• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN HIBAH Aktifitas Siswa: Aktifitas Siswa:

DENGAN SEDEKAH, HIBAH DAN HADIAH

SEDEKAH, HIBAH DAN HADIAH

B. KETENTUAN HIBAH Aktifitas Siswa: Aktifitas Siswa:

Setelah memahami ketentuan sedekah, diskusikan permasalahan berikut:

1. Apa pendapatmu tentang seseorang yang bersedekah dengan menggunakan uang yang tidak halal?

2. Bagaimana sedekah bisa berfungsi unutk meningkatkan ekonomi masyarakat?

3. Allah membuka berbagai cara bagi hamba untuk beramal dengan bersedekah.

Bagaimana cara bersedekah bagi orang tidak memiliki kemampuan ekonomi?

Gb. 5.5. Hibah tanah dan bangunan Sumber: rumahpantura.com

UJI PUBLIK

Seseorang boleh memberikan hibah kepada orang lain, meskipun tidak ada hubungan keluarga. Penerima hibah tidak berkewajiban memberikan balasan apapun kepada pemberi hibah.

Hibah dinyatakan sah apabila sudah ada ijab qabul (serah terima). Apabila keinginan hibah itu baru diucapkan dan belum ada serah terima barang yang dihibahkan, maka hal demikian belum bisa disebut hibah.

Hukum dan Dalil Hibah

Hukum asal hibah adalah mubah atau boleh. Sebagian ulama mengatakan hibah hukumnya Sunah.

Sabda Rasulullah Saw.:

)ناخيشلا هاور( ٍةا َش َة َسْرِف ْوَل َو َاهِتَرَاج ِل ًة ىاَج َّنَرِ قَحُت َلا

Artinya: “Janganlah seseorang menganggap remeh tetangganya meskipun (hanya dengan pemberian) berupa teracak kambing)”. (HR. Bukharai Muslim)

ُالله َى ِ ضَر ٍ ى ِدَع ِنْب ِدِل اخ ْن َع َ ْن ِم ٌفْوُرْعَم ِهْي ِخَأ ْنِم ُهَءاَج ْنَم : َلَاق َمَّل َسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص َّىِبَّنلا َّنَا ُهْنَع

. ِهْي َ

ل ِا ُالله ُه َقا َس ٌقْزِر َوُه اَمَّنِإَف ُهُّدُرَيَلاَو ُهْلَبْقَيْلَف ٍةَلَأ ْسَم َلاَو ٍفاَر ْسِا ِرْيَغ (

دمحأ هاور )

Artinya:“Khalid bin Adi r.a berkata :”Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda :”Barang siapa yang diberi oleh saudaranya kebaikan dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak dia minta hendaklah diterima (jangan ditolak). Sesungguhnya yang demikian itu pemberian yang diberikan Allah kepadanya”. (HR. Ahmad).

Hibah dimakruhkan apabila tujuannya adalah riya’ (agar dilihat orang) atau sum`ah (didengar orang lain) dan berbangga diri.

Nabi Muhammad Saw. pernah menerima hadiah dari al-Muqauqis, padahal dia bukanlah seorang muslim. Beliau juga pernah menerima hadiah dari Raja Najasyi yang muslim dan beliau mengelola hadiah tersebut dengan baik. Beliau juga pernah memberi hadiah kepada Raja Najasyi.

Syarat dan Rukun Hibah Rukun hibah ada empat, yaitu :

a. Orang yang memberi hibah (wahib)

Waahib harus memiliki beberapa syarat antara lain:

1) Berhak dan cakap dalam membelanjakan harta, yakni baligh dan berakal,

2

3

UJI PUBLIK

2) Dilakukan atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan dari pihak lain, 3) Dibenarkan melakukan tindakan hukum .

b. Orang yang menerima hibah (mauhub lahu)

Penerima hibah (mauhub lahu) disyaratkan sudah ada ketika akad hibah dilakukan. Jika ketika akad berlangsung tidak ada, atau hanya ada atas dasar perkiraan, seperti janin yang masih dalam kandungan ibunya, maka tidak sah dilakukan hibah kepadanya. Atau orang yang diberi hibah itu ada di waktu pemberian hibah, namun dia dalam keadaan terganggu akalnya, maka hibah tersebut diambil oleh walinya, pemeliharanya atau orang mendidiknya sekalipun dia tidak ada hubungan keluarga.

c. Barang yang dihibahkan (mauhub)

Syarat barang yang dihibahkan (mauhub) antara lain:

1) Milik pemberi hibah (waahib).

2) Barang sudah ada ketika akad hibah berlangsung.

3) Memiliki nilai atau harga

4) Berupa barang yang boleh dimiliki menurut agama.

5) Telah dipisahkan dari harta milik pemberi hibah (waahib)

6) Barang bisa dipindahkan status kepemilikannya dari tangan pemberi hibah (waahib) kepada penerima hibah (mauhuub lahu)

d. Akad atau ijab dan kabul.

Mengambil Kembali Hibah

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa mencabut hibah itu hukumnya haram, kecuali hibah dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya, sebagaimana dengan sabda Nabi Saw.:

َى ِطْعُي ْن َ

“Tidak halal seorang muslim memberikan suatu barang kemudian ia tarik kembali, kecuali seorang bapak kepada anaknya” (HR. Abu Dawud).

Sabda Nabi saw:

“Orang yang menarik kembali hibahnya sebagaimana anjing yang muntah lalu dimakannya kembali muntahnya itu” (Muttafak ‘Alaih).

Hibah dapat dicabut karena beberapa sebab, antara lain:

4

UJI PUBLIK

a. Hibahnya orang tua terhadap anaknya, karena orang tua melihat bahwa mencabut itu demi menjaga kemaslahatan anaknya. Contoh seorang ayah menghibahkan sebuah motor kepada anaknya. Namun ternyata motor tersebut tidak digunakan semestinya dan sering bolos sekolah. Maka orang tua boleh menarik kembali hibahnya.

b. Bila dirasakan ada unsur ketidakadilan diantara anak-anaknya.

c. Bila dengan adanya hibah itu ada hal yang dapat menimbulkan iri hati dan fitnah dari pihak lain.

Macam-Macam Hibah Hibah ada dua macam yaitu:

1. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang pemberiannya tanpa ada imbalan apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sawah, mobil, sepeda motor, baju dan lain-lain.

2. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta atau benda kepada pihak lain untuk dimanfaatkan, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah.

Dengan kata lain, dalam hibah manfaat itu penerima hibah hanya memiliki hak menggunakan saja.

a Aktifitas Siswa:

1. Bolehkah seorang muslim menghibahkan barang berharga kepada orang non muslim? Jelaskan alasannya!

2. Pak Arkan menghibahkan sebidang kebun kepada anak angkatnya. Namun anak kandungnya tidak menyetujui hal tersebut. Apakah pemberian hibah tersebut sah?

Bagaimana cara mencari solusinya?

Mari, kita lakukan!

5

UJI PUBLIK

1. Pengertian Hadiah

Tahukah kamu apa itu hadiah? Kamu juga pasti sering menerima hadiah atau memberikan hadiah kepada temannu bukan? Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk memuliakan atau memberikan penghargaan atas suatu prestasi yang diraih.

Salah satu kemuliaan ajaran agama Islam adalah anjuran untuk saling memberikan hadiah. Hal ini akan menumbuhkan rasa cinta sesama muslim serta dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan umat. Ketika kita diberi hadiah oleh seseorang hendaklah kita menerima hadiah tersebut dengan senang hati walaupun nilainya kecil. Selain itu, agama kita juga mengajarkan kepada kita agar berusaha membalas hadiah tersebut meskipun tidak langsung seketika.

Hukum dan Dalil Hadiah

Tahukah kamu apa hukum hadiah? Hukum hadiah adalah Sunah. Terdapat perintah untuk menerima hadiah apabila tidak ada padanya sesuatu yang syubhat atau haram. Nabi Muhammad Saw. bersabda:

َ أ َن ْيِمِل ْس ُلْ ْا ا ْو ُبِر ْض َت َلا َو َة َّيِد َه ْلا ا ْو ُّدُر َت َلا َو َيِعا َّدلا ا ْو ُب ْيِج

Artinya: “Penuhilah panggilan orang yang mengundangmu, janganlah engkau menolak hadiah dan jangan pula memukul orang Islam” (HR. Muslim)

Dalam hadis lain, Nabi bersabda:

ُالله ُه َ

ـق َا َس ٌق ْزِر َوـ ُه ا َم َّنِإ َف ْل َبـ ْق َي ْل َف ُه َل َأ ْس َي ْن َأ ِر ْي َغ ْنِم ِلاَ ْلْا ا َذه ْنِم ا ًئ ْي َش ُالله ُها َت َأ ْن َـم ِه ْي َلِإ

Artinya: “Barangsiapa yang diberikan oleh Allah harta tanpa memintanya maka hendaklah dia menerimanya karna hal itu adalah rizki yang diberikan oleh Allah kepadanya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Allah Swt berfirman:

َو ْم ُها َد ُه َكْي لَع َسْي َ ل َ َءاَغِتْبا َّلاِإ َنوُقِفنُت اَمَو ْمُك ِسُفنَ ِلَِف ٍرْيَخ ْنِم اوُقِفنُت اَمَو ُءا َشَي ْنَم يِدْهَي َ َّاللَّ َّنِكَل

َنو ُم ل َ ظُت َلا ْمُتْن ْ َ أ َو ْم ُكْي َ

ل ِإ َّفَوُي ٍرْيَخ ْنِم اوُقِفنُت اَمَو ِ َّاللَّ ِهْجَو

2 1