• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEDAH PLASTIK

Dalam dokumen Bahan ajar akbid LENGKAP (Halaman 81-91)

PERSETUBUHAN, KEBERSIHAN MANDI, IBADAH, MAKANAN DAN MINUMAN TERMASUK AS

C. PANDANGAN AGAMA TERHADAP TINDAKAN MEDIS KEBIDANAN

6. BEDAH PLASTIK

Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk

merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Operasi plastik atau dikenal dengan “plastik surgery” (dalam inggris) atau dalam bahasa arab biasa disebut dengan “Jirahah Tajmil” adalah bedah yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang

nampak ataupun tidak nampak dengan cara dditambah, dikurangi bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika tubuh (Al mausu’ah At-Thibbiyal al-haditsah Li Majmu’ah

minal at-thibba, Juz 3, hlm 454, cet. Lajnah An Nasyr Al-‘ilmi).

Tujuan Bedah Plastik

Pada dasrnya bedah plastik bertujuan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian di dalam anggota badan baik yang nampak ataupun tidak nampak dengan cara menambah ataupun mengurangi bagian tubuh tersebut sehingga tubuh tampak lebih indah. Akan tetapi kebanyakan orang menggunakan bedah plastik secara sengaja untuk merubah bentuk tubuhnya atau agar lebih menarik. Padahal disisi lain tujuan bedah

plastik juga digunakan untuk memperbaiki kecacatan fisik dan fungsi organ tubuh, untuk menyempurnakan bentuk anggota tubuh yang secara fisik normal dan sehat menjadi indah. Namun seringkali bedah plastik salah dikaitkan dengan bedah kulit, padahal ruang lingkup bedah plastik lebih luas dari pada sekedar pembedahan kulit belaka.

Dampak Negatif Bedah Plastik

Semua operasi plastik selalu meninggalkan bekas jahitan.

Ingatlah bahwa semua operasi, termasuk operasi plastik, selalu menggunakan metode pembedahan yang kemudian harus dijahit kembali. Ini pasti akan meninggalkan bekas. Meskipun kini sudah ada teknik yang lebih cangih dalam penjahitan missal dengan jahitan samar, tetap saja yang namanya luka di jahit pasti menimbulkan bekas.

Liposuction (sedot lemak) tidak akan menghilangkan selulit.

Operasi sedot lemak memang membuat tubuh kita semakin ramping, terutama bagian tubuh yang membandel terhadap diet dan olahraga. Namun bila kita melakukan sedot lemak itu berarti kita mengurangi cairan dalam tubuh kita, itu berarti bukan membuat selulit dalam tubuh kita hilang akan tetapi kulit tubuh kita semakin berkerut.

Liposuction dapat menyebabkan kematian jika cairan yang disedot terlalu banyak. Menurut dokter ahli bedah plastic di Amerika mengemukakan bahwa jumlah lemak yang boleh disedot setiap oprasi sebanyak 6 pon, bila lebih dari itu bisa

menyebabkan fatal pada pasien.

Semua operasi plastik akan menimbulkan rasa sakit.

Tentunya setiap tindakan bedah plastic akan menimbulkan rasa sakit karena

pembedahan ataupun menggunakan sinar laser. Misalnya operasi membesarkan atau mengecilkan payara, penggunaan sinar laser untuk mengurangi kerutan diwajah. Kegagalan operasi dapat mengancam nyawa.

Metode dan jenis pembedahan yang dilakukan okter sangat menentukan keberhasilan saat pembedahan juga kesesuaian prosedur operasi, jenis operasi ataupun sterilisasi alat yang digunakan.

Kerusakan dalam organ tubuh.

Tidak semua organ tubuh kita bisa dibedah untuk direkonstruksi, karena ada beberapa tempat organ tubuh kita yang sangat rawan bila kita tetap melakukan pembedahan. Missal operasi pembedahan bokong yang akan di beri silicon untuk memperbesar bokong sangat tinggi resikonya. Bokong sangat rawan karena bokong sering kita gunakan untuk duduk dan kemungkinan silicon yang berupa cairan dalam bokong itu akan pecah bila kita gunakan duduk secara terus menerus. Juga akan mengakibatkan silicon bergeser ketempat yang sering kita tidak untuk duduk.

Pandangan Agama Hindu Tentang Bedah Plastik

Mengenai bedah plastik atau mengubah tubuh, dalam ajaran agama Hindu disebutkan dalam beberapa wahyunya yang dituliskan di daun lontar yang

berjumlah empat helai yaitu: Yama Purwa Tattwam, Yama Purana Tattwam, Yama Purwana Tattwam, dan Yama Tattwam. Dikatakan bahwa Inti yang diuraikan di keempat lontar itu berkenaan tentang pengertian tentang asal tubuh manusia, setelah kematian dan kewajiban menjaga tubuh yang merupakan pinjaman. Disebutkan secara jelas bahwa roh/atman diberikan pinjam berupa bandan atau tubuh manusia secara lengkap oleh Sang Hyang Widhi sejak dari embrio (masih dalam kandungan) sampai tua dan mati nanti.

Setelah meninggal dunia (artinya roh atau atman tidak menggunakan atau lepas dari tubuh) maka badan atau tubuh pinjaman ini harus dikembalikan dalam

keadaan utuh (masih tetap sama seperti bentuk pertama kali dilahirkan tanpa kurang sedikitpun) kepada Panca Mahabhuta.

Pemahaman mengenai operasi plastik untuk setiap agama pastilah sama, yakni operasi plastik adalah usaha untuk merubah bentuk tubuh sebagian atau keseluruhan pada bagian tubuh tertentu untuk tujuan pribadi (kecantikan) ataupun merupakan tindak lanjut dari upaya medis (dengan penyebab yang beraneka ragam, seperti kecelakaan, operasi karena kerusakan beberapa bagian permukaan tubuh oleh berbagai penyebab, dan antisipasi dari beberapa penyakit yang menyebabkan amputasi). Akan tetapi untuk ajaran agama Hindu sendiri, telah disebutkan dengan jelas bahwa larangan untuk mengubah bentuk tubuh untuk alasan apapun dilarang. Para pemeluknya juga

diwajibkan untuk menjaga keutuhan tubuh yang dipinjamnya dari tuhan mereka dari kecacatan dengan senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh juga senantiasa berhati-hati dalam melakukan suatu hal. Bahkan jika perlu, para pemeluknya ini harus senantiasa memproteksi diri akan hal-hal yang mungkin akan berakibat pada

pengubahan bentuk tubuhnya

Hukum Agama Hindu Melakukan Operasi Plastik

Dalam penjelasan sebelumnya, disebutkan hal-hal yang menjadi dasar bahwa di dalam ajaran agama Hindu melarang secara keras para pemeluknya untuk melakukan

perubahan secara fisik. Di dalam kitabnya telah disebutkan bahwa hukum merubah bentuk tubuh sudah sangat jelas, karena para pemeluk agama Hindu percaya bahwa tubuh atau badan merupakan sesuatu yang dipinjam dan harus dikembalikan seperti keadaan awalnya tanpa ada rubahan maupun cacat. Sama seperti ketika kita berhutang atau meminjam barang dari teman atau orang lain. Kita harus bertanggung jawab memelihara dan menjaga barang tersebut agar tetap utuh dalam keadaan yang sama seperti saat pertama kali lepas dari tangan si peminjam sebelum kita akan

Dari pengertian itu, Umat Hindu juga tidak disarankan untuk mem-vermaak tubuhnya, dengan di sunat, operasi plastik, di tatto, atau menyumbangkan organ-organ tubuh lainnya seperti ginjal, dan lain-lain. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi plastik tidak diperbolehkan. Bahkan Bintal Made, yang merupakan pemuka agama Hindu di pura Vaikuntha Vyomantara Yogyakarta, mengatakan operasi plastik termasuk dalam tingkatan Maha Petaka. Maha Petaka sendiri adalah dosa yang paling besar di dalam ajaran agama Hindu. Dan dengan demikian operasi plastik dapat disamakan dengan perilaku membunuh. Operasi plastik apabila dilakukan untuk mempercantik diri seperti memancungkan hidung, mengubah warna kulit, dan mengubah jenis kelamin tentu tidak diperbolehkan.

Dalam ajaran agama Hindu sendiri diajarkan bahwa kecantikan yang sejati adalah kecantikan yang berasal dari dalam (inner beauty). Dan pada dasarnya manusia sudah diciptakan sebaik-baiknya, tergantung dari manusia itu sendiri merawat dirinya.

Merawat diri yang dimaksudkan disini adalah perilaku rajin membersihkan diri, berpakaian rapi, bertata krama baik, dengan begitu manusia dapat dikatakan cantik dan sedap dipandang, karena ada sesuatu dalam dirinya yaitu kecantikan dari dalam. Bintal Made menambahkan sejelek-jeleknya orang apabila ia dapat merawat tubuhnya dengan baik, pasti cantiklah orang itu. Tidak ada orang yang sama persis di dunia ini, walaupun orang tersebut adalah anak kembar pasti ada perbedaannya. Ada orang yang cantik wajahnya, ada yang tidak, ada orang yang cantik hatinya, ada juga yang tidak. Itulah yang disebut dengan keadilan Tuhan.

Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia hanya dengan kekurangannya saja. Oleh karena itu semua orang pasti memiliki kelebihan. Dan karena keadilan Tuhan maka apa yang telah diberikan Tuhan kepada manusia adalah sempurna, dan manusia tidak berhak untuk mengutak-atik hal-hal yang sudah sempurna tersebut. Namun, ada pula pengecualian untuk operasi plastik dalam agama Hindu. Apabila operasiitu dilakukan untuk memperbaiki apa yang telah diberikan Tuhan seperti bibir sumbing, terkena air keras atau luka bakar, maupun kecelakaan, maka operasi plastik semacam ini jelas diperbolehkan. Karena operasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki dan merawat apa yang semestinya baik. Dan dalam agama Hindu pun diajarkan bahwa kita harus merawat diri kita termasuk mengobati luka dan cacat akibat kecelakaan.

Pandangan Agama Islam terhadap Bedah Plastik

Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan) Yaitu operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis, namun mutlak hanya hasrat seseorang dalam memperindah diri dan berlebih –lebihan didalam menafsirkan kata-kata indah itu. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian yaitu :

Operasi yang merubah bentuk, misalnya seperti :

-Memperindah hidung, seperti membuatnya lebih mancung, dan lain-lain -Memperindah dagu, dengan meruncingkannya, dan lain-lain

-Memperindah payudara dengan mengecilkannya jika terlalu besar atau

membesarkannya dengan suntik silicon atau dengan menambah hormon untuk memontokkan payudara dengan berbagai cara yang telah ditemukan.

-Memperindah kuping

-Memperindah perut dengan menghilangkan lemak atau bagian yang lebih dari tubuh Operasi yang mengawetkan umur, misalnya seperti :

-Memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan yang ada dengan skaler atau alat lainnya

-Memperindah kulit dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk wajah dengan apa yang dikehendaki

-Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit masih padat dan muda

-Memperindah alis, baik dengan mencukurnya agar nampak lebih muda.

mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling umum; para ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini :

Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini dengan dalil diantaranya sebagai berikut:

Allah berfirman (“Allah telah melaknatnya. setan berkata, “sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merobahnya. dan

barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata” [Q.S An-Nisaa’ ayat118-119]

Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan yang dilaknat Allah.

Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Mas’ud Ra.beliau pernah berkata “”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari)[ dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan mengubah ciptaan-Nya.

Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, ” Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?”, maka Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya Allah

Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang

menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh dari rahmat Allah Swt.

Qias, Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah Swt.

Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram menurut syara’.

Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum syara’, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu ‘alam)”Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan” Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan keinginan untuk mempercantik dan memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt 2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan

3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian.

4. Syarat pembedahan yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, bahaya dan mudarat.

5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis (kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat di tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya.

Allah SWT tidak lah menciptakan makhluknya dengan sia-sia, “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” [Q.S Al-Infithaar ayar 7-8]

Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. “Sesungguhnya Kami telah

Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah diberikan kepada kita.

Hukum Agama Islam Operasi Plastik

Hukum operasi plastik ada yang mubah dan ada yang haram. Operasi plastik yang mubah adalah yang bertujuan untuk memperbaiki cacat sejak lahir (al-uyub al- khalqiy\yah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian (al-uyub al- thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al- Thibbiyyah, hal. 183; Fahad bin Abdullah Al-Hazmi, Al-Wajiz fi Ahkam Jirahah Al- Thibbiyyah, hal. 12; Hani` al-Jubair, Al-Dhawabith al-Syariyyah li al-Amaliyyat al- Tajmiiliyyah, hal. 11; Walid bin Rasyid as-Saidan, Al-Qawaid al-Syariyah fi al- Masa`il Al-Thibbiyyah, hal. 59).

Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang

merenggangkan gigi untuk kecantikan (al-mutafallijat lil husni). (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadis ini terdapat illat keharamannya, yaitu karena untuk

mempercantik diri (lil husni). (M. Utsman Syabir, Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al- Fiqh Al-Islami, hal. 37). Imam Na Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini hukumnya adalah mubah, berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat (al-tadawiy). Nabi SAW bersabda,"Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula obatnya." (HR Bukhari, no.5246). Nabi SAW bersabda pula,"Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya." (HR Tirmidzi, no.1961).

Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.

Dalil keharamannya firman Allah SWT (artinya) : "dan akan aku (syaithan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya". (QS An-Nisaa` : 119). Ayat ini datang sebagai kecaman (dzamm) atas perbuatan syaitan yang selalu mengajak manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat, di antaranya adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah). Operasi plastik untuk mempercantik diri termasuk dalam pengertian mengubah ciptaan Allah, maka

hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi, Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal. 194).

wawi berkata,"Dalam hadis ini ada isyarat bahwa yang haram adalah yang dilakukan untuk mencari kecantikan. Adapun kalau itu diperlukan untuk pengobatan atau karena

cacat pada gigi, maka tidak apa-apa." (Imam Nawawi, Syarah Muslim, 7/241). Maka dari itu, operasi plastik untuk mempercantik diri hukumnya adalah haram.

Bedah Plastik Dalam Pandangan Buddha (Buddhisme)

Bedah plastik menurut Buddha (Buddhisme), hal ini tidak melanggar sila sepanjang memiliki tujuan yang positif atau bukan untuk penipuan. Contohnya: penjahat kabur kemudian mengubah wajahnya dengan tujuan orang tidak mengenal lagi sehingga ia lolos dari kejahatannya. Dalam agama Buddha, wanita yang mengubah kelamin menjadi pria tidak diperkenankan untuk menjadi bhikkhu. Selain itu pandangan agama Buddha setuju apabila bedah plastik untuk pengobatan, misalnya: bibir sumbing, luka bakar, atau penyakit kulit yang akibat dari kecelakaan maupun bawaan sejak lahir melainkan bukan agar kelihatan awet muda terus.

Buddhisme tidak melarang bedah plastik, tetapi apabila kita melakukan bedah untuk tujuan mempercantik diri berarti itu kurang sesuai dengan ajaran Buddha, karena hal tersebut telah muncul Lobha (keserakahan/ melekat pada objek). Jika bedah plastik itu berjalan dengan lancar dan hasilnya bagus, kita akan semakin melekat padanya. Tetapi apabila bedah plastik itu tidak berjalan dengan lancar atau hasilnya menjadi buruk dari yang sebelumnya, maka akan menimbulkan Dosa (kebencian/menolak objek). Apabila hal tersebut sudah terjadi maka akan timbul Moha (kebodohan batin) yang selalu mengikutinya.

Dalam Brahma Viharapharana, Buddha mengajarkan kita bahwa “Semua makhluk adalah pemilik perbuatan mereka sendiri, terwarisi oleh perbuatan mereka sendiri, lahir dari perbuatan mereka sendiri, berkerabat dengan perbuatan mereka sendiri, tergantung pada perbuatan mereka sendiri. Perbuatan apa pun yang mereka lakukan, baik atau buruk; perbuatan itulah yang akan mereka warisi” (Parita Suci, Yayasan Sangha Theravada Indonesia: 40). Dengan demikian kita tahu bahwa dalam ajaran agama Buddha, baik atau buruknya kondisi pada kehidupan ini merupakan akibat dari karma masa lampau (baik atau buruk). Tetapi untuk memperbaiki karma yang kurang baik, misalnya: memiliki wajah yang kurang cantik,tidak tampan, kulit hitam, dan sebagainya; bukan dengan cara bedah plastik walupun sebenarnya memiliki kesehatan jasmani dan rohani, melainkan memperbaiki perbuatan kita agar sesuai ajaran yang benar. Seperti yang tertulis dalam Dhammapada ayat 262 yang tertulis “Bukan karena wajahnya yang tampan yang menandakan seseorang dapat menyebut dirinya orang baik apabila ia masih bersifat iri, kikir dan suka menipu”. Jadi yang diutamakan dalam agama Buddha adalah jiwa yang baik.

Pandangan Agama Kristen Protestan terhadap Bedah Plastik

Menurut beberapa teolog menyatakan bahwa yesus mengkaburkan pembedaan antara budaya Taurat (2:27-3:6), adat istiadat (Folk Culture, 7:1-23) dengan budaya populer yang didiskriminasi oleh elit masyarakatnya. Orang kusta yang dimarjinalkan,

perempuan pendarahan karena haid sebagai ‘cerita ditengah cerita’ (5;21-43). Markus menunjukan kontras antara orang-orang dalam gereja yakni keluarga dan kerabat Yairus dengan seorang perempuan yang tersisih dari pusat keimanannya (bait Tuhan) akibat budaya Taurat yang tidak manusiawi pada praktiknya (imamat15:25).

Perspektif Alkitab

Subyek perangkat tambahan kosmetik hanya samar-samar disebutkan dalam Alkitab. Untungnya bahwa tidak adanya intruksi langsung tidak meninggalkan kita tak berdaya. Seperti setiap area kehidupan yang lain, Allah telah memberikan prinsip- prinsip yang diperlukan yang akan memandu melalui keputusan pribadi tentang kosmetik meningkatkan prosedur ekstrim atau sebaliknya.

Prinsip 1 Tubuh saya bukan milik saya, tetapi kepada Allah. Setiap kali kita

menganggap tubuh dan bagaimana mengobatinya, kita harus mulai dengan kenyataan bahwa, sebagai orang kristen, tubuh kita milik Allah dan harus digunakan hanya untuk membawa dia kehormatan. Karena tubuh saya tidak lagi milik saya, saya harus memperlakukannya seolah-olah barang berharga pinjaman dari teman. Itu berarti saya akan berkonsultasi dengan pemilik sebelum saya melakukan sesuatu untuk

mengubahnya.

Prinsip 2 dengan fokus saya pada menyenangkan Tuhan, aku bisa membuat pilihan yakin tentang penampilan saya.

Dengan harga diri-ku berlabuh di siapa saya dalam kristus, aku bisa melanjutkan maju dalam membuat pilihan yang bijak tentang penampilan saya serta keputusan probadi lainnya. Saya bisa tahu bahwa usaha saya untuk mempercantik wajah dan tubuh saya tidak berusaha untuk mendapatkan nilai dan nilai, tetapi hanya untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa.

Prinsip 3 Tuhan terbaik hati mengijinkan saya untuk membuat pilihan pribadi, tapi saya diharapkan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan saleh yang

membedakan saya dari dunia.

Alkitab menganjurkan bahwa sebagai penerima anugerah Tuhan, aku bisa membuat keputusan pribadi dengan hati nurani yang bersih. Saya tidak perlu resah atas menyenangkan Allah jika aku kebetulan mengacaukan. “Tapi” dalam Titus 2:11-12, saya teringat itu anugerah Allah adalah hal yang snagta mengajarkan saya untuk “mengatakan “Tidak” untuk nafsu kefasikan dan duniawi, dan hidup mengendalikan diri, tegak dan saleh dikehidupan zaman sekarang. “prinsip ini menuntun saya untuk melihat bahwa sementara aku memiliki kebebasan dalam Kristus, bahwa kebebasan tidak pernah digunakan dengan cara yang akan menodai saya chrishtian kesaksian. Itu

Dalam dokumen Bahan ajar akbid LENGKAP (Halaman 81-91)