• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELANJA MODAL Belanja Modal Historis

Dalam dokumen Prospektus Penawaran Umum Terbatas II (Halaman 64-68)

KEUANGAN SERTA KINERJA USAHA PERSEROAN

Periode 3 bulan yang berakhir tanggal 31 Maret

H. BELANJA MODAL Belanja Modal Historis

Pada periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2017, belanja modal Perseroan adalah sebesar US$ 21,9 juta untuk proyek-proyek debottlenecking dan perluasan, peningkatan pabrik dan lainnya, dan TAM.

Tabel di bawah ini menunjukkan belanja modal untuk masing-masing periode sebagai berikut :

(dalam US$ Juta)

Keterangan

Periode 3 bulan yang berakhir tanggal 31 Maret

Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember

2017 2016 2016 2015 2014

Debottlenecking danperluasan 7,7 16,7 22,2 124,9 186,1 Peningkatan pabrik dan lainnya 14,2 9,8 43,2 53,0 8,1

TAM - 7,2 7,9 45,9 -

Total Belanja Modal 21,9 33,6 73,4 223,8 194,2

Belanja Modal Terencana

Untuk periode 2017, 2018 dan 2019, Perseroan merencanakan belanja modal sekitar US$ 173,8 juta, US$ 374,9 juta, dan US$ 512,7 juta, untuk proyek-proyek seperti tercantum pada tabel di bawah:

(dalam US$ Juta)

KETERANGAN Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember

2019 2018 2017

Proyek perluasan butadiene - 22,6 18,6

Proyek perluasan polypropylene - 3,5 11,5

Proyek peningkatan kapasitas naphtha cracker 21,5 - -

Pabrik polyethylene 119,0 119,0 52,0

Pabrik MTBE dan butene-1 50,0 35,0 5,0

Kompleks petrokimia kedua (pengeluaran awal) 280,0 150,0 25,0

Lainnya (termasuk TAM) 42,2 44,8 61,7

Total Belanja Modal 512,7 374,9 173,8

Catatan:

Perseroan memiliki tiga proyek yang sedang berjalan yaitu perluasan butadiene, peningkatan kapasitas naphtha cracker, dan proyek

polyethylene baru. Perseroan memiliki dua proyek dalam perencanaan yaitupembangunan pabrik MTBE dan butene-1 baru, dan perluasan

polypropylene. Perseroan juga sedang dalam perencanaan pembangunan kompleks petrokimia kedua yang masih dalam tahap kajian.

I. MANAJEMEN RISIKO

Pembahasan berikut merupakan penjelasan mengenai risiko dan kebijakan Perseroan dalam menghadapi risiko-risiko. Pembahasan berikut mengandung forward-looking statement sehingga terdapat risiko ketidakpastian dan asumsi-asumsi mengenai Perseroan. Pernyataan-pernyataan dibuat berdasarkan ekspektasi dan gambaran Perseroan mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Terdapat beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan perbedaan antara hasil aktual dan kinerja Perseroan dengan forward-looking statement tersebut.

1. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing dan Tingkat Suku Bunga

Pendapatan, biaya dan utang Perseroan sebagian besar didenominasi dalam Dolar Amerika Serikat, dimana Perseroan memiliki sistem pelaporan dalam mata uang asing dalam Dolar Amerika Serikat Namun demikian, Perseroan beroperasi di Indonesia dan terdapat beberapa instansi dimana hasil kegiatan Perseroan dipengaruhi oleh fluktuasi dari Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, terutama terhadap pajak, beban gaji, dan pembelian produk dan servis lokal. Untuk itu, Perseroan senantiasa menjaga nilai saldo Rupiah yang bertujuan untuk membayarkan pengeluaran yang didenominasi dalam Rupiah.

Perseroan telah berusaha untuk memitigasi risiko nilai tukar mata uang asing dengan menggunakan berbagai instrumen Keuangan derivatif, sebagai berikut:

Interest rate swap untuk memitigasi risiko meningkatnya suku bunga;

Forward foreign exchange untuk memitigasi eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing; dan

Cross currency swap untuk memitigasi risiko dari tingkat suku bunga dan nilai tukar Dolar Amerika Serikat yang meningkat terhadap obligasi Perseroan.

Per tanggal 31 Maret 2017, Perseroan telah melakukan interest rate swap untuk tiga fasilitas pinjaman berjangka dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar US$ 57,2 juta, US$ 39,4 juta dan US$ 30,0 juta. Selain itu, Perseroan memiliki cross currency swap dan interest rate swap untuk saldo utang obligasi yang terdiri dari dua seri, dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar Rp 500 miliar (US$ 37,5 juta).

2. Risiko Harga Komoditas

Bahan baku dan produk-produk Perseroan merupakan komoditas yang harganya berfluktuasi mengikuti fundamental persediaan dan permintaan pasar yang bervariasi. Marjin dan profitabilitas produk Perseroan cenderung mencerminkan perubahan dalam siklus bisnis. Khususnya, pendapatan Perseroan sangat bergantung pada proses petrokimia naphtha, yang sangat dipengaruhi oleh harga petrokimia global, yang cenderung bersifat siklis dan berfluktuasi secara signifikan.

Untuk memitigasi volatilitas ini, Perseroan berencana untuk meningkatkan integrasi guna menjaga portofolio produk yang beragam untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan siklus dari masing-masing produk yang berbeda. Selain itu, Perseroan dapat mengambil keuntungan dari fleksibilitas operasional, sehingga dapat menyesuaikan hasil produksi dari masing-masing produk untuk mengambil keuntungan pada waktu-waktu tertentu untuk memaksimalkan keuntungan dan fleksibilitas komersial dalam pengadaan bahan baku dan kontrak penjualan.

3. Risiko Kredit

Risiko kredit terutama berasal dari kas di bank dan piutang usaha. Perseroan menyimpan dananya pada institusi keuangan yang memiliki reputasi yang baik. Perseroan juga menjalin usaha dengan pihak ketiga dan pihak-pihak terkait yang terpercaya dan senantiasa melakukan monitoring terhadap eksposur sehingga nilai keseluruhan transaksi tersebar di antara rekanan yang disetujui oleh manajemen. Eksposur kredit dikendalikan oleh batas rekanan yang ditinjau dan disetujui oleh manajemen Perseroan.

4. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat dimitigasi dengan menjaga nilai cadangan kas, fasilitas bank dan fasilitas pinjaman yang memadai, melakukan pemantauan terhadap arus kas perkiraan dan arus kas aktual, dan menyesuaikan profil tenor/durasi dari aset dan liabilitas.

5. Risiko siklus industri petrokimia dan volatilitas harga produk petrokimia

Untuk mengelola risiko siklus industri petrokimia, Perseroan secara berkesinambungan melakukan integrasi usaha ke hilir dan melakukan pengembangan atas produk termasuk diantaranya produk yang memiliki nilai tambah tinggi. Perseroan juga mempertahankan tingkat produksi yang optimal sebagai respon terhadap kondisi pasar dan perekonomian dengan menerapkan proses produksi yang aman dan efisien. Disamping itu, Perseroan juga secara berkesinambungan menerapkan perbaikan proses produksi guna meningkatkan produksi, mengurangi pemakaian energi dan menurunkan biaya operasi per unit. Dari segi biaya bahan baku, Perseroan berupaya untuk memperluas sumber pemasok bahan baku, disamping juga menggunakan bahan baku alternatif, apabila memungkinkan, dalam upayanya untuk menurunkan biaya bahan baku utama.

6. Risiko fluktuasi biaya bahan baku dapat berakibat meningkatnya beban operasi dan memberikan dampak merugikan dan material terhadap hasil operasional, arus kas dan marjin Perseroan

Untuk mengelola risiko fluktuasi biaya bahan baku, Perseroan senantiasa menjaga fleksibilitas dalam penggunaan LPG dan kondensat sebagai bahan baku alternatif ketika menguntungkan secara ekonomis. Disamping itu Perseroan juga secara berkelanjutan mencari pasokan bahan baku (hulu) yang terintegrasi, dan memanfaatkan sinergi dengan SCG sebagai partner strategis untuk pengadaan bahan baku.

7. Risiko hilangnya daya saing dan pangsa pasar Perseroan di pasar Indonesia atau meningkatnya persaingan global yang dapat berdampak material dan merugikan terhadap pertumbuhan, keuntungan, dan hasil operasi Perseroan di masa depan

Perseroan mengelola risiko hilangnya daya saing dan pangsa pasar dengan senantiasa mempertahankan hubungan yang erat antara Perseroan dengan basis pelanggan yang luas dan setia. Perseroan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki dalam menjual serta mengirimkan produk olefin melalui jaringan pipa yang terhubung langsung dengan pelanggan utama.

8. Risiko faktor-faktor produksi dan faktor-faktor lain di luar kendali Perseroan, yang dapat menyebabkan gangguan dan penghentian yang tidak terjadwal sehingga dapat memberi dampak material dan merugikan terhadap hasil operasional Perseroan.

Faktor produksi yang berada di luar kendali Perseroan dapat berupa pemadaman yang tidak terjadwal, Untuk memastikan Perseroan memiliki pasokan tenaga listrik yang memadai untuk menjalankan fasilitas produksinya, Perseroan memiliki fasilitas pembangkit listrik yang terdiri dari generator turbin gas dan generator turbin uap. Disamping itu, fasilitas Perseroan juga terhubung dengan jaringan listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai sumber listrik. Untuk memastikan keandalan pasokan listrik untuk pabrik cracker dan polyethylene,

Perseroan melakukan instalasi trafo dengan kapasitas 150KVA yang tersambung langsung dengan jaringan PLN.

9. Risiko penghentian rutin dan perawatan yang dapat berdampak merugikan terhadap kemampuan Perseroan untuk membuat dan menjual produk sehingga dapat memberikan dampak material yang merugikan terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil operasional Perseroan

Penghentian rutin dan perawatan adalah merupakan program pemeliharaan yang dilakukan setiap lima tahun sekali untuk pabrik naphtha cracker. Dalam tiap pelaksanaan perawatan rutin ini operasional cracker akan dihentikan untuk jangka waktu tertentu. Risiko terganggunya operasi dan terganggunya produksi serta penjualan dimitigasi dengan perencanaan awal yang matang mencakup impor bahan baku untuk pabrik hilir yang biasanya memperoleh pasokan bahan baku dari cracker, sehingga pabrik hilir masih tetap dapat berproduksi. Disamping itu, Perseroan juga melakukan perencanaan terhadap pelaksanaan pemeliharaan untuk memastikan proses pemeliharaan akan selesai sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sehingga tidak terjadi penghentian produksi diluar dari rencana semula.

10. Risiko persetujuan penggunaan lahan untuk kegiatan operasional

Dalam hal tidak diperolehnya persetujuan atas penggunaan lahan untuk kegiatan operasional, khususnya berkaitan dengan lokasi jaringan pipa, hal ini dapat dimitigasi dengan melakukan perubahan rute jaringan pipa ataupun dengan menggunakan moda pengiriman lainnya kepada pelanggan seperti menggunakan truk maupun melalui kapal laut.

11. Risiko dalam memperoleh, memperbaharui atau mempertahankan izin – izin, persetujuan, dan lisensi teknologi

Perseroan senantiasa memastikan untuk terpenuhinya segala persyaratan atau kewajiban yang timbul dari suatu perijinan, persetujuan maupun lisensi, sebagai upaya mitigasi untuk menghindari kemungkinan tidak dapat diperolehnya perpanjangan dari izin-izin, persetujuan dan lisensi yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha.

12. Risiko dalam mempertahankan karyawan kunci yang memiliki pengetahuan industri terkait

Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia merupakan salah satu fokus dari bisnis strategi Perseroan, yang didalamnya termasuk hal-hal yang berhubungan dengan retensi karyawan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan dilakukannya survey keterikatan karyawan untuk mengetahui antara lain bagaimana antusiasme karyawan bekerja untuk Perseroan, area yang perlu diperbaiki/ditingkatkan, serta langkah-langkah lanjut yang harus diambil untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada. Diharapkan dengan dilakukannya perbaikan secara kontinu, Perseroan akan dapat menjadi perusahaan pilihan bagi karyawan. 13. Risiko hilangnya salah satu pelanggan besar

Perseroan mempertahankan hubungan yang erat dengan basis pelanggannya. Perseroan memiliki basis pelanggan yang terdiversifikasi tanpa adanya ketergantungan pada satu atau beberapa pelanggan besar. Sebagian besar pelanggan sudah memiliki hubungan dengan Perseroan sejak lama. Perseroan juga memiliki jaringan pemasaran dan distribusi yang luas untuk melayani lebih dari 300 basis pelanggan.

14. Risiko gangguan akibat terjadinya kecelakaan atau bencana alam

Risiko gangguan akibat terjadinya kecelakaan atau bencana alam dimitigasi dengan perlindungan asuransi yang memadai, termasuk didalamnya perlindungan terhadap bencana alam.

VI. FAKTOR RISIKO

Dalam dokumen Prospektus Penawaran Umum Terbatas II (Halaman 64-68)