• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A Desain Penelitian

D. Variabel Penelitian

Data yang diprlukan dalam penelitian ini dapat dikelompkkan dalam variabel yaitu : Variabel Balanced Scorecard

1. Variabel pertama ( X1) Kinerja perspektif keuangan a. ROI ( Return On Invesmets)

b. Sales Growth Pertumbuhan pendapatan c. Perubahan Biaya / Rasio Efisiensi d. Profit margin

2. Variabel kedua ( X2) Kinerja perspektif konsumen a. PangsaPasar/ Activity Growth

Retensi Pelanggan /

d. Kepuasan Pelanggan

3. Variabel ketiga ( X3) Kinerja perspektif Proses Bisnis Internal a. Inovasi pelayanan

b. BOR (Bed Occupancy Rate) c. LOS (Length Of Stay) d. TOI (Turn Over Internal) e. BTO (Bed Turn Over Ratio)

f. GDR (Gross Death Rate) Gross Death Rate g. NDR (Gross Death Rate) Nat Death Rate h. Angka rujukan

i. Mutu Asuhan Keperawatan j. Rasio kebutuhan Perawat

4. Variabel pertama ( X4) Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:

a. Kompetensi Karyawan b. Kepuasan karyawan c. Retensi karyawan

d. Learning

e. Capacity for chang f. Boundarylessness g. accountability index

e. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung penilaian kinerja standar yang ditetapkan Rumah Sakit dan menurut Balanced scoredcard,adapun definisi Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung penilaian kinerja standar yang ditetapkan Rumah Sakit dan menurut Balanced scoredcard,adapun definisi operasionalnya adalah

1. Mengukur kinerja perspektif keuangan

adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan . Kemampuan mempertahankan pelanggan lama (retensi pelanggan) Kemampuan menarik pelanggan baru (akuisisi pelanggan Pangsa pasar

a. ROI (Return On Invesment )

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kekuatan penghasilan terhadap asset rasio tersebut,menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen.Adapun rumusnya :

EBIT + Penyusutan

ROI = x 100%

Capital Employed

EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan aktiva tetap,aktiva lain lain,aktiva non produktif

Penyusutan adalah depresiasi dan amortisasi

Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku. Total aktiva dikurangi hutang lancer.( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

b. Sales Growth Pertumbuhan pendapatan

Pertumbuhan Pendapatan adalah gambaran tingkat pertumbuhan pelayanan yang dapat dilihat dari peningkatan pendapatan rumah sakit untuk mengetahui pertumbuhan rumah sakit dari tahun ke tahun. Pengukurannya;

Pendapatan Tahun Berjalan - Pendapatan Tahun Lalu Sales Growth

Pendapatan Tahun Lalu

( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

c. Rasio Efisiensi

Pertumbuhan biaya adalah gambaran tingkat perkembangan pengendalian biaya, yang digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan perubahan biaya pada rumah sakit yang diperoleh pada periode sebelumnya. Semakin menurunnya biaya tiap tahunya berarti dapat menekan pengeluaran yang tidak perlu.

Pengukuranya dengan cara membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional

Pengukurannya;

Biaya Operasional Rasio efisiensi =

Pendapatan Operasional

( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

d. Profit margin

Profit Margin (PM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Semakin besar profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

Definisi : Keuntungan bersih ( Profit Margin), merupakan keuntungan bersih dibagi penjualan bersih, dan dinyatakan dalam persentase.

keuntungan bersih

Profit margin = x 100 %

penjualan bersih

( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

2. Mengukur kinerja perspektif konsumen

adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan . Kemampuan mempertahankan pelanggan lama (retensi pelanggan) Kemampuan menarik pelanggan baru (akuisisi pelanggan) Pertumbuhan pangsa pasar.

a. Pertumbuhan Pangsa Pasar (market share)/ Activity Growth

Menggambarkan seberapa besar p r o s e n t a s e p e r t u m b u h a n j u m l a h p a s i e n yang dikuasai oleh rumah sakit dalam suatu segmen

tertentu. Pangsa pasar dihitung berdasarkan jumlah pasien baik pasien rawat jalan dan rawat inap. Semakin besar jumlah pasien maka akan semakin baik pangsa pasarnya

Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus : Jumlah total pelanggan tahun berjalan

AG= x 100% Jumlah total pelanggan tahun lalu

( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

b. Retensi Pelanggan /

Mengukur sejauh mana keberhasilan rumah sakit dapat mempertahankan pelanggan lama dengan menganalisa data kunjungan rawat jalan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini dengan cara membandingkan jumlah pelanggan lama dengan total pelanggan. Standart baik > 80% ( dr. adilla,MARS dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010 )

Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus Jumlah pelanggan lama

CR = x 100% Jumlah total pelanggan

Mengukur mengukur tingkat keberhasilan rumah sakit dalam menarik pelanggan baru, dengan menganalisa data kunjungan pasien. Standar baik >15%. ( dr. adilla,MARS dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010 ), Cara ukur menggunakan data sekunder .

Jumlah pelanggan baru

CR = x 100%

Jumlah total pelanggan d. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit. Ukuran kepuasan pelanggan ini akan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan bisnisnya. Cara ukur diambil dari data sekunder

3. Mengukur kinerja perspektif proses Bisnis Internal a. Inovasi pelayanan

Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang pelanggan butuhkan. Diukur berdasarkan penambahan program layanan yang dilakukan setiap tahun ( 2012, 2013, 2014 ) Cara ukur menggunakan data sekunder .

b. BOR (Bed Occupancy Rate)

Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase dari pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60%- 85%. ( Depkes RI, 2005 )

Rumus : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100% (jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)

c. LOS (Length Of Stay)

Length of Stay (LOS) merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit. Semakin lama angka LOS maka semakin menurun tingkat efisiensi dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit itu, dan sebaliknya semakin pendek angka LOS berarti juga terjadi ketidaktelitian dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Jangka waktu pelayanan yang ideal adalah enam sampai dengan sembilan hari. ( Depkes RI, 2005 )

Rumus :

(jumlah lama dirawat) (jlh pasien keluar (hidup + mati)) d. TOI (Turn Over Interval)

Turn Over Internal (TOI) merupakan rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. TOI merupakan indikator penggunaan tempat tidur oleh pasien yang dirawat di rumah sakit. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari

pada penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga hari. (Depkes RI, 2005 ) Rumus :

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jumlah pasien keluar (hidup + mati))

e. BTO (Bed Turn Over Ratio)

Bed Turn Over (BTO) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai oleh pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada pemakaian tempat tidur. Menurut standar nasional, tempat tidur itu idealnya dipakai antara 40-50 kali dalam satu tahun. ( Depkes RI, 2005 )

Rumus :

Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) (jumlah tempat tidur)

f. GDR (Gross Death Rate) Gross Death Rate

(GDR) merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. GDR merupakan jumlah keseluruhan angka kematian yang terjadi dalam rumah sakit, baik yang dirawat kurang dari 48 jam atau yang dirawat lebih dari 48 jam. Indikator ini dapat memberikan gambaran tentang kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak

lebih dari 45 per 1.000 penderita keluar, kecuali jika terjadi kejadian khusus, seperti wabah penyakit, bencana alam, perang dan lain-lain. ( Depkes RI, 2005 )

Rumus :

umlah pasien mati < 48 jam × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati )

g. NDR (Nett Death Rate) Nett Death Rate

Adalah angka kematian yang lebih dari satu atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap – tiap 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran tentang mutu pelayanan dirumah sakit. ( Depkes RI, 2005 )

Cara ukurnya :

pasien mati 48 jam setelah dirawat NDR =

jumlah untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar h. Angka rujukan

Angka rujukan adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas kusus yang tidak tersedia baik peralatan, skill, ketenagaan profesional, sehingga tidak bisa terlayani di rumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu. Angka rujukan ini disesuaikan dengan kemampuan kelas type rumah sakit. ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA ,2011 )

Cara ukur menggunakan data sekunder di ukur dengan menggunakan rumus

Jumlah pasien yang dirujuk

rasio rujukan = x 100% Jumlah total jumlah pasien Rawat inap i. Mutu asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan ( Zaidin Ali,2001). Mutu pelayanan keperawatan yang merupakan hasil kegiatan asuhan keperawatan adalah terjaminnya penerapan standart asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pendekatan proses keperawatan. Instrumen pengukurannya dengan cara menyebarkan angket kepada keluarga pasien yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat inap minimal dua hari. ( Dirjen Yanmed Keperawatan dan ketehnisan Medik, 2005 )

j. tenaga perawat

Yaitu Jumlah kebutuhan tenaga perawat secara kuantitas yang efektif untuk yang diperlukan rumah sakit dalam melayani pasien. Pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Gillies, dengan toleransi cadangan 30 %

Adapun rumus hitungannya A x B x 365 ( 365 – C) X jam kerja/hari Keterangan

A : jam efektif /24 jam (Waktu perawatan yang dibutuhkan per hari B : rata-rata jumlah paien/hari ( BOR x jumlah tempat tidur )

C : Jumlah hari libur/tahun ( 92 hari) 365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun

4. Mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Adalah penilaian kemampuan rumah sakit dalam mengelola sumber daya manusia,organisasi, dan tehnologi informasi.

A. Tingkat Kemampuan Pegawai/kapabilitas karyawan

adalah penilaian terhadap kemampuan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam mengelola sumberdaya manusianya guna peningkatan produktivitas rumah sakit yang dilihat dari : tingkat kepuasan pegawai, kompetensi pegawai, turnover per pegawai

a. Retensi Karyawan

Penilainan dilakukan untuk menilai tingkat komitmen karyawan yang dapat dinilai dari tingkat retensi karyawan.

Jumlah karyawan yang keluar

Perputaran karyawan = X 100%

Tingkat retensi karyawan dinilai baik apabila selama periode pengamatan mengalami penurunan, dinilai sedang apabila

fluktuatif dan dinilai kurang apabila mengalami peningkatan.

b. Kompetensi Karyawan

Kompetensi karyawan adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pngetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatanya sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya. ( Permenkes RI No 971 Tahun 2009 tentang kompetensi karyawan ). Adapun yang diukur meliputi, pendidikan, pelatihan, pengalaman, DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan )

c. Kepuasan Karyawan Adalah keadaan emosional yang menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Cara pengukuran kepuasan kerja pegawai dilakukan dengan cara angket dengan meggunakan kuesioner kepuasan dari dengan 20 item yang dibagi atas 5 tipe (kepuasan terhadap gaji, kepuasan terhadap pengawas atau atasan, kepuasan terhadap pekerja sendiri dan kepuasan kerja keselurahan) dengan menggunakan 5 point skala likert .

Modal organisasi adalah bagaimana menjadikan organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki kapabilitas utama yaitui : learning, Capacity for change, boundarylessness, dan accountability. Cara pengukurannya dilakukan dengan cara angket dengan meggunakan kuesioner dengan menggunakan 5 point skala likert ( Mulyadi,2009) a. Learning

Learning adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan inovasi, menciptakan ide baru, memanfaatkan ilmu dan pengetahuan .

b. capacity for change

capacity for change adalah kemampuan organisasi untuk bertindak secara gesit, bergerak dengan cepat dan efektif dalam merespon perubahan, dan bertindak secara fleksibel.

c. Boundarylessness

Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.

d. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kemampuan organisasi dalam berdisiplin, merekayasa proses pekerjaan, dan menciptakan kepemilikan karyawan atas hasil.

Adalah kemampuan rumah sakit untuk menyediakan dan mengelola tehnologi informasi, mengitegrasikan dan mengotomatisasi berbagai proses yang digunakan oleh karyawan dan organisasi untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan.

Cara pengukurannya dilakukan dengan melakukan chek list pada prosentase capaian implementasi program yang telah diterapkan

f. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini melalui metode wawancara secara langsung kepada bagian human resources atau personalia. Data primer untuk mengevaluasi, kepuasan kerja, modal organisasi yang diperoleh dari survei menggunakan kuesioner. Responden pegawai RSU PKU Muhammadiyah Delanggu,.

Sumber data primer yang digunakan adalah :

a. Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab langsung dengan pihak Rumah sakit.

b. Kuesioner yaitu melalui pengajuan kuesioner yang mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan karyawan serta budaya organisasi karyawan Rumah Sakit.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti, namun daridata lainnya bersumber dari bagian yang bersangkutan melalui penelusuran dokumen misalnya dari jurnal, arsip perusahaan, atau publikasi lainnya. Data sekunder untuk mengevaluasi kinerja keuangan, pelanggan, proses, dan gap kompetensi.

3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi Balanced Scorecard pada suatu Rumah Sakit.

g. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan pendekatan komparatif yaitu membandingkan antara capaian indikator kinerja dimasing masing perspektif dengan target , kemudian dinilai berdasarkan Balanced scorecard dengan cara diberi nilai yang dinyatakan dengan skor total

Analisis data dilakukan dengan cara :

1. Menentukan indikator sasaran strategi dimasing – masing perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuan.

2. Menentukan ukuran target atau standar yang mengacu pada target rumah sakit atau kalu tidak ada mengacu pada standar baku Departemen kesehatan atau standart peneliti sebelumnya.

4. Mengukur indikator sasaran strategi dengan menggunakan data primer atau data sekunder.

5. Membendingkan target atau standar dengan dengancapaian indikator sasaran strategi

6. Pemberian penilaian skor pada indikator .

Pengukuran dengan memberikan skor menggunakan skala penilaian (rating scale) yaitu stape scale yang merupakan skala yang menilai objek yang diteliti, mengguankan nilai Tingkat prestasi diatas target dinilai 1 kriteria baik, Tingkat prestasi sesuai target dinilai 0 kriteria cukup, Tingkat prestasi dibawah target dinilai -1 kriteria jelek.

Skor Kriteria Penilaian Pengertian

1 Baik Tingkat Prestasi diatas target 0 Cukup Tingkat prestasi sesuai target -1 Kurang Tingkat prestasi dibawah target

7. Penilaian kinerja secara terukur, berimbang, komprehensif dan berkesinambung

Penilaian kinerja dilakukan dengan menjumlahkan total skor 1 dikurangi total skor -1 kemudian hasil pengurangan tersebut dibagi jumlah indikator, berdasarkan hasil dari pembagian tersebut untuk menentukan batas daerah “kurang”, “cukup”, dan “baik”dengan asumsi bahwa kinerja “kurang” adalah <50% (<0 sampai dengan -1). Kinerja “cukup” adalah 50% - 75% (0 sampai dengan 0,5). Kinerja “baik “adalah >75% (>0,5

sampai dengan 1). Asumsi yang digunakan bahwa 75% adalah sama dengan 0,5. Berikut adalah gambaran kinerja.

Kurang Cukup Baik

-1 0 0,5 1

0% 50% 75% 100%

Gambar 3.1. Kurva Kinerja

h. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, Terlebih dahulu dilakukan uji proposal oleh dewan penguji Pasca sarjana MMR UMY untuk dipenuhi oleh peneliti. Penelitian ini juga harus mendapatkan izin dari Kepala rumah sakit, tempat penelitian dilakukan. Seluruh informasi yang diberikan untuk penelitian ini akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan digunakan di luar kepentingan penelitian ini. Sebelum dilakukan penelitian akan melapor dulu pada bagian diklat RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dan memberikan surat ijin

# $ % %

penelitian yang dikeluarkan oleh Pasca sarjana MMR UMY , selain itu juga menyampaikan tentang subyek penelitian, waktu penelitian, dan hal-hal yang ingi dicapai dalam penelitian ini, serta menyerahkan 1 explempar proposal penelitian

BAB IV

Dokumen terkait