• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELANJA DALAM APBD

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 61-66)

1. Rincian Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja

Tabel 3.3

Agregat Belanja per Jenis Belanja APBD Kaltara Tahun 2016-2018 (juta Rp)

URAIAN 2016 2017 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja 9.458.421 7.931.921 9.357.237 7.292.301 8.646.984 7.336.689 Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Total Belanja dan Transfer APBD provinsi, kabupaten dan kota di Kaltara pada tahun 2018 adalah sebesar Rp. 7,482 triliun dengan rincian Rp. 7,336 triliun untuk belanja dan Rp. 0,145 triliun untuk transfer. Jumlah belanja ini meningkat bila dibanding tahun 2017. Porsi terbesar belanja APBD di tahun 2018 tercatat pada Belanja Operasi sebesar Rp. 5,694 triliun atau 77,61 persen dari total belanja, sedangkan belanja modal hanya tercatat sebesar Rp. 1,640 atau 22,37 persen dari total belanja.

Bila dibandingkan per jenis belanja,maka terlihat bahwa pada APBD 2018 di Kaltara

terjadi kenaikan di belanja pegawai dan belanja barang, sebaliknya terjadinya penurunan di belanja modal dibanding tahun 2017. Penurunan belanja modal ini diduga karena alokasi DAK Fisik pada tahun 2018 menurun dibandingkan tahun 2017 berimbas pada realisasi belanja modal yang sebagian besar alokasi di wilayah Kaltara bersumber dari DAK Fisik. Sedangkan kenaikan belanja pegawai dan belanja barang lebih disebabkan karena adanya penerimaan atau rekrutmen PNS pada pemda di lingkup Provinsi Kaltara pada tahun 2018.

a. Rasio Belanja Modal tehadap Total Belanja

Secara agregat, rasio belanja modal terhadap total belanja tahun 2018 di Kaltara sebesar 22,2%, turun dari 27,1% pada 2017. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan memiliki rasio belanja modal terhadap total belanja di bawah rasio agregat. Sedangkan yang memiliki rasio di atas rasio agregat adalah Provinsi Kaltara, Kota Tarakan, dan Kabupaten Tana Tidung. Rasio belanja modal terhadap total belanja yang tertinggi tercatat di Kota Tarakan yang mencapai 29,6 persen. Sedangkan rasio yang terendah tercatat pada Kabupaten Malinau yang hanya 12,9 persen.

Grafik 3.4

Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018 (Triliun Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Sebagai catatan, besaran belanja modal APBD yang terealisasi di tahun 2018 sebenarnya tidak sepenuhnya untuk membiayai pembangunan di tahun 2018. Hal tersebut dikarenakan di beberapa pemda APBD 2018-nya juga digunakan untuk membayar hutang biaya pembangunan di tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, belanja modal di tiap tahunnya belum bisa 100 persen dikorelasikan dengan perkembangan pembangunan di tahun bersangkutan. Selain itu, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kaltara masih

2,2

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

Rp Triliun

Total Belanja Belanja Modal

Rasio Bel. Modal/Total Belanja Rasio Agregat

Annual Fiscal Regional Report

Kalimantan Utara

62 terkonsentrasi pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam upaya peningkatan perekonomian rakyat di regional Kaltara dan mengentaskan kemiskinan di regional Kaltara.

Sehingga untuk pembangunan dari sisi fisik masih hanya bergantung pada kucuran dana dari pemerintah pusat melalui DAK Fisik.

b. Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Grafik 3.5

Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Secara agregat, rasio belanja pegawai terhadap total belanja tahun 2018 di Kaltara tercatat sebesar 38,70 persen. Rasio belanja pegawai terhadap total belanja di tahun 2018 yang tergolong sangat tinggi tercatat di Kota Tarakan (46,75%). Angka tersebut mencerminkan bahwa hampir dari setengah belanja APBD hanya dipergunakan untuk membiayai penghasilan pegawai kota tersebut. Rasio tertinggi kedua untuk tahun 2018 tercatat pada Kabupaten Malinau, dana APBD yang digelontorkan kabupaten tersebut untuk membiayai para pegawainya pada tahun 2017 mencapai 42,17 persen dari total belanjanya. Sedangkan rasio yang terendah adalah Provinsi Kaltara di mana belanja pegawai hanya 29,55 persen dari total belanja. Hal tersebut dimungkinkan karena Provinsi Kaltara sebagai Daerah Otonom Baru (DOB) yang jumlah pegawainya masih relatif sedikit, bahkan terdapat kemungkinan pegawai yang bertugas di pemprov Kaltara masih berstatus PNS Pemprov Kaltim atau pemkab/pemkot asal, sehingga gajinya masih dibayar di pemda sebelumnya.

Proporsi PNS tentunya perlu untuk tetap dikelola agar penambahan pegawai di DOB tidak membengkak sehingga banyak menyita porsi belanja APBD

647 396 467 562 416 236

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Bel. Pegawai Rasio Bel. Pegawai/Total Belanja Rasio Agregat

c. Rasio Bantuan Keuangan terhadap Total Belanja Grafik 3.6

Rasio Bantuan Keuangan terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018 (Miliar Rp)

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Rasio bantuan keuangan terhadap total belanja APBD paling tinggi tercatat di Kabupaten Malinau yang mencapai 20,27 persen dari total belanja, atau senilai Rp270,29 miliar. Berada di urutan kedua dan ketiga adalah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, masing-masing dengan rasio 18,9 dan 11,4 persen. Jumlah bantuan keuangan yang besar pada Kabupaten Malinau sebagian besar merupakan Bantuan Keuangan Ke Desa yang merupakan kebijakan pemda guna menciptakan suatu stimulus dalam rangka menggerakan perekonomian di desa, selain alokasi Bantuan Keuangan Ke Desa alokasi bantuan keuangan Kabupaten Malinau juga dialokasikan untuk Bantuan Keuangan kepada Partai Politik (Parpol) hal ini karena sudah mendekati tahun politik dimana pada tahun 2018 dimulai prosesi pesta demokrasi di tahun 2019. Layaknya Kabupaten Malinau untuk Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, tingginya rasio bantuan keuangan juga karena disalurkan ke desa-desa untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

71 1 136 270 222 81

3%

0%

11%

20% 19%

13%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0 50 100 150 200 250 300

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

miliar Rp

Bantuan Keuangan Rasio

Annual Fiscal Regional Report

Kalimantan Utara

64 d. Rasio Belanja Hibah terhadap Total Belanja

Grafik 3.7

Rasio Belanja Hibah terhadap Total Belanja Kaltara Tahun 2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Pemerintah Provinsi Kaltara mencatatkan rasio belanja hibah yang tertinggi.

Berdasarkan keterangan sumber terkait, besarnya rasio tersebut disebabkan belanja BOS nasional (yang hanya disalurkan oleh tingkat provinsi) secara akuntansi dicatat sebagai kelompok akun belanja hibah. Sehingga secara langsung mendongkrak rasio hibah terhadap total belanja. Selain itu, dalam rangka pemberdayaan masyarakat sesuai visi misi Provinsi Kaltara pada RPJMD belanja hibah juga dialokasikan untuk organisasi kemasyarakatan pada seluruh pemda di Kaltara.

e. Rasio Ruang Fiskal Terhadap Pendapatan Grafik 3.8

Rasio Ruang Fiskal terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

245 34 35 28 21 8

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

miliar Rp

Belanja Hibah Rasio Belanja Hibah/Total Belanja

59% 35% 44% 49% 49% 55%

48%

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

Rasio Per Wilayah Rasio Rata-Rata

Ruang fiskal adalah total pendapatan dikurangi dengan jumlah pendapatan yang bersifat earmarked serta belanja pegawai. Adapun rasio ruang fiskal adalah perbandingan antara ruang fiskal dengan total pendapatan. Rasio ruang fiskal mengindikasikan ruang gerak pemerintah daerah untuk menyediakan alokasi belanja sesuai arah pembangunan tanpa mengganggu solvabilitas fiskal atau harus mengorbankan belanja wajib berupa belanja pegawai. Secara rata-rata, rasio ruang fiskal tahun 2018 untuk Kaltara adalah 48,49 persen. Rasio ruang fiskal tertinggi tercatat pada Provinsi Kaltara sebesar 58,94 persen disusul kemudian Kabupaten Tana Tidung sebesar 55,32 persen dan Kabupaten Malinau sebesar 49,25 persen.

Rasio yang terendah tercatat pada Kota Tarakan yang hanya mencapai 34,67 persen dan untuk dua Kabupaten lainnya yaitu Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan masing-masing sebesar 43,95 persen dan 48,75 persen. Rendahnya rasio di Kota Tarakan mengindikasikan APBD di tiap tahunnya lebih banyak dibebani untuk membiayai belanja pegawai. Kondisi tersebut tentunya membuat pemerintah daerahnya kurang leluasa dalam mengalokasikan belanja untuk membiayai pembangunan.

Sedangkan untuk Provinsi Kaltara dan Kabupaten Tana Tidung, yang mencatatkan rasio ruang fiskal tinggi, ruang fiskal yang relatif besar ini disebabkan utamanya oleh relatif kecilnya porsi belanja pegawai (tidak lebih dari 30%).

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 61-66)

Dokumen terkait