• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.3 Aspek Manajemen

6.3.3 Sistem Manajemen Usaha JUN UBH-KPWN

6.3.3 Sistem Manajemen Usaha JUN UBH-KPWN

Pelaksanaan usaha JUN menitikberatkan pada sistem manajemen yang tergolong berbeda yaitu manajemen pohon (trees management) dan pola bagi hasil. Penerapan sistem tersebut diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan usaha, selain itu juga diharapkan dapat memberikan keuntungan yang adil bagi masing-masing pihak.

6.3.3.1 Manajemen Pohon (Trees Management)

Manajemen pohon merupakan sistem pengelolaan dengan pendekatan batang demi batang (per batang pohon), bukan terhadap luas hamparan. Mayoritas usaha bidang budidaya tanaman hutan masih menerapkan manajemen yang berbasis luas hamparan, sedangkan UBH-KPWN mencoba dengan sistem yang berbeda yaitu manajemen pohon (per batang).

Pelaksanaan manajemen pohon memberikan beberapa keuntungan antara lain dapat mempermudah pelaksanaan usaha, karena tenaga kerja (petani penggarap) dapat lebih fokus dalam mengurus pohon yang menjadi kewajibannya. Selain itu, manajemen pohon mempermudah dalam perhitungan penerimaan, penjualan dan biaya yang dikeluarkan, baik biaya perawatan, biaya pengamanan maupun upah tenaga kerja.

6.3.3.2 Sistem Bagi Hasil

Sistem atau Pola Bagi Hasil yang diterapkan UBH-KPWN yaitu pola yang dilaksanakan melalui kerjasama antara investor, pemilik lahan, petani penggarap, perangkat desa, dan UBH-KPWN yang bertindak sebagai lembaga fisilitator dan lembaga penjamin, dengan pembagian hasil panen secara proporsional dan menguntungkan para pihak. Penetapan bagian hasil pihak-pihak yang terlibat dalam budidaya JUN didasarkan atas hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban masing-masing pihak dapat dilihat pada Tabel 13. Sedangkan skema kontribusi dan bagian hasil masing-masing pihak yang terlibat dalam usaha JUN dapat dilihat pada Gambar 8.

70

Tabel 13. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Budidaya JUN

UBH-KPWN

Pihak Hak Kewajiban

UBH-KPWN

- Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 15 persen dari total jumlah pohon yang ditanam.

- Melakukan inventarisasi dan identifikasi calon lokasi dan pemilik lahan serta petani penggarap peserta budidaya JUN. - Merencanakan dan melaksanakan

kegiatan usaha budidaya JUN. - Melaksanakan pendampingan

kepada petani penggarap

- Menarik calon investor usaha JUN. - Mengelola dana dari investor untuk

kegiatan usaha budidaya JUN. - Memasarkan pohon jati siap panen. - Melaksanakan pembagian hasil

sesuai dengan perjanjian. - Bila terjadi kematian/kehilangan,

bagian hasil UBH-KPWN dikurangi sebanyak 0,3 bagian dari jumlah yang mati/hilang.

Investor

- Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 40 persen dari jumlah pohon yang ditanam.

- Tidak menanggung risiko bila terdapat tanaman yang mati/hilang yang disebabkan karena kelalaian.

- Berkontribusi dengan menanamkan modal, dimana jumlah minimal investasi adalah 100 pohon.

Pemilik Lahan

- Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 10 persen dari jumlah pohon yang ditanam.

- Tidak menanggung risiko bila terdapat tanaman yang mati/hilang yang disebabkan kelalaian.

- Memberi ijin lahannya untuk ditanami JUN dalam jangka waktu kerjasama enam tahun.

Petani Penggarap

- Memperoleh pendamping saat melaksanakan budidaya JUN. - Memperoleh bimbingan, pelatihan,

dan pembinaan

- Memperoleh upah dan bagian hasil sebesar 25 persen dari jumlah pohon yang ditanam.

- Melaksanakan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pengamanan tanaman JUN. - Bila terjadi kematian/kehilangan,

bagian hasil petani dikurangi sebanyak 0,5 bagian dari jumlah yang mati atau hilang.

Pemerintah Desa

- Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 10 persen dari jumlah pohon yang ditanam.

- Membuktikan keabsahan kepemilikan lahan yang akan ditanami JUN.

- Berperan dalam menggerakkan masyarakat calon peserta JUN. - Mengawasi dan mengamankan tanaman JUN dari gangguan, pencurian, dan kebakaran. - Bila terjadi kematian/kehilangan,

bagian hasil pemerintah desa dikurangi sebanyak 0,2 bagian dari jumlah yang mati/hilang.

71

Gambar 8. Bagan Kontribusi dan Bagian Hasil Pihak-Pihak yang Terlibat dalam

Usaha JUN.

Sumber: UBH-KPWN (2009)

Berdasarkan bagan tersebut dapat diuraikan bahwa:

1. Unit Usaha Bagi Hasil KPWN berperan melaksanakan pengelolaan usaha JUN dengan memanfaatkan dana dari investor, lahan milik perorangan, lahan desa, maupun lahan badan usaha, serta tenaga kerja petani penggarap yang terlibat dalam usaha JUN. Imbal jasa atas peranannya tersebut, UBH-KPWN akan mendapat bagian hasil panen sebanyak 15 persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada tanaman JUN yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut dikurangi 0,3 bagian dari jumlah yang mati atau hilang.

2. Investor berperan sebagai pihak yang menanamkan modal untuk digunakan dalam pelaksanaan usaha. Dana tersebut digunakan untuk biaya pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, peralatan, upah petani, dan biaya manajemen. Imbal jasa atas peranannya tersebut, investor akan mendapat bagian hasil panen sebanyak 40 persen dari jumlah pohon yang ditanam. Bila terjadi kehilangan atau kematian pohon, investir tidak menanggung risiko.

Pemilik Lahan (Bagian Hasil 10%) Petani Penggarap (Bagian Hasil 25%) Lahan Tenaga Lembaga Fasilitator UBH-KPWN (Bagian Hasil 15%) Investor (Bagian Hasil 40%) Manajemen, tenaga ahli, pendamping, administrasi, upah, bibit, pupuk, dll Dana Pemerintah Desa (Bagian Hasil 10%)

Status lahan, penggerakkan, pengawasan, dan pengamanan

Usaha Jati Unggul Nusantara Pola

72 3. Pemilik lahan berperan untuk menyediakan lahan yang akan ditanami JUN. Hubungan pemilik lahan dan UBH-KPWN bukan sewa menyewa, melainkan kerja sama, sehingga atas peranannya menyediakan lahan, pemilik lahan akan mendapat bagian hasil panen sebanyak 10 persen dari jumlah pohon yang ditanam dan tidak menanggung risiko bila ada yang mati atau hilang.

4. Petani Penggarap berperan dalam melaksanakan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pengamanan tanaman JUN. Imbal jasa yang akan diperoleh oleh petani penggarap disamping mendapat upah juga mendapat bagian hasil panen sebesar 25 persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut di kurangi sebanyak 0,5 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. 5. Perangkat desa berperan memberikan dukungan dan bantuan dalam rangka

memastikan keabsahan kepemilikan lahan, melaksanakan sosialisasi dan menggerakkan masyarakat untuk menjadi peserta usaha JUN, membantu melaksanakan pengawasan lapangan dan pengamanan. Imbal jasa atas peranannya tersebut, pemerintah desa akan mendapat bagian sahil panen untuk pembangunan desa sebesar 10 persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut dikurangi sebanyak 0,2 bagian dari jumlah yang mati atau hilang.

Bagian hasil panen masing-masing pihak dikaitkan dengan tingkat kematian atau kehilangan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 14. Bagian Hasil dan Beban Risiko Para Pihak yang Terlibat dalam Usaha

JUN

Para Pihak Beban Risiko (Mati/hilang)

Bagian hasil para pihak pada tingkat kematian/hilang (M%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% Investor 0% 40% 40% 40% 40% 40% 40% Pemilik lahan 0% 10% 10% 10% 10% 10% 10% Petani penggarap 0,5 x M% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Desa 0,2 x M% 10% 8% 6% 4% 2% 0% UBH-KPWN 0,3 x M% 15% 12% 9% 6% 3% 0% Jumlah 100% 90% 80% 70% 60% 50% Sumber : UBH-KPWN (2009)

73

Dokumen terkait