• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bemyanyi dan Memukul Rebana dalam Pesta Pernikahan

p://kampungsunnah.wordpress.com ng Disunahkan bagi Para Tamu yang Me

37. Bemyanyi dan Memukul Rebana dalam Pesta Pernikahan

Dibolehkan bagi seorang muslim memberikan izin kepada para wanita dalam pesta pernikahan untuk memukul rebana dan menyanyikan nyanyian yang dibolehkan agama, yaitu lagu-lagu atau nyanyian-nyanyian yang di dalamnya tidak terdapat kalimat-kalimat cabul dan bertentangan dengan norma-norma agama, sebagaimana telah diriwayatkan dalam beberapa hadits:

1. Diriwayatkan dari Rubayyi' binti Mu'awwidz, berkata, "Ketika saya kawin, Rasulullah SAW masuk dan duduk di pelaminan saya, sejauh jarakmu dengan saya (perkataan perawi). Saya memerintahkan beberapa budak-budak wanita kami untuk memukul rebana dan menyanyikan lagu-lagu kepahlawanan bapak-bapak kami yang mati syahid dalam pertempuran Badar. Tiba-tiba salah seorang dari mereka berkata, 'Di tengah-tengah kita ada seorang nabi yang tahu apa yang akan terjadi esok hari'."

Rasulullah SAW langsung menegurnya, "Jangan kau ucapkan perkataan itu, tapi ucapkan saja isi nyanyian tadi.118

2. "Diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa sesungguhnya ia mengarak seorang wanita untuk menemui suaminya, seorang pria Anshar. Nabi SAW bersabda,

"Dalam hadits terdapat dalil bolehnya seorang wanita melayani suaminya dan orang yang diundangnya, dan jelas hal itu. Tentunya jika kondisinya tidak dikhawatirkan akan timbulnya fitnah, dengan memperhatikan kewajiban untuk menutup aurat. Disamping itu dibolehkan bagi suami meminta istrinya untuk mengerjakan pekerjaan seperti itu. Hadits ini juga sebagai dalil yang menunjukkan bolehnya menyediakan hidangan yang istimewa kepada pembesar suatu kaum pemimpinnya." Saya katakan, "Dakwaan bahwa kejadian ini terjadi sebelum turunnya syariat hijab adalah dakwaan yang tidak berdasarkan dalil, dan dalam hadits itu tidak ada sedikitpun isyarat yang menunjukkan bahwa wanita itu tidak berjilbab (tidak menutup aurat), sehingga dakwaan itu akan menunjukkan adanya nasakh (penghapusan hukum). Bahkan sampai sekarang kita masih melihat wanita-wanita petani (yang berjilbab) melayani para tamu dengan pelayanan yang baik, dan mereka tetap menjaga aurat dan kehormatan mereka. Untuk itu hadits ini tetap berlaku, dan tidak ada yang menasakhnya. Hal itu telah diisyaratkan oleh Al Bukhari, dimana ia memberi nama bab untuk hadits ini dengan bab yang bermacam-macam, diantaranya, "Bab wanita melayani para tamu pria dalam pesta perkawinan". Akan tetapi kita tidak boleh melupakan syarat yang telah disebutkan untuk kita jadikan pedoman. Jika tidak, maka hal ini akan menjadi teori yang tidak diperaktekkan, seperti yang terjadi di banyak kota sekarang ini, disebabkan para wanita telah keluar dari adab Islam dalam berpakaian dan berhias.

118

HR Al Bukhari (2/352,9/166-167), Al Baihaqi (7/288-289), Ahmad (6/359-360), dan Al Mahamili dalam kitab Shalat Al ledain (139), dan juga meriwayatkan hadits ini selain mereka.

http://

Hai Aisya Bukankah dengan ny Dalam riwaya mengirim hamba sa

Aku (Aisyah) bertan

Beliau menja Artinya: Kam Maka sambutla K T Ka Maka tida 3. Diriwayatk 119 HR AlBukhari (9/18 288). 120 HR. Ath-thabrani da dikomentari, karena t Kemudian saya men sebagaimana telah sa sebuah hadits yang j para perawinya Tsiqa kitab "Aljarah"dan i dalam kitab Az-zawa kedha'ifan dalam san

116 —Cincin Pi

p://kampungsunnah.wordpress.com

yah, kenapa kalian tidak mempersembahkan nya ah kaum Anshar adalah orang-orang yang nyanyian?'119

ayat lain dikatakan: Beliau bersabda, "Mengapa kali sahaya yang memukul rebana dan menyanyikan

tanya, "Lagu apa yang ia nyanyikan ya Rasulullah?"

njawab, "Misalnya ia menyanyikan lagu, sepert

Kami telah datang ...kami telah datang.

utlah kami, maka kami akan menghormati kalia Kalau bukan lantaran emas merah,

Tidak akan makmur negara kalian. Kalau bukan lantaran gandum coklat,

idak akan gemuk perawan-perawan kalian.120

atkan dari Aisyah, "Sesungguhnya Rasulullah S

184-185), AlHakim (2/184) danm eriwayatkan darinya AlBaih

dalam kitab "Az-zawaid" (1/167/1), dan dalam kitab "Al-F a terdapat kedha'ifan dalam sanadnya !

enemukan jalur lain dari Aisyah, sehingga menguatkan riw saya terangkan dalam kitab "Al-Irwaa" (1995). Dan dalam b g juga diriwayatkan oleh Aisyah dalam kitab "Al-Musnad" (6 iqat selain Ishak bin Sahal bin Abi Hantamah, ia menyebutkan n ia tidak mengatakan pada sanadnya sesuatu.(192) HR. At waid (1/167/1), dan dalam kitab "Al-Fath" tidak dikomentari,

anadnya! Pinangan nyanyian? ng senang kalian tidak an lagu? " h?" erti ini: lian. h SAW aihaqi (7/ Fath" tidak riwayat tadi, bab ini ada (6/269) dan annya dalam Ath-thabrani ri, karena ada

http://kampungsunnah.wordpress.com

mendengar orang-orang sedang bernyanyi dalam suatu pesta pernikahan. Dimana mereka sedang melagukan:

"Aku hadiahkan kepadanya domba-domba betina Yang sedang bermain di tengah padang.

Dan kekasihmu di tempatperkumpulan Tahu apa yang terjadi hari esok (Dalam riwayat lain) dikatakan: Dan suamimu di tempat perkumpulan

Tahu apa akan terjadi hari esok.

Aisyah berkata, "Setelah mendengar perkataan itu, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi hari esok, kecuali Allah."121)

4. Diriwayatkan dari Amir bin Said Al Bajali, berkata, "Saya (menghadiri perayaan pernikahan), dan disana saya menemui Qirzhah bin Ka'ab dan Abu Mas 'ud (dan dia menyebut nama orang yang tiga). Sedangkan ketika saya masuk para budak-budak (wanita) sedang memukul rebana dan bernyanyi-nyanyi. Kemudian saya menegur mereka, "Mengapa kalian melakukan ini semua, padahal kalian adalah para sahabat Rasulullah S AW?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memberikan keringanan (membolehkan) hal ini ketika pesta pernikahan, dan juga bersedih ketika tertimpa musibah."

Dalam riwayat lain, dikatakan, "Dalam menangisi orang yang meninggal, asalkan tidak sampai menjerit-jerit.122

5. Diriwayatkan oleh Abu Balaj Yahya bin Salim, berkata, "Saya berkata kepada Muhammad bin Hathib bahwa saya telah mengawini dua orang wanita, dan tidak ada seorang pun dari keduanya, yang

121

HR. Ath-Thabrani dalam kitab Ash-Shaghir (69) dengan nomer 830-dengan penomeran saya, Al Hakim (2/184-185), dan Al Baihaqi (7/289), dan Al Hakim berkata, "Shahih sesuai dengan syarat Muslim." Lalu disetujui oleh Adz-Dzahabi. Al Hafizh ibnu Hajar dalam kitab Alfath (9/167) menisbatkannya kepada Ath-Thabrani dalam kitab AlAusath dengan isnad hasan.

122

HR Al Hakim dan Al Baihaqi, An-Nasa'i (2/93), dan Ath-Thayalisi (1221).

http://