Gambar 6.12
Contoh sayatan melintang dan sayatan membujur pada potongan wortel.
a
b
sayatan melintang
sayatan membujur Sumber: Dokumentasi Penerbit
G C d p
Ayo Coba 6.2
TujuanMengamati sel pada batang Amaranthus sp. (bayam) mengguna– kan mikroskop
Alat dan bahan
Mikroskop cahaya, silet, gelas objek, cover glass, tusuk gigi, pipet, dan batang Amaranthus sp. (bayam)
Cara kerja
1. Siapkan batang Amaranthus sp. sepanjang lima sentimeter. 2. Buatlah sayatan batang tersebut setipis mungkin (Perhatikan
Gambar 6.12). Gunakanlah silet yang tajam. Mintalah bantuan gurumu jika mendapat kesulitan.
Hati-hati saat menggunakan silet. Jangan sampai melukai diri sendiri dan orang lain.
3. Kemudian, letakkan sayatan tersebut menggunakan tusuk gigi/pinset di atas gelas objek yang telah ditetesi sedikit air. 4. Tutup sayatan menggunakan cover glass.
5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah. Aturlah makrometer, mikrometer, dan cahaya agar diperoleh pengamatan yang terang dan jelas.
6. Amati objek mulai dari pembesaran lensa objektif 10¥
sampai maksimal 45¥.
7. Gambarkan hasil pengamatanmu di kertas.
Pertanyaan
1. Pada pembesaran berapakah sehingga kamu dapat melihat sel batang Amaranthus sp. dengan jelas?
C. Keselamatan Kerja
di Laboratorium
Kegiatan praktikum memang sangat menyenangkan. Kadangkala, karena terlalu asyik siswa menjadi kurang hati-hati. Padahal dalam praktikum kadang digunakan alat dan bahan yang harus diperlakukan dengan hati-hati, misalnya karena mudah pecah atau bahkan berbahaya. Kecelakaan pada saat praktikum dalam laboratorium dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan. Bahan-bahan kimia ada yang mudah terbakar, beracun, korosif (merusak), dan mudah meledak. Sekarang akan dibahas mengenai sifat bahan-bahan kimia tersebut satu persatu. Hal ini dilakukan agar kamu dapat lebih hati-hati dan menghindari bahaya yang dapat terjadi.
Gambar 6.13
Simbol-simbol bahan kimia yang berbahaya.
Gas beracun
Oksidator Peroksida organik Beracun Korosif
Zat cair mudah terbakar Zat padat mudah
terbakar
Gas mudah terbakar Berbahaya jika basah
1. Bahan Kimia yang Mudah
Terbakar
Dalam kegiatan praktikum mungkin digunakan spiritus, alkohol, dan eter. Tahukah kamu bagaimanakah sifat bahan-bahan tersebut? Bahan-bahan-bahan tersebut merupakan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar. Bahan kimia yang mudah terbakar memiliki ciri sebagai berikut.
a. Mudah menguap dan uapnya mudah terbakar. Oleh karena itu, jika kamu membiarkan wadah bahan-bahan tersebut terbuka, terdapat dua kerugian. Pertama, bahan tersebut akan habis menguap. Kedua, uap tersebut dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Uap bahan kimia tersebut tidak kelihatan dan mudah menyebar ke seluruh ruangan, tetapi sebagian besar berada di permukaan lantai karena lebih berat daripada berat udara biasa. Oleh karena itu, jika terjadi kebakaran, api akan timbul dari bawah.
Agar tidak terjadi kebakaran, bahan kimia yang mudah terbakar tidak boleh dipanaskan langsung. Untuk memanaskan bahan kimia yang mudah terbakar, harus digunakan penangas air. Dengan cara demikian larutan tersebut tetap panas namun tidak akan terbakar sebab yang mengalami kontak langsung dengan api adalah penangas airnya.
Jika kebakaran terlanjur terjadi, maka api yang ada harus segera dipadamkan. Nyala api yang kecil bisa dipadamkan dengan kain basah, tetapi jika api besar gunakan alat pemadam kebakaran. Laboratorium yang baik harus menyediakan alat pemadam kebakaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
2 . Ba h a n Kim ia ya n g Be r a cu n
Formalin merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk mengawetkan suatu spesimen. Formalin merupakan salah satu contoh bahan beracun. Selain formalin, masih ada beberapa bahan kimia beracun lainnnya yang sering digunakan di laboratorium, misalnya klorin dan arsen. Efek racun dari bahan kimia akan dapat dirasakan jika bahan kimia ini masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang melebihi batas normal. Bagaimana bahan kimia beracun dapat masuk ke dalam tubuh? Ada tiga kemungkinan masuknya bahan kimia beracun ke dalam tubuh, yaitu sebagai berikut.
a. Melalui mulut. Hal ini dapat terjadi jika kita makan atau minum saat praktikum atau bisa juga jika setelah praktikum kita makan atau minum, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
b. Melalui kulit. Dapat terjadi jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit.
c. Melalui pernapasan. Bahan kimia ini jika terisap saat bernapas akan merusak organ pernapasan (paru-paru) sehingga sistem pernapasan akan terganggu. Jika terbawa oleh darah maka organ-organ lain pun akan rusak karena darah akan tersebar ke seluruh tubuh.
Gambar 6.14
Penangas air
Gambar 6.15
Alat pemadam digunakan untuk memadamkan api yang besar apabila terjadi kebakaran di laboratorium.
Guna menghindari agar tidak terkena bahan kimia beracun, gunakanlah sarung tangan untuk menghindari kontak bahan kimia dengan kulit. Jangan makan dan minum saat praktikum berlangsung serta cuci tangan hingga bersih jika praktikum telah selesai. Jika perlu, gunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mencegah terisapnya bahan kimia saat bernapas. Jika terjadi kontak langsung bahan kimia dengan kulit, segera cuci tangan dengan air dan sabun.
3. Bahan Kimia yang Korosif
Pernahkah kamu mendengar seseorang yang terkena air keras sehingga wajah dan tubuhnya rusak? Bahan yang disebut oleh masyarakat awam sebagai air keras sesungguhnya adalah asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang bersifat korosif dan banyak digunakan di laboratorium. Selain asam sulfat, sesungguhnya masih banyak lagi bahan yang bersifat korosif yang banyak digunakan di laboratorium, misalnya asam klorida (HCl) dan asam peroksida (H2O2).
Bahan kimia korosif sesungguhnya tidak mudah terbakar, namun jika mengalami kontak dengan bahan lain dapat menimbulkan reaksi yang menghasilkan panas. Oleh karena itu, jika bahan korosif terkena bahan kimia yang mudah terbakar maka akan mudah timbul panas atau nyala api.
Jika ada bagian tubuh yang terkena bahan kimia korosif, efeknya akan cepat terasa dan terlihat. Kulit yang terkena bahan kimia ini akan mengalami kerusakan, memerah, perih, gatal, atau mengalami peradangan.
Guna menghindari bahan kimia korosif, diperlukan kehati-hatian dalam menuangkan bahan-bahan tersebut. Saat praktikum, gunakan sarung tangan dan kacamata pelindung serta jas laboratorium. Namun, jika terjadi kontak dengan tubuh kita, maka segera cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Kemudian, segera bawa ke dokter untuk diberi tindakan selanjutnya.
Gambar 6.16
Contoh bahan kimia yang bersifat korosif. Sumber:www.medisave.co.uk Asam Klorida (HCL) Asam Sulfat H2SO4
4. Bahan Kimia yang Mudah
Meledak
Sesungguhnya jenis bahan kimia yang dapat meledak dengan sendirinya sangatlah sedikit. Namun, ada banyak bahan kimia yang jika diperlakukan kurang tepat, misalnya disimpan pada tempat yang tidak cocok atau tercampur dengan bahan lain, dapat sangat mudah meledak. Ledakan akibat bahan kimia jenis ini terjadi oleh beberapa sebab, diantaranya lain sebagai berikut.
a. Jika bahan kimia ini disimpan di tempat yang terlalu panas atau terlalu lembap.
b. Adanya pencampuran dengan bahan kimia lain yang mengakibatkan reaksi yang menghasilkan panas dan memicu ledakan.
c. Prosedur yang salah saat praktikum, misalnya salah men campur bahan atau salah memperlakukan bahan yang mudah meledak.
Praktikum dengan bahan ini, harus dilaksanakan di tempat terbuka. Gunakan masker untuk melindungi muka. Orang yang melakukan praktikum harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahan-bahan kimia agar tidak terjadi kesalahan prosedur saat praktikum.
Gambar 6.17
Untuk keselamatan di laboratorium, gunakanlah (a) kacamata pelindung dan (b) jas.
Sumber:Jendela Iptek: Kimia, 1997, Chemistry, 2000 a
b
Gambar 6.18
(a) Natrium dan (b) kalium bereaksi dengan air sehingga dapat menimbulkan api.
a
Sumber: Chemistry for You, 2001, www.medisave.co.uk
• Alam semesta tempat kita hidup memiliki banyak objek yang sangat menarik untuk diamati. Kita dapat mengamati alam dan gejalanya baik secara langsung dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat, seperti mikroskop.
• Objek yang dapat kita amati terdiri atas objek biotik dan abiotik. Biotik terdiri dari berbagai macam makhluk hidup beserta tingkah lakunya, sedangkan abiotik meru-pakan benda tidak hidup yang men dukung kehidupan biotiknya.
• Kegiatan di laboratorium memerlukan kehati-hatian, baik dalam sikap maupun ketepatan prosedur saat melakukan praktikum. Banyak kecelakaan yang terjadi saat praktikum atau bahkan saat laboratorium tidak sedang di-gu nakan.
• Pemahaman tentang bahan-bahan kimia berikut langkah-langkah praktikum harus dikuasai sebelum praktikum berlangsung agar praktikum berjalan lancar.
Rangkuman
Rangkuman
Reà eksi
Reà eksi
Selamat, kamu telah selesai mempelajari Bab Pengamatan Gejala Alam. Selain me narik untuk dipelajari, alam sekitar kita menyimpan begitu banyak rahasia yang belum terungkap. Sangat menarik bukan? Selain itu, dengan mempelajari bab ini, kamu bisa mendapatkan begitu banyak manfaat. Misalnya, kamu dapat lebih mahir menggunakan mikroskop untuk
peng amatan. Dapatkah kamu menyebutkan manfaat yang lainnya?
Setelah mempelajari bab ini, bagian manakah yang paling kamu sukai? Bagian mana pula yang belum kamu pahami? Diskusikanlah dengan gurumu, agar kamu lebih menguasai materi dalam bab ini.
1. Tuliskan beberapa bahan kimia yang ber-sifat korosif ?
2. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk keselamatan kerja di laboratorium?