• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERKAT-BERKAT ALLAH BAGI PENYEMBAH YANG SEJAT

Dalam dokumen Bahan ajar akbid LENGKAP (Halaman 31-36)

(1) untuk menyertai mereka (Mat 18:20) dan memasuki persekutuan yang intim (Wahy 3:20);

(2) untuk menaungi umat-Nya dengan kemuliaan-Nya (bd. Kel 40:35; 2Taw 7:1; 1Pet 4:14);

(3) untuk memberkati umat-Nya dengan hujan berkat (Yeh 34:26), khususnya dengan damai sejahtera (Mazm 29:11;

(4) untuk memberikan sukacita melimpah (Mazm 122:1; Yoh 15:11);

(5) untuk menjawab doa orang-orang yang berdoa dengan iman yang sungguh-sungguh (Mr 11:24; Yak 5:15;

(6) untuk memenuhi umat-Nya kembali dengan Roh Kudus dan keberanian (Kis 4:31); (7) untuk mengirim aneka manifestasi Roh Kudus di antara umat-Nya (1Kor 12:7-13); (8) untuk menuntun umat-Nya kepada seluruh kebenaran melalui Roh Kudus (Yoh

15:26; 16:13);

(9) untuk menguduskan umat-Nya melalui Firman dan Roh-Nya (Yoh 17:17-19); (10)(untuk menghibur, memberi semangat dan kekuatan kepada umat-Nya (Yes 40:1;

1Kor 14:26; 2Kor 1:3-4; 1Tes 5:11);

(11) untuk menginsafkan umat-Nya akan dosa, kebenaran, dan penghakiman oleh Roh Kudus

2. AKHLAK TERPUJI

A. Pengertian Moral dan Akhlak ( etika )

Moral adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar.

Sedangkan akhlak ialah seperangkat tata nilai yang bersifat azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang terhadap alam lingkungannya

• Menurut Al- Ghazali :

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu.

Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika) Dimana-mana setiap kesempatan dan situasional orang berbicara tentang etika. Memang etika ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Etika adalah sistem daripada prinsip-prinsip moral tentang baik dan buruk. Baik dan buruk terhadap tindakan dan atau perilaku.

Apabila kita berbicara tentang etika ini, maka akan kita temukan beberapa pengertian antara lain :

• Etika : sistem daripada prinsip-prinsip moral, dapat juga berarti rules of conduct, kode sosial (social code), etika kehidupan. Dapat juga berarti ilmu pengetahuan tentang moral atau cabang filsafat.

Esprit (semangat) : semangat d’corps, loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok, masyarakat, pemerintah dan lain-lain

• Rule (ketentuan, peraturan) : ketentuan-ketentuan dalam kebiasaan pergaulan

masyarakat yang memberi pedoman atau pengawasan atau kegiatan tentang benar dan salah.

• Norma : merupakan standar, pola, patokan, ukuran, kriteria yang mantap dari masyarakat atau pemerintah.

• Moral : prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar.

3. AKHLAK KEPADA PENCIPTA

Menurut Kejadian 1 : 26-28, “Imagodei” yang artinya : 1. Adanya pertemuan atau relasi antara Allah dengan manusia 2. Manusia adalah mandataris atau teman sekerja Allah

3. Manusia diberi kemampuan ilahi atau sifat ilahi (mengolah, memelihara, membangun dunia)

Akhlak yang baik yang di inginkan Tuhan dari umat Kristen adalah: • Tetap berelasi dengan Dia melalui Ibadah (Yak 1 : 27)

• Tindakannya dipertanggung jawabkan kepada Dia yg memberi mandat (manusia sebagai mandataris)

• Kemampuan Ilahi, digunakan sesuai dengan rencana keselamatan Allah

4. AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA

• Manusia adalah makhluk sosial (termasuak umat Kristen)

• Kepekaan sosial dimulai dari keluarga (saling mengasihi dan saling membantu) • Permasalahan: etis (positif) dan non-etis (negatif)

• Sikap Etis :

Lincah, tenang, harus berani, arif, rendah hati, dan bangga. • Sikap Non Etis :

Kaku, gugup, kasar, takut, angkuh dan rendah diri, iri, dengki, dll. • Pribadi mempengaruhi lingkungan dan lingkungan mempengaruhi pribadi • Suara hati manusia ><suara hati masyarakat

1. Etika Sosial (Kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat)

Melukiskan apa arti sosial tetapi tidak memberi penilaian, berkenan kepada masyarakat, suka memperhatikan umum.

2. Normatif

Berusaha memberi penilaian terhadap perilaku “bagaimana manusia yang diperankan”

Manusia yang selalu memperhatikan kepentingan umum adalah manusia yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi

Berdasarkan uraian diatas Etika Kristen menyatakan dalam hubungan dengan orang lain atau masyarakat

Filipi 2 : 4 Matius : 22:39

5. AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI

• Seorang pribadi adalah terdiri dari jiwa dan badan.

• Karena Pribadi(positif dan negatif)>mempunyai pemikiran sendiri>mencintai diri sendiri>perasaan sendiri>cita-cita sendiri, dll

• Akhlak kepada diri sendiri merupakan akhlak yang mengarah kepada hal yang positif yang dilakukan secara continue

• Akhlak terpuji kepada diri sendiri = dihargai dan dihormati oleh lingkungan masyarakat Pembentukan Aklak diri sendiri meliputi:

• 1. Disiplin

• 2. Renungan Firman Tuhan

Akhlak Terpuji Pelayanan Medis Kristen Galatia 5:22-23 • Murah hati/kasih • Keramahan/Simpatik • Reendah hati • Keriangan/Sukacita • Kejujuran

• Takut akan Allah

6. AKHLAK KEPADA SESAMA MANUSIA

Iman Kristen berpendapat, bahwa hanya Tuhan saja yang baik. pertanyaan apa yang baik hanya dapat dijawab oleh Tuhan sendiri. Kenapa demikian? Karena, manusia telah jatuh dalam dosa, yakni pelanggaran yang fatal dengan memakan buah pengetahuan baik dan jahat (Kej. 3:1-24). Akibatnya manusia sudah tidak dapat lagi membedakan atau memilahkan baik dan jahat. Baik dan jahat campur aduk dan berkecamuk dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lagi menjawab secara benar dan mutlak tentang apa yang baik. Karena Tuhan adalah sumber dari segala yang baik, dengan demikian hanya Tuhan sajalah yang dapat dan berhak untuk menjawab apa yang baik. Kebaikan Tuhan adalah mutlak.

Pengetahuan akan hal yang baik dicari oleh manusia. Namun tempat yang baik hanya ada dalam Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, jika seseorang mencari apa yang baik, ia juga mencari Tuhan. Menurut Alkitab, sebenarnya orang beriman sudah diberi

karunia pengetahuan tentang yang baik (Mi. 6:8). Syaratnya apabila manusia mau mendengarkan firman Tuhan. Karena itu, manusia harus dapat mengetahui kehendak Tuhan. Dalam Alkitab memuat petunjuk tentang hal ini seperti firman yang dikatakan Tuhan Yesus, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup ..." (Yoh. 14:6a). Selain itu, sebelum manusia jatuh dalam dosa, manusia memang telah diberi pengertian tentang cara yang seharusnya dilakukan untuk menjadi petugas di taman Eden, yakni mengusahakan dan memelihara (Kej. 2:15) dalam kaitannya dengan tugas menguasai dan memenuhi bumi (Kej. 1:28).

Selama manusia masih mempertahankan kesegambarannya dengan Tuhan dan tidak mau menjadi sama atau menandingi Tuhan akan ada persekutuan perjanjian yang erat dan hubungan kasih yang intim. Dalam keadaan seperti ini, manusia tahu akan kehendak Tuhan sehingga tindakan manusia seperti ini disebut posse non peccare (dimungkinkan untuk tidak berbuat jahat). Namun yang terjadi adalah manusia sudah tidak mau lagi berada dalam ikatan dengan Tuhan. Manusia ingin mencari otonomi sendiri. Akibatnya, manusia tidak tahu lagi kehendak Tuhan dan tidak tahu lagi apa yang baik secara hakiki. Pengetahuan baik dan jahat memang dia kuasai tetapi dalam melakukan apa yang baik selalu mengarah atau mengandung pada apa yang tidak baik. Tindakan manusia setelah jatuh dalam dosa menjadi non posse no peccare (tidak mungkin tidak atau sudah pasti berbuat jahat). Perbuatan baik bercampur dengan perbuatan jahat.

Segalanya telah berubah. Kebenaran sebagai anugerah Allah berubah menjadi kejahatan. Keselamatan berubah menjadi kesengsaraan. Kebijaksanaan berubah menjadi kebodohan. Untuk itu, manusia harus mengalami pemugaran atau pembangunan kembali. Pemugaran itu dilakukan sendiri oleh Tuhan sehingga kita menjadi manusia baru (2 Kor. 5:17) dan sesuai dengan citra Allah (Rm 8:29, 12:2; 1 Kor. 3:18; Kol. 3:10). Menjadi manusia segambar dengan Tuhan berarti hidup dalam hubungan yang baik dengan Tuhan.21 Proses Restitutio Imaginis Dei merupakan pemugaran kembali citra Allah.

7. KELUARGA SEJAHTERA (SAKINAH)

A. Pranikah

• Sebagian besar pasangan pra nikah, secara Kekristenan belum siap untuk menjalani kehidupan dalam pernikahan. Mereka memang telah memutuskan untuk menjalani hidup bersama dalam pernikahan karena saling mencintai. Tetapi mereka

melakukannya hanya karena merasakan cinta dan sekedar melakukan sesuatu yang alami. Mereka menganggap cinta adalah hal yang sederhana untuk dimengerti dan mudah untuk dilakukan. Kebanyakan tidak ada yang belajar bagaimana membangun cinta dan keluarga, sehingga lebih lagi mereka pun pasti tidak memahami tentang dasar-dasar dan tujuan pernikahan yang benar.

• Pendapat dan pola pikir serta cara-cara dunia tentang pergaulan, cinta, seks dan pernikahan membawa pergeseran nilai kehidupan generasi kita untuk menyimpang dan tidak sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Masyarakat kita yang mulai

berorientasi pada media mengukur kemudahan untuk dicintai dan mencintai dengan mengutamakan popularitas, daya tarik seksual dan penggunaan produk-produk untuk penampilan. Pengaruh yang buruk ini sengaja dimasukkan “si jahat” ke dalam sistem dunia yang dengan jelas dapat kita lihat dalam film, sinetron, iklan-iklan, musik dan lagu, buku-buku bacaan, novel, majalah, tabloid, koran, kisah-kisah artis dan

selebritis, acara-acara televisi dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi kerusakan ini, Salah satu yang dapat kita lakukan dalam gereja adalah membangun kehidupan iman yang kuat untuk jemaat terutama remaja dan anak-anak muda, termasuk memberikan bimbingan konseling pra nikah.

• Definisi pastoral konseling adalah

Hubungan timbal balik (interpersonal relationship) antara hamba Tuhan (pendeta, penginjil, dan sebagainya) sebagai konselor dengan konselinya

• Tujuan konseling bukan hanya turut memecahkan masalah dengan konseli pada saat dibimbing tetapi bagaimana mempersiapkan konseli untuk hidup pada masa-masa mendatang. Dengan demikian konseling pra nikah tidak hanya ditujukan bagi pasangan pra nikah yang memiliki masalah-masalah yang berhubungan dengan pernikahan saja, tetapi wajib diikuti oleh semua pasangan yang akan melaksanakan pernikahan

B. Pernikahan (Berkeluarga)

Apa itu Keluarga?

Salah satu definisi “keluarga” di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, “Ibu dan bapak beserta anak-anaknya.”. Definisi ini sama mirip dengan ide di dunia barat yang berbahasa Inggris. Akan tetapi keluarga inti (atau batih, “nuclear family”) adalah fenomena modern yang mulai sebagai akibat urbanisasi sesudah revolusi industri. Definisi lain di KBBI lebih dekat ke ide di Alkitab, misalnya, “seisi rumah”, “orang seisi rumah yang menjadi tanggungan”.

Dalam dokumen Bahan ajar akbid LENGKAP (Halaman 31-36)