• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Gambaran Komoditas

3.1.1 Tanaman Jati

Tanaman jati pada mulanya merupakan tanaman hutan yang tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar di dalam hutan bersama jenis tanaman lain. Di alam, tanaman jati tumbuh sebagai tanaman campuran, serta tumbuh di daerah yang mempunyai perbedaan musim basah dan kering yang jelas (Tini 2002).

Menurut Sumarna (2008) tanaman jati yang tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Tectona grandis Linn. f. Nama tectona berasal dari bahasa Portugis (tekton) yang berarti tumbuhan yang memiliki kualitas tinggi. Tanaman jati merupakan tanaman tropika dan subtropika yang sejak abad ke sembilan dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Di Indonesia, jati digolongkan sebagai kayu mewah (fancy

wood) dan memiliki kelas awet tinggi yang tahan terhadap gangguan rayap serta

jamur, bahkan tanaman ini dapat bertahan hingga 500 tahun.

Sumarna (2008) mengemukakan bahwa kondisi kelas kuat dan kelas awet yang tinggi menyebabkan kayu jati hingga saat ini banyak dibutuhkan dalam industri properti, selain itu dengan profil yang ditujukkan oleh garis lingkar tumbuh yang unik dan bernilai artistik tinggi, jati dibutuhkan para seniman pahat dan pengrajin industri furniture untuk dijadikan berbagai bentuk barang jadi, misalnya mebel dan berbagai jenis barang kerajinan rumah tangga. Selain itu juga digunakan sebagai bahan untuk bak pada angkutan truk, tiang, balok, gelagar, jembatan, maupun bantalan kereta api. Tanaman jati juga memiliki daya tahan terhadap bahan kimia maka secara teknis kayu jati dapat digunakan sebagai wadah bagi berbagai jenis produk industri kimia.

Menurut Sumarna (2008) tanaman jati tergolong pula sebagai tanaman berkhasiat obat. Bunga jati dapat digunakan sebagai obat bronchitis, billiousness, dan obat untuk melancarkan serta membersihkan kantung kencing. Bagian buah atau benihnya dapat digunakan sebagai bahan obat diuretik. Adapun ekstrak daunnya dapat menghambat kinerja bakteri tuberkolosa. Selain berfungsi sebagai bahan obat, daun jati dapat digunakan sebagai bahan pewarna kain. Tidak hanya

16 bagian tanaman saja yang berguna, limbah produksi berupa cabang dan serbuk gergaji pun dapat diproses menjadi briket arang yang memiliki kalori tinggi .

3.1.1.1 Daerah Penyebaran Jati (Tectona grandis L.F)

Jati merupakan tanaman asli di sebagian besar jazirah India, Myanmar, Thailand bagian barat, Indo Cina, sebagian Jawa, serta beberapa pulau kecil lainnya di Indonesia, seperti Muna (Sulawesi Tenggara). Jika dilihat dari persebarannya di Asia, tanaman jati tersebar di sebelah Utara pada 2505’ Lintang Utara sampai di Burma, sedangkan di sebelah Selatan sampai 90 Lintang Selatan yaitu pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Namun, demikian antara 100 Lintang Utara dan beberapa derajat Lintang Selatan tidak terdapat tanaman jatinya.

Penyebaran tanaman jati di Asia Tenggara terdapat di Burma, India, Thailand dan Vietnam, sedangkan di Indonesia selain terdapat di Jawa, terdapat pula di pulau Buton, pulau Muna, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Lampung. Penanaman jati di luar daerah sentra jati sangat memungkinkan untuk dilakukan. Hal ini disebabkan banyak daerah yang memiliki kondisi tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman jati.

Penduduk Indonesia sudah mengenal tanaman jati ini sejak lama. Perkembangan tanaman jati di Indonesia dalam sejarahnya dikaitkan dengan perkembangan peradaban budaya masyarakat dan pemerintahan kerajaan Hindu. Di Indonesia, jati mengalami proses naturalisasi di Pulau Jawa dan berkembang sampai ke Kangean, Muna (Sulawesi Tenggara), Sumba, dan Bali. Selanjutnya jati menyebar ke beberapa pulau lainnya. Namun, pada umumnya tanaman jati di Indonesia yang paling luas dikembangkan adalah di Pulau Jawa. Pada masa penjajahan Belanda perkebunan jati secara besar-besaran dilakukan di sebagian besar wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur (Tini 2002).

3.1.1.2 Sifat Botanis Tanaman Jati

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-45 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Sumarna (2008) mengemukakan bahwa dalam klasifikasi, tanaman jati mempunyai penggolongan sebagai berikut:

17 Kerajaan : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub-kelas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenales Familia : Verbenaceae Genus : Tectona

Spesies : Tectona grandis Linn. f.

Tanaman jati banyak tumbuh di tanah datar dan berbukit rendah dengan ketinggian kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut (dpl). Di atas ketinggian tersebut, pohon jati jarang ditemukan. Meskipun demikian, dilaporkan bahwa di Myanmar jati dapat tumbuh dan ditemukan pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Bahkan di India pohon jati ditemukan di daerah dengan ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut (Tini 2002).

Jati di daerah subur dan iklim yang sesuai dapat mencapai ketinggian 45 meter dengan tinggi batang bebas cabang 15-20 meter dan mempunyai diameter sampai 220 cm. Bila tumbuh di daerah yang subur bentuk batangnya dapat bulat lurus akan tetapi bila tumbuh di tempat yang tidak subur bentuk batangnya kurus melengkung dan penampangnya tidak merata.

3.1.1.3 Fenotipe Jati di Indonesia

Penampilan jati di Indonesia khususnya di pulau Jawa, relatif seragam bahkan sangat serupa satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, dalam kenyataannya atau dalam prakteknya sehari-hari, orang-orang membedakan bentuk jati berdasarkan fenotipenya yang menunjukkan adanya perbedaan morfologi bentuk pohon, batang dan sifat kayunya. Perbedaan penampilan jati tersebut masih menjadi bahan kajian apakah karena perbedaan varietas, ras lahan, serangan penyakit atau kemampuan beradaptasi yang berbeda antar individu pohonnya. Hal ini disebabkan dalam satu populasi ditemukan beberapa penampilan yang beragam.

Berdasarkan sifat-sifat kayu dan bentuk pohonnya, jenis-jenis jati dibedakan sebagai berikut (Hardjodarsono diacu dalam Tini 2002):

18 1. Jati lengo atau jati malam, kayunya keras dan berat. Jika diraba terasa halus

seperti minyak.

2. Jati sungu hitam, kayunya padat dan berat. 3. Jati werut, kayunya keras dan seratnya berombak. 4. Jati doreng, kayunya berlorang hitam.

5. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena banyak mengandung kapur.

6. Jati kembang, kayunya memiliki pola seperti kembang.

Sedangkan penggolongan berdasarkan penampakan bentuk batang, tanaman jati dibedakan menjadi:

1. Jati tipe belimbing 2. Jati tipe knobel 3. Jati tipe boleng 4. Jati tipe mulus

Dalam keseharian, tanaman jati yang terdapat di Indonesia dibedakan dengan sebutan jati Muna, jati Jawa, jati Thailand atau nama daerah (negara) asalnya. Penamaan ini lebih didasarkan pada daerah tempat tumbuhnya. Selain itu mulai populer pula jenis jati genjah atau jati unggul.

3.1.1.4 Jati Unggul

Jati unggul merupakan bibit unggul hasil dari perbanyakan kultur jaringan yang dikembangkan pertama kali dalam laboraturium, dimana tanaman induknya berasal dari Myanmar. Jati unggul sudah sejak tahun 1980 ditanam secara luas di Myanmar dan Thailand. Klonal unggul ini memiliki keunggulan genetik sama dengan induknya dan waktu panen relatif cepat yaitu antara 15-20 tahun.

Jati unggul memiliki beberapa keunggulan seperti sangat baik ditanam dengan sistem tumpangsari, baik dengan tanaman perkebunan maupun pertanian. Tumpang sari yang dapat dilakukan dengan tanaman perkebunan antara lain terhadap tanaman karet, kakao, kopi, dan kelapa. Selain itu, jati ungul dapat ditumpangsarikan tanaman palawija dengan jagung, kedelai, kacang tanah, cabai, dan ubi kayu.

Bibit jati unggul dapat tumbuh dimana saja dengan catatan, lahan tidak tergenang air, PH tidak asam (6,0-7.5), tanah lempung berpasir, ketinggian tidak

19 lebih dari 400 meter dpl, dan curah hujan 1000-2.500 mm/tahun dengan temperatur 22-38 derajat celcius (Wuryan 2008).

Beberapa trade mark jati unggul telah diketahui dan banyak ditanam oleh pengebun jati di Indonesia. Menurut Sumarna (2008), jenis jati unggul yang informasinya telah tersebar luas di masyarakat antara lain:

a. Jati Unggul b. Jati Super c. Jati Emas d. Jati Biotropika

Dokumen terkait