• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar dari Sa’labah bin Hathib Tentang Zakat

Sa’labah adalah orang yang sangat miskin. Saat salat berjamaah dia selalu pulang lebih awal dan dengan terburu-buru. Kain yang dimilikinya hanya satu, dan dia harus bergantian memakainya dengan sang istri.

Sampai satu ketika Sa’labah menghadap kepada Rasulullah Ssw. "Ya Rasul, berikan kepadaku jalan untuk menjadi kaya," katanya di hadapan Nabi. Nabi menjawab. "Sa’labah, terimalah dengan tawakal rezeki yang ada. Nikmatilah dengan rasa syukur, pasti Allah akan membalasmu," kata Nabi.

Karena Sa’labah berkeras ingin menjadi hartawan. Rasulullah kemudian memberinya modal sepasang domba untuk dijadikan modal usaha. Dengan izin Allah, ternaknya berkembang biak hingga berjumlah ratusan. Kebun kurmanya luas dan subur.

Tapi apa yang telah diperoleh Sa’labah membuatnya lupa dengan Islam karena hartanya itu. Solat berjamaah telah ditinggalkan karena dia sibuk mengurus ternak dan kebun.

Dalam waktu singkat Sa’labah juga terkenal sebagai hartawan. Ternak yang banyak dan kebun yang subur sudah dimilikinya. Sampai akhirnya wahyu untuk berzakat turun kepada Rasulullah. Nabi pun meminta Ali menagih zakat kepada Sa’labah.

"Ali, Sa’labah sudah mencapai martabat hartawan yang wajib mengeluarkan zakat. Tagihlah kepadanya," kata Nabi. Ali pun bergegas datang kepada Sa’labah untuk menagih zakat kepadanya.

"Rasulullah mengatakan, engkau harus membayar sebagian dari kekayaanmu untuk fakir miskin," kata Ali.

"Buat apa? zakat bagi fakir miskin?" jawab Sa’labah. "Maaf, Ali. Orang-orang miskin itu adalah pemalas-pemalas. Kalau aku kalau duduk berleha-leha, mana mungkin bisa mengumpulkan kekayaan sebanyak ini?" kata Tsa'labah.

"Tapi rukun Islam telah menetapkan, atas orang yang mampu, diwajibkan menunaikan zakat dari sebagian kecil hartanya," jawab Ali.

Sa’labah naik pitam. "Apa? Aku harus memberi makan kepada mereka, yang Allah sendiri tidak sudi memberikan rezeki atas orang-orang itu? Tidak. Saya menolak membayar zakat," katanya.

Rasulullah berduka memikirkan Sa’labah dan merasa kasihan, kalau-kalau Sa’labah dilaknat lantaran pembangkangannya itu. Maka disuruhlah Ali menagih sampai tiga kali. Tapi Sa’labah masih juga menolak berzakat.

Rasulullah menggumam. "Hartanya (Tsa'labah) tidak menyelamatkan dirinya,"

Apa yang diucapkan Rasulullah pun benar. Mendadak wabah menyerang ternak Sa’labah. Hama mengeringkan tanaman kormanya. Sa’labah datang menghadap Nabi dan hendak membayar zakat.

Tapi Nabi menolak zakat yang akan dibayarkan Sa’labah. Lalu Sa’labah datang kepada Abubakar dengan niat serupa. Abu Bakar menyahut, "Maaf, aku tak menerima yang ditolak oleh Rasulullah."

Hancurlah kehidupan Sa’labah. Kekayaannya musnah dalam singkat, nasibnya telunta-lunta, hartanya tak dapat menyelamatkan dirinya karena dosanya tak bersedia berzakat.

Dengarkanlah wahai hati yang bening, betapa Rasulullah mengingatkan, "Kokohnya dunia ini karena empat perkara. Dengan ilmu para ulama, dengan kedermawanan orang-orang kaya, dengan doa-doa orang fakir miskin, dan dengan keadilan para penguasa."

Kisah Sa’labah mengajarkan kita untuk berzakat. Ada hak seorang muslim pada zakat yang dimiliki seseorang. Berzakatlah, insya Allah akan mendapat keberkahan dari Allah pada pekerjaan kita. Harta yang tak dizakatkan hanya memberi mudaharat bagi pemiliknya.

Kisah inspiratif!

UJI PUBLIK

1. Zakat menurut bahasa (lughat) memiliki beberapa makna antara lain: tumbuh, suci, berkembang, Sedangkan menurut istilah, fikih zakat adalah sejumlah harta yang diambil dari harta tertentu untuk diberikan kepada golongan tertentu.

2. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa menunaikan zakat hukumnya adalah wajib bagi yang telah memenuhi syarat.

3. Golongan mustahiq zakat adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnus sabil

4. Sedangkan yang tidak boleh menerima zakat adalah orang kaya, keturunan Nabi Nabi Muhammad Saw. dan keturunanya, orang kafir (non muslim), orang yang wajib dinafkahi oleh muzakki, dan budak.

5. Ada dua macam zakat: Pertama, zakat fitrah zakat fitrah adalah sejumlah harta berupa bahan makanan pokok yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim menjelang hari raya Idul Fitri dengan tujuan membersihkan jiwa dengan syarat dan rukun tertentu.

Kedua zakat mal yaitu zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh seseorang atau lembaga dengan beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku dalam hukum Islam.

6. Macam-macam harta yang wajib dizakati antara lain: emas dan perak, harta perdagangan (tijarah), hasil tanaman (buah-buahan dan biji-bijian), binatang ternak (unta, sapai, kerbau, kambing), barang tambang dan barang temuan (harta terpendam).

Aktifitas siswa: Kegiatan Praktik

Setelah mempelajari materi zakat, cobalah kalian praktikkan tata cara menghitung zakat. Sebelumnya, kalian tentukkan jenis zakat yang dipilih, lalu tentukan jumlah kekayaannya. Kalian juga bisa dengan mewancarai orang sekitar kalian untuk dihitung zakat yang wajib dia keluarkan.

UJI PUBLIK

ESSAY

1. Tidak semua umat Islam diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Hanya mereka yang memenuhi syarat yang diwajibkan. Tuliskan beberapa syarat tersebut!

2. Setelah mendapat hidayah, sejak tiga tahun lalu John Robert masuk Islam. Sebagai muallaf, di tahun pertama dia termasuk orang yang berhak menerima zakat. Sejak masuk Islam Robert senantiasa bersungguh-sungguh untuk mendalami Islam, bahkan tahun lalu ia juga telah menyempurnakan Islamnya dengan melaksanakan ibadah haji. Ini membuktikan bahwa agama Islam yang dipeluk semakin mantap.

Jika kamu menjadi panitia zakat, apakah kamu masih mendata Robert sebagai penerima zakat?

3. Seorang pengusaha, pak Hanafi di akhir tahun 2017 memiliki harta simpanan berupa emas seberat 120 gram, jika harga emas 550.000/gram pada akhir tahun 2018, berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkan ?

4. Seorang Petani mempunyai sebidang tanah yang ditanami padi dengan pengairan irigasi. Pada musim panen menghasilkan 2 ton gabah. Berapa zakat harus dikeluarkan oleh petani tersebut?

5. Pak Rahmat memiliki harta kekayaan setelah satu tahun sebagai berikut: 1.

Tabungan, deposito, obligasi Rp 100.000.000, 2. Uang tunai (di luar kebutuhan pokok) Rp 5.000.000, 3. Perhiasan emas (berbagai bentuk) 150 gram 4. Utang jatuh tempo Rp 5.000.000. Berapa zakat yang wajib dikeluarkan pak Rahmat?

Uji kompetensi!

UJI PUBLIK