• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORI

B. Strategi Pemasaran

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari: produk, harga, distribusi, dan promosi. Terhadap variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan, manajemen pemasaran tidak dapat bertindak banyak.

Untuk lebih memperjelas, dibawah ini akan dikemukakan contoh untuk masing-masing variabel tersebut.14

Seperti telah kita ketahui bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu Product, Price, Promotion, Place. Bauran pemasaran, merupakan komponen dari elemen-elemen yang membentuk strategi campuran pemasaran Anda, yang Anda ingin mendesain dengan maksud untuk menghasilkan respon yang Anda inginkan dari pasar sasaran Anda. Oleh karena setiap komponen sudah dibahas sebelumnya, komentar berikut

13 Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengelolaan dalam Era Globalisasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 188-189

14 Pandji Anoraga, Pengantar Bisnis: Pengelolaan dalam Era Globalisasi, hlm. 191

terfokus pada informasi yang ingin Anda masukkan berkenaan dengan setiap elemen dalam rencana pemasaran yang formal.

Dalam marketing mix (bauran pemasaran) setiap elemen juga membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen lainnya seperti :

1) Strategi Produk

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk.

Sementara itu karena produk ayam merupakan makanan yang menjadikan kebutuhan utama akan makan, maka dalam menjalankan bisnisnya usaha ini juga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

a) Kuantitas /ketersediaan akan ayam organik ini dalam memenuhi permintaan konsumen.

b) Kualitas yang disajikan oleh pemilik usaha terhadap ayam organik yang ditunjukkan dari hasil panen.

c) Teknologi atau peralatan yang digunakan dalam proses produksi ternak ayam organik.

d) Penyajian atau bentuk ayam yang diberikan kepada konsumen.

Untuk merebut calon konsumen, maka pemilik usaha harus berusaha keras. Konsumen tidak akan datang sendiri tanpa ada

sesuatu yang menarik perhatian, sehingga berminat untuk membeli produk ayam ini. Yang paling utama menarik perhatian dan minat konsumen adalah keunggulan produk yang dimiliki. Keunggulan ini harus dimiliki jika dibandingkan dengan produk lain dan untuk memberikan keunggulan, maka pemilik usaha perlu melakukan strategi produk. Strategi produk yang dilakukan oleh pemilik usaha dalam mengembangkan suatu produk antara lain adalah sebagai berikut :

a) Penentuan logo dan moto

Logo merupakan ciri khas suatu label dari usaha, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi pemilik usaha dalam melayani konsumen.

b) Menciptakan merek

Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa yang ditawarkan, merek sering diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya.

c) Menciptakan kemasan

Dalam dunia produksi kemasan lebih diartikan kepada pemberi pelayanan atas produk kepada para konsumen disamping juga sebagai pembungkus untuk beberapa jenis produk lain yang dijual seperti beras organik, dan produk organik lainnya.

d) Keputusan lebel

Didalam lebel menjelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya, dan informasi lainnya. Untuk menerapkan strategi produk, maka harus memahami daur hidup produk. Hal ini disebabkan masing-masing produk memiliki daur hidup dan semakin tua suatu produk maka perlu dilakukan strategi untuk menggantikannya dengan produk baru. Dalam hal ini pemilik usaha perlu mengembangakan produk baru sebagai antisipasi terhadap produk lama dan timbulnya produk saingan.

2) Strategi harga

Harga salah satu aspek yang penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk ini. Salah dalam menetapkan harga maka akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi produsen terutama pemilik usaha yang berdasarkan prinsip syariah, harga adalah penentu produk tersebut dapat diterima di pasaran.

Penentuan harga oleh suatu usaha dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai. secara umum tujuan penentuan harga adalah untuk bertahan hidup, untuk memaksimalkan laba, untuk memperbesar market share, mutu produk, dan karena pesaing. Strategi harga dapat tergantung pada

faktor-faktor yaitu; Harga harus dapat mencerminkan pasar sasaran, sifat dan luas persaingan, kekuatan dari lokasi, struktur harga, jenis produk/ jasa yang akan ditawakan.

3) Strategi lokasi

Lokasi bagi pemilik usaha lebih dikenal kepada lokasi untuk panen ayam. Penentuan lokasi tempat usaha maupun tempat produk di produksi. Penentuan lokasi usaha beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada karena bisnis ini bergantung kepada pelanggannya. Pemilihan lokasi sangatlah penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan merugikan minat konsumen untuk membeli produk tersebut.

Secara petimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut; jenis usaha yang dijalankan, dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku, dekat dengan tenaga kerja, tersedia sarana dan prasarana, dekat pemerintah, dikawasan industri, kemudahan untuk ekspansi, adat istiadat/ budaya/ sikap masyarakat, hukum yang berlaku. Paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi suatu cabang yaitu; faktor utama (primer), faktor sekunder. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank

adalah dengan pertimbangan adalah; dekat dengan kawasan industri, dekat dengan lokasi perkantoran, dekat dengan lokasi pasar, dekat dengan perumahan masyarakat, dan mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.

4) Strategi promosi

Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sama pentingnya dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Strategi promosi hendaknya mencakup siapa, apa, kapan, dan dimana. Dalam kegiatan ini setiap pemilik usaha harus mampu untuk mempromosikan produk yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan diharapkan konsumen dapat mengenal produk ini. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan semua pelanggan dan para calon pelanggan lainnya.

Salah satu tujuan dari suatu promosi usaha adalah menginformasikan jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap pemilik usaha dalam mempromosikan baik produk maupun jasa.

Keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah:

a) Periklanan (Advertising)

Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh pemilik usaha guna menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon konsumennya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti;

pemasangan billboard di jalan-jalan strategis, pencetakan brosur baik disebarkan disetiap tempat atau pusat-pusat perbelanjaan, pemasangan spanduk dilokasi tertentu yang strategis, pemasangan melalui selebaran, pemasangan melalui radio, dan melalui media lainnya.

Pertimbangan penggunaan media yang akan dipakai untuk pemasangan iklan disuatu media yaitu; jangkauan media yang akan digunakan, sasaran atau konsumen yang akan dituju, tujuan iklan tersebut, biaya yang akan dikeluarkan.

b) Promosi penjualan (Sales promotion)

Tujuan dari promosi penjualan adalah meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah konsumen.

Promosi penjualan dilakukan untuk menarik konsumen untuk segera membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu agar konsumen tertarik untuk membeli maka perlu dibuatkan promosi penjualan semenarik mungkin.

Bagi pemilik usaha promosi penjualan dapat dilakukan melalui; pemberian diskon, pengurangan harga jika membeli

lebih banyak atau dengan pengiriman secara gratis untuk membeli minimal yang ditentukan dalam promosi penjualan.

c) Publisitas (publicity)

Publisitas merupakan suatu kegiatan promosi untuk memancing konsumen melalui kegiatan bazar, market day, serta kegiatan lainnya melalui berbagai media. Kegiatan publisitas dapat meningkatkan pengetahuan akan produk dimata para konsumen, baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu kegiatan publisitas sangat perlu diperbanyak lagi.

d) Penjualan pribadi (personal selling)

Dalam dunia usaha penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pemilik usaha dan anggotanya. Secara khusus personal selling dilakukan oleh pemilik usaha dengan melakukan promosi langsung kepada semua calon konsumen.15 C. Aturan Persaingan menurut Islam

Islam sebagai sebuah aturan hidup yang khas, telah memberikan aturan-aturan yang rinci untuk menghindarkan munculnya permasalahan akibat praktik persaingan yang tidak sehat. Tiga unsur yang harus dicermati dalam persaingan bisnis adalah:

15 Kasmir, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja Wali Pres, 2015), hlm. 196-215

1. Pihak-pihak yang bersaing

Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang muslim, bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya adalah rizki yang diberikan Allah SWT. Tugas manusia adalah berusaha sebaik-baiknya, salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rizki yang diberikan Allah akan diambil oleh pesaing. Karena Allah telah mengatur hak masing-masing sesuai usahanya.

Keyakinan ini dijadikan landasan sikap tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam hal kerja, Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha bisnisnya.

2. Segi cara bersaing

Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak lepas dari hukum-hukum yang mengatur muamalah. Karenanya, persaingan bebas yang menghalalkan segala cara merupakan praktik yang harus dihilangkan karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah islami.

Dalam berbisnis setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak lain, seperti rekanan bisnis dan pesaing bisnis. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan pesaingnya. Walaupun

ini tidak berarti Rasulullah berdagang seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau lakukan adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut. Dalam berbisnis, harus selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik, namun tidak menghalalkan segala cara.

3. Objek (barang & jasa) yang di persaingkan

Beberapa keunggulan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing adalah:

a. Produk

Produk yang dipersaingkan baik barang dan jasa harus halal.

Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan, kualitasnya terjamin dan bersaing.

b. Harga

Bila ingin memenangkan persaingan, harga produk harus kompetitif. Dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga untuk menjatuhkan pesaing.

c. Tempat

Tempat yang digunakan harus baik, sehat, bersih dan nyaman, dan harus dihindarkan dari hal-hal yang diharamkan seperti gambar porno, minuman keras dan sebagainya untuk sekedar menarik pembeli.

d. Pelayanan

Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh dengan cara yang mendekati maksiat.

e. Layanan Purna Jual

Ini merupakan servis yang akan melanggengkan. Akan tetapi ini diberikan dengan cuma-Cuma atau sesuai akad.16

Sekarang lakukan “scanning” kekuatan dan kelemahan dari persaingan, dengan memperhatikan pemain, baik yang langsung dan tidak langsung. Pesaing yang langsung adalah pesaing-pesaing yang menawarkan produk yang sama dengan produk anda (misalnya toko buku untuk perpustakaan). Pesaing t idak langsung adalah pesaing yang memenuhi kebutuhan audiens sasaran, tetapi dengan cara yang berbeda (seperti televisi untuk perpustakaan).17

Strategi bersaing atau persaingan dalam pandangan syariah diperbolehkan dengan kriteria bersaing secara baik. Salah satunya dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 148 tentang anjuran berlomba dalam kebaikan: kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari

16 Jurnal, eprints.stainkudus.ac.id, pdf. STAIN Kudus, diakses pada Selasa, 11 Desember 2018, 10.33

17 Nandan Limakrisna & Wilhelmus Hary Susilo, Manajemen Pemasaran: Teori dan Aplikasi dalam Bisnis, hlm. 194

kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 148).18

Dalam kandungan ayat Al-Qur’an diatas dijelaskan bahwa persaingan untuk tujuan kebaikan itu diperbolehkan, selama persaingan itu tidak melanggar prinsip syariah.

D. Pemasaran Islam

Menurut Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, pemasaran islami adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Hadist. Menurut Kertajaya sebagaimana dikutip Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, bahwa secara umum pemasaran islami adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas d alam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu perusahaan, atau perorangan yang sesuai dengan ajaran Islam.19

Pasar syari’ah adalah pasar yang emosional (emotional market) dimana orang tertarik karena alasan keagamaan bukan karena keuntungan financial semata, tidak ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah ia mengandung nilai-nilai ibadah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-An’am ayat 162

18 Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 148, Al-Manarah - Mushaf Al-Qur’an & Terjemah, (Bandung: Sygma Exagrafika, 2009), hlm. 23

19 Bukhari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah: Menanamkan Nilai dan Praktis Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 340

Artinya: “Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”

Dalam syari’ah marketing, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah, maka bentuk transaksinya insyaAllah menjadi nilai ibadah dihadapan Allah SWT.

Ada beberapa sifat yang membuat Nabi Muhammad berhasil dalam melakukan bisnis, yaitu:

a. Shiddiq (jujur dan benar) dalam berdagang Nabi Muhammad selalu dikenal sebagai seorang pemasar yang jujur dan benar dalam menginformasikan produknya.

b. Amanah (dapat dipercaya) saat menjadi pedagang Nabi Muhammad selalu mengembalikan hal milik atasannya, baik itu berupa hasil penjualan maupun sisa barang.

c. Fathanah (cerdas) dalam hal ini pemimpin yang mampu memahami, menghayati, dan mengenal tugas juga tanggung jawab bisnisnya dengan sangat baik.

d. Tabligh (komunikatif) jika seorang pemasar harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produk dengan menarik dan tetap sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran.

E. Kajian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu dimaksudkan untuk menghindari duplikasi penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini mengungkap tema penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan objek penelitian yang akan diteliti,

serta melihat perbedaan-perbedaannya dengan untuk menunjukkan kelayakan penelitian yang akan dilakukan agar tehindar dari duplikasi. Kajian terdahulu yang diambil sebagai sumber dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Izza Umami mahasiswa Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi, tentang “Strategi Pemasaran Produk Kerajinan Pandai Besi di Sungai Pua kabupaten Agam.” Pada penelitian yang dilakukan oleh Izza Umami khusus kepada Bagaimana strategi pemasaran produk kerajinan pandai besi di Sungai Pua kabupaten Agam.20

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nilla Puspita Sari mahasiswa Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi, Strategi Pemasaran Home Industry Kipang Kacang Aisyah Di Jorong Batu Basa Lawang Kabupaten Agam, dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana Strategi Pemasaran Home Industry Kipang Kacang Aisyah Di Jorong Batu Basa Lawang Kabupaten Agam. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nilla Puspita Sari ini memfokuskan pada prinsip bauran pemasaran (marketing mix). Usaha ini mengalami hambatan salam perkembangan pemasaran, terutama dalam hal penjualan produk.21

Dari kajian terdahulu diatas yang membedakan dengan penulis yaitu penulis akan memfokuskan pada penelitian tentang ‘Analisis Strategi Pemasaran Ayam Organik Dalam Menghadapi Pesaing Di Bukittinggi’.

20 Izza Umami, skripsi Strategi Pemasaran Produk Kerajinan Pandai Besi di Sungai Pua kabupaten Agam, IAIN Bukittinggi, 2015

21 Nilla Puspita Sari, skripsi Strategi Pemasaran Home Industry Kipang Kacang Aisyah Di Jorong Batu Basa Lawang Kabupaten Agam, STAIN Bukittinggi, 2015

31 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif karena data yang diperoleh nantinya berupa bukan angka. Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat (pernyataan) atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata-kata atau kalimat. Data kualitatif diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi atau observasi lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk transkrip.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menetapkan penelitian di wilayah Bukittinggi. Adapun alasan penulis memilih lokasi penelitian ini karena penulis mengenal adanya pengusaha ayam organik di Bukittinggi yaitu AaSpirit yang bertempat di Puhun Tembok, Mandiangin Koto Selayan, yang mana usaha ini sudah berjalan beberapa tahun terakhir dan memilki permintaan yang meningkat setiap bulannya. Hal ini menjadi permasalahan penelitian yang akan diteliti lebih lanjut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 s/d skripsi ini selesai.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data dan informasi yang diperoleh dilapangan langsung dari tempat atau objek penelitian serta bisa didapat

dari subjek penelitian dengan cara melakukan pengamatan atau wawancara (interview).22 Cara untuk mendapatkan data primer biasanya melalui observasi atau pengamatan langsung, subjek diberi lembar yang berisi pertanyaan mengenai strategi pemasaran (produk, harga, promosi, dan lokasi) serta kendala, hambatan, keunggulan, dan lainnya dari usaha ini, pertanyaan yang ditujukan untuk pemilik yang menjual ayam organik AaSpirit wilayah Bukittinggi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang berasal dari sumber-sumber yang berhubungan dengan objek penelitian. Data-data sekunder penelitian ini adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah disusun dalam bentuk dokumen tertulis. Data sekunder dapat diperoleh dari buku cetak, BPS.23

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

22 Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012), hlm. 21

23 Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012), hlm. 21

diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.24

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpulan data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Kemudian peneliti akan melakukan tanya jawab langsung terhadap pemilik usaha AaSpirit di Puhun Tembok, Mandiangin Koto Selayan kota Bukittinggi.

2. Dokumentasi

Bahan tertulis (file data) ataupun cacatan suara pemilik usaha AaSpirit. Penggunaan metode studi dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data visual sebagai bukti-bukti orientik dari faktor-faktor yang diteliti dan merupakan pelengkap dari metode wawancara. Dan yang selanjutnya adalah mendokumentasikan hasil dari yang telah di peroleh dari wawancara sebagai bukti orientik dan sebagai pelengkap dari metode wawancara maupun observasi.25

E. Teknik Analisis Data

Metode analisis yng peneliti gunakan adalah analisis kualitatif yaitu melakukan pembahasan secara deskriptif dengan mengemukakan fakta-fakta atau teori yang ada berhubungan dengan teknik interview, dilakukan klasifikasi data,

24 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), hlm. 194

25 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), hlm.

194

interprestasi dan analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk narasi.26 Metode kualitatif digunakan untuk meneliti strategi pemasaran Ayam Organik Usaha AaSpirit menghadapi pesaing di Bukittinggi.

a. Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang akan digunakan setelah melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki Usaha AaSpirit. Analisis SWOT adalah suatu alat manajemen untuk mengevaluasi internal dan eksternal organisasi sehingga dapat memberikan informasi mengenai isu-isu penting bagi organisasi. Analisis SWOT dimulai dengan identifikasi aspek positif, yaitu Strenght (kekuatan), dan aspek negatif, yaitu Weakness (kelemahan) dari internal organisasi. Sedangkan dari eksternal organisasi dilakukan identifikasi opportunities (peluang) dan threat (ancaman).

b. Tujuan penerapan analisis SWOT

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatannya analisis SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai banding pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

26 J Supranto, Metode Riset Aplikasi Pemasaran, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas UI, 1981), hlm. 45

Tujuan lain diperlukan analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk.27

c. Faktor eksternal dan internal perspektif SWOT

Untuk meganalisis secara lebih mendalam tentang SWOT, maka perlu dilihat fdaktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya oppotunities and threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan perusahaan.

2. Faktor internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentrunya pembuatan keputusan perusahaan.

Semua faktor yang didefenisikan ditentukan bobotnya, dimana bobot diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobot seluruh faktor,

Semua faktor yang didefenisikan ditentukan bobotnya, dimana bobot diperhatikan tingkat kepentingan faktor tersebut. Jumlah bobot seluruh faktor,

Dokumen terkait