• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dirancang untuk dilakukan dalam 2 siklus menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan berulang meliputi tahap-tahap: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pemantauan (Observasing), Refleksi (Reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan, berikut rancangan persiklus:

Tabel 3.1. Rancangan Tindakan Persiklus Kondisi Awal Siklus I Siklus II Materi Luas permukaan kubus dan balok Volume kubus dan balok

Indikator yang akan dikembangkan - Motivasi belajar siswa - Hasil belajar siswa - Motivasi belajar siswa - Hasil belajar siswa

Treatment Alat peraga

berupa

jaring-Alat peraga berupa kubus

Kondisi Awal Siklus I Siklus II jaring kubus dan balok satuan

Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Taniredja,2011)

Next Refleksi

Perencanaan

pelaksanaan & Observasi

Refleksi

Siklus II Perencanaa

n

pelaksanaan & Observasi Siklus I

Penelitian ini didesain dengan melakukan proses pembelajaran yang dibagi menjadi 2 siklus penelitian. Penjabaran rangkaian kegiatan dilakukan selama proses penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebanyak 2 x 40 menit, terdiri dari beberapa tahapan, adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Rencana tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan LKS yang digunakan pada saat melakukan penelitian.

2) Mempersiapkan materi pembelajaran yang diajarkan yaitu Luas Permukaaan Kubus dan Balok dengan indikator menentukan Rumus Luas Permukaan Kubus dan Balok serta menghitung Luasnya.

3) Membuat instrumen pengumpulan data, yaitu:

a) Membuat soal evaluasi (tes awal/pre test dan tes akhir/post test) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

b) Membuat lembar observasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa secara afektif di dalam kelompok menggunakan alat peraga.

c) Membuat kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa.

b. Pelaksanaan (Acting) dan Pemantauan (Observing) a) Tahap pelaksanaan (Acting) :

1) Siswa mengerjakan soal pre test sebagai data mengenai kemampuan awal siswa

2) Menjaring motivasi belajar siswa sebelum tindakan siklus I menggunakan lembar kuisioner.

3) Guru menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan alat peraga.

4) Guru memberikan pengenalan materi terlebih dahulu mengenai materi yang akan dipelajari dengan bertanya kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran.

5) Guru mengajak siswa masuk kedalam kelompok yang telah ditentukan. Kelompok ini berdasarkan karakteristik kemampuan siswa yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 5 siswa sampai 6 orang.

6) Guru memberikan tugas pada siswa. Tugas tersebut dalam bentuk Lembar Diskusi Siswa (LDS) berupa langkah-langkah dalam menemukan suatu hal. Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti menerapkan dengan menggunakan alat peraga.

7) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

8) Selanjunya guru memanggil beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

9) Siswa yang lain boleh menyanggah ataupun memberi saran. 10) Guru mengklarifikasi hasil diskusi kelompok siswa. 11) Siswa mengerjakan post test diakhir di setiap siklus. b) Tahap pemantauan (Observing)

Pada tahap observasi ini dilaksanakan oleh peneliti. Peneliti terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai guru pengamat dan observer. Selain itu, dalam tahap ini observer melakukan kegiatan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa didapatkan melalui lembar observasi yang dilakukan oleh observer pada siklus I.

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Matematika yang dilaksanakan peneliti dan siswa. Peneliti dan observer mengamati, mengenali dan mendokumentasikan proses, hasil pengaruh dan kemungkinan permasalahan baru yang muncul selama tindakan kelas dilakukan.

Data hasil tes kognitif dan lembar observasi aktivitas siswa akan dijadikan bahan analisis atau dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusun rencana tindakan berikutnya c. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, hasil yang telah diperoleh selama pembelajaran baik berupa hasil tes, kuisioner awal maupun pengamatan yang dilakukan oleh observer dianalisis dan didiskusikan dengan guru pengampu mata pelajaran matematika kemudian diidentifikasi kelemahan serta kelebihan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan apa saja yang belum tercapai pada siklus I. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dengan memperbaharui pembelajaran dengan dilaksanakannya siklus II.

2. Siklus II

Pada tahapan siklus II secara umum sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I.

a. Perencanaan (Planning)

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan hasil dan refleksi pada siklus I.

2) Peneliti dan guru menggali data hasil refleksi siklus I mengenai karakteristik siswa untuk memetakan kembali kelompok baru murid. 3) Kelompok baru beranggotakan 5 atau 6 siswa. Kelompok ini

4) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

b. Pelaksanaan (Acting) dan Pemantauan (Observing) a) Tahap pelaksanaan (Acting)

1) Guru menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan alat peraga.

2) Guru memberikan pengenalan materi terlebih dahulu mengenai materi yang akan dipelajari dengan bertanya kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran.

3) Guru mengajak siswa masuk kedalam kelompok yang telah ditentukan. Kelompok ini berdasarkan karakteristik kemampuan siswa yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 5 siswa sampai 6 orang.

4) Guru memberikan tugas pada siswa. Tugas tersebut dalam bentuk Lembar Diskusi Siswa (LDS) berupa langkah-langkah dalam menemukan suatu hal. Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti menerapkan dengan menggunakan alat peraga.

5) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

6) Selanjunya guru memanggil beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

8) Guru mengklarifikasi hasil diskusi kelompok siswa. 9) Siswa mengerjakan post test diakhir di setiap siklus. b) Pemantauan (Observing)

Secara oprasional tahap ini masih sama seperti pada siklus I. Pada tahap ini peneliti/observer mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan hanya pada ranah afektif menggunakan lembar observasi. Pengamatan juga menggunakan kamera foto. Sedangkan pengisian kueisoner motivasi dilakukan sesudah tindakan pembelajaran akhir siklus II dan tes hasil belajar secara teknis sama seperti siklus I.

c) Refleksi (Reflecting)

Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses belajar mengajar, kuisioner, hasil tes dan hasil dari lembar observasi dibahas setelah itu ditarik kesimpulan apakah tindakan berhasil atau tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan hasil belajar kelas VIII A SMP N 3 Tulang bawang Udik meningkat.

Kriteria keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat diperlukan dalam pelaksanaan. Kriteria ini digunakan untuk melihat ketercapaian keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas. Kriteria keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Keberhasilan PTK

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Motivasi Rendah Cukup Tinggi Hasil Belajar Rata-rata kelas

58,00

Rata-rata

kelas Rata-rata kelas

Dokumen terkait