• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis yang telah dilakukan terhadap kinerja RSU PKUMuhammadiyah Delanggu dengan pendekatan memakai alat ukur balanced scorecard yang komprehensif, berimbang, dan berhubungan ( koheren ) melalui 4 perspektif dengan parameter-parameter yang digunakan dengan hasil sebagai berikut :

a. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu masing masing perspektif yaitu ;

1. Pespektif Pertumbuhan dan pembelajaran

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu diperspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah Cukup baik dengan skor 0,5.

Adapun indikator dibawah target bernilai skor jelek ( -1 ) adalah :

a) Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk

berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.

b) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian)

Parameter yang indikatornya baik namun ada parameter yang masih dibawah target yang perlu diperhatikan :

a) Parameter kesempatan pengembangan karyawan pada indikator kepuasan karyawan

b) Parameter kemampuan organisasi memasyarakatkan ide baru pada indikator learning .

2. Perspektif proses bisnis internal

Kinerja perspektif proses bisnis internal RSU PKU

Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 10 indikator diperoleh bobot total skor 0,6. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,6 terlentak antara interval total skor 0,5 s/d 1 yang berarti kinerja perspektif bisnis inernal RSU PKU

Muhammadiyah Delanggu adalah baik

Parameter yang indikatornya baik namun ada parameter yang masih dibawah target yang perlu diperhatikan :

a) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)rasio yang mengukur jangka waktu atau periode rata- rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah sebesar 2,62 hari dibawah angka standar. Standar Depkes Hal ini disebabkan karena adanya pasien RSU PKU Muhammadiyah

Delanggu kebanyakan bayi sehat dan persalinan normal yang ALOS sangat pendek dibawah 2 hari. Di era BPJS dengan INACBGs semakin pendek LOS semakin efisien namun demikian tetap memperhatikan mutu pelayanan dengan memperhatikan (angka rujukan, mengukur angka infeksi nosokomialnya serta reamission.

b) BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

Pemakaian tempat tidur rata- rata 97,80 kali diatas angka standar yaitu angka standar idealnya adalah 40 – 50 kali. Hal ini disebabkan karena banyaknya pasien dan LOSuntuk persalinan normal dan bayi dibawah 2 hari. Di era BPJS dengan INACBGs semakin banyak BTO semakin efektif

namun demikian tetap memperhatikan angka infeksi

nosokomialnya.

c) Parameter Keadilan mendapatkan pelayanan dan Kepastian jadwal pelayanan pada indikator kepuasan pelanggan

3. Perspektif Pelanggan

Kinerja perspektif pelanggan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 4 indikator diperoleh bobot total skor 0,75. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,75 terlentak

antara interval total skor 0,50 s/d 1 yang berarti kinerja perspektif

bisnis inernal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah baik

4. Perspektif Keuangan

Kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 4 indikator diperoleh bobot total skor 1. Berdasarkan interval skor balanced scorecard yang berarti kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah baik

b. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara komprehensif menyeluruh dari ke empat perspektif yaitu keuangan, Proses Bisnis Internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. Dengan menggunakan 26 indikator terdapat hasil perhitungan skor dari keseluruhan perspektif diperoleh total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 21, yang bernilai cukup 0 ( nol ) sebanyak 1 ( satu ),dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 4, diperoleh bobot total skor 0,65.

Dari indikator tersebut yang belum memenuhi target adalah:

1. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

2. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

4. Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian)

c. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara berimbang pada umumnya Baik.

Adapaun Hasil keseimbangan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalalah sebagai berikut ;

1. keseimbangan fokus internal

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu terlihat keseimbangan fokus internal yang terdiri dari perspektif proses bisnis internal dan Pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan 18 indikator terdapat hasil perhitungan skor total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 14, dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 4 jadi total skor 10. Dari total skor 10 tersebut dibagi 18 indikator diperoleh bobot total skor 0,60. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,5 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1 yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah Baik.

Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus internal yang bernilai jelek yang tidak sesuai target sebanyak 4 indikator tersebut adalah : a) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien

b) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

c) Boundarylessness yaitu kemampuan organisasi untuk

berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.

d) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian)

2. Keseimbanhgan fokus eksternal

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dari keseimbangan fokus eksternal yaitu yang terdiri dari perspektif keuangan dan pelanggan dengan menggunakan 8 indikator adapun dari ke delapan indikator bernilai baik yaitu skor 1 (satu ), 8 indikator tersebut diperoleh bobot total skor 1. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 1 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1 yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah Baik

3. Keseimbangan pada fokus manusia

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dilihat dari keseimbangan berfokus human yaitu yang terdiri dari perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif pelanggan dengan menggunakan 12 indikator terdapat total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 9, yang bernilai cukup 0 ( nol ) sebanyak 1( satu), dan

bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 2, dari nilai tersebut didapat total skor 9 dan -2 jadi total skor 6. Dari total skor 7 tersebut dibagi 12 indikator diperoleh bobot total skor 0,58. Berdasarkan interval skor

balanced scorecard 0,58 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah baik

Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus human yang bernilai jelek tidak sesuai target sebanyak 2 indikator tersebut adalah :

a) Boundarylessness yaitu kemampuan organisasi untuk

berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.

b) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian)

4. Keseimbangan fokus pada proses

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dilihat dari

keseimbangan berfokus proses yaitu yang terdiri dari perspektif keuangan dan proses bisnis internal dengan menggunakan 14 indikator diperoleh total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 12, dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 2, dari nilai tersebut didapat total skor 12 dan -2 jadi total skor 10. Dari total skor 10 tersebut dibagi 14 indikator diperoleh bobot total skor 0,71. Berdasarkan interval skor

balanced scorecard 0,71 terlentak pada interval antara total skor 0,50 sampai dengan 1, yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada proses adalah Baik.

Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus proses yang bernilai jelek tidak sesuai target sebanyak 2 indikator tersebut adalah :

a) ALOS ( Average Length of Stay Rata-rata lamanya pasien dirawat)

b) BTO ( Bed Turn Over Ang ka perputaran tempat tidur)

d. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara berkesinambungan ( koheren ) dari ke empat perspektif yaitu keuangan, Proses Bisnis Internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. Kekoherenan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dapat membangun perwujudan antara sasaran strategik masing –masing perspektif dapat menjadi penyebab perwujudan pencapaian strategik perspektif yang lain. Pencapaian sasaran strategik dengan pertumbuhan dan pembelajaran yang cukup baik dengan skor 0,5 yang berdampak terhadap pencapaian sasaran strategik proses bisnis internal dengan hasil kinerja yang baik dengan menghasilkan skor 0,6. Pencapaian sasaran strategik proses bisnis internal dengan hasil kinerja yang baik dapat menyebabkan pencapaian sasaran strategik perspektif pelanggan dengan hasil kinerja baik dengan skor 0,75.

Pencapaian pelanggan dengan hasil kinerja yang baik dapat menyebabkan pencapaian sasaran strategik perspektif keuangan kinerja baik skor 1. B. Saran Saran

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan saran saran kepada : 1. Pihak manajemen RSU PKU Muhammadiyah Delanggu:

a. Secara umum untuk selanjutnya agar RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dapat mengukur kinerjanya dengan menggunakan

pengukuran kinerja dengan balanced scorecard secara

komprehensif, berimbang dan berkesinambungan, Hal ini sangat membantu manajemen dalam mengambil langkah langkah koreksi untuk peningkatan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. b. Perspektif Keuangan

Kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik Karena pasien terbesar adalah BPJS dan masih pada fase pertumbuhan, peneliti menyarankan :

1). Untuk meningkatkan profit margin dengan mengejar utilitas pasien tanpa ada pembatasan, semakin banyak utilitasnya biaya tetapuntuk operasional rumah sakit akan turun.

2). Tingkat pertumbuhan pendapatan trendnya turun , semakin banyak pasiennya BPJS rata pendapatan dari pasien BPJS semakin turun , walaupun profit marginya trendnya naik, untuk

itu dapat dilakukan pengendalian memaksimalkan pendapatan dari tidak tertagihnya berkas klaim yang bisa disebabkan syarat klaim tidak dipenuhi karena dengan adanya kebijakan aturan dari BPJS yang tidak pasti atau apa karena diagnose yang tidak bisa diakui.

3). Penerapan lean hospital yaitu dengan menghilangkan pemborosan, mutu tetap standar, efektif dan efisien. Melakukan cost containment yang dapat dilakukan antara lain :

a) Meningkat effisiensi

yaitu penggunaan input yang biayanya rendah contohnya ;

1. Menggunakan obat generic karena obat – obat generikrelatif lebih murah

2. Drug utilization review untuk mengetahui

penyimpangan - penyimpangan yang terjadi dalam kaitanya dengan tingkat penggunaan obat secara kuantitatif maupun kualitatif.

3. Pola peresepan, formularium

4. Pola ketenagaan yang tepat dan metoda kerja yang tepat 5. Penggunaan alat – alat yang lebih sesuai

Menghilangkan pemborosan yang bersifat tehnis akibat dari kombinasi sumberdaya yang tidak sesuai.

Contohnya :

Terdapat yang canggih dirumah sakit tetapi pada kenyataanya tidak menunjang terkait diaagnosa Faskel tingkat lanjutan 1 ( FPKL 1 ) dan hanya menyebabkan seferety level 3, punya alat canggih tapi tidak ada SDM

sehingga harus mendatangkan dari luar yang

membutuhkan cost tinggi

4). Meningkatkan kelas dari tipe D kekelas Tipe C akan menaikan tarip INACBg dapat menaikan pendapatan sekitar 30%. c. Perspektif Pelanggan

Kinerja perspektif pelanggan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik, peneliti menyarankan :

1) dilakukan evaluasi terkait dengan pertumbuhan pelanggan yang turun dan untuk memaksimalkan pemasaran dengan jejaring perujuk.

2) Meningkatkan indikator kepuasan pelanggan terutama :

a) Keamanan dan ketenangan suasana rumah sakit, dengan menerapkan jam bezuk.

b) Denah ataupun informasi tempat pasien rawat inap, terutaama dipintu masuk.

c) Mempercepat tindakan perawat dalam menangani setiap keluhan yang dirasa pasien.

d) Cara mengkomunikasikan dan menginformasikan ketepatan jadwal praktek dokter.

e) Mempercepat waktu tunggu periksa rawat jalan, antrian obat , akses pasien dari IGD masuk Rawat Inap. Yaitu dengan cara :

• Pengaturan slot praktek poli dan visite dokter

spesiali.misal ada jadwal praktek dokter spesialis pagi bisa diatur sebagian visite dulu baru praktek sebagian praktek dulu baru visite.Degan ini akan mengurangi antrian pasien di poli disamping itu akan mempercepat pasien pulang dan berdampak pada alur pasiendari IGD masuk ke bangsal

• Pendaftaran melalui telpon

• Mempercepat proses peracikan obat dengan cara

diantaranya memperluas ruangan racik obat dan metoda kerja pembuatan puyer.

Kinerja perspektif Bisnis Internal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik, peneliti menyarankan agar dapat dilakukan evaluasi terkait dengan adanya:

1. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) yang secara standar Depkes masih dibawah standart, namun kalau dilihat efisiensi di era pelayanan BPJS semakin pendek LOS semakin efisien maka perlu memperhatikan dan diukur mutu pelayanan dengan memperhatikan (angka rujukan, mengukur angka infeksi nosokomialnya serta reamission. 2. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

diatas angka standar yaitu angka standar . Di era BPJS dengan INACBGs semakin banyak BTO semakin efektif namun demikian tetap memperhatikan angka infeksi nosokomialnya.. 3. Walaupun proses bisnis internal secara sampling indikator

manejemen baik, perlu mengukur indikator proses klinis per unit berdasarkan standar pelayanan minimal ( SPM ) depertemen kesehatan.

e. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu diperspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah Cukup baik namun demikian perlu diperhatikan terkait :

Dokumen terkait