• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2009:5). Menurut Dr. Nana Sudjana hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan .

2. Jenis-jenis Hasil Belajar

Jenis-jenis hasil belajar menurut Bloom dalam Mustaqim (2008) membedakan menjadi 3 ranah (domain), yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Khusus pada ranah kognitif, Anderson dan Krathwohl dalam Gunawan dkk (2013) merevisi taksonomi Bloom yang sudah lama digunakan menjadi mengingat (remember). Memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create).

a. Ranah Kognitif

1) Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting daam proses pembelajaran yang bermakna (maningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).

2) Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan

komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

3) Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementsikan (implementing).

4) Menganalisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Mengalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

5) Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri

Soleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis.

6) Menciptakan (Create)

Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan mempresentasikan permasalahan dan penemuan aternatif hipotesis yang diperlukan. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. b. Ranah afektif

1) Menyimak

Proses menyimak meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima, dan memperhatikan secara seektif/terkontrol.

2) Merespon

Hal ini meliputi manut (memperoleh sikap responsif, bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon. 3) Menghargai

Hal ini mencangkup menerima nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai.

4) Mengorganisasi nilai

Meliputi mengkonseptualisasi nilai dan organisasi sistem niai. 5) Mewatak

Yaitu memberlakukan secara umum seperangkat niai, menjujung tinggi dan memperjuangkan niai.

Ranah afektif menurut Sudjana (2011), ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

1) Receiving (penerimaan), yakni semacam kepekan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaraan, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding (jawaban), yakni reksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup

ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan, dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organization (pengorganisasian), yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam orginisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamannya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Fokus hasil belajar ranah afektif pada penelitian ini adalah pada tingkatan kategori receiving (penerimaan), responding (jawaban), valuing (penilaian) dan orgnization (pengorganisasian).

c. Ranah psikomotor 1) Mengindra

Hal ini bisa berbentuk mendengarkan, melihat, meraba, mencecap dan membau.

2) Bertindak secara terpimpin

Meliputi gerakan menirukan, dan mencoba melakukan tindakan. 3) Bertindak secara kompleks

Ini adaah taraf mahir, dan gerak/keterampilan sudah disertai berbagai improvisasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Nasution dalam Djamarah (2011:176), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkungan siswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Selama hidup siswa tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkuangan sosial budaya. Lingkungan alami merupakan lingkungan yang masih asri dengan berbagai tanaman dan pepohonan yang masih asri. Lingkungan alami sangat diperlukan karena agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Selain itu, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling menggantungkan satu sama lain sehingga terciptanya interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi baik di lingkungan sekolah maupun di luar karena bagaimanapun siswa harus mematuhi norma-norma, nilai-nilai yang ada di lingkungan sosial. Kedua hal tersebut baik lingkungan

alami dan lingkungan sosial selalu ada untuk mendapatkan suatu kenyamanan

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dalam rangka untuk memperlancar diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Faktor di dalamnya antara lain: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru.

Kurikulum sangat mempengaruhi hasil belajar karena kurikulum dipakai guru untuk merancanakn program pengajaran. Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan substansial dalam pendidikan karena kurikulum sangat mempengaruh hasil belajar siswa.

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program tersebut dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program yang dirancang oleh sekolah tersebut.

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan seperti gedung sekolah yang nyaman tidak bolong, tidak rapuh, dan lain-lain. Selain itu, fasilitas juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki sekolah seperti buku pegangan guru dan buku penunjang. Sarana dan fasilitas sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar agar

mendapatkan hasil belajar yang baik karena siswa akan merasa nyaman.

Guru merupakan unsur manusia dalam pendidikan. Dalam proses belajar mengajar harus ada guru dan siswa agar proses belajar dapat berjalan. Guru sangat dibutuhkan untuk mentransfer ilmu kepada siswa. Transfer ilmu akan berlangsung dengan baik dan lancar ketika guru dapat mengajar dengan baik sehingga hasil belajar siswa juga baik.

c. Faktor Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang-orang yang dalam keadaan lelah.

d. Faktor Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain yakni faktor luar dan dalam. Kedua faktor tersebut harus seimbang, sehingga minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif merupakan faktor psikologis yang utama.

Minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat yang besar merupakan suatu modal yang besar untuk siswa mendapatkan sesuatu hasil belajar yang baik. Minat tidak dapat dipaksakan karena jika siswa sudah tidak minat jika dipaksakan hasilnyapun tidak akan memuaskan.

Kecerdasan merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, namun kecerdasan mempunyai peranan penting dalam menentukan hasil belajar siswa.

Setiap orang memiliki bakatnya masing-masing, namun bakat itu masih perlu dikembangkan dan dilatih. Ada faktor yang mempengaruhi bakat dapat berkembang yaitu diri sendiri dan lingkungannya. Lingkungan yang ramah dan kreatif dapat mengembangkan bakatnya, namun karena tidak adanya hasrat untuk melatih dan mengembangkan bakatnya maka bakatnya tidak akan berkembang sebaliknya jika dia mempunyai hasrat untuk berlatih maka bakatnya akan berkembang.

Motivasi atau dorongan sangat diperlukan untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi hasil belajar. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga dia akan termotivasi dan mendapatkan hasil yang baik.

Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari tujuan pendidikan. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Kemampuan kognitif haruslah dikembangkan melalui belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang baik.

4. Cara Mengukur Hasil Belajar

Menurut Makmun (2007: 167) ada beberapa indikator dan cara pengukuran hasil belajar dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Cara Pengukuran Hasil Belajar Jenis Hasil

Belajar

Indikator-Indikator Cara Pengukuran A. Kognitif Hafalan/ Ingatan Dapat menyebutkan/ menunjukkan lagi Pertanyaan/tugas/ Tes Pengertian/ Pemahaman Dapat menjelaskan/

mendefinisikan dengan kata-kata sendiri Pertanyaan/ persoalan/ tes/tugas Aplikasi/ Pengunaan Dapat memberikan contoh/menggunakan dengan tepat/memecahkan masalah Tugas/persoalan/tes

Analisis Dapat menguraikan/ Mengklasifikasi

Tugas/persoalan/tes Evaluasi Dapat menginterpretasikan/

memberikan kritik/memberikan pertimbangan/penilaian

Tugas/persoalan/tes

Menciptakan Dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dibuat oleh siswa

Tugas/persoalan/tes B. Afektif Penerimaan Bersikap menerima/menyetujui atau sebaliknya Pertanyaan/tes/ skala sikap Sambutan Bersedia terlibat/partisipasi/memanfaat kan atau sebaliknya

Jenis Hasil Belajar

Indikator-Indikator Cara Pengukuran

Penghargaan/ Apresiasi Memandang penting/bernilai/berfaedah/in dah/harmonis/kagum atau Sebaliknya Skala penilaian/tu-gas ekspresif/proyektor Internalisasi/ Pendalaman Mengakui/mempercayai/mey akinkan atau sebaliknya

Skala sikap/tugas ekspresif/proyekto Karakterisasi/ Penghayatan Melembagakan/membiasa-kan/menjelmakan dalam pribadi dan prilakunya sehari-hari Observasi/tugas ekspresif/proyektif C. Psikomotorik Ketram-pilan bergerak/ Bertin-dak

Koordinasi mata, tangan dan kaki Tugas/observasi/tes tindakan Ketram-pilan ekspresi verbal dan non verbal

Gerak, mimik, ucapan Tugas/obser-vasi tes/tindakan

I. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kajian penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain terhadap penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika , yakni penelitian yang dilakukan oleh Virlina dan Sumardi (2013) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Pecahan dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Gatak Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebelum tindakan 18,75% dan setelah tindakan sebesar 81,3%.

Dokumen terkait