• Tidak ada hasil yang ditemukan

Barang Yang Dikonsumsi Halal

Dalam dokumen MUAMALAH KONTEMPORER. IAIN Batusangkar (Halaman 144-148)

IAIN Batusangkarsharf yakni secara tunai dan besar uang yang diberi

B. PENGERTIAN KONSUMSI

3. Barang Yang Dikonsumsi Halal

Barang yang dikonsumsi harus halal, dan tidak boleh mengon­ sumsi barang­barang yang haram. Indikator halal dalam Islam mencakup segala aspek seperti usaha yang halal, jauh dari unsur

gharar dan maisir, bahan baku, proses produksi, manajemen, out­

put produksi, proses distribusi hingga konsumsi haruslah halal. (Idri, 2015: 102). Ini dikuatkan dengan firman Allah dalam QS.

al-Baqarah ayat 168:

اًبِّيَط لالاَح ِضْرلأا ِفي اَِّم اوُلُك ُساَّنلا اَهُّـيَأ اَي…

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi…

Dari firman Allah di atas, dipahami bahwa adanya perintah Allah bagi umat manusia pada umumnya, dan bagi Muslim khu­ sus nya, untuk mengonsumsi makanan yang halal. Walaupun ba­ han makanan yang tersedia cukup banyak, kita diharuskan se­ lek tif dalam memilah makanan yang akan kita konsumsi. Dalam sebuah riwayat Rasulullah pernah diceritakan bahwa ia memakan makanan hanya ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, Nabi tidak pernah berpesta pora dalam makanan dan minuman serta se lalu mengonsumsi makanan dan minuman halal.

Mengutip pendapat Nizwar Syamsu dalam bukunya Manusia

dan Ekonomi, bahwa seseorang yang selalu mengonsumsi makan­

an dan minuman secara berlebihan dapat menyebabkan rusak nya kesehatan, pertumbuhan mental, dan rusaknya ekonomi, se dang ­ kan mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak baik se perti khamar dapat mendatangkan penyakit berbahaya (Nizwar Syam­ su: 1983: 150­151).

Adapun yang termasuk dalam ruang lingkup makanan dan mi­ numan yang haram, yaitu:

a. Minuman Memabukan

Allah dan Rasulullah­Nya melarang meminum minuman yang memabukan, hukumnya haram. Dalam sebuah Hadis, Rasulullah

IAIN Batusangkar

135 BAB 6 — KONSUMSI bersabda:

َلاَقَـف ِعْتِبْلا ْنَع َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َلِئُس ْتَلاَق َةَشِئاَع ْنَع

)ملسم هاور( ٌماَرَح َوُهَـف َرَكْسَأ ٍباَرَش ُّلُك

“Dari ‘Aisyah dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dita-nya mengenai bit’u (yaitu minuman yang terbuat dari madu) maka beliau bersabda: ‘Setiap minuman yang memabukkan adalah haram.’” (H.R. Muslim).

Dari Hadis di atas, jelas bahwa segala minuman yang mema­ bukan hukumnya haram. Sesuatu yang memabukan tidak hanya minuman, tetapi juga yang sesuatu yang dihisap seperti ganja, disuntikan ke dalam tubuh, atau berupa pil dan cairan. Segala se­ suatu yang bersifat memabukkan, baik dimakan, diminum, dihisap, maupun disuntikan, dikenal dengan narkoba. Dan menurut Nizwar Syamsu, mudarat yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba (Niz war Syamsu, 1983: 161­162), yaitu:

1. Narkoba membutuhkan biaya yang besar, maka pemakai nar­ koba akan mengeluarkan biaya tertentu yang mungkin dapat menghabiskan kekayaan yang dimiliki atau setidaknya akan merusak ekonominya sendiri.

2. Jika pemakai narkoba sampai kecanduan, maka narkoba men­ jadi suatu keharusan baginya yang akan menjadi beban berat dan menyedihkan.

3. Pemakai narkoba akan selalu memikirkan bagaimana cara men dapatkan uang untuk membelinya, bahkan tidak sedikit yang menjadi pencuri dan bandar narkoba.

4. Dalam bidang kesehatan, pemakai narkoba menjadi semakin lesu dan kurus kering, mudah terserang penyakit yang sulit disembuhkan.

5. Dalam pergaulan, pemakai narkoba tidak menghiraukan nor­ ma­norma hukum, mudah berbuat onar, mesum, dan tindakan asusila.

6. Narkoba tidah hanya merusak kesehatan jasmani saja, akan tetapi juga merusak kesehatan rohani.

IAIN Batusangkar

b. Di samping Khamar, Allah Juga Mengharamkan Bangkai, dan Babi Beserta Harga dan Keuntungan Darinya

Hal ini ditekankan dalam firman Allah dalam QS. al-Māidah [5]: 3:

ُةَقِنَخْنُمْلاَو ِهِب ِهَّللا ِْيرَغِل َّلِهُأ اَمَو ِريِزْنِْلا ُمَْلَو ُمَّدلاَو ُةَتْيَمْلا ُمُكْيَلَع ْتَمِّرُح

ىَلَع َحِبُذ اَمَو ْمُتْيَّكَذ اَم لاِإ ُعُبَّسلا َلَكَأ اَمَو ُةَحيِطَّنلاَو ُةَيِّدَرَـتُمْلاَو ُةَذوُقْوَمْلاَو

ٌقْسِف ْمُكِلَذ ِملاْزلأاِب اوُمِسْقَـتْسَت ْنَأَو ِبُصُّنلا…

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan … (QS. al-Maa’idah [5]: 3).

Firman Allah di atas diperkuat (bayān ta’kid) dengan sabda Nabi saw.

َرْمَْلا َمَّرَح َهَّللا َّنِإ َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر َّنَأ َةَرْـيَرُه ِبَأ ْنَع

)دواد وبا هاور( ُهَنََثَو َريِزْنِْلا َمَّرَحَو اَهَـنََثَو َةَتْيَمْلا َمَّرَحَو اَهَـنََثَو

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ber-sabda: ‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamar dan uang penjualannya, mengharamkan bangkai serta uang hasil penjualannya, serta mengharamkan babi dan uang hasil penjualannya’” (H.R. Abu Daud).

Menurut Nizwar Syamsu, kriteria bangkai yang diharamkan untuk dikonsumsi adalah binatang yang mati karena sakit, ber­ laga, jatuh, tercekik, sisa binatang buas, atau semua binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah. Dan menurutnya, da lam bangkai tersebut masih tersimpan darah yang haram untuk dikonsumsi, karena terdapat virus penyakit dalam bangkai dan darah tersebut. Darah yang tersisa pada tubuh bangkai binatang, apa bila dikonsumsi akan menyebabkan seseorang bersikap kejam

IAIN Batusangkar

137 BAB 6 — KONSUMSI

dan ganas serta otaknya tumpul. Allah mengharamkan babi karena babi memiliki sikap tercela, yaitu babi tidak memiliki sikap cembu­ ru terhadap sesamanya, dan membiarkan pasangannya dikawinkan oleh penjantan lainnya, dan akan timbul sifat pada dirinya yang se lalu melakukan dan membiarkan tindakan pergaulan bebas. Di samping itu, pada babi terdapat virus penyakit yang sering mem bekas pada kulit seseorang yang memakannya dan juga me­ ngandung cacing pita yang tidak akan mati apabila dimasak dalam su hu tinggi (Nizwar Syamsu, 1983: 151­152).

c. Barang yang Mengandung Riba

Rasulullah melarang bahkan melaknat para pelaku riba, yaitu orang­orang yang mengonsumsinya, yang mewakilkan, yang me­ nyaksikan, dan mencatat riba itu sendiri. Rasulullah saw. ber sabda:

ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ُلوُسَر َنَعَل َلاَق ِهيِبَأ ْنَع ٍدوُعْسَم ِنْب ِهَّللا ِدْبَع ُنْب ِنَْحَّرلا ُدْبَع

)دواد وبا هاور( ُهَبِتاَكَو ُهَدِهاَشَو ُهَلِكْؤُمَو اَبِّرلا َلِكآ َمَّلَسَو ِهْيَلَع

“Dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang makan riba, orang yang memberi makan riba, saksinya dan penulisnya” (H.R. Abu Daud).

Memperhatikan barang yang halal dan haram sangat dianjur­ kan dalam Islam, karena konsekuensinya mengacu pada hidup kita di akhirat kelak. Apa yang kita konsumsi menentukan posisi kita ditempatkan apakah di neraka atau di surga. Ini diperkuat dengan Hadis Nabi:

َلاَقَـف ٍلَقْوَـق ُنْب ُناَمْعُّـنلا َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص َِّبَّنلا ىَتَأ َلاَق ٍرِباَج ْنَع

َل َلاَْلا ُتْلَلْحَأَو َماَرَْلا ُتْمَّرَحَو َةَبوُتْكَمْلا ُتْيَّلَص اَذِإ َتْيَأَرَأ ِهَّللا َلوُسَر اَي

)ملسم هاور( ْمَعَـن َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ُِّبَّنلا َلاَقَـف َةَّنَْلا ُلُخْدَأَأ

“Dari Jabir dia berkata: ‘An-Nu’man bin Qauqal mendatangi Nabi shal-lallahu ‘alaihi wasallam seraya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa pen-dapatmu apabila aku mengerjakan shalat wajib, mengharamkan

se-IAIN Batusangkar

Dalam dokumen MUAMALAH KONTEMPORER. IAIN Batusangkar (Halaman 144-148)