• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

6.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

k m m S y s m ( ( p b m Gambar 4. Berd nusantara m memenuhi p ekspor sehin 6.1.2 Baura Pema kegiatan-keg mempromos memuaskan Secara umum yang dapat d share yang d Pada menjadi emp (marketing m (product), h pemasaran barang. Pada menambah t Grafik Volu Sumber: Bada dasarkan data memiliki pe permintaan ngga mengha an Pemasara asaran meru giatan usaha sikan dan kebutuhan m bauran p dikendalikan diharapkan. a pemasaran pat kebijakan mix). Bauran harga (price untuk produ a bauran pem tiga elemen

ume dan Nila an Pusat Statist a tersebut da eluang yang jati dalam asilkan devis an (Marketin upakan kes a yang bertuj mendistribu pembeli, b emasaran ad n oleh perusa n produk b n pemasaran n pemasaran e), distribusi uk jasa leb masaran untu lagi, yaitu o ai Ekspor Ka tik (2008) apat dilihat b g besar unt negeri yang sa bagi nega ing Mix) eluruhan si juan merenc usikan baran baik aktual dalah menca ahaan yang barang, man n yang biasa n atau 4P da i (place), d bih luas dar uk jasa, baur orang (peopl

ayu Jati tahu

bahwa usah tuk dikemb g belum ter ara. istem yang anakan, men ng-barang a maupun po akup sejumla digunakan u najemen pe disebut seb alam pemasa dan promosi ripada baura rannya dapa

le), bukti fis

un 1998-2004 ha budidaya j angkan. Se rpenuhi, jug berhubunga nentukan har atau jasa y otensial (Um ah variabel untuk menca emasaran ak agai bauran aran terdiri d i (promotion an pemasar at diperluas l sik (physical 47 4 jati unggul elain dapat a dapat di an dengan rga, hingga yang akan mar 2005). pemasaran apai market kan dibagi pemasaran dari produk n). Bauran ran produk agi dengan l evidence)

48 dan proses jasa (process) (Kotler 1997). Oleh karena produk yang ditawarkan UBH-KPWN berbentuk produk barang dan jasa, maka analisis bauran pemasaran menggunakan 7P, yaitu dengan menambahkan analisis 3P pada produk jasa yang ditawarkan.

a. Produk (Product)

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Strategi produk didefinisikan sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan. Produk utama yang ditawarkan oleh UBH-KPWN berupa Produk Jasa Investasi dan Produk Pohon Jati Siap Panen.

1. Produk Jasa Investasi Pola Bagi Hasil

Produk jasa investasi yang ditawarkan oleh UBH-KPWN adalah dengan pola bagi hasil, dimana Investor mendapat bagian bagi hasil sebesar 40 persen. UBH-KPWN memasarkan produk jasa investasi sebagai upaya untuk membiayai pengembangan JUN. Produk jasa investasi ini dipasarkan setelah umur tanaman lebih kurang 4 bulan. Hal ini dimaksudkan agar para investor meyakini bahwa uang yang diinvestasikan kepada UBH-KPWN benar-benar digunakan untuk pengembangan JUN. Berdasarkan data UBH-KPWN, hingga akhir tahun 2008 jumlah investor usaha JUN ini mencapai 442 investor yang terdiri dari investor perorangan maupun lembaga usaha. Jumlah pohon yang dibiayai mencapai 232.487 pohon JUN dengan jumlah nominal mencapai Rp 13.819.220.000,00.

2. Produk Pohon Jati Siap Panen

Usaha JUN yang dilaksanakan UBH-KPWN dapat dipanen pada umur lima tahun. Hal ini dikarenakan menggunakan bibit jati unggul, pemupukan dan perawatan intensif. Pada saat panen, JUN ditargetkan memiliki diameter minimum rata-rata 20 cm dan volume minimum 0,20 m3 per pohon.

Pada bidang industri perkayuan, biasanya kayu jati digunakan dalam industri meubel atau furniture dan fancy plywood, sehingga ukuran kayu jati sangat berpengaruh dalam menentukan pada saat pembelian. Dahulu furnitur yang dibuat dari bahan kayu jati berukuran besar dan utuh (tidak disambung), karena konsumen khawatir akan kekuatannya, namun kini para pelaku usaha

49 dibidang furniture telah mampu mengolah kayu jati yang berdiameter 20 cm menjadi furniture dengan kekuatan dan estetika yang tetap baik. Oleh karena itu, target pertumbuhan JUN yang minimal mencapai 20 cm dalam waktu lima tahun, akan mudah terserap ke dalam pasar

b. Distribusi (Place)

Upaya pendistribusian produk yang dihasilkan UBH-KPWN dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pendistribusian produk jasa investasi dilakukan secara langsung oleh UBH-KPWN di Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan Daerah. Serah terima produk jasa investasi secara simbolis dilakukan dengan memberikan akta kepemilikan pohon JUN kepada Investor yang dalam hal ini sebagai pembeli.

Produk berupa pohon jati siap panen ditujukan sebagai bahan baku mebel dan produk kerajinan, oleh karena itu pendistribusian pohon jati siap panen dilakukan UBH-KPWN baik secara langsung ke konsumen maupun dengan bekerjasama dengan ASMINDO (Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia). Produk pohon jati siap panen tersebut akan dijual kepada para pembeli baik perorangan maupun Badan Usaha. Pemasaran JUN siap panen diutamakan bagi kepentingan industri perkayuan dalam negeri khususnya industri furniture, fancy

plywood, dan handycraft.

c. Promosi (Promotion)

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk dan pendistribusian produk saja, tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya dibeli oleh konsumen (Umar, 2005). Promosi yang dilakukan oleh UBH-KPWN dalam memasarkan produk dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan media.

1. Produk Jasa Investasi Pola Bagi Hasil

Promosi produk jasa investasi yang ditawarkan UBH-KPWN dilakukan pada saat tanaman JUN pada usia 4 bulan, hal ini bertujuan untuk meyakinkan para calon investor atas kesungguhan UBH-KPWN mengembangkan usaha ini. Upaya-upaya promosi yang dilakukan antara lain:

50 a. Iklan pada website

b. Penjualan langsung pada kegiatan pameran dan launching c. Kampanye dengan baliho dan brochure

d. Informasi melalui word of mouth dan surat edaran kepada calon-calon investor.

2. Produk Pohon Jati Siap Panen

Promosi pohon jati siap panen tidak hanya dilakukan oleh UBH-KPWN saja, melainkan juga bekerjasama dengan ASMINDO. Pada waktu JUN berumur 3 tahun, tanaman ini mulai ditawarkan kepada para pengusaha industri perkayuan, baik langsung maupun melalui asosiasinya. Setelah itu para pengusaha industri perkayuan tersebut dapat melihat ke lokasi penanaman JUN dan apabila sesuai, akan dilanjutkan dengan membuat ikatan perjanjian atau kontrak pembelian. Melalui cara tersebut, pihak industri perkayuan memiliki jaminan kepastian pasokan bahan baku, sehingga para pengusaha industri furniture, fancy plywood, dan handycraft dapat mengikat kontrak pesanan dengan calon pembeli, sedangkan keuntungan yang diperoleh pihak UBH-KPWN yaitu memiliki jaminan pasar atau pembeli.

d. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

1. Harga Produk Jasa Investasi Pola Bagi Hasil

Harga produk jasa investasi dengan pola bagi hasil adalah Rp 60.000 per pohon dengan jumlah minimal investasi 100 pohon, sehingga total nilai investasi Rp 6.000.000. Dana tersebut digunakan untuk biaya pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, peralatan, upah petani selama lima tahun (masa tanam JUN) serta biaya manajemen. Total nilai investasi tersebut tergolong tidak terlalu tinggi, sehingga dapat terjangkau oleh calon investor dengan jumlah modal yang tidak terlalu besar. Hal ini sesuai dengan target investor yang diharapkan UBH-KPWN, yaitu diprioritaskan kepada para investor

51 kecil dan menengah (100-1000 pohon), tetapi tidak mengabaikan investor besar.

2. Harga Produk Pohon Jati Siap Panen

Harga pohon jati pada waktu panen diperkirakan sebesar Rp 2.500.000 per meter kubik di kebun, namun tidak menutup kemungkinan harga tersebut dapat mengalami kenaikan mengingat harga jati cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Perum Perhutani, pada tahun 2008 harga jati berkisar Rp 1.280.000 hingga Rp 5.190.000 per meter kubik. Perbedaan harga ini disesuaikan dengan kualitas dan diameter pohon. Sedangkan harga kayu jati di pasar internasional pada tahun 2006 berkisar US$ 500-2200 per meter kubik (Rahayu 2006). Berdasarkan data tersebut, tentu dengan perkiraan harga pohon jati yang ditetapkan UBH-KPWN, masih realistis untuk diberlakukan.

e. Orang (People)

Adapun yang dimaksud dengan orang (people) disini adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli (Umar 2005). Pada jasa investasi yang ditawarkan oleh UBH-KPWN, orang (people) memiliki peran yang penting. Adapun yang dimaksud orang (people) pada UBH-KPWN antara lain karyawan UBH-KPWN, petani, pemilik lahan, dan pemerintah desa. UBH-KPWN selaku fasilitator bertanggung jawab mencari investor (memasarkan jasa investasi) dan mengatur pelaksanaan usaha, sedangkan petani, pemilik lahan serta pemerintah desa memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan budidaya JUN di lapangan. Jasa investasi akan menarik bagi investor apabila usaha ini berjalan sukses dan memberikan keuntungan yang besar, karena itu pihak-pihak ini menjadi penentu keberhasilan pelaksanaan usaha JUN.

f. Bukti Fisik (Physical evidence)

Bukti fisik adalah suatu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen tangibel memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut (Umar 2005). Pada usaha JUN UBH-KPWN bukti fisik dari kepemilikan jasa investasi berupa sertifikat

52 kepemilikan. Pada sertifikat tersebut tertera jumlah investasi tanaman JUN, lokasi, umur tanaman serta petani yang merawat tanaman JUN tersebut. Investor dapat pula mengunjungi lokasi tanam JUN untuk melihat sejauh mana perkembangan tanaman JUN yang dimiliki.

g. Proses Jasa (Process)

Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen (Umar 2005). Pada usaha JUN ini, koordinasi antar pihak yang terlibat dilakukan oleh UBH-KPWN. UBH-KPWN memiliki tanggung jawab dalam mensinergiskan pelaksanaan usaha JUN agar mencapai target yang diinginkan. Upaya untuk mencapai target tersebut ditunjang dengan SOP (standard operational procedure) dalam pelaksanaan usaha. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan konsistensi usaha, sehingga diharapkan timbul loyalitas dan kepercayaan investor terhadap jasa investasi yang dibeli.

6.1.3 Pesaing

Lingkungan eksternal suatu usaha memiliki keterkaitan yang erat dengan persaingan usaha. Pesaing merupakan pelaku usaha sejenis yang mengancam pelaksanaan usaha yang dilaksanakan. Pesaing usaha JUN UBH-KPWN merupakan usaha-usaha yang menghasilkan produk yang sejenis maupun produk subsitusinya. Usaha yang menghasilkan produk sejenis yang dimaksud adalah usaha yang menghasilkan produk pohon jati, sedangkan usaha yang menghasilkan produk subsitusi seperti usaha yang menghasilkan produk pohon jenis lainnya. Beberapa pesaing atau kompetitor yang menghasilkan produk sejenis antara lain: 1. BUMN di bidang kehutanan, yaitu Perum Perhutani yang berada di bawah

binaan Departemen Kehutanan yang menghasilkan produksi kayu jati terbesar di Indonesia.

2. Masyarakat perorangan atau kelompok dan Badan Usaha Swasta yang mengusahakan tanaman jati dapat dikategorikan dalam dua kategori besar, yaitu masyarakat yang mengikuti program Gerhan (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan).

53 Sebagai upaya melihat posisi JUN yang diproduksi UBH-KPWN dalam persaingan, berikut identifikasi kelebihan dan kekurangan pesaing produsen kayu jati.

1. Perhutani a. Kelebihan

- Perhutani sebagai BUMN, mendapatkan dukungan dari pemerintah. - Perhutani diberikan lahan oleh pemerintah melalui Peraturan

Perundangan.

- Volume tanaman Perhutani sangat besar, mencakup wilayah di seluruh Jawa dan Madura.

- Perhutani telah lama menjadi pelaksana usaha dibidang perkayuan, sehingga dapat dikatakan telah mapan dan stabil.

b. Kekurangan

- Birokrasi yang rumit, menyebabkan siklus bisnis menjadi terkendala. - Resisten terhadap inovasi (paradigma lama, bahwa hutan diserahkan

kepada alam tanpa ada campur tangan manusia).

- Tidak dapat membuat kontrak pembelian jangka panjang dengan pembeli.

- Masa panen lama, minimal 20 tahun. 2. Masyarakat Perorangan atau Kelompok

a. Kelebihan

- Rakyat diberikan bibit secara cuma-cuma oleh Pemerintah melalui program Gerhan.

- Melalui program Hutan Tanaman Rakyat, petani dipinjamkan lahan oleh pemerintah.

- Petani memperoleh penyuluhan rutin dari Departemen Kehutanan. - Biaya produksi rendah, karena perawatan tidak intensif.

b. Kekurangan

- Budaya masyarakat yang tidak biasa menanam jati secara intensif karena jati dianggap bukan tanaman budidaya, melainkan tanaman hutan yang dibiarkan begitu saja tumbuh dengan bantuan alam.

54 - Penjualan masih melalui tengkulak, sehingga harga jual ditingkat petani

tidak dapat bersaing. - Masa panen lama. 3. Unit Bagi Hasil KPWN

a. Kelebihan

- Bibit yang digunakan adalah bibit unggul - Perawatan jati dilaksanakan secara intensif

- Dikelola secara profesional dengan manajemen pohon (trees

management) dan adanya keterbukaan kepada pihak-pihak terkait.

- Melaksanakan konsep bagi hasil yang mengandung unsur sosial, sehingga fungsi Corporate Social Responsibility (CSR) secara langsung dapat terwujud.

- Panen dapat dilaksanakan pada umur tanaman lima tahun, dengan kualitas yang tidak kalah dengan jati konvensional.

b. Kekurangan

- Usaha JUN oleh UBH-KPWN baru berjalan dua tahun, sehingga masih pada tahap pengenalan.

- Produk jasa investasi dengan pola bagi hasil masih belum banyak dikenal masyarakat, sehingga pihak UBH-KPWN harus melakukan promosi lebih keras.

Dokumen terkait