• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAPATAN DALAM APBD

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 57-61)

Tabel 3.2

Agregat Pendapatan APBD Kaltara Tahun 2016-2018 (juta Rp)

URAIAN 2016 2017 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan 8.099.250 7.928.421 7.861.241 7.087.985 7.989.123 7.502.378

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Realisasi pendapatan APBD di regional Kaltara tahun 2018 secara nominal mengalami peningkatan (sebesar 5,85%) bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Sama halnya, apabila dilihat dari sisi persentase realisasi pendapatan terhadap estimasi pendapatan yang mengalami peningkatan, dari 90,16% di 2017 menjadi 93,91% di 2018. Total pendapatan yang diterima oleh seluruh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota mencapai Rp. 7,502 triliun atau 93,91 persen dari estimasi pendapatan. Angka tersebut meningkat cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 7,087 triliun.

Peningkatan pendapatan di tahun 2018 yang cukup signifikan ini terjadi karena ada peningkatan pada hampir semua komponen pendapatan, hanya komponen Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang mengalami penurunan nominal pendapatan yaitu sebesar Rp. 0,066 triliun, terjun bebas dari tahun 2017 sebesar Rp. 0,387 triliun.

Apabila dilihat lebih rinci sebenarnya proporsi peningkatan nominal pendapatan yang cukup signifikan masih didominasi oleh komponen Pendapatan Transfer walaupun tidak dapat dikesampingkan peningkatan dari komponen PAD sebesar 12,73%.

Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif terkait pendapatan APBD di Kaltara, kami sampaikan beberapa analisis rasio sebagai berikut:

a. Rasio Realisasi PAD Terhadap Pendapatan Grafik 3.1

Rasio Realisasi PAD terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2016-2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Rasio PAD terhadap pendapatan menunjukkan tingkat kemandirian keuangan suatu daerah dalam rangka menjalankan tugas-tugas kepemerintahannya. Kontribusi PAD terhadap total pendapatan di masing-masing pemda menunjukkan angka yang cukup bervariasi. Kontribusi PAD yang cukup besar tercatat pada pemda provinsi, salah satunya bersumber dari pajak kendaraan bermotor yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Di tingkat Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Kaltara yang mencatatkan rasio kontribusi PAD terhadap Pendapatannya tertinggi adalah Kabupaten Bulungan. Kenaikan rasio pada Kabupaten Bulungan hanya 0,02% dari tahun 2017. KOnribusi PAD atas Pendapatan yang cukup tinggi pada Kabupaten Bulungan tersebut disumbang oleh tingginya penerimaan pajak daerah dan penerimaan lain-lain PAD yang sah, capaian realisasinya cukup jauh di atas estimasinya. Pergerakan rasio PAD di wilayah Provinsi Kaltara ini masih cenderung stagnan jika dibandingkan dengan tahun 2017. Grafik 3.1 menunjukkan adanya variasi pergerakan rasio PAD terhadap pendapatan di seluruh pemda. Dari 6 (enam) pemda yang ada, hanya tiga pemda yang mengalami kenaikan rasio pada tahun 2018 ini yaitu, pemda Provinsi, Bulungan, dan Malinau. Apabila dianalisa secara lebih detil, kenaikan/penurunan rasio di seluruh pemda tersebut murni adanya pergerakan pendapatan, karena selaras antara kenaikan/penurunan PAD dengan meningkatnya/menurunnya total pendapatan.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung 2016 2017 2018

Annual Fiscal Regional Report

Kalimantan Utara

58 b. Rasio Realisasi PAD terhadap Target PAD

Grafik 3.2

Rasio Realisasi PAD terhadap Target PAD Kaltara Tahun 2016-2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Pada tahun 2018, secara rata-rata seluruh pemda di Kaltara mampu mencapai realisasi PAD sebesar 95,91 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut meningkat dari rata-rata tahun 2016 dan 2017 yang mencapai 87,14 dan 80,44 persen. Penurunan rasio di tahun 2018 terhadap tahun 2017 hanya tercatat di Kota Tarakan, di mana rasio 2018 sama dengan rasio di tahun 2017 sebesar 50 persen.

Selama tiga tahun terakhir, terdapat empat wilayah yang secara konsisten mencatatkan peningkatan rasio realisasi PAD terhadap target, dengan angka kenaikan yang cukup signifikan. Wilayah tersebut adalah Provinsi Kaltara, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan. Sedangkan di dua wilayah lainnya, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan belum menunjukkan tren yang konsisten. Di Kota Tarakan setelah sempat turun rasio di tahun 2017 dibandingkan dengan rasio tahun 2016, di tahun 2018 ini tidak mengalami penurunan maupun peningkatan. Sedangkan di Kabupaten Tana Tidung patut di apresiasi capaiannya walaupun belum konsisten, karena sempat turun di tahun 2017 secara signifikan dibandingkan tahun 2016, namun pada 2018 mulai merangkak naik kembali. Tren tersebut tentunya perlu mendapat perhatian serius oleh pemda yang bersangkutan mengingat PAD adalah alternatif utama pendanaan APBD untuk mengantisipasi tren penurunan dana transfer pusat yang terus terjadi belakangan ini. Fakta ini menunjukkan setidaknya ada satu masalah serius yang perlu dibenahi,

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

2016 2017 2018 Rerata 2016 Rerata 2017 Rerata 2018

yaitu terkait penetapan target PAD yang tetap optimistis, namun harus lebih realistis dan terukur.

Grafik 3.2 menunjukkan bahwa terdapat beberapa daerah yang rasio realisasi PAD-nya jauh di atas target atau di bawah target. Untuk daerah yang PAD-PAD-nya masih jauh di bawah target seperti Kota Tarakan dan Kabupaten Tana Tidung, diperlukan extra effort dalam rangka optimalisasi penarikan PAD. Di sisi lain, perlu juga dilakukan perbaikan terhadap proses perencanaan sehingga target yang ditetapkan bisa lebih realistis dan terukur, tidak terlalu muluk-muluk bila dibandingkan potensi yang ada.

Di sisi lain, untuk daerah yang PAD-nya melampaui cukup jauh dari target seperti Provinsi Kaltara dan Kabupaten Bulungan, di masa yang akan datang sebaiknya bisa menetapkan target yang lebih optimistis dalam RAPBD-nya, sehingga tidak terlihat terlalu pesimis bila dibanding dengan potensi yang sebenarnya dimiliki.

c. Rasio DBH Terhadap Pendapatan

Grafik 3.3

Rasio DBH terhadap Pendapatan Kaltara Tahun 2016-2018

Sumber: LRA Un-audited Provinsi, Kabupaten, Kota se-Kaltara (diolah)

Rasio DBH terhadap pendapatan menunjukkan tingkat ketergantungan keuangan suatu pemerintah daerah terhadap sokongan dari pemerintah pusat dalam rangka menjalankan tugas-tugas kepemerintahannya. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kontribusi DBH terhadap pendapatan APBD di seluruh pemda di Kaltara yang mengalami penurunan pada tahun 2017 berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2018. Hal tersebut bisa dilihat dari rata-rata kontribusi DBH terhadap Pendapatan yang turun dari sekitar 24 persen di tahun 2016 menjadi 15 persen di tahun 2017, terakhir naik kembali walaupun hanya 1 persen menjadi 16 persen di

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

Prov. Kaltara Tarakan Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung

2016 2017 2018 Rerata 2016 Rerata 2017 Rerata 2018

Annual Fiscal Regional Report

Kalimantan Utara

60 tahun 2018. Penurunan rasio DBH terhadap Pendapatan tahun 2018 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya hanya terjadi di Kabupaten Malinau dan Tana Tidung.

Tren penurunan rasio DBH terhadap Pendapatan di kedua Kabupaten (Malinau &

Tana Tidung) tersebut yang terus terjadi dalam tiga tahun terakhir hendaknya menjadi perhatian besar bagi para pengelola keuangan daerah. Para pengambil kebijakan/pengelola keuangan daerah harus segera mencari alternatif dan meningkatkan sumber pendapatan lainnya serta langkah-langkah lainnya sebagai antisipasi atas tren penurunan tersebut. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka pada akhirnya kedua Kabupaten ini tidak akan mampu lagi membiayai kebutuhan belanjanya. Padahal, selain untuk membiayai pelayanan dan pembangunan, saat ini APBD di Kaltara menjadi tumpuan harapan untuk bisa menstimulus ekonomi regional yang sedang berkembang.

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 57-61)

Dokumen terkait