• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan ajar akbid LENGKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan ajar akbid LENGKAP"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan ajar

matakuliah

pendidikan

agama kristen

Pertemuan I

(2)

Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok/ dasar orang berfikir dan bertindak. Tingkat kebenaran ada 4 golongan, yaitu :

1. kebenaran menurut pancaindra (lahiriah) 2. Kebenaran menurut ilmiah

3. Kebenaran menurut filsafat

4. Kebenaran menurut relegius (Agama)

Untuk memehami tingkat kebenaran diatas, melalui contoh tetang pertanyaan “Tiap-tiap manusia pada suatu saat pasti akan mati”.

Menurut Pancaindra : Itu benar, karena tiap hari kita melihat orang mati. Menurut Ilmiah : Itu benar, karena nenek moyang kita tidak hidup lagi

sampai sekarang

Menurut Filsafat : Itu benar, karena menurut saya itu tidak adil apabila hanya generasi tua menikmati dunia ini terus menerus. Kebenaran itu dapat dibenarkan sesuai kepentingan, eksistensi, eksperimental, dan wujud hubungan yang efektif antara bagian-bagian dengan keseluruhan.

Jadi Prinsip Agama dalam hal ini adalah : ‘S

eseorang yang bertindak benar harus sesuai dengan ajaran dan aturan agamanya agar kebenaran dalam bertindak tidak hanya dalam perasaan seseorang ’.

1.1 Prinsip Agama

1. Berasal dari Tuhan yang lazim disebut Agama wahyu. Yang dapat dihayati dengan iman atau kepercayaan secara bulat kepadaNya. Wahyu ini lazim tercantum dalam apa yang disebut Kitab Suci oleh penganutnya

2. Timbul sebagai pernyataan lahiriah atas pelaksanaan iman seperti : doa, sembahyang, upacara-upacara atau tatacara-tatacara sosial tertentu seperti perkawinan, kematian, dll.

Pelaksanaan iman sebagai pernyataan lahiriah atas pelaksanaan iman mempunyai 2 aspek, yaitu :

a. dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya dalam kultus dan ritus. Hal ini lazim disebut ibadah atau kebaktian dalam arti sempit, atau supra-natural. b. Dalam hubungan antara sesama manusia, baik yang berupa tatacara sosial

tertentu (dengan ritus) maupun umum (perbuatan kebajikan kepada sesama manusia).

(3)

Kitab Suci memuat sabda-sabda (Wahyu) Tuhan. Dalam dasar Negara Pancasila, sila

pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”, hal itu berarti bahwa dasar negara menganut

faham monoteisme yang harus persyaratan pula bagi ajaran-ajaran yang terkandung

dalam apa yang dinyatakan sebagai Kitab Suci. 2. Adanya Utusan Tuhan (Nabi/Rasul)

Nabi/Rasul adalah manusia terpilih yang dijadikan perantara turunnya wahyu, yang merupakan pedoman hidup bagi semua umat (universal).

3. Adanya Ritus

Pelaksanaan Ibadatnya kepada Tuhan (ritus, supra, sosial, berupa

doa/sembahyang, dalam). Dalam hubungan sosial tertentu (ritus sosial) ataupun dalam hubungan sosial secara umum (perbuatan sosial).

4. Adanya tuntunan dalam wahyu tersebut

- Perintah Tuhan agar berjalan di jalan yang benar dan berbuat baik dan sebaliknya.

- Perintah Tuhan tentang pengalaman jiwa, agar menjadi sehat kuat dan berbudi luhur.

1. FILSAFAT AGAMA A. Pengertian Filsafat

1. Menurut Etimologi

Filsafat berasal dari kata Yunani “Philosophia” Philos = Cinta (berteman)

Sophia = Pengetahuan, hikmat dan kebijaksanaan Philosophia “Cinta pengetahuan dan kebijaksanaan” 2. Menurut Para Ahli

Pemikiran Filsafat sebenarnya merupakan konsep dasar mengenai kehidupan dan visi kedepan manusia. Dalam suatu himpunan/komunitas, pemikiran filsafat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebudayaan masing-masing.

Berikut ini pengertian Filsafat menurut Para ahli :

a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).

b. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu

(4)

c. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

d. Al-Farabi (meninggal 950M),

filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

e. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:

- Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) - Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika) - Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama) - Apa itu manusia ( dijawab olh Antropologi)

B. Latar Belankang Lahirnya Filsafat 1. Ketakjuban

Menurut Aristotelas :

Awal kelahiran filsafat adalah θαυμασια (thaumasia) yaitu kekaguman, keheranan dan Ketakjuban

Subjek manusia objek alam sekitar yang bisa di amati Hukum moral dalam hatinya

2. Ketidak Puasan

Penjelasan mitos semakin tidak memuaskan dan tidak relevan 3. Hasrat Bertanya

Ketakjuban melahirkan pertanyaan-pertanyaan.

-- Pertanyaan2 ini mendorong manusia utk melakukan penelitian, pengamatan, dan penyelidikan

-- Menurut Satre:

“kesadaran manusia senantiasa bersifat bertanya yang sesungguh-sungguhnya”

Tujuan dari bertanya itu adalah utk menemukan “Kebenaran” -- Gazalba “mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran” 4. Keraguan

Απορια (aporia) keraguan tidak pasti dari manusia yang bertanya. Rene Deskartes :

(5)

Saya sangsi karena saya berfikir. Karena saya berfikir, maka saya ada. (cogito ergo sum)

 Rasa ingin tahu mengenai sesuatu yang sampai ke akar-akarnya itulah sebagai pertanda bahwa filsafat sudah mulai ada ( filsafat sudah lahir ). Maka dari itu dapatlah dikatakan bahwa latar belakang lahirnya filsafat adalah menurut dua faktor, yaitu faktor “ intern” dan faktor “ekstern”. Yang dimaksud dengan faktor intern adalah kecenderungan atau dorongan dari dalam manusia, yaitu rasa ingin tahu. Sedang yang dimaksud dengan faktor ekstern adalah adanya hal atau sesuatu yang menggejala di hadapan manusia, sehingga menimbulkan rasa heran atau kagum. Memang hal atau sesuatu itu tidak harus hanya menggejala di hadapan hewan dan makhluk lainnya.

Oleh karena itu dapat dikatakan secara lebih tegas lagi bahwa :

 filsafat itu lahir dalam diri manusia pada saat ia mulai merasa kagum dan ingin tahu, kemudian memikirkan secara radikal mengenai hal-hal atau segala sesuatu yang menggejala di hadapannya.

1.3.3 Pengertian Agama

 Secara etimologi istilah “agama” berasal dari kata Sansekerta, yang berasal dari dua suku kata, yaitu a, artinya tidak dan gam, artinya pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun (Harun Nasution, 1979: 9). Sedangakn dalam Tadjab, dkk., (1994: 37) menyatakan bahwa agama berasal dari kata a, berarti tidak dan gama, berarti kacau, kacir. Jadi agama artinya tidak kacau, tidak kocar-kacir/ teratur.

 Jadi, agama adalah jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia dalam kehidupannya di dunia ini supaya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatan.  Suatu agama secara generik dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem simbol

(misalnya, kata-kata dan isyarat, cerita dan praktik, benda dan tempat) yang berfungsi agamis, yaitu, suatu yang terus menerus dipakai partisipan untuk mendekat dan menjalin hubungan yang benar atau tepat dengan sesuatu yang diyakini sebagai realitas-mutlak.

 Yakni adanya sesuatu yang dianggap transedental yang menjadi motif seseorang untuk beragama dan berpengaruh terhadap pola kehidupannya. Tuhan tidak dapat dilihat (secara kasat mata), tapi peran-Nya sangat dominan sekali dalam kehidupan seseorang.

Jadi filsafat agama adalah :

(6)

dan menentukan nasib kita dan dianggap menjadikan hidup teratur dan mendatangkan kesejahteraan dan keselamatan.

2. FUNGSI AGAMA BAGI KEHIDUPAN

Hendropuspito membagi fungsi agama sebagai berikut : 1. Fungsi edukatif

Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada gama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi), agama dianggap sanggup memberikan pengajaran, bahkan dalam hal-hal yang sacral dan tidak dapat disalahkan. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantara petugas-petugasnya baik di dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi), pendalaman rohani, dll. Maupun diluar perayaan. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: syaman, dukun. Kyai, pedanda, pendeta, imam, dan nabi. Mengenai yang disebut nabi ini dipercayai bahwa penunjukkannya dilakukan oleh tuhan sendiri. Kebenaran ajaran mereka yang harus diterima dan yang tk dapat keliru, , didasarkan atas kepercayaan peganut-penganutnya, bahwa mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang gaib” dan “yang sacral” dan mendapat ilham khusus dari Nya.

2. Fungsi Penyelamatan

Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan

keselamatannya baik dlam hidup ini maupun kehidupan sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi (yang tumbuh dari naluri manusia sendiri) itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memeberikan jaminan dangan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagian yang “terkahir”. Yang pencapaian nya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena

kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia (breaking points). Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama (homo religious) dapat mencapai titik itu, entah itu masyarakat yang hidup dalam masyarakat primitive maupun masyarakat modern.

3. Fungsi pengawasan sosial (social control)

(7)

agama terdapat aturan-aturan yang mengatur kehidupan individu dalam

masyarakat. Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.

4. Fungsi memupuk Persaudaraan

• Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.

• Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.

• Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll. • Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi

karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama

5. Fungsi transformative

Fungsi transformatif disini diartikan bahwa dengan adanya agama dapat mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

3. PRINSIP-PRINSIP KEHIDUPAN A. Prinsip Hidup Secara Umum

(8)

1. Bahagia Itu Dimulai Dari Mencintai Diri Sendiri

mulai dengan mencintai diri sendiri via c1.staticflickr.com

Banyak orang sedang mencari kebahagiaan mereka. Tak hanya itu, masih banyak yang juga sibuk menemukan apa definisi bahagia buat diri mereka sendiri. Apa bahagia itu berarti punya banyak uang? Ketemu sama pasangan hidup yang dianggap tepat? Atau, bisa traveling keliling dunia?

Well, definisi bahagia setiap orang itu beda-beda. Yang pasti, kebahagiaan bisa diraih ketika kita sudah bisa mencintai diri kita sendiri, apa adanya.

(9)

dengarkan kata hati via 37.media.tumblr.com

Kadang, apa yang kita lakukan atau keputusan yang kita masih banyak terpengaruh omongan orang lain. Padahal, setiap manusia yang lahir ke dunia ini dibekali dengan intuisi yang bisa jadi pegangan dan tuntunan hidupnya.

Percayalah bahwa hal yang baik menurut hati kecil kita akan membawa kebaikan bagi banyak orang.

3. Berani Bicara, Sekalipun Orang Lain Menganggap Kita Gila

berani bicara via c1.staticflickr.com

Orang-orang hebat seperti Plato, Nabi Musa, dan John Milton bisa sukses karena mereka tak membiarkan diri terintimidasi oleh cara pikir tradisional. Mereka berani menyampaikan apa yang mereka pikirkan, sekalipun itu nggak sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya.

(10)

kuncinya, percaya diri! via 3.bp.blogspot.com

Kepercayaan diri rendah itu bukan masalah mereka yang pemalu atau introvertaja, lho! Orang-orang genius bahkan punya masalah sama yang satu ini. Malah, orang yang genius biasanya bisa lebih dulu menyadari kalau apa yang akan mereka ungkapkan itu akan sulit diterima orang lain pada umumnya.

Nah, hal ini yang kadang bikin seseorang akhirnya berhenti dan mengurungkan niat buat speak up! Padahal seperti yang dijabarkan, kuncinya adalah percaya pada diri kita sendiri.

5. Rasa Iri Itu Tidak Alami

jangan punya rasa iri via www.walthampton.com

Siapa bilang sifat iri itu manusiawi? Anggapan ini yang kadang bikin kita maklum, kalau punya rasa iri ke orang lain itu nggak apa. Apalagi, ditambah embel-embel ‘nggak apa-apa iri, asal positif’.

(11)

6. Meniru Orang Lain Sama Dengan Bunuh Diri

meniru orang lain = bunuh diri via cdn29.elitedaily.com

Yup, serem nggak tuh? Setiap manusia itu terlahir unik dan beda. Jadi, ketika kita masih punya niat meniru orang lain itu sama aja kayak bunuh diri. Apapun karyamu, usahakan kalau itu otentik dan nggak meniru siapa-siapa. Pilih mana, punya karya bagus tapi nyontek atau jelek tapi dari hasil kerja keras kita sendiri?

7. Kamu Sama Sekali Nggak Pintar Ketika Merasa Lebih Pintar Dari Orang Lain

jangan merasa pintar via static.wix.com

(12)

8. Hati-Hati! Traveling Bisa Bikin Hidupmu Lebih Baik Atau Malah Sebaliknya

traveling, baik atau buruk? via moon.com

Percaya kalau pergi traveling itu bisa bikin kita bahagia? Jawabannya, mungkin! Kebahagiaan bukan soal tempat, intinya ada di dalam diri kita sendiri. Kita bisa memilih, pergi ke Bali dan bersenang-senang di sana atau pergi ke Bali dan menghabiskan waktu di sana buat mengingat kesedihan di masa lalu.

Yang paling menarik adalah ketika kita diam di rumah tapi pikiran kita bisa traveling ke tempat-tempat yang kita inginkan dengan bahagia.

9. Bisa Karena Udah Mencoba

bisa karena mencoba via d2tq98mqfjyz2l.cloudfront.net

Kita mungkin termasuk orang yang suka berteori tapi prakteknya nol besar. Nggak jarang, kita justru menghabiskan waktu buat berpikir, tapi nggak sedikitpun melangkah. Ketika punya keinginan membuat sesuatu, jangan banyak mikir tapi segera lakukan.

(13)

10. Berhenti Mengeluh: “Kenapa Sih Nggak Ada Yang Ngertiin Aku?”

‘kenapa sih nggak ada yang ngertiin aku?’ via yy2.staticflickr.com

Stop bilang “Kenapa sih nggak ada yang ngertiin aku?” mulai sekarang ya, guys! Kenapa? Karena Socrates, Pythagoras, Copernicus, Galileo, sampai Isaac Newton itu orang-orang yang dulunya nggak pernah bisa dimengerti lingkungan dan masyarakat sekitar mereka. Setiap orang itu punya pola pikir unik. Ketika nggak ada orang yang bisa ngertiin kamu, berarti kamu keren!

Well, percaya pada diri sendiri itu adalah prinsip hidup. Nasib baik itu memang benar-benar ada, tapi bukan sengaja disiapkan untukmu, lalu kamu tinggal ambil. Kebaikan dan keberuntungan akan datang ketika kamu sudah berjuang keras mendapatkannya.

Dengan kata lain, kamu akan bisa melewati betapa sulitnya hidup jika kamu mempertahankan prinsip-prinsip yang datang dari hati dan pemikiranmu sendiri.

B. Prinsip-Prinsip Kehidupan Kristen

Meningkatnya kompleksitas permasalahan sehari-hari di zaman sekarang telah mengakibatkan semakin banyak orang Kristen kehilangan arah akan tujuan akhir hidupnya. Pekerjaan sehari-hari, berbagai urusan pribadi dan keluarga semakin menguras waktu dan tenaga kita dan tanpa disadari, kita telah terjebak ke dalam pola rutinitas yang sebenarnya cenderung “individualistis”.

Apabila kita merasa bahwa berbagai kesibukan yang “individualistis” ini sudah terlalu banyak menyita waktu kita untuk memikirkan orang lain, apalagi memikirkan kondisi bangsa kita yang semakin terpuruk saat ini, lalu apakah gunanya kita di tengah bangsa dan negara ini kalau kita sudah memposisikan diri menjadi garam yang tawar?

(14)

yang mudah. Ia harus benar-benar memahami dan memiliki komitmen di dalam menerapkan prinsip-prinsip kehidupan berikut ini yang akan menjadi landasan di dalam membangun kehidupan Kristen yang terintegrasi, sehingga kita boleh tetap dapat memuliakan Tuhan dan menikmati-Nya selamanya di tengah kondisi kehidupan yang semakin menyulitkan saat ini.

1. Seluruh aspek kehidupan berpusat kepada Kristus (The God-centered life)..

Dunia modern telah membentuk pola pikir kita untuk terbiasa mendikotomikan kehidupan ini antara kehidupan rohani dan kehidupan sekuler. Seringkali ketika kita mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan, memilih sekolah, mencari pacar, menikah atau sedang

menghadapi permasalahan, kita tidak melibatkan Tuhan di dalam menggumuli keputusan tersebut karena kita tidak menempatkannya sebagai bagian dari kehidupan religius kita. Urusan Tuhan hanya kita tempatkan ketika kita berada di lingkungan gereja dan persekutuan saja.

Berbeda dengan cara pandang para Reformator Kristen yang menganggap seluruh aspek kehidupan mereka harus berpusat kepada Kristus. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang sangat terobsesi pada Tuhan (God-obsessed people), baik di dalam pergumulan pribadi maupun dalam urusan publik. Mereka adalah orang-orang yang Kristus-sentris

(Christocentric). Thomas Shepard menulis surat kepada anaknya yang baru masuk kuliah di Harvard untuk “Ingatlah akan tujuan akhir hidupmu, yakni untuk kembali kepada Tuhan dan bersekutu dengan-Nya”.

Mengenai kegunaan uang, John Hooper berkata: “Uang ada untuk memuliakan Tuhan dan untuk kebaikan orang lain”. Oliver Cromwell (pemimpin persemakmuran Inggris Raya tahun 1651-1658) menuliskan surat kepada anak perempuannya yang akan segera menikah

demikian: “Sayangku, jangan biarkan apa pun membuatmu kehilangan rasa cintamu kepada Kristus… dimana cinta yang paling berharga yang kau miliki atas suamimu adalah gambar dan rupa Kristus di dalam dirinya. Pandanglah itu dan cintailah dengan sebaik mungkin, dan semua hal lainnya demi cinta itu”. Seluruh pengalaman kehidupan yang dialami oleh para Reformator Kristen, selalu mereka kaitkan dengan Tuhan, baik itu perkara-perkara kecil maupun yang besar, dan mereka meyakini sekali bahwa semua keputusan hidup mereka harus bermuara untuk kemuliaan Tuhan.

2. Seluruh aspek kehidupan adalah milik Tuhan (All of Life is God’s).

Konsep kehidupan modern yang mendikotomikan antara dunia rohani dan sekuler, membuat seolah-olah Tuhan hanya hadir di dunia rohani yang “suci” dan tidak hadir di dunia sekuler yang “tidak suci”. Tidaklah demikian dengan cara pandang para Reformator Kristen. Mereka hidup sekaligus di dalam dua dunia, yakni dunia spiritual yang tidak nyata dan dunia fisik yang nyata, di mana bagi mereka, kedua dunia tersebut sama nyatanya, dan tidak ada

(15)

Salah satu sumbangsih terbesar Gerakan Reformasi Kristen terhadap pembangunan

peradaban manusia setelah abad ke-16 adalah upayanya mengembalikan kepekaan manusia di dalam mengintegrasikan seluruh aspek kehidupan tanpa terkecuali. Mereka bertekad untuk menguduskan seluruh aspek kehidupan dunia, bukan dengan mengeluarkan berbagai larangan atau menjauhkan diri darinya, tetapi dengan menanamkan prinsip-prinsip Alkitab ke

dalamnya.

Kesadaran dan tekad para Reformator Kristen untuk menempatkan seluruh aspek kehidupan di dunia ini di bawah prinsip Alkitab adalah karena mereka melihatnya sebagai ciptaan dan milik Tuhan yang kudus. Kepekaan mereka di dalam melihat seluruh kehidupan ini secara utuh mempermudah panggilannya di dalam mengintegrasikan antara kebutuhan dirinya, kebutuhan gereja dan kebutuhan publik menjadi satu gerakan religius yang efektif. Kepekaan inilah yang turut membangun kesadaran moral para Reformator Kristen untuk tidak bisa berdiam diri membiarkan aspek-aspek kehidupan di dunia dikuasai oleh roh-roh jahat begitu saja.

3. Melihat pekerjaan Tuhan melalui peristiwa sehari-hari (Seeing God in commonplace) Konsekuensi logis dari prinsip bahwa seluruh kehidupan adalah milik Tuhan, adalah

keyakinan para Reformator Kristen untuk dapat melihat pekerjaan Tuhan melalui sarana peristiwa kehidupan sehari-hari. Ini merupakan salah satu ciri khas karakter paling menarik yang dimiliki oleh para Reformator Kristen. Bagi mereka, semua yang terjadi dalam dunia, mengacu kepada rencana Tuhan sekaligus sarana pemberian anugerah-Nya. Mereka melihat kehidupan ini melalui kacamata kedaulatan Tuhan (God’s sovereignty) atas seluruh

kehidupan di dunia. Dengan menggunakan cara pandang ini, maka tidak ada satu pun peristiwa yang dapat dianggap sepele atau taken for granted dari kacamata para Reformator Kristen.

Bagi para Reformator Kristen, apa pun di dalam kehidupan ini, bisa digunakan Tuhan sebagai sarana pemberian anugerah-Nya dan pembentukan Tuhan atas diri seseorang. Pandangan ini dibentuk oleh kesadaran para Reformator Kristen yang sangat kuat akan kedaulatan Tuhan di dalam memakai seluruh momentum kehidupan ini untuk mengetuk hati nurani dan

mengerjakan anugerah-Nya.

Kesadaran ini juga membuat mereka sering merenungkan dan memaknai setiap peristiwa yang terjadi di sekitar hidupnya guna mengetahui maksud dan tujuan Tuhan terhadap diri dan lingkungan sekitarnya melalui momentum peristiwa tersebut. Maka, tidaklah heran mengapa para Reformator Kristen memiliki kesadaran moral yang kuat untuk selalu ingin mengetahui apa kehendak Tuhan, apa yang benar dan apa yang salah di mata Tuhan. Bagi mereka, tidak ada tempat atau kejadian yang tidak berpotensial bagi orang Kristen untuk menemukan Tuhan di dalamnya.

(16)

dalam diri dan sekeliling kita. Padahal, melalui momen-momen tersebutlah, Tuhan acapkali sedang membentuk diri kita atau mengasah Firman Tuhan yang telah kita pelajari guna mengarahkan kita pada suatu tugas panggilan tertentu atau menguatkan iman kita di dalam menjalankan misi tertentu.

4. Hidup dengan visi dan semangat pengharapan yang tinggi (Living in a vision and spirit of great expectancy)

Orang Kristen seharusnya tidak beraktivitas hanya untuk mengisi waktu, mengaktualisasi diri, menjalankan suatu rutinitas atau program yang telah ditentukan. Keyakinan para

Reformator Kristen bahwa setiap umat Tuhan lahir untuk memenuhi sebuah panggilan hidup tertentu di dunia oleh Tuhan membentuk mereka menjadi orang-orang yang visioner. Seluruh aktivitas yang dilakukannya diintegrasikan guna mencapai visi tersebut dan dilaksanakan dengan penuh semangat dan harapan yang tinggi. Mereka menyadari betul bahwa kegiatan misi adalah aktivitas utama gereja di zaman antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua, dan bukti kemenangan Kristus atas kuasa kegelapan pada kedatangan-Nya yang pertama merupakan suatu kekuatan dan pengharapan yang mereka imani di dalam

menjalankan misi peperangan rohani.

Keyakinan mereka bahwa seluruh kehidupan ini adalah milik Tuhan yang berdaulat di dalam memelihara umat-Nya melalui sarana peristiwa sehari-hari, turut membentuk kesadaran para Reformator mengenai di mana mereka harus berdiri di tengah dunia dan kemanakah visi kehidupannya. Visi gerakan seorang Reformator Kristen tidak kurang dari melakukan pembaruan total kehidupan masyarakat (totally re-formed society) berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab.

5. Alkitab sebagai otoritas final terhadap setiap nilai dan kepercayaan hidup (Bible as a final authority to all beliefs)

Bagi para Reformator Kristen, setiap nilai-nilai keyakinan yang dikembangkan oleh manusia, baik itu budaya, agama, ideologi, sistem politik, filsafat hidup dan sebagainya, hanya akan menemukan keutuhannya apabila ia tunduk pada otoritas Alkitab, yang adalah sumber Kebenaran bagi segala “kebenaran” lainnya. Di luar Alkitab, setiap nilai-nilai dan sistem kehidupan tanpa terkecuali merupakan sesuatu yang rapuh dan fragmented.

(17)

bahwa seluruh tema dalam setiap aspek kehidupan ini dapat ditemukan akarnya di Alkitab, mendorong keterlibatan para Reformator Kristen ke dalam berbagai bidang kehidupan, guna menegakkan tema-tema tersebut sesuai pada prinsip Firman Tuhan.

Thomas Cartwright, salah seorang tokoh awal Reformasi Kristen di Inggris, mengatakan bahwa “Alkitab berisikan arahan untuk segala hal yang dapat ditemukan dalam setiap kehidupan manusia.” Berdasarkan landasan ini dan natur penerapan prinsip Alkitab yang bersifat universal, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu lingkup bidang pun di dunia ini di mana orang Kristen tidak dapat menerapkannya berdasarkan kenyataan Firman Tuhan dan prinsip-prinsip Alkitab.

6. Keimamatan orang-orang percaya (Priesthood of all believers)

Setiap aspek kehidupan tanpa tekecuali hanya akan berjalan benar bila diterapkan berdasarkan prinsip Alkitab yang adalah sumber otoritasnya, dan hanya umat pilihan Tuhanlah yang mengetahui bagaimana mengembalikan tatanan kehidupan pada posisi sebenarnya. Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bagi setiap umat Kristen untuk “memimpin” setiap aspek kehidupan di dunia sesuai panggilannya. Hanya dengan cara inilah, Tuhan dipermuliakan di bumi. Dengan demikian, maka setiap umat Tuhan tanpa terkecuali, berkewajiban melaksanakan fungsi keimamatannya di seluruh aspek kehidupan dan untuk bisa melakukannya, maka ia harus selalu mempelajari Alkitab sebagai panduan hidupnya. Increase Mather, seorang Rektor Harvard di abad ke-17, mengungkapkan bahwa “maksud tujuan Alkitab kepada kita adalah untuk menunjukkan bagaimana semestinya kita melayani Tuhan, dan bagaimana semestinya kita melayani panggilan generasi di masa kita.”

Bagi para Reformator Kristen, hanya Alkitablah satu-satunya sarana yang mampu

mempersiapkan dan membentuk seseorang menjadi pelayan Tuhan yang efektif dan produktif bagi kepentingan umum di seluruh bidang kehidupan, karena Alkitablah sumber otoritas dan Kebenaran bagi seluruh aspek kehidupan. Maka, tindakan pertama untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelayan Tuhan yang efektif di manapun bidang kehidupan yang sedang atau akan ditekuninya, harus dimulai dari pembelajaran isi Alkitab itu sendiri dan pembinaan di dalam pengaplikasiannya.

(18)

serta dapat membantu kita di dalam upaya menjadi pelayan Tuhan yang berkarakter dan dapat berperan di dalam memperbarui bangsa dan negara Indonesia

4. Sumber Ajaran Agama

Kaidah agama adalah perumusan dan azas-azas yang menjadi hukum, aturan dan patokan melalui ajaran dan etika agama tersebut yang harus dipedomani dan ditaati setiap penganutnya seperti uraian berikut ini :

1. Agama Suku

Agama suku adalah agama yang dianut oleh suatu suku atau kelompok manusia terkait pada kesatuan sosial dan kebudayaan sendiri yang membedakan mereka dengan kelompok lain. Agama suku disebut juga agama asli karena memperhatikan dari kepercayaan manusia yang timbul ditengah-tengah lingkungan dan daerah hidupnya. Agama suku ini sudah merupakan sebuah institusi dengan elemen-elemen nya yang menyangkut sistem hubungan sosial budayabermasyrakat dan yang mempunyai nilai-nilai jasmani serta berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara menyeluruh bagi manusia baik secara jasmani, mental, etika atau norma, dan spiritual.

Beberapa ajaran agama suku : A. Animisme

Animisme berasal dari kata “anima” artinya jiwa, nyawa, semangat. Jadi animisme adalah adanya kekuatan yang menggerakkan sehingga manusia mendapat kekuatan dan kesempatan untuk mendapat perobahan dalam dirinya. Kepercayaan animisme suatu kepercayaan tentang roh-roh halus yang tidak personal. Roh-roh halus ini dapat mengancam, tetapi dapat juga memberkati hidup manusia.

B. Dinamisme

Dinamisme berasal dari kata Yunani “DUNAMIS” artinya kekuatan kuasa. Jadi dinamisme kepercayaan kepada suatu daya atau kekuatan yang tidak berpribadi. Dinamisme sebgai kekuatan sikap kepercayaan bahwa ada kekuatan yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan manusia

C. Totemisme

Totemisme berasal dari kata “TOTEM” berarti lambang. Diamana suatu kelompok atau marga mempunyai asal melalui tumbuhan, binatang dan benda tersebut menjadi tabuh bagi mereka.

(19)

Hinduisme dalam bahasa sansekerta disebut “samatha dharma” artinya hukum selamanya

Weda Sumber Ajaran Agama Hindu Pengertian Weda

Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Weda secara ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.

Agama ini menerapkan kasta dalam masyarakat yang diatur dalam kitab RIG WEDA, Pembagian kasta dalam masyarakat hindu diperkuat oleh himpunan hukum Manu. Didalam Rig-Veda terdapat kisah manusia pertama yang diciptakan oleh Brahma, yaitu Manu. Manu memiliki empat susunan, yaitu: mulut, lengan, paha, dan kaki. Penafsiran tentang susunan Manu, ialah bahwa kemasyarakatan harus merupakan kesatuan yang terdiri dari empat lapisan, yaitu:

Kasta Brahmana sebagai perlambang mulut ialah golongan para ahli agama dan ilmu pengetahuan. Golongan ini paling dihormati dan biasanya menjadi penasehat raja.  Kasta Ksatria sebagai perlambang lengan ialah golongan ningrat dan para prajurit.

(20)

Kasta Waisya sebagai perlambang paha ialah golongan pengusaha, pedagang, dan petani. Mereka merupakan golongan yang berusaha, mengeluarkan keringat untuk menghasilkan perbekalan yang diperlukan oleh semua golongan.

Kasta Sudra sebagai perlambang kaki terdiri atas orang-rang dravida yang masuk kedalam masyarakat aria dan berkedudukan sebagai hamba sahaya.

Konsep Kepercayaan Agama Hindu

Hindu memiliki Dasar Kepercayaan yang merupakan salah satu bagian dari Kerangka Dasar Agama Hindu Tatwa, yaitu Panca Srada. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:

1) Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya 2) Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk

3) Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan

4) Punarbhava Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)

5) Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia.

Kerangka Dasar Agama Hindu

Ada tiga kerangka dasar agama Hindu:

1. Tatwa atau Filsafat Agama Hindu

Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan Sradha. Dalam Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca

Sradha.

2. Susila atau Etika Agama Hindu

Merupakan pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.

3. Upacara atau Ritual Agama Hindu

Upacara/Yadnya adalah suatu karya suci atau kegiatan yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas)

3. Agama Buddha

(21)

Salah satu pilar ajaran Buddha yang mendasari cara berpikir Buddha adalah seperti yang tersirat di dalam Empat Kebenaran Mulia (cattari ariya sacca). Di berbagai bagian Sutta Pitaka dapat kita temukan cara berpikir analisis seperti yang terdapat pada konsep Empat Kebenaran Mulia. Cara berpikir tersebut adalah:

1. Memahami Suatu Masalah dan menganalisa masalah tersebut 2. Menyadari dan menemukan ada penyebab masalah tersebut

3. Mengetahui bahwa masalah dapat teratasi dan mencari cara penyelesaiannya 4. Menemukan cara mengatasi masalah tersebut dan Menjalankan caranya

Hal tersebut menunjukkan kecerdasan Sang Buddha dan cara berpikir yang logis. Empat Kebenaran Mulia disadari oleh Buddha Gautama ketika beliau mencapai pencerahan :

“Ketika pikiranku yang terkonsentrasi telah demikian termurnikan, terang, tak ternoda, bebas dari ketidaksempurnaan, dapat diolah, lentur, mantap dan mencapai keadaan tak terganggu, aku mengarahkannya pada pengetahuan tentang hancurnya noda-noda. Secara langsung aku mengetahui sebagaimana adanya: ‘Inilah penderitaan’, ‘Inilah asal mula penderitaan’, ‘Inilah berhentinya penderitaan’, ‘Inilah jalan menuju berhentinya penderitaan’; Secara langsung aku mengetahui sebagaimana adanya ‘Inilah noda-noda’, ‘Inilah asal mula noda-noda’, ‘Inilah berhentinya noda-noda’, ‘Inilah jalan menuju berhentinya noda-noda’

Empat Kebenaran Mulia ini adalah ajaran yang pertama kali diperkenalkan oleh Sang Buddha dalam khotbah pertamanya di Benares. Selain itu Empat Kebenaran Mulia juga adalah ajaran khusus para Buddha, yang berarti setiap Buddha selalu mengajarkan 4 Kebenaran Mulia ini walaupun dengan bahasa yang berbeda atau sistematisasi pembagian ajaran yang berbeda.

Empat Kebenaran Mulia tersebut adalah sebagai berikut:

1.Kebenaran Mulia tentang adanya ‘penderitaan’ (dukkha) 2.Kebenaran Mulia tentang penyebab penderitaan

3.Kebenaran Mulia tentang lenyapnya penderitaan

4.Kebenaran Mulia tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan 5. Agama Islam

SUMBER AJARAN ISLAM PRIMER 1. Al Qur’an

(22)

arab, merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah

Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:

Tauhid, yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan semua kepercayaan yang berhubungan dengan-Nya

Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran tauhid

Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau mengamalkan isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkari

Kisah umat terdahulu, seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran syariat Allah SWT maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran agar dapat dijadikan pembelajaran.

Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:

1. Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.

2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih. 3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni: 1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji

2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut: Hukum munakahat (pernikahan).

(23)

Hukum jihad (peperangan). Hukum dauliyah (antarbangsa). 2. Hadist

Kedudukan Hadist sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-ayat Alquran dan Hadist juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat.

Menurut bahasa Hadist artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Hadist seperti ini sejalan dengan makna hadis Nabi yang artinya : ”Barang siapa yang membuat sunnah (kebiasaan) yang terpuji, maka pahala bagi yang membuat sunnah itu dan pahala bagi orang yang mengerjakanny; dan barang siapa yang membuat sunnah yang buruk, maka dosa bagi yang membuat sunnah yang buruk itu dan dosa bagi orang yang mengerjakannya. Sementara itu Jumhurul Ulama atau kebanyakan para ulama ahli hadis mengartikan Al-Hadis, Al-Sunnah, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Sementara itu ulama Ushul mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad dalam bentuk ucapan, perbuatan dan persetujuan beliau yang berkaitan dengan hukum.

Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Hadist memiliki fungsi yang pada intinya sejalan dengan alquran. Keberadaan Al-Sunnah tidak dapat dilepaskan dari adanya sebagian ayat Alquran :

a. Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian. b. Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian. c. Yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan,

d. Isyarat Alquran yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak) yang e. menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut, bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya di dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.

B. SUMBER AJARAN ISLAM SKUNDER Ijtihad

(24)

Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaitu

Ijma’, yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli Ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma’ adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.

1. Qiyas,

Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama.

Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua. 2. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.

Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak memberikan rukhsah (kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.

3. Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan manusia.

Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.

4. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.

(25)

5. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah

ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu

sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.

6. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang sebagai

pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.

5. Agama Kristen

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan monoteistik yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristusmenurut Perjanjian Baru. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama, juruselamatbagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.

Pengikutnya beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b).

Dasar-dasar Iman

Crucifixion, menggambarkan kematian Yesus di kayu salib, lukisan dari D. Velázquez, pada abad ke 17.

(26)

dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.

Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius 16: 18-19)

Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua

kalinya sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimanaagama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.

Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).

Ibadah

Contoh benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab, sebuah Salib, and sebuahRosario.

Liturgi

Yustinus Martir menggambarkan liturgi [1] (tata cara urutan ibadah) Kristen di First

Apology (c. 150) kepada Penguasa Antoninus Piuspada abad ke-2, dan

(27)

Ibadah dapat divariasikan untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan, atau hari raya Kristen seperti Natal dan Paskah. Ada pula ibadah untuk anak-anak, yang biasanya disebut Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.

Sakramen Ekaristi

Sakramen

Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi. Kata 'sakramen' berasal dari Bahasa Latinsacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan suci". Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.

Kalender Liturgis

Gereja Katolik Roma, Gereja Timur, Anglikan, dan Kristen Protestan mengatur ibadah dalam jadwal kalender liturgis. Hal ini termasuk hari-hari suci, misalnya Hari

Perenungan yang memperingati sebuah kejadian di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari puasa, atau perayaan-perayaan biasa seperti hari-hari memperingati orang-orang kudus. Komunitas Kristen yang tidak mengikuti tradisi kalender liturgis biasanya masih tetap merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal, Paskah, dan Kenaikan Yesus ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tidak memakai kalender liturgis.

Simbol

Salib, yang saat ini adalah simbol Kekristenan yang paling mudah dikenali di seluruh dunia, telah digunakan sebagai simbol Kristen pada zaman sangat awal.

Lambang ikanjuga nampaknya berada di urutan teratas lambang favorit setelah salib. Lambang ikan dipakai oleh karena kemiripan 5 huruf konsonan yang membentuk kata ikan (Ichthys), yang mana dapat dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan Yesus: Iesous Christos Theou Yios Soter, artinya Yesus Kristus, Anak Allah, Penyelamat.

(28)

burung merpati (simbol Roh Kudus), anak domba (simbol pengorbanan Yesus), pohon anggur beserta ranting-rantingnya (simbol bahwa orang Kristen harus memiliki hubungan secara pribadi dengan Yesus) dan banyak yang lain. Semua ini diambil dari ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru.

Lukisan The Baptism of Christ olehFrancesco Albani. Baptisan

Baptisan merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang berkomitmen menjadi seorang Kristen dan tergabung menjadi anggota Gereja. Ada gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), ada gereja yang mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).

Doa

Pengajaran Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh Perjanjian Baru, penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan. Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus.

(29)

menyatukan kedua tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun terkadang sering dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan mengekspresikan isi doa.

A. AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KESEHATAN

1.IBADAH

Yang dimaksud dengan "ibadah" ialah aneka tindakan dan sikap yang menghargai dan menghormati kelayakan Allah semesta langit dan bumi yang agung.

Jadi,

ibadah berpusat pada Allah dan bukan pada manusia. Di dalam ibadah Kristen, kita menghampiri Allah

dengan bersyukur karena apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita di dalam Kristus dan melalui Roh Kudus. Ibadah menuntut komitmen iman dan pengakuan bahwa Dialah Allah dan Tuhan kita.

SEJARAH SINGKAT IBADAH KEPADA ALLAH YANG BENAR.

Umat manusia telah menyembah Allah sejak awal sejarah. Adam dan Hawa secara teratur bersekutu dengan Allah di Taman Eden (bd. Kej 3:8). Baik Kain maupun Habel membawa persembahan (bah. Ibr. minhah yang juga diterjemahkan sebagai "upeti" atau "hadiah") berupa tanaman dan ternak kepada Tuhan (Kej 4:3-4); keturunan Set "memanggil nama Tuhan" (Kej 4:26). Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan untuk mempersembahkan korban bakaran setelah air bah (Kej 8:20). Abraham membangun mezbah-mezbah korban bakaran bagi Tuhan di berbagai tempat di negeri perjanjian (Kej 12:7-8; 13:4,18; 22:9) dan berbicara secara akrab dengan Dia (Kej 18:23-33; 22:11-18).

Akan tetapi, baru setelah peristiwa keluaran ketika Kemah Suci didirikan, maka ibadah yang umum memperoleh bentuknya. Setelah itu, korban-korban yang tetap dipersembahkan setiap hari dan secara khusus pada hari Sabat.

Allah juga menetapkan beberapa hari raya agama tahunan sebagai saat-saat penyembahan umum bagi Israel (Kel 23:14-17; Im 1:1-7:38; 16:1-34; Im 23:4-44; Ul 12:1-32; 16:1-22). Ibadah ini kemudian dipusatkan di Bait Suci di Yerusalem (bd. rencana-rencana Daud sebagaimana tercatat dalam 1Taw 22:1-26:32).

(30)

3:1-6:22). Terdapat banyak sinagoge di Palestina dan seluruh wilayah Roma pada masa PB (mis. Luk 4:16; Yoh 6:59; Kis 6:9; 13:14; Kis 14:1; 17:1,10; 18:4; 19:8; 22:19).

Ibadah gereja yang mula-mula dilaksanakan di Bait Suci Yerusalem dan rumah-rumah pribadi (Kis 2:46-47). Di luar Yerusalem, orang Kristen beribadah dalam sinagoge selama mereka diizinkan; ketika tidak diperbolehkan lagi, mereka berkumpul di tempat lain untuk beribadah -- biasanya di rumah-rumah pribadi (bd. Kis 18:7; Rom 16:5; Kol 4:15; Filem 1:2), sekalipun kadang-kadang di gedung-gedung umum (Kis 19:9-10).

UNGKAPAN-UNGKAPAN IBADAH KRISTEN 1) Dua prinsip pokok menentukan ibadah Kristen.

(a) Penyembahan yang sesungguhnya terjadi dalam roh dan kebenaran (lihat cat. -->

Yoh 4:23),

• maksudnya: penyembahan harus diadakan sesuai dengan penyataan diri Allah di dalam Putra-Nya (bd. Yoh 14:6). Demikian pula, ibadah melibatkan roh manusia dan bukan hanya pikirannya, serta berbagai manifestasi Roh Kudus (1Kor 12:7-12).

(b) Pelaksanaan ibadah Kristen harus sesuai dengan pola PB bagi gereja (lihat --> Kis 7:44]

• Orang percaya dewasa ini harus mendambakan, mencari, dan mengharapkan sebagai norma untuk gereja semua unsur pengalaman menyembah yang terdapat di PB

2) Ciri utama ibadah PL adalah sistem persembahan korban (lih. pasal-pasal Bil 28:1-29:40). Karena korban Kristus di salib menggenapi sistem ini, di dalam ibadah Kristen tidak perlu pencurahan darah lagi (lih. Ibr 9:1- 10:18). Melalui sakramen Perjamuan Kudus, gereja PB terus-menerus memperingati korban Kristus yang satu kali untuk selamanya (1Kor 11:23-26). Demikian pula, gereja dinasihatkan untuk "senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibr 13:15)dan untuk mempersembahkan tubuh kita "sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah" (lihat cat. --> Rom 12:1).

3) Memuji Allah sangat penting bagi ibadah Kristen. Pujian menjadi unsur penting baik dalam penyembahan Israel kepada Allah (mis. Mazm 100:4; 106:1; 111:1; 113:1; 117:1-2) maupun dalam ibadah Kristen yang mula-mula (Kis 2:46-47; 16:25; Rom 15:10-11; Ibr 2:12;

4) Satu cara penting untuk memuji Allah ialah dengan menyanyikan mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani. PL penuh dengan nasihat untuk bernyanyi bagi Tuhan (mis.

(31)

lihat--> 1Kor 14:15). Tidak pernah mereka memandang nyanyian sebagai sekedar hiburan saja.

5) Unsur penting lainnya dalam ibadah ialah mencari wajah Allah di dalam doa. Para orang saleh PL senantiasa berkomunikasi dengan Allah melalui doa (mis. Kej 20:17; Bil 11:2;

1Sam 8:6; 2Sam 7:27; Dan 9:3-19; bd. Yak 5:17-18). Para rasul berdoa terus-menerus setelah Yesus naik ke sorga (Kis 1:14) dan doa menjadi bagian tetap dari ibadah Kristen bersama (Kis 2:42; 20:36; 1Tes 5:17;

Doa-doa ini bisa bagi diri mereka sendiri (mis. Kis 4:24-30) atau merupakan doa syafaat demi orang lain (mis. Rom 15:30-32; Ef 6:18). Pada segala waktu doa Kristen harus disertai ucapan syukur kepada Allah (Ef 5:20; Fili 4:6; Kol 3:15,17; 1Tes 5:18). Sebagaimana halnya bernyanyi, doa dapat dipanjatkan dengan bahasa yang diketahui atau dengan bahasa roh (1Kor 14:13-15).

6) Pengakuan dosa jelas merupakan bagian penting dalam ibadah PL. Allah telah menetapkan Hari Pendamaian bagi bangsa Israel sebagai saat pengakuan dosa nasional (pasal Im 16:1-34; lih. art.HARI PENDAMAIAN).

Dalam doanya pada saat menahbiskan bait suci, Salomo mengakui pentingnya pengakuan dosa (1Raj 8:30-39).

Demikian pula, dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan orang percaya untuk memohon pengampunan dosa (Mat 6:12). Yakobus menasihati orang percaya untuk mengakui dosa-dosa mereka satu terhadap yang lain (Yak 5:16); melalui pengakuan tersebut kita menerima kepastian akan pengampunan Allah yang murah hati (1Yoh 1:9). 7) Ibadah juga harus mencakup membaca Alkitab di depan umum serta pemberitaannya

secara benar.

Pada zaman PL Allah mengatur supaya setiap tujuh tahun, pada Hari Raya Pondok Daun, umat Israel harus berkumpul untuk mendengarkan pembacaan Hukum Musa di muka umum (Ul 31:9-13); contoh paling jelas dari unsur ibadah PL ini terjadi pada masa Ezra dan Nehemia (lih. Neh 8:2-13). Pembacaan Alkitab menjadi bagian tetap dari ibadah di sinagoge pada hari Sabat (lih. Luk 4:16-19; Kis 13:15);

demikian pula, ketika orang percaya PB berkumpul untuk ibadah, mereka juga

mendengarkan Firman Allah (1Tim 4:13; bd. Kol 4:16; 1Tes 5:27) bersama dengan ajaran, khotbah, dan nasihat berlandaskan pembacaan itu (1Tim 4:13; 2Tim 4:2; bd. Kis 19:8-10; 20:7).

BERKAT-BERKAT ALLAH BAGI PENYEMBAH YANG SEJATI

(1) untuk menyertai mereka (Mat 18:20) dan memasuki persekutuan yang intim (Wahy 3:20);

(32)

(3) untuk memberkati umat-Nya dengan hujan berkat (Yeh 34:26), khususnya dengan damai sejahtera (Mazm 29:11;

(4) untuk memberikan sukacita melimpah (Mazm 122:1; Yoh 15:11);

(5) untuk menjawab doa orang-orang yang berdoa dengan iman yang sungguh-sungguh (Mr 11:24; Yak 5:15;

(6) untuk memenuhi umat-Nya kembali dengan Roh Kudus dan keberanian (Kis 4:31); (7) untuk mengirim aneka manifestasi Roh Kudus di antara umat-Nya (1Kor 12:7-13); (8) untuk menuntun umat-Nya kepada seluruh kebenaran melalui Roh Kudus (Yoh

15:26; 16:13);

(9) untuk menguduskan umat-Nya melalui Firman dan Roh-Nya (Yoh 17:17-19); (10)(untuk menghibur, memberi semangat dan kekuatan kepada umat-Nya (Yes 40:1;

1Kor 14:26; 2Kor 1:3-4; 1Tes 5:11);

(11) untuk menginsafkan umat-Nya akan dosa, kebenaran, dan penghakiman oleh Roh Kudus

2. AKHLAK TERPUJI

A. Pengertian Moral dan Akhlak ( etika )

Moral adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar.

Sedangkan akhlak ialah seperangkat tata nilai yang bersifat azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang terhadap alam lingkungannya

• Menurut Al- Ghazali :

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu.

Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika) Dimana-mana setiap kesempatan dan situasional orang berbicara tentang etika. Memang etika ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Etika adalah sistem daripada prinsip-prinsip moral tentang baik dan buruk. Baik dan buruk terhadap tindakan dan atau perilaku.

Apabila kita berbicara tentang etika ini, maka akan kita temukan beberapa pengertian antara lain :

• Etika : sistem daripada prinsip-prinsip moral, dapat juga berarti rules of conduct, kode sosial (social code), etika kehidupan. Dapat juga berarti ilmu pengetahuan tentang moral atau cabang filsafat.

(33)

Esprit (semangat) : semangat d’corps, loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok, masyarakat, pemerintah dan lain-lain

• Rule (ketentuan, peraturan) : ketentuan-ketentuan dalam kebiasaan pergaulan

masyarakat yang memberi pedoman atau pengawasan atau kegiatan tentang benar dan salah.

• Norma : merupakan standar, pola, patokan, ukuran, kriteria yang mantap dari masyarakat atau pemerintah.

• Moral : prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar.

3. AKHLAK KEPADA PENCIPTA

Menurut Kejadian 1 : 26-28, “Imagodei” yang artinya : 1. Adanya pertemuan atau relasi antara Allah dengan manusia 2. Manusia adalah mandataris atau teman sekerja Allah

3. Manusia diberi kemampuan ilahi atau sifat ilahi (mengolah, memelihara, membangun dunia)

Akhlak yang baik yang di inginkan Tuhan dari umat Kristen adalah: • Tetap berelasi dengan Dia melalui Ibadah (Yak 1 : 27)

• Tindakannya dipertanggung jawabkan kepada Dia yg memberi mandat (manusia sebagai mandataris)

• Kemampuan Ilahi, digunakan sesuai dengan rencana keselamatan Allah

4. AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA

• Manusia adalah makhluk sosial (termasuak umat Kristen)

• Kepekaan sosial dimulai dari keluarga (saling mengasihi dan saling membantu) • Permasalahan: etis (positif) dan non-etis (negatif)

• Sikap Etis :

Lincah, tenang, harus berani, arif, rendah hati, dan bangga. • Sikap Non Etis :

Kaku, gugup, kasar, takut, angkuh dan rendah diri, iri, dengki, dll. • Pribadi mempengaruhi lingkungan dan lingkungan mempengaruhi pribadi • Suara hati manusia ><suara hati masyarakat

1. Etika Sosial (Kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat)

Melukiskan apa arti sosial tetapi tidak memberi penilaian, berkenan kepada masyarakat, suka memperhatikan umum.

2. Normatif

(34)

Manusia yang selalu memperhatikan kepentingan umum adalah manusia yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi

Berdasarkan uraian diatas Etika Kristen menyatakan dalam hubungan dengan orang lain atau masyarakat

Filipi 2 : 4 Matius : 22:39

5. AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI

• Seorang pribadi adalah terdiri dari jiwa dan badan.

• Karena Pribadi(positif dan negatif)>mempunyai pemikiran sendiri>mencintai diri sendiri>perasaan sendiri>cita-cita sendiri, dll

• Akhlak kepada diri sendiri merupakan akhlak yang mengarah kepada hal yang positif yang dilakukan secara continue

• Akhlak terpuji kepada diri sendiri = dihargai dan dihormati oleh lingkungan masyarakat Pembentukan Aklak diri sendiri meliputi:

• 1. Disiplin

• 2. Renungan Firman Tuhan

Akhlak Terpuji Pelayanan Medis Kristen Galatia 5:22-23

• Murah hati/kasih • Keramahan/Simpatik • Reendah hati

• Keriangan/Sukacita • Kejujuran

• Takut akan Allah

6. AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA

Iman Kristen berpendapat, bahwa hanya Tuhan saja yang baik. pertanyaan apa yang baik hanya dapat dijawab oleh Tuhan sendiri. Kenapa demikian? Karena, manusia telah jatuh dalam dosa, yakni pelanggaran yang fatal dengan memakan buah pengetahuan baik dan jahat (Kej. 3:1-24). Akibatnya manusia sudah tidak dapat lagi membedakan atau memilahkan baik dan jahat. Baik dan jahat campur aduk dan berkecamuk dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lagi menjawab secara benar dan mutlak tentang apa yang baik. Karena Tuhan adalah sumber dari segala yang baik, dengan demikian hanya Tuhan sajalah yang dapat dan berhak untuk menjawab apa yang baik. Kebaikan Tuhan adalah mutlak.

(35)

karunia pengetahuan tentang yang baik (Mi. 6:8). Syaratnya apabila manusia mau mendengarkan firman Tuhan. Karena itu, manusia harus dapat mengetahui kehendak Tuhan. Dalam Alkitab memuat petunjuk tentang hal ini seperti firman yang dikatakan Tuhan Yesus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup ..." (Yoh. 14:6a). Selain itu, sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia memang telah diberi pengertian tentang cara yang seharusnya dilakukan untuk menjadi petugas di taman Eden, yakni mengusahakan dan memelihara (Kej. 2:15) dalam kaitannya dengan tugas menguasai dan memenuhi bumi (Kej. 1:28).

Selama manusia masih mempertahankan kesegambarannya dengan Tuhan dan tidak mau menjadi sama atau menandingi Tuhan akan ada persekutuan perjanjian yang erat dan hubungan kasih yang intim. Dalam keadaan seperti ini, manusia tahu akan kehendak Tuhan sehingga tindakan manusia seperti ini disebut posse non peccare (dimungkinkan untuk tidak berbuat jahat). Namun yang terjadi adalah manusia sudah tidak mau lagi berada dalam ikatan dengan Tuhan. Manusia ingin mencari otonomi sendiri. Akibatnya, manusia tidak tahu lagi kehendak Tuhan dan tidak tahu lagi apa yang baik secara hakiki. Pengetahuan baik dan jahat memang dia kuasai tetapi dalam melakukan apa yang baik selalu mengarah atau mengandung pada apa yang tidak baik. Tindakan manusia setelah jatuh dalam dosa menjadi non posse no peccare (tidak mungkin tidak atau sudah pasti berbuat jahat). Perbuatan baik bercampur dengan perbuatan jahat.

Segalanya telah berubah. Kebenaran sebagai anugerah Allah berubah menjadi kejahatan. Keselamatan berubah menjadi kesengsaraan. Kebijaksanaan berubah menjadi kebodohan. Untuk itu, manusia harus mengalami pemugaran atau pembangunan kembali. Pemugaran itu dilakukan sendiri oleh Tuhan sehingga kita menjadi manusia baru (2 Kor. 5:17) dan sesuai dengan citra Allah (Rm 8:29, 12:2; 1 Kor. 3:18; Kol. 3:10). Menjadi manusia segambar dengan Tuhan berarti hidup dalam hubungan yang baik dengan Tuhan.21 Proses Restitutio Imaginis Dei merupakan pemugaran kembali citra Allah.

7. KELUARGA SEJAHTERA (SAKINAH)

A. Pranikah

• Sebagian besar pasangan pra nikah, secara Kekristenan belum siap untuk menjalani kehidupan dalam pernikahan. Mereka memang telah memutuskan untuk menjalani hidup bersama dalam pernikahan karena saling mencintai. Tetapi mereka

(36)

• Pendapat dan pola pikir serta cara-cara dunia tentang pergaulan, cinta, seks dan pernikahan membawa pergeseran nilai kehidupan generasi kita untuk menyimpang dan tidak sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Masyarakat kita yang mulai

berorientasi pada media mengukur kemudahan untuk dicintai dan mencintai dengan mengutamakan popularitas, daya tarik seksual dan penggunaan produk-produk untuk penampilan. Pengaruh yang buruk ini sengaja dimasukkan “si jahat” ke dalam sistem dunia yang dengan jelas dapat kita lihat dalam film, sinetron, iklan-iklan, musik dan lagu, buku-buku bacaan, novel, majalah, tabloid, koran, kisah-kisah artis dan

selebritis, acara-acara televisi dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi kerusakan ini, Salah satu yang dapat kita lakukan dalam gereja adalah membangun kehidupan iman yang kuat untuk jemaat terutama remaja dan anak-anak muda, termasuk memberikan bimbingan konseling pra nikah.

• Definisi pastoral konseling adalah

Hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dan sebagainya) sebagai konselor dengan konselinya

• Tujuan konseling bukan hanya turut memecahkan masalah dengan konseli pada saat dibimbing tetapi bagaimana mempersiapkan konseli untuk hidup pada masa-masa mendatang. Dengan demikian konseling pra nikah tidak hanya ditujukan bagi pasangan pra nikah yang memiliki masalah-masalah yang berhubungan dengan pernikahan saja, tetapi wajib diikuti oleh semua pasangan yang akan melaksanakan pernikahan

B. Pernikahan (Berkeluarga)

Apa itu Keluarga?

Salah satu definisi “keluarga” di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, “Ibu dan bapak beserta anak-anaknya.”. Definisi ini sama mirip dengan ide di dunia barat yang berbahasa Inggris. Akan tetapi keluarga inti (atau batih, “nuclear family”) adalah fenomena modern yang mulai sebagai akibat urbanisasi sesudah revolusi industri. Definisi lain di KBBI lebih dekat ke ide di Alkitab, misalnya, “seisi rumah”, “orang seisi rumah yang menjadi tanggungan”.

PENGERTIAN KELUARGA KRISTEN

Keluarga Kristen adalah bagian integral dari keluarga-keluarga dalam masyarakat yang plural. Dalam hal ini tentunya keluarga Kristen juga memiliki hak dan tanggungjawab dalam pembangunan masyarakat yang madani, adil dan sejahtera. Tentunya hal ini harus senantiasa di bangun atas dasar kesadaran dan apresiasinya akan eksistensinya sebagai ciptaan Allah yang istimewa. Ada tanggungjawab dalam setiap keluarga Kristen untuk

(37)

KELUARGA DI PERJANJIAN LAMA

Tidak ada kata untuk “keluarga” di PL bahasa Ibrani yang dapat disamakan secara tepat dengan kata modern, “keluarga inti”. Beberapa kelompok sosial digambarkan sebagai “suku”, dan menggambar asal etnik. Kata umumnya (beth ab = rumah ayah) dapat berarti keluarga inti yang tinggal di rumah yang sama (Kej 50.7-8); kelompok sanak yang lebih besar/luas termasuk dua atau lebih generasi (Kej 7.1; 14.14); dan juga sanak dengan berarti lebih luas (Kej 24.38). Kata lain menunjuk ke kelompok sanak yang besar dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai “kaum” (Bil 27.8-11). Pada kenyataannya, keluarga-keluarga yang digambarkan di PL adalah rumah tangga yang mempunyai seorang lelaki pada pusat kehidupan keluarga. Rumah tangga terdiri atas semua orang, anak-anak, kerabat lain, pelayan-pelayan dan orang lain yang tinggal di rumah. Sebelum masa Daud, hidup keluarga difokuskan pada keperluan umum yaitu pekerjaan, makanan, dan perlindungan. Rumah tangga adalah tempat dimana pendidikan, sosialisasi, dan pendidikan agamani, terjadi . Walaupun ada kekuatan-kekuatan di pola hidup ini, ada banyak penyalahgunaan, dan banyak contoh keluarga yang fungsinya terganggu di PL (misalnya keluarga Ishak, Yakub, Daud).

KELUARGA DI PERJANJIAN BARU

Keluarga Yahudi di PB tersusun seperti rumah tangga di PL. Ada tekanan pada asal etnik dan jabatan ayah. Keluarga Greco-Roman juga rumah tangga besar, yaitu rumah tangga termasuk semua orang yang tinggal di rumah. Tidak ada kata di bahasa Yunani yang dapat disamakan secara tepat dengan ide modern, “keluarga inti”. Rumah tangga besar ini adalah satuan dasar masyarakat. Kata umum adalah “rumah” (oikos), atau frasa “kepunyaan sendiri”.

Di PB ada beberapa yang dinamakan ‘pedoman-pedoman kehidupan keluarga’ (Kol 3.18 - 4.1; Ef 5.21 - 6.9; 1 Pet 2.18 - 3.7; 1 Tim 2.8-15; 6.1-2; Tit 2.1-10). Pedoman ini mungkin dimaksudkan untuk membantu anggota rumah tangga Kristen untuk hidup secara terterima sesuai dengan kebudayaannya. Di pihak lain kenyataan bahwa pedoman itu tertuju kepada para suami, istri, orang tua, anak, dan pelayan, menunjukkan bahwa ajaran Kristen khusus diterapkan ke kehidupan rumah tangga. Kita seharusnya memperhatikan bahwa bagian-bagian ini tidak menunjukkan keluarga sebagai satuan, tetapi menunjukkan hubungan-hubungan yang beragam di dalam keluarga itu sendiri.

(38)

Alkitab (secara khusus kitab Kejadian) dengan tegas dan lugas mendeskripsikan eksistensi manusia. Pendeskripsian ini dimulai dari proses penciptaan hingga pada pengingkaran manusia kepada Allah (dosa). Dalam proses penciptaan dinyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah yang istimewa. Keistimewaan ini terletak pada penciptaan manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Imago Dei) dan juga diciptakan dengan sikap proaktif Allah. Keistimewaan manusia ini pada akhirnya menimbulkan suatu tanggungjawab manusia kepada Allah. Pertanggungjawaban manusia kepada Allah nyata dalam mandat Allah kepada manusia untuk menaklukkan dan menguasai segenap ciptaan. Dengan kata lain, keutuhan dan bahkan kesejahteraan seluruh ciptaan adalah tanggungjawab manusia. Manusia harus senantiasa proaktif untuk mewujudkan dunia yang diwarnai dengan keteraturan, kedamaian dan kesejahteraan sebagai konsekwensi keistimewaan itu.

Pertanggungjawaban manusia sebagai ciptaan yang unik dan istimewa berpusat kepada Allah. Dan yang menarik dalam hal ini adalah, kekuatan dan kesanggupan manusia dalam

pelaksanaan tanggungjawab tersebut juga tergantung kepada Allah sebagai pemberi

tanggungjawab. Dengan demikian perlu ada komunikasi dan koordinasi yang kontiniu antara manusia dengan Allah dalam perwujudan dunia yang diwarnai keteraturan, kedamaian dan kesejahteraan itu.

Dalam pembentukan keluarga Kristen, kesadaran akan tanggungjawab manusia sebagai perpanjangan tangan Allah dalam pembentukan tatanan dunia yang teratur, damai dan sejahtera menjadi variabel yang sangat menentukan. Bahkan itulah yang seharusnya menjadi titik berangkat pembentukan kelauarga Kristen. Setiap keluarga Kristen dibangun dari pribadi yang bertanggungjawab kepada Allah sebagai alat pembentukan tatanan dunia (keluarga) yang teratur, damai dan sejahtera.

Kesadaran yang demikian akan membentuk anggota keluarga yang juga bertanggungjawab terhadap anggota keluarga lainnya sebagai bagian dari dunia ciptaan Allah..

PERANAN SUAMI ISTRI DALAM KELUARGA. a. Peran Ayah Dalam keluarga

Peran ayah dalam keluarga sangat luas, yaitu terdiri dari :

Pemimpin rohani terhadap Istri. Pemimpin rohani terhadap istri berarti suami harus

mendoakan, mengasihi dan memimpim istri sesuai dengan peraturan Allah. Kepemimpinan rohani terhadap istri memberikan wibawa terhadap istri dan anak:

Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah. Memimpin berarti memimpin dan mengasihi dan melayani, bukan menuntut atau berlaku sebagai boss, sebab Yesus datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani ( Matius 20:28; Efesus 5:25; Kolose 3:9).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kepemimpinan seorang ayah yaitu : - Memimpin berarti bergaul dan memberi waktu (Yohanes 1:39, 43)

(39)

- Memimpin berarti rela berkorban (Efesus 5:28:30)

- Tidak memukul atau berlaku kasar, sebab istri adalah milik Kristus dan tubuh istri adalah bait Roh Kudus ( I Korintus 6:19-20; Kejadian 2:18-24), memukul istri berarti memukul milik Allah.

Mengagumi dan memberi penghargaan pada istri (Mazmur 139:13-14)

- Memperhatikan dan memelihara hubungan pribadi dengan sopan dan hormat. Tubuh suami adalah milik istri dan sebaliknya (I Korintus 7:4; Kejadian 2:24; Efesus 5:31), ekspresi cinta harus benar dan tidak boleh egois.

- Selain Kristus, istri mendapat tempat pertama dihati suami (Matius 10:37)

- Menyediakan waktu bagi istri dan anak untuk relax bersama, berdoa dan membuka Alkitab bersama (Mazmur 127:1)

Melayani Tuhan bersama, (Kisah para rasul 3:11; Roma 16) Pemimpin Anak

- Penanggung utama terhadap anak(Amsal 1:8; 6:20)

- Ayah adalah pemimpin anak, malalui pikiran, perbuatan dan teladan (II Kor 3:11; Efesus 5:23)

- Anak ciptaan Allah (Mazmur 127:3; 139:1)

- Memperhatikan kebutuhan anak secara total, tubuh jiwa dan roh dengan penuh tanggug jawab.

- Memberi teladan bagi anak untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan

Keluarga Kristen tidak hanya membawa anak beragama, sekolah dan hidup yang baik, namun tiap anak harus didoakan atau dibimbing untuk bertobat dan mengenal Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh. Disiplin ditanamkan mulai sejak anak kecil. Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi janganlah engkau menginginkan kematiannya (Ams 19:18).

Peranan Istri dalam keluarga A. Peranan Istri terhadap suami 1. Sebagai penolong bagi suami.

Istri adalah penolong dan bukan perongrong suami. Istri merupakan asisten, mengisi kekurangan, mengantikan dan mewakili bila

diperlukan. Gelar penolong diberikan oleh Allah sendiri (kejadian 2:18). Istri sebagai penolong berarti:

Berharga atau Bermutu

Istri yang cakap lebih berharga dari permata (Amsal 31:10). Pikiran, perasaan dan

perbuatannya bermutu, sehingga istri merupakan harta kekayaan yang tak ternilai harganya. Dapat dipercaya

Hati suaminya percaya kepadanya (Amsal 31:11a), dalam hal:

Referensi

Dokumen terkait

Bagi anak dan keluarganya, fakta bahwa anak di diagnosa mengidap thalassemia bagaikan mimpi buruk karena beberapa hal, seperti diantaranya adalah ancaman kematian,

Dari pelaksanaan kegiatan mitra yang dilakukan oleh LPTK, FKIP UNSRI dengan. Depdiknas kabupaten Ogan Ilir, khususnya pada jenjang pendidikan dasar

dokumen invoice. Periksa Dokumen V-Legal terkait dengan hasil produksi dari bahan baku kayu lelang. Periksa lokasi stuffing produk yang diekspor. Tersedia Dokumen V-Legal

Kajian mengenai masalah pendidikan telah dilakukan sebelumnya oleh Pramana (2015) dengan menggunakan metode cluster hierarchy, yang menyebutkan bahwa Kabupaten

Pipet 10 ml larutan baku 100 µg/ml Nitrit ke dalam labu ukur 1000 ml kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda garis. Tambahkan 2,5 ml pereaksi sulfanilamida, dan aduk.

a) Metode jam-jasa ( service hours method ).. Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dalam bahasa Arab disebut tathwirul mujtama’ il-islamy adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara