• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2 Aspek Teknis dan Teknologis

6.2.2 Input dan Peralatan

Pemilihan input dan peralatan merupakan hal yang harus diperhatikan. Ketepatan pemilihan input dan peralatan akan menunjang pelaksanaan usaha. Input utama dalam usaha ini adalah bibit JUN. Pengadaan bibit JUN ini bekerjasama dengan PT. Setyamitra Bhaktipersada, sehingga pasokan bibit JUN dapat terjamin. Pengadaan pupuk organik formula khusus juga telah bekerjasama dengan PT. Pancakokoh. Sedangkan input lainnya juga bekerjasama dengan pemasok, sehingga ketersediaan input dapat terjamin.

Penggunaan peralatan dan teknologi pada usaha JUN ini relatif sederhana, seperti budidaya pertanian pada umumnya. Peralatan yang digunakan petani untuk budidaya JUN adalah milik petani sendiri, sedangkan pihak UBH-KPWN hanya menyediakan beberapa peralatan saja untuk dipinjamkan. Rincian penggunaan peralatan dapat dilihat pada Tabel 7.

57

Tabel 7. Peralatan Budidaya JUN

No. Uraian Fungsi

1. Hand sprayer Menyemprotkan insektisida

2. Embrat Tempat untuk menyiram

tanaman

3. Cangkul Menggemburkan lahan

4. Garpu Menggemburkan lahan

5. Pompa air dan selang Pengairan

6. Hand tractor Membajak lahan

Sumber : UBH-KPWN (2009)

6.2.3 Teknik Budidaya

Pada dasarnya tanaman jati merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan alami. Hal tersebut dikarenakan jati tergolong tanaman yang memiliki daya tahan tinggi. Namun, tanpa adanya penanganan yang baik, tanaman jati akan tumbuh dalam waktu yang lama. Apabila ingin menghasilkan jati dengan umur panen yang relatif singkat maka dibutuhkan bibit khusus dan perawatan yang baik. Berdasarkan informasi dari UBH-KPWN, teknik budidaya JUN diawali dengan persiapan, baik persiapan lahan, persiapan pupuk dasar, juga persiapan bibit. Setelah itu dapat dilaksanakan proses penanaman. Perawatan dan penyiraman tanaman dilaksanakan secara intensif agar tanaman dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Pemanenan dilaksanakan saat umur tanaman lima tahun, yaitu pada saat tanaman JUN mencapai volume 0,2 meter kubik.

A. Persiapan

Kegiatan persiapan terdiri dari kegiatan persiapan lahan, persiapan pupuk dasar dan persiapan bibit.

1. Persiapan Lahan

Langkah awal dalam budidaya JUN dimulai dari pembersihan calon lokasi tanaman dari tumbuh-tumbuhan yang tidak diperlukan seperti serasah, sampah dan tumbuhan bawah. Serasah, sampah, dan tunggak-tunggak yang tidak dapat dimanfatkan dikumpulkan ditempat tertentu dan dibakar. Pembakaran tersebut diusahakan tidak menyebar diseluruh lokasi karena

58 dapat mematikan organisme yang ada di dalam tanah. Abu hasil pembakaran dapat juga dipergunakan sebagai pupuk.

Langkah selanjutnya adalah pengolahan tanah yang dilaksanakan pada awal musim kemarau. Pengolahan tanah bertujuan untuk menghilangkan alang-alang rumput, mengurangi keasaman tanah, pemberantasan hama, memudahkan pertukaran udara dan peresapan air, agar bibit yang ditanam memperoleh media tumbuh yang baik sehingga memungkinkan pertumbuhan JUN dengan baik. Setelah pengolahan tanah selesai, kegiatan penyiapan lahan selanjutnya adalah pemasangan ajir dan pembuatan lubang tanaman.

Pemasangan ajir dilaksanakan 20 hingga 15 hari sebelum penanaman, hal ini bertujuan untuk mengatur tata letak, arah larikan dan jarak tanam. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 5 x 2 meter, hal ini bertujuan untuk memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi tanaman.

Pembuatan lubang tanam dilakukan pada lahan yang sudah dipasang dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Pembuatan lubang tanam dilaksanakan pada 15 hingga 10 hari sebelum penanaman untuk memberi kesempatan kepada tanah membuang gas-gas beracun yang mungkin terkandung dalam lubang tanaman. Tanah galian dari tiap lubang setebal lebih kurang 20 cm teratas dan 20 cm terbawah dipisahkan. Gundukan tanah bagian atas digunakan sebagai campuran pupuk dasar.

2. Persiapan Pupuk Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk kandang yang diolah dengan formula tertentu. Penyiapan pupuk dasar dilakukan 30 hingga 25 hari sebelum penanaman dilakukan. Pupuk dasar terdiri dari campuran pupuk kandang, NPK, probiotik, gula pasir, dan kapur. Setiap lubang tanaman diberikan pupuk dasar sebanyak 3 hingga 5 kg per lubang. Pupuk dasar tersebut dicampur dengan tanah asal bagian atas dan diaduk secara merata lalu dimasukkan ke dalam lubang tanam.

3. Persiapan Bibit

Bibit JUN yang digunakan adalah bibit JUN yang diproduksi oleh PT. Setyamira Bhaktipersada. Usulan kebutuhan jumlah bibit dan pupuk serta waktu pengiriman harus sudah disampaikan ke Direksi pada dua minggu

59 sebelum pembuatan lubang, sedangkan jadwal penerimaan bibit harus ditentukan terlebih dahulu, minimal tiga hingga lima hari sebelum penanaman.

Bibit yang diterima dari PT. Setyamitra Bhaktipersada diseleksi dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah sesuai dengan pesanan ditambah dengan lima persen cadangan. b. Kualitas sesuai dengan pesanan (spesifikasi) sebagai berikut:

i. Umur tiga hingga empat bulan ii. Tinggi 30 hingga 40 cm

iii. Jumlah daun minimal dua pasang iv. Diameter batang 0,4 hingga 0,5 cm

v. Batang sehat, lurus dan berkayu vi. Akar belum menembus polibag vii. Bebas hama dan penyakit

Bibit yang tidak sesuai dengan spesifikasi tersebut tidak diterima dan minta diganti. Pengiriman bibit ke lapanga harus mengikuti tata urutan waktu yang telah disepakati. Tata waktu penyiapan lahan, pupuk, dan bibit dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tata Waktu Penyiapan Lahan, Pupuk, dan Bibit

Sumber: UBH-KPWN (2009) 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Pemasangan Ajir (H-20 s.d H-15) Pengolahan Pupuk (H-30 s.d. H-25) Pembuatan Lubang (H-15 s.d. H-10) Penyiapan Bibit (H-5 s.d. H)

Pemberian Pupuk Dasar (H-3 s.d. H)

60 B. Penanaman

Penanaman JUN dilakukan pada awal musim hujan, untuk mengurangi terjadinya penguapan dan mengoptimalkan kerja akar. Sebelum ditanam bibit dicelupkan dalam larutan probiotik sampai jenuh, kemudian dilepas dan diletakkan di atas ajir sebagai kontrol atau tanda bahwa bibit yang ditanam sudah terlepas polybagnya. Sebelum penyobekkan polybag, media tanam dalam (tanah)

polybag harus dipadatkan dahulu agar media tanam tidak lepas atau hancur ketika

menyobek polybag, karena apabila hal tersebut terjadi akan mengakibatkan terputusnya akar. Sebelum ditanam bibit harus dalam keadaan segar, ditanam tidak terlalu dalam (sampai batas leher akar) untuk menghindari pembusukan batang, dan untuk mengurangi penguapan sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari.

Tanamkan bibit secara tegak lurus, batang permukaan media bibit diusahakan rata dengan permukaan tanah awal. Lubang tanaman ditimbun sehingga membentuk gundukan untuk menghindari terjadinya genangan air, usahakan media di sekitar bibit padat. Gundukan ditutup dengan seresah secukupnya.

C. Perawatan

Kegiatan perawatan terdiri dari penyiangan dan pendangiran, penyulaman, perlakuan khusus, serta pemupukan lanjutan.

1. Penyiangan dan Pendangiran

Penyiangan dilakukan agar tanaman JUN tidak tergangu oleh gulma yang merupakan pesaing dalam memperoleh unsur hara, cahaya dan air. Pendangiran dilakukan lebih ditujukan untuk penggemburan tanah sekitar tanaman yang bertujuan juga untuk menghilangkan gulma yang juga dapat berfungsi sebagai inang hama dan penyakit.

Penyiangan dilakukan pada musim hujan untuk menjaga kelembaban tanah dan untuk menghilangkan gangguan tumbuhan lain yang berpotensi menyaingi JUN dalam penyerapan nutrisi dari tanah, sebaliknya pada musim kemarau sebaiknya dilakukan penyiangan dan pendangiran, untuk menghindari penguapan yang berlebihan dan terputusnya bulu-bulu akar.

61 2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati dan dilaksanakan pada saat puncak musim hujan dan penyulaman berikutnya dilakukan sampai dengan tanaman berumur satu tahun. Setelah umur tanaman lebih dari satu tahun maka tidak dilakukan lagi penyulaman hingga panen.

3. Perlakuan Khusus

Perlakuan khusus adalah tindakan perbaikan terhadap tanaman yang pertumbuhannya belum mencapai standar yang telah ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi. Tindakan atau langkah yang diambil salam melaksanakan perlakuan khusus disesuaikan dengan penyebab terjadinya kekurangan atau kelambatan pertumbuhan tanaman tersebut.

4. Pemupukan Lanjutan

Pemupukan lanjutan dilakukan pada awal atau akhir musim hujan. Pemupukan lanjutan dilakukan beberapa kali pada tahun pertama hingga ketiga. Berikut adalah jenis pupuk dan dosis yang diberikan pada pemeliharaan tanaman sesuai dengan umur tanaman JUN (Tabel 8):

Tabel 8. Jenis Pupuk dan Dosis pada Pemupukan Lanjutan

Umur Tanaman Jenis Pupuk Dosis per Pohon Satuan

Umur 4 bulan NPK Nitrous 100 0,2 gram cc Umur 8 bulan NPK Nitrous 100 0,2 gram cc

Umur 12 bulan Pupuk dasar ulangan 4 kilogram

Umur 16 dan 20 bulan NPK Nitrous ZA 200 0,2 50 gram cc gram

Umur 24 bulan Pupuk dasar ulangan 4 kilogram

Umur 30 bulan NPK Nitrous 250 0,2 gram cc Umur 36 bulan NSP 36 KCL 200 200 gram gram Sumber: UBH-KPWN (2009)

Dokumen terkait