IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Pasar dan Pemasaran
4.1.3. Bauran Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran dibutuhkan alat pemasaran, McCharty mengklasifikasikan alat pemasaran menjadi produk, harga, tempat, dan promosi. Menurut Kotler (1997), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari emapat nsur yang dikenal dengan empat P yaitu,
Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi).
4.1.3.1. Strategi Produk
Produk dilengkapi dengan atribut produk yang meliputi merek, label dan kemasan. Merek digunakan untuk beberapa tujuan antara lain sebagai identitas, alat promosi, membina citra dan
27 mengembalikan pasar (Tjiptono, 1995). Merek yang diberikan pada minyak sawit merah merupakan identitas produk karena nama produk yang diberikan mencerminkan kandungan yang terdapat pada produk. Merek yang diberikan pada produk adalah β-vitA oil, yang berasal dari kata betakaroten dan provitamin A. Merek menjelaskan bahwa produk kaya akan vitamin A sehingga merek yang diberikan dapat memberikan informasi kepada konsumen sebagai target pasar.
Selain merek atribut yang sangat penting adalah label. Label merupakan bagian dari produk yang menyampaikan informasi. Informasi yang dapat disampaikan pada label antara lain nama produk, produsen, cara penggunaan, informasi nilai gizi, komposisi, netto, tanggal produksi serta tanggal kadaluarsa. Komposisi minyak sawit merah menyampaikan informasi bahwa produk bebas dari bahan tambahan pangan, sedangkan informasi tentang netto, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa memberkan informasi bahwa produk mempunyai volume yang terukur dan jaminan bahwa produk aman untuk dikonsumsi sebelum tanggal kadaluarsa.
Minyak sawit merah lebih dianjurkan sebagai minyak makan untuk menumis sayur, daging dan bumbu. Minyak sawit merah juga baik digunakan dalam pembuatan minyak salad, serta dapat digunakan sebagai bahan fortifikan makanan untuk produk pangan berbasis minyak/lemak, seperti margarine dan selai kacang (Andarwulan et al. 2003). Minyak sawit merah tidak dianjurkan digunakan sebagai minyak goreng karena karotenoid yang terkandung didalam minyak akan rusak pada suhu tinggi.
Klaim penggunaan yang diberikan pada minyak sawit merah adalah sebagai minyak salad, minyak tumis, minyak pada mie instant, minyak pijat dan minyak luluran. Klaim yang paling dianjurkan dalam penggunaan minyak sawit merah adalah sebagai minyak salad karena pada klaim ini tidak ada perlakuan yang dapat mengurangi vitamin dan rasa CPO dapat dinetralisisr dengan pencampuran dengan makanan. Penggunaan minyak sawit merah yang fleksibel diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi target pasar. Pada cara penggunaan juga dijelaskan penggunaan yang paling disarankan dan penggunaan yang kurang dianjurkan karena penggunaan yang tidak tepat akan mengurangi efektifitas produk.
Kemasan juga merupakan atribut yang penting bagi produk, ada tiga manfaat dari kemasan menurut Tjiptono (1995) yaitu memberikan informasi pada konsumen, kemudahan perlindungan dan penyimpanan, serta penanaman persepsi kepada konsumen. Desain kemasan minyak sawit merah dapat dilihat pada Gambar 9.
28 Gambar 9. Kemasan produk minyak sawit merah
4.1.3.2. Strategi harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar untuk produk tertentu.Harga merupakan satu- satunya variabel strategi pemasaran yang secara langsung menghasilkan pendapatan. Menurut Kasmir (2003), tujuan penetapan harga adalah untuk bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar market share, mutu produk, dan karena pesaing.
Strategi harga adalah satu-satunya strategi yang menghasilkan pendapatan penjualan bagi perusahaan (Tjiptono, 1995). Indonesia belum memproduksi minyak sawit merah secara komersial, sedangkan di Malaysia dan Singapura produk minyak sawit merah sudah komersial dengan merk Carotino Oil. Harga jual produk tersebut sekitar $7,99 per liter. Sedangkan di Negara Afrika terdapat produk minyak sawit merah dengan merk OMNI Red Palm Oil yang harganya $ 26,99 per liter.Harga minyak sawit merah ditentukan berdasarkan metode penetapan harga mark up (mark up pricing). Dengan menggunakan strategi ini perhitungan penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya ditambah dengan markup yang diinginkan perusahaan. Markup yang ingin diraih oleh industri minyak sawit merah ini adalah 11% dari biaya produksi. Mark up yang diambil hanya 11 % karena minyak sawit merah ini merupakan produk baru, jadi untuk menarik perhatian konsumen maka harga yang ditetapkan tidak terlalu tinggi. Setelah konsumen mencoba dan melihat hasilnya maka diharapkan konsumen tersebut menjadi pelanggan setia. Harga akhir minyak sawit merah adalah:
per Liter
Harga tersebut lebih murah apabila dibandingkan dengan harga produk minyak sejenis di Malaysia. Selain produk sejenis Malaysia, produk minyak sehat berbasis nabati di Indonesia juga dapat dijadikan pembanding. Produk minyak sehat tersebut antara lain olive oil, grape seed oil, dan
29
olive oil, grape seed oil per liter secara berurutan adalah Rp 85.000, dan Rp 75.000. Harga jual minyak sawit merah sebesar Rp 14.762,43per liter juga setara dengan harga minyak goreng Bimoli per liter.
4.1.3.3. Strategi promosi
Produk yang sudah direncanakan dengan baik belum menjamin keberhasilan pemasaran produk tersebut. Kegiatan promosi tidak boleh terhenti pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut. Promosi menunjukan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengkomunikasikan kebagusan produknya, membujuk, mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut (Kotler, 1997).
Promosi dapat dilakukan melalui penyebaran leaflet dan brosur, tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada konsumen akan keberadaan produk minyak sawit merah. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah promosi yang dilakukan secara langsung dengan sistem edukasi yakni melalui display produk dan menjelaskan cara penggunaan, kandungan serta manfaat yang akan diperoleh apabila mengkonsumsi produk. Sistem edukasi yang baik akan membentuk persesi positif konsumen terhadap produk karena proses tersebut merupakan interaksi aktif antara konsumen dengan pihak produsen sehingga diharapkan akan membentuk loyalitas dari konsumen terhadap produk.
Selain menggunakan leaflet, brosur dan sistem edukasi kegiatan promosi juga dapat dilakukan dengan menggunakan media iklan melaui surat kabar, majalah, radio, televisi atau personal selling yaitu kegiatan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumen melalui mail order, telephone selling dan direct selling.
Promosi ini merupakan kegiatan yang sangat menetukan untuk meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan produk. Hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan kebijakan promosi adalah menentukan tujuan komunikasi, memilih media yang tepat, waktu penyampaian dan menetapkan anggaran promosi.
4.1.3.4. Strategi distribusi
Menurut Kotler (1997), saluran distribusi atau tempat adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil hak atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa selama berpindah dari produsen ke konsumen. Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim dan menyampaikan barang yang dipasarkanya kepada konsumen (Tjiptono, 1995).
Dalam pendistribusian ini dibutuhkan penyalur-penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri maupun yang bukan milik perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang distribusi ada beberapa macam diantaranya agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri. Distribusi minyak sawit merah dapat dilakukan secara langsung dan melalui agen atau distributor. Distributor produk adalah orang yang memahami tentang produk sehingga sistem edukasi yang diterapkan akan memuaskan konsumen. Para distributor hendaknya dibekali dengan pelatihan, pemberian panduan pemahaman tentang produk serta panduan sistem distribusinya. Selain itu kontinuitas ketersediaan produk juga harus tetap terjaga agar pada saat konsumen membutuhkan produk selalu tersedia. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas dari konsumen terhadap produk.
30