• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Analisis Data

4.2.1 Bentuk Bahasa Prokem

Dilihat dari aspek bahasa prokem meliputi kata, kalimat, bunyi, dan makna. Berdasarkan dari analisis data tuturan yang telah dilakukan merupakan bahasa prokem, memiliki bentuk sebagai berikut.

1. Bentuk Kata

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tuturan yang termasuk bahasa prokem, dapat dilihat bahwa kosakata bahasa prokem mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 berbentuk kata tunggal dan kata kompleks.

a. Prokem Berbentuk Kata Tunggal

Prokem berbentuk kata tunggal marupakan suatu kosakata yang belum

melalui proses morfologis. Proses morfologis merupakan afikasai, reduplikasi, akronim, dan singkatan. Prokem kata tunggal dalam interaksi mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 yang ditemukan dapat dilihat dalam tuturan barikut:

(Data 1) :

O1: “Nilai seminar proposal dah keluar gengs”

‘Nilai seminar proposal sudah keluar teman-teman’

O2: “Maciw ya”

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada pagi hari di sebuah

chattingan grup whatsapp PBSI A angkatan 2015, tanggal 8 Januari 2019.

Penutur sedang memberitahukan sebuah informasi kepada mitra tutur yang merupakan teman-teman satu kelas.

(Data 3) :

O1: “Lg apa Lu? Weekend gak kmn2?

‘Lagi apa kamu? Akhir pekan tidak kemana-mana?’

O2: “Lagi chattingan. Blm tau, biasanya juga ga kmna mana. Paling ya nongki”

‘Lagi chattingan. Belum tahu, biasanya juga tidak kemana-mana. Paling ya, nongkrong’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada siang hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 12 Januari 2019. Penutur

sedang bertanya mengenai kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh mitra tutur.

(Data 4) :

O1: “Kmrn Jogja gitu, hari jumat dan minggu hujan deras bgt”

‘Kemarin Jogja seperti itu, hari Jumat dan Minggu hujan deras sekali’

O2: “Ini aku dri plg ngeles jam 5 smpe skrg gak berenti2, di rumah malah was2 gara2 bergetar wkwk

‘Ini aku dari pulang ngeles jam 5 sampai sekarang tidak berhenti, di rumah malah was-was gara-gara bergetar’

O1: “Wih cuaca emang lg mantul, ya”

‘Wih cuaca memang lagi mantap betul, ya’

O2: “Iya bikin serem”

‘Iya bikin serem’

O1: “Iya gak santuy hujan e”

‘Iya tidak santai hujan e’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 15 Januari 2019. Penutur

sedang memberitahukan kepada mitra tutur cuaca di Jogja saat itu, kemudian mitra tutur juga menjelaskan cuaca yang terjadi di kotanya saat itu. Kosakata santuy dikatakan sebagai data tuturan yang berbentuk kata tunggal disebabkan belum terjadi proses morfologis.

(Data 38) :

O1: “Cuy titip cilok dong klo lu ke kampus”

‘Teman, titip cilok dong kalau kamu ke kampus’

O2: “Brp ribu shay?”

‘Berapa ribu teman?’

O1: “5 rb aj cuy. Nih uwe kasi 10 rb, angsulnya buat lu aj”

‘5 ribu saja teman. Ini aku kasih 10 ribu, kembaliannya buat kamu saja’

O2: “Songong bgt lu haha”

‘Sombong banget kamu haha’

O1: “Gak ya, ikhlas uwe wkwk”

‘Tidak ya, ikhlas aku wkwk’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada pagi hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 15 April 2019. Penutur

meminta tolong kepada mitra tutur untuk membelikan jajanan dan memberikan kembaliannya. Kemudian mitra tutur mengatakan bahwa penutur sombong.

(Data 45) :

O1: “Besok ke kampus kuy, bimbingan skripsi bareng”

‘Besok ke kampus yuk, bimbingan skripsi bareng’

O2: “Aku sih kuy aj”

‘Aku sih ayok saja’

O1: “Tpi tdi aku tanya bsk tuh dosennya gada ceunah”

‘Tapi tadi aku tanya, besok itu dosennya tidak ada katanya’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 22 April 2019. Penutur

menyampaikan kepada mitra tutur informasi penting. (Data 46) :

O1: “Itu poto WA lu kok keren bgt sih”

‘Itu foto WA kamu kok keren banget sih’

O2: “Sa ae lu cuy haha”

O1: “Ciyus itu keren bgt potonya. Lu poto dmn?”

‘Serius itu keren banger fotonya. Kamu foto dimana?’

O2: “Poto di cafe cuy”

‘Foto di cafe teman’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 23 April 2019. Penutur

memuji foto mitra tutur yang terlihat begitu bagus. (Data 49) :

O1: “Nanti malam lu mau makan apa?”

‘Nanti malam kamu mau makan apa?’

O2: “Sabeb aj lah”

‘Bebas saja lah’

O1: “Jan bebas, aku gatau kmu mau apa”

‘Jangan bebas, aku tidak tahu kamu mau apa’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 25 April 2019. Penutur tidak

mengetahui apa yang diinginkan oleh mitra tutur. (Data 51) :

O1: “Kmrn dia ada cerita apa aj sma kmu?”

‘Kemarin dia ada cerita apa saja sama kamu?’

O2: “Kepo bgt lu”

‘Ingin tahu banget kamu’

O1: “Ya gk gitu. Penasaran aj akoh”

‘Ya tidak gitu. Penasaran saja aku’

O2: “Rahasia cuy”

‘Rahasia teman’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 28 April 2019. Penutur

(Data 53) :

O1: “Cemungud!”

‘Semangat!’

O2: “Serius ini buka laptop langsung pen muntah. Seserius ini stress sma skripsi. Maacih semangatnya haha”

‘Serius ini buka laptop langsung ingin muntah. Seserius ini stress sama skripsi. Makasi semangatnya haha’

O1: “hahaha ngakak akutu. Aku udh seharian di perpus wkwk”

‘hahaha ketawa aku itu. Aku sudah seharian di perpus wkwk’

O2: “Warbyasah”

‘Luar biasa’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 29 April 2019. Penutur

menyemangati mitra tutur. Kemudian mitra tutur merasa kagum dengan penutur.

Dilihat dari data tuturan di atas, kosakata maciw, nongki, santuy, songong, ceunah, ciyus, sabeb, kepo, dan cemungud merupakan kosakata

prokem kata tunggal atau kosakata asli yang belum melalui proses morfologis.

Data tuturan (1) terjadi saat pagi hari. Tuturan ini terjadi dalam grup

chattingan mahasiswa PBSI A USD angkatan 2015, salah satu mahasiswa

memberikan kabar bahwa nilai salah satu mata kuliah telah keluar. Salah satu mahasiswa lainnya memberikan jawaban dengan menggunakan kosakata

prokem yang biasa digunakan. Data tuturan maciw termasuk ke dalam bentuk

kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata maciw merupakan kata dasar dan berasal dari kata makasih.

Data tuturan (3) terjadi saat siang hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

mahasiswa menanyakan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh mahasiswa lainnya. Mahasiswa tersebut memberikan jawaban dengan menggunakan kosakata prokem. Data tuturan nongki termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata nongki merupakan kata dasar dan berasal dari kata nongkrong.

Data tuturan (4) terjadi pada sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa memberitahukan cuaca di suatu kota saat itu. Mahasiswa tersebut memberikan jawaban dengan menggunaka kosakata prokem. Data tuturan santuy termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata kata santuy merupakan kata dasar dan berasal dari kata santai.

Data tuturan (38) terjadi pada siang hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa menjelaskan bahwa lawan bicaranya merupakan orang yang sombong. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem. Data tuturan sosngong termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata songong merupakan kata dasar dan berasal dari kata sombong.

Data tuturan (45) terjadi pada malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

lainnya. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem. Data tuturan ceunah termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata ceunah merupakan kata dasar dan berasal dari katanya.

Data tuturan (46) terjadi pada sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa memuji hasil foto dari mahasiswa lainnya. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem. Data tuturan ciyus termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata ciyus merupakan kata dasar dan berasal dari kata serius.

Data tuturan (49) terjadi pada sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat anatara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa tidak mengetahui keinginan dari mahasiswa lainnya. Mahasiswa lainnya menjawab dengan menggunakan kosakata prokem. Data tuturan sabeb termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata sabeb merupakan kata dasar dan berasal dari kata bebas.

Data tuturan (51) terjadi pada sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengatakan bahwa mahasiswa lainnya sangat ingin tahu urusan orang. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem. Data tuturan kepo termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses

morfologis. Kosakata kepo merupakan kata dasar dan berasal dari kata rasa ingin tahu yang berlebihan.

Data tuturan (53) terjadi pada malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD 2015. Salah satu mahasiswa

menyemangati mahasiswa lainnya. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem. Data tuturan cemungud termasuk ke dalam bentuk kata tunggal disebabkan belum mengalami proses morfologis. Kosakata cemungud merupakan kata dasar dan berasal dari kata semangat.

b. Prokem Berbentuk Kata Kompleks

Prokem berbentuk kata kompleks merupakan suatu kosakata yang telah

melalui proses morfologis. Proses morfologis yang dimaksud adalah proses afiksasi, reduplikasi, akronim, dan singkatan. Prokem kata kompleks dalam interaksi mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 yang ditemukan dapat dilihat dalam tuturan berikut:

(Data 16) :

O1: “Mau ikut merpus ga?”

‘Mau ikut ke perpus, tidak?’

O2: “Iya, jamber? Aku semalam blg dia kabari klo mau ke perpus”

‘Iya, jam berapa? Aku semalam bilang ke dia, kabari kalau mau ke perpus’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada pagi hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 26 Februari 2019. Penutur

(Data 18) :

O1: “Sama siapa? Agak mager saia.”

‘Sama siapa? Sedikit malas gerak saya’

O2: “Ajak dia lah. Saia inginnn wkwk”

‘Ajak dia lah. Saya ingin wkwk’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 9 Maret 2019. Penutur

bertanya akan mengajak siapa, tetapi penutur sedikit malas pergi. Kemudian mitra tutur memaksa.

(Data 32) :

O1: “Bisa bantu uwe buatkan gambar 3 dimensi?”

‘Bisa bantu aku buatkan gambar 3 dimensi?’

O2: “Sabi-sabi, bsk ya.”

‘Bisa-bisa, besok ya.’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada siang hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 9 April 2019. Penutur sedang

bertanya apakah mitra tutur dapat membantunya. Kemudian mitra tutur menjawab kalau dia bisa membantu.

(Data 48) :

O1: “Obat buat sariawan apa cuy?”

‘Obat buat sariawan apa teman?’

O2: “Berenti ghibahin orang haha”

‘Berhenti gosipin orang haha’

O1: “Gaje lu!”

‘Tidak jelas kamu!”

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada siang hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 25 April 2019. Penutur

mengatakan bahwa mitra tutur tidak jelas dengan kalimat yang sedikit marah.

Dilihat dari data tuturan di atas, kosakata jamber, mager, sabi-sabi, dan ghibahin merupakan kosakata prokem kata kompleks atau kosakata asli yang sudah melalui proses morfologis.

Data tuturan (16) terjadi saat pagi hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengajak mahasiswa lainnya untuk pergi ke perpustakaan kampus. Mahasiswa lainnya memberikan jawaban dengan menggunakan kosakata

prokem yang biasa digunakan. Data tuturan jamber termasuk ke dalam bentuk

kata kompleks disebabkan sudah mengalami proses morfologis. Kosakata jamber mengalami proses morfologis yaitu proses akronim. Jamber merupakan akronim dari jam berapa.

Data tuturan (18) terjadi saat malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengajak mahasiswa lainnya untuk pergi bersama. Mahasiswa tersebut memberikan jawaban menggunakan kosakata prokem. Data tuturan mager termasuk ke dalam kata kompleks disebabkan sudah mengalami proses morfologis yaitu proses akronim. Mager merupakan akronim dari malas gerak.

Data tuturan (32) terjadi saat siang hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat anatara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa meminta bantuan kepada mahasiswa lainnya. Mahasiswa tersebut memberikan jawaban menggunakan kosakata prokem. Data tuturan sabi-sabi termasuk ke dalam kata kompleks disebabkan sudah mengalami proses morfologis yaitu proses reduplikasi atau pengulangan. Sabi-sabi merupakan reduplikasi atau pengulangan dari bisa-bisa.

Data tuturan (48) terjadi saat siang hari di sebuah personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Data tuturan ghibahin termasuk ke dalam kata kompleks disebabkan sudah mengalami proses morfologis yaitu proses afiksasi dengan sufiks-in di akhir kata dasar. Ghibahin merupakan afiksasi dari ghibah dan memiliki arti gossip.

2. Bentuk Kalimat

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tuturan yang termasuk bahasa prokem, dapat dilihat bahwa bentuk kalimat prokem mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 berbentuk kalimat tunggal atau kalimat sederhana

a. Prokem Berbentuk Kalimat Tunggal

Prokem berbentuk kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari

satu struktur penyusun kalimat. Kalimat tunggal sekurang-kurangnya terdiri atas unsur subjek (S) dan predikat (P). Prokem berbentuk kalimat tunggal dapat dilihat sebagai berikut:

(Data 11) :

O1: “Namanya jga cewek, rempong hidupnya”

‘Namanya juga cewek, ribet hidupnya’

O2: “Gak punya kepuasan”

‘Tidak punya rasa puas’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari di sebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 12 Februari 2019. Penutur

(Data 18) :

O1: “Sama siapa? Agak mager saia.”

‘Sama siapa? Sedikit malas gerak saya’

O2: “Ajak dia lah. Saia inginnn wkwk”

‘Ajak dia lah. Saya ingin wkwk’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 9 Maret 2019. Penutur

bertanya akan mengajak siapa, tetapi penutur sedikit malas pergi. Kemudian mitra tutur memaksa.

(Data 28) :

O1: “Lu mau kemana? SWAG bgt gaya lu”

‘Kamu mau kemana? Keren banget gaya kamu’

O2: “Aku mau nongs sama teman-teman bor”

‘Aku mau nongkrong sama teman-teman bro’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada sore hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 2 April 2019. Penutur sedang

bertanya kepada mitra tutur akan pergi kemana dengan gaya keren seperti itu. Kemudian mitra tutur menjelaskan bahwa dia akan pergi nongkrong dengan teman-temannya.

Dilihat dari data tuturan di atas, data (11), (18), dan (28) merupakan data yang termasuk dalam bentuk kalimat tunggal. Ketiga data di atas memiliki dua unsur subjek dan predikat.

Data tuturan (11) terjadi saat sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa menyinggung suatu hal. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem rempong. Data tuturan ini termasuk ke dalam kalimat tunggal disebabkan memiliki dua subjek dan predikat.. Rempong berasal dari kata ribet.

(Data 11) :

“Namanya jga cewek, rempong hidupnya”

‘Namanya juga cewek, ribet hidupnya’

S P

Dari data di atas Namanya juga cewek merupakan subjek, dan ribet hidupnya merupakan predikat.

Data tuturan (18) terjadi saat malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengajak mahasiswa lainnya untuk pergi bersama ke suatu tempat. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem mager. Data tuturan ini termasuk ke dalam kalimat tunggal disebabkan memiliki dua subjek dan predikat.. Mager berasal dari kata malas gerak.

(Data 18) :

“Sama siapa? Agak mager saia.”

‘Sama siapa? Sedikit malas gerak saya’

S P

Dari data di atas Sama siapa merupakan subjek, dan Sedikit malas gerak saya merupakan predikat.

Data tuturan (28) terjadi saat sore hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa bertanya kepada mahasiswa lainnya hendak pergi kemana. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem SWAG. Data tuturan ini termasuk ke dalam kalimat tunggal disebabkan memiliki dua subjek dan predikat.. SWAG berasal dari kata keren.

(Data 28) :

“Lu mau kemana? SWAG bgt gaya lu”

‘Kamu mau kemana? Keren banget gaya kamu’

S P

Dari data di atas Kamu mau kemana merupakan subjek, dan Keren banget gaya kamu merupakan predikat.

3. Bentuk Bunyi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tuturan yang termasuk bahasa prokem, dapat dilihat bahwa bunyi prokem mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 berbentuk bunyi diftongisasi dan bunyi zeroisasi.

b. Prokem Berbunyi Diftongisasi

Prokem berbunyi diftongisasi merupakan perubahan bunyi vokal tunggal

(monoftong) menjadi dua bunyi vokal (diftong) atau vokal rangkap secara berurutan. Prokem berbunyi diftongisasi dapat dilihat sebagai berikut:

(Data 22) :

O1: “Pengen ngopi gua tpi ujan gak berenti2”

‘Pengen ngopi aku tapi hujan tidak berhenti-berhenti’

O2: “Ayokkk. Gaskeun”

‘Ayok. Meluncur’

O1: “Ujan coeg”

‘Hujan teman’

O2: “Hash”

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 17 Maret 2019. Penutur

memaksa mengajak mitra tutur untuk ikut nongkrong minum kopi bersama, mitra tutur menyutujui. Kemudian penutur mengatakan bahwa di luar sedang hujan.

Dari data tuturan (22) kosakata gaskeun merupakan bunyi diftongisasi. Gaskeun mendapat penambahan bunyi vokal pada tengah kata. Kosakata gaskeun berasal dari kata gasken menjadi gaskeun (gaske + u n) terjadi penambahan vokal (u) di tengah vokal (e) dan konsonan (n), dan terjadi diftong (eu).

b. Prokem Berbunyi Zeroisasi

Prokem berbunyi zeroisasi merupakan penghilangan bunyi fenomis

sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomis pengucapan. Prokem berbunyi zeroisasi dapat dilihat sebagai berikut:

(Data 40) :

O1: “Dmnaa? Ngapain kamuu”

‘Dimana? Lagi apa kamu’

O2: “Apa? Drmh aku”

‘Apa? Di rumah aku’

O1: “Sini sud ditunggu anak2”

‘Sini sudah ditunggu anak-anak’

O2: “Bntr cuy sebat dlu”

‘Bentar teman sebatang rokok dulu’

O1: “Jan lama2!”

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 19 April 2019. Penutur

mengajak mitra tutur untuk segera bertemu. Kemudian mitra tutur mengatakan untuk menunggu sebentar lagi.

(Data 47) :

O1: “Lu dimana?”

‘Kamu di mana?’

O2: “Di kos W”

‘Di kos aku’

O1: “Siap2 sud aku jmpt, kita pergi makan”

‘Siap-siap sudah aku jemput, kita pergi makan’

O2: “Oke cus”

‘Oke jalan’

Konteks tuturan: tuturan ini dituturkan pada malam hari disebuah

chattingan whatsapp personal chat, tanggal 24 April 2019. Penutur

mengajak mitra tutur pergi makan bersama. Kemudian mitra tutur tidak menolak.

Dari data tuturan (40) dan (47) kosakata jan dan sud, merupakan bunyi zeroisasi, karena mengalami penghilangan bunyi fenomis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomis pengucapan.

Data tuturan (40) terjadi saat malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa meminta mahasiswa lainnya untuk segera bertemu. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem jan. Data tuturan ini termasuk ke dalam bunyi zeroisasi disebabkan adanya penghilangan bunyi fenomis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomis pengucapan. Jan berasal dari kata jangan.

Data tuturan (47) terjadi saat malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengajak mahasiswa lainnya untuk pergi makan bersama. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem sud. Data tuturan ini termasuk ke dalam bunyi zeroisasi disebabkan adanya penghilangan bunyi fenomis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomis pengucapan. Sud berasal dari kata sudah.

4. Bentuk Makna

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data tuturan yang termasuk bahasa prokem, dapat dilihat bahwa bentuk makna prokem mahasiswa PBSI USD angkatan 2015 berbentuk makna denotatif dan makna konotatif.

a. Prokem Bentuk Makna Denotatif

Prokem makna denotatif merupakan makna yang sebenarnya atau asli. Prokem bermakna denotatif dapat dilihat sebagai berikut:

(Data 18) :

O1: “Sama siapa? Agak mager saia.”

‘Sama siapa? Sedikit malas gerak saya’

(Data 35) :

O1: “Gercep bgt udh mau validasi aj”

‘Gerak cepat banget, sudah mau validasi saja’

(Data 37) :

O1: “Mantull. Dpt nilai apa lu?”

(Data 52) :

O1: “Bomat! Gk tanya uwe”

‘Bodo amat! Tidak tanya aku’

Dari data tuturan (18) mager, (35) gercep, (37) mantul, dan (52) bomat menunjuk pada makna yang sebenarnya atau lugas. Mager merupakan akronim dari kata malas gerak yang mempunyai makna „malas bergerak‟, gercep merupakan akronim dari kata gerak cepat yang mempunyai makna „bergerak lebih cepat‟, mantul merupakan akronim dari kata mantap betul yang mempunyai makna „mantap sekali‟, dan bomat merupakan akronim dari kata bodo amat yang mempunyai makna „bodo ah‟. Keempat kata tersebut mempunyai makna yang jelas dan lugas.

Data tuturan (18) terjadi saat malam hari. Tuturan ini terjadi di sebuah

personal chat antara dua mahasiswa PBSI USD angkatan 2015. Salah satu

mahasiswa mengajak mahasiswa lainnya untuk pergi bersama ke suatu tempat. Mahasiswa tersebut menggunakan kosakata prokem mager. Data tuturan ini

Dokumen terkait