didapatkan dari misi dan hasil penilaian fondasi organisasi. Strategi ini menyatakan tindakan apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mencapai misi organisasi yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi. Dalam membentuk strategi, organisasi harus mempertimbangkan pendekatan apa saja yang bisa digunakan untuk menjalankan strategi tersebut, termasuk didalamnya apakah strategi tersebut bisa dijalankan, berapa banyak sumber daya yang dibutuhkan dan apakah strategi tersebut mendukung organisasi mencapai misinya. c. Mengukur Performance

Mengukur performance berarti memantau dan mengukur kemajuan yang sudah dicapai atas tujuan-tujuan strategis yang telah diciptakan. Pengukuran kinerja yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi kearah yang lebih baik. Untuk dapat mengukur kinerja, maka harus ditetapkan ukuran-ukuran yang sesuai untuk setiap tujuan strategis. Dalam setiap perspektif dinyatakan tujuan-tujuan strategis yang ingin dicapai, yang kemudian untuk setiap tujuan - tujuan strategis tersebut ditetapkan paling sedikit satu pengukuran kinerja. Untuk dapat menghasilkan pengukuran kinerja yang bermanfaat maka organisasi harus dapat mengidentifikasikan hasil

(outcome) yang diinginkan dan proses yang dilakukan untuk mencapai outcome tersebut. Pengukuran performance dapat menggunakan Key Performance Indicators (KPI), dapat diartikan sebagai indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan. Dalam menyusun KPI kita harus sebaiknya menentapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur (measurable). KPI sering digunakan untuk menilai aktivitas-aktivitas yang sulit diukur seperti keuntungan pengembangan kepemimpinan, perjanjian, layanan, dan kepuasan. KPI juga sebaiknya harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Hindari pengukuran yang berlebihan yang tidak banyak memberi nilai tambah

d. Menyusun Inisiatif

Inisiatif merupakan program-program yang harus dilakukan untuk memenuhi salah satu atau berbagai tujuan strategis. Sebelum menetapkan inisiatif, yang harus dilakukan adalah menentukan target. Target merupakan suatu tingkat kinerja yang diinginkan. Untuk setiap ukuran harus ditetapkan target yang ingin dicapai. Penetapan target ini bisa berdasarkan pengalaman masa lalu atau hasil benchmarking

terhadap organisasi-organisasi yang unggul didalam bidangnya. Target-target biasanya ditetapkan untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun. Setelah target-target ditentukan maka selanjutnya ditetapkan program-program yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut. 5. Keunggulan dan Manfaat Balanced scorecard

Keunggulan Balanced scorecard dalam konsep pengukuran kinerja yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Komprehensif :

Komprehensif yang dimaksud adalah peilaian yang tidak hanya terbatas pada perspektif keuangan, melaikan meluas ketiga perspektif yang lain : costumer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sebelum konsep Balanced scorecard ditemukan, perusahaan beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah keberhasilan Balanced scorecard, para eksekutif perusahaan baru menyadari output yang dihasilkan oleh perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan. Dengan adanya perluasan perspektif menghasilkan :

a. Kinerja keuangan yang berkesinambungan karena perhatian dan usaha dapat difokuskan pada perspektif non keuangan,

dimana perspektif yang didalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.

b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompeks, karena Balanced Scorecard menghasilkan perspektif yang luas (keuangan, custumer, proses, serta pembelajaran dan pertubuhan) sehingga mampu menilai dari rencana yang dihasilkan mampu merespon perubahan lingkungan.

c. Pengukuran ini diharapkan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan adalah pelipatgandaan keuangan di jangka panjang 2. Koheren :

Balanced scorecard untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan harus menyebabkan diwujudkanya sasaran strategik diperspektif proses atau custumer atau secara langsung menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategik diperspektif keuangan. Adapun

contoh sasaran strategik yang koheren menurut mulyadi ( 2009 ) seperti gambar 2.2.

PERSPEKTIF

Differentiation strategy Cost Leadership strategy

KEUANGAN

Dokumen terkait