• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan yang dirasakan oleh semua perusahaan semakin berat. Hal ini sering dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan tersebut akan menjadi tantangan bagi perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan (Jusuf, 2013:23). Tujuan utama pendirian perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dengan pengeluaran biaya yang wajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pengelolaan yang efektif terhadap seluruh aspek kegiatan perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan dapat berjalan baik dan lancar sesuai dengan rencana perusahaan. (Supradi, 2015:2).

Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dapat dilihat dari pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan menghadapi banyak masalah baik masalah dari luar contohnya masalah dengan pesaing maupun dari dalam perusahaan seperti keorganisasian ataupun kepemimpinan yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu manajemen sebagai pengelola perusahaan harus mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, diantaranya yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan apa yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkan hasil yang direncanakan sebelumnya (Nafarin, 2017:4).

Setiap perusahaan pada umumnya menyusun anggaran sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan. Sebelum menyusun anggaran perusahaan harus menyusun rencana strategis. Rencana strategis itu

disusun berdasarkan hasil analisis kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dan hasil analisis dari ancaman dan kesempatan eksternal perusahaan. Dalam pembuatan anggaran suatu perusahaan, anggaran induk merupakan produk akhir dari kegiatan pembentukan dan penggabungan anggaran-anggaran bagiannya. Bagian dari anggaran induk terdiri dari dua komponen, yang pertama adalah anggaran operasional, dan yang kedua adalah anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari beberapa bagian, salah satunya adalah anggaran penjualan.

Anggaran penjualan merupakan rencana yang disusun secara sistematis tentang jumlah barang yang dijual, harga jual yang ditetapkan dan daerah pemasaran tertentu pada masa mendatang (Husnayety, 2013:6).

Anggaran dapat berfungsi sebagai alat bantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan perusahaan khususnya kegiatan penjualan melalui penerapan anggaran penjualan. Kegiatan penjualan harus direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya, karena dari penjualan tersebut diharapkan dapat memperoleh laba yang maksimal sehingga kelanjutan perusahaan dapat terjamin. Dalam konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen akan membeli produk jika perusahaan melakukan promosi dan penjualan yang menonjol, sehingga dalam melaksanakan penjualan setiap produk, perlu dilakukan upaya keras, cerdas dengan tepat mengedepankan atas ridho Allah sehingga akan dimudahkan dalam setiap upaya (Rivai, 2012:28-29).

Kegiatan penjualan harus direncanakan akan dikendalikan dengan sebaik-baiknya, karena dari penjualan tersebut diharapkan dapat memperoleh laba yang maksimal sehingga kelanjutan perusahaan dapat terjamin . Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 18:



18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk

hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat diatas menjelaskan tentang hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), konsep ini menjelaskan bahwa perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi pada masa lampau, saat ini, serta prediksi masa mendatang. Oleh karena itu, untuk melakukan segala perencanaan masa depan, diperlukan kajian-kajian masa kini, maka allah pun menunjukkan kepada kita agar senantiasa menyiapkan perencanaan dan pengendalian (anggaran) untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien (Al-Lubab, 2012:305).

Sistem penjualan dalam islam telah diatur secara teperinci dan sedemikian rupa. Islam tidak menganut apa yang diajarkan dalam perinsip ekonomi barat, (modal sedikit dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi). Meskipun tujuan perdagangan dalam islam adalah untuk memperoleh keuntungan, tetapi pada prinsipnya aturan perdagangan dalam islam telah memberi batas-batas tertentu dengan memperhatikan kemaslahatan pada masyarakat (Hulwati, 2010:30).

Pemanfaatan anggaran penjualan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mempunyai perencanaan penjualan yang baik dan terarah. Hal tersebut dikarenakan dalam anggaran penjualan, terkandung tujuan yang bersama yang telah disepakati oleh tiap bagian yang terkait dalam penyusunan anggaran penjualan, sehingga perusahaan memiliki pedoman kerja. Anggaran penjualan dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran yang lain yang ada dalam perusahaan yang mencakup bagian-bagian yang terkait satu sama lain, sehingga dalam pelaksanaan terkoordinir dengan baik (Sutikno, 2011:7).

Efektivitas penjualan perusahaan juga di pengaruhi oleh sistem pemasaran dari perusahaan tersebut apakah telah tersusun dengan rapi atau belum, dan pada akhir-akhir ini banyak kita lihat bahwa sulit untuk menentukan banyaknya produk yang terjual di pasaran, serta realisasi dari

anggaran penjualan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Realisasi anggaran penjualan yang baik akan menunjang aktivitas-aktivitas perusahaan seperti dalam melakukan promosi produk dan lainnya. Anggaran penjualan ini di susun agar manajemen dapat melaksanakan tujuan yang telah di tetapkan perusahaan dapat di capai sebaik mungkin.

Melalui anggaran penjualan, manajemen perusahaan dapat mengawasi kegiatan penjualan, apakah sudah tepat atau tidak. Dengan kata lain hal ini bisa menjadi bahan penilaian mengenai realisasi anggaran penjualan yang sudah ditentukan sebelumnya. Jika realisasi penjualan tidak mencapai target penjualan maka ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kerugian. Anggaran penjualan yang digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan, sangat mendukung pelaksanaan efektivitas penjualan oleh manajemen perusahaan serta meningkatkan efektivitas penjualan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan (Ananda, 2015:5).

Perusahaan Kue Bapilin Mekaci, merupakan salah satu perusahaan industri rumah tangga (home industry) yang bergerak dibidang pembuatan kue. Industri ini beralokasi di Guguak Cino Jorong Padang Datar Nagari Tanjung Barulak Kec. Tanjung Emas Kab. Tanah Datar. Perkembangan Kue Bapilin ini sudah berkembang luas yaitu daerah Batusangkar dan Payakumbuh. Semua pemasaran tersebut dilakukan melalui agen disetiap wilayah atau daerah, dengan luasnya pemasaran kue bapilin tersebut perusahaan ini memiliki potensi yang besar untuk mendapatkan laba yang maksimal.

Anggaran penjualan pada Usaha Kue Bapilin Mekaci telah ditetapkan perbulannya sebesar 27.000 bungkus. Berikut laporan anggaran penjualan dan realisasi penjualan Usaha Kue Bapilin Mekaci bulan Januari– Desember tahun 2018.

Tabel 1. 1

Usaha Kue Bapilin Mekaci Laporan Anggaran Penjualan dan Realisasi PenjualanTahun 2018 Bulan Anggaran Penjualan

(Bungkus)

Realisas Penjualan (Bungkus)

Selisih (Bungkus)

Januari 27.000 29.000 2.000

Februari 27.000 30.000 3.000

Maret 27.000 27.000 0

April 27.000 26.800 -200

Mei 27.000 26.500 -500

Juni 27.000 32.000 5.000

Juli 27.000 26.500 -500

Agustus 27.000 26.000 -1.000

September 27.000 27.000 0

Oktober 27.000 28.000 1.000

November 27.000 28.500 1.500

Desember 27.000 29.000 2.000

Total 324.000 336.300 13.800

Sumber : Data Olahan Perusahaan

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dengan penetapan anggaran penjualan sebesar 27.000 bungkus, penjualan Kue Bapilin mengalami penurunan pada bulan April sebesar 200 bungkus, Mei sebesar 500 bungkus, Juli sebesar 500 bungkus dan Agustus sebesar 1.000 bungkus. Sementara pada bulan-bulan lainnya mencapai target dan bahkan melebihi target penjualan. Hal ini sangat mempengaruhi pada perolehan laba pada Usaha Kue Bapilin Mekaci.

Tabel 1. 2

336.300 Rp 48.000 Rp 16.142.400.000 Hasil Penjualan = Unit Terjual x Harga Penjualan

Sumber : Data Olahan Perusahaan

Berdasarkan tabel 1.2 diatas terlihat bahwa hasil penjualan Kue Bapilin tidak tetap setiap bulannya, penjualan Kue Bapilin mengalami penurunan pada bulan April sebesar 200 bungkus, Mei sebesar 500 bungkus, Juli sebesar 500 bungkus dan Agustus sebesar 1.000 bungkus. Sementara pada bulan-bulan lainnya mencapai target dan bahkan melebihi target penjualan.

Hal tersebut dikarenakan perusahaan belum memiliki anggaran penjualan yang baik.

Usaha Kue Bapilin Mekaci masih membuat anggaran penjualan dengan cara pencatatan yang sangat sederhana yaitu dengan cara menganggarkan penjualan berdasarkan hasil produksi per harinya. Oleh karena itu, masih

ada penjualan yang sudah dianggarkan tapi belum mencapai target penjualan. Hal ini sangat mempengaruhi pada perolehan laba perusahaan.

Berdasarkan uraian permasalahan dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Anggaran Penjualan Terhadap Perolehan Laba Pada Usaha Kue Bapilin Mekaci”

Dokumen terkait