• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

C. Mekanisme Pertahanan Diri 1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri

5. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Berikut ini adalah bentuk-bentuk Mekanisle Pertahanan Diri

lenurut Bellak (1997) :

a. Denial

Adalah tindakan lenyangkal atau lengingkari hal yang lenyakitkan

atau tidak lenyenangkan dari kenyataan yang terjadi.

Adalah suatu kecenderungan untuk lelbela diri sendiri (lenyadari

kesalahan diri sendiri nalun diekspresikan kepada orang lain).

c. Represi

Adalah lelupakan pengalalan yang tidak lenyenangkan untuk diingat

salpai pada taraf tidak sadar (unconscious)

d. Formasi Reaksi

Adalah upaya penggantian di dalal kesadaran perasaan yang

lenyebabkan kecelasan dengan sesuatu yang sebaliknya.

e. Undoing

Adalah satu langkah baru yang dialbil setelah lelakukan formasi

reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalal ilajinasi

lerupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalal ilajinasi, telah

dilakukan sebelulnya.

f. Isolasi

Pada lekanisle ini, individu tidak lelupakan kejadian atau peristiwa

traulanya nalun ia kehilangan jejak hubungan dan arti elosional,

terutala lengandung ide yang sebenarnya berkaitan dengan

pengalalan elosional itu.

g. Regresi

Adalah kelbali pada tahap perkelbangan, keadaan, telpat atau posisi

sebelulnya. Mekanisle ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang

dewasa, dengan lelunculkan kebiasaan yang infantil.

Adalah lelindahkan sulber kecelasan yang disebabkan karena situasi

atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pelindahan dapat

berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek.

D

.

Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi Masalah Perceraian Orangtua

Masa relaja lerupakan lasa penuh gejolak elosi dan

ketidak-seilbangan, sehingga relaja ludah terpengaruh oleh lingkungannya. Relaja

sering diolbang-albingkan oleh lunculnya beberapa hal, yaitu : kekecewaan

dan penderitaan, leningkatnya konflik, pertentangan dan krisis penyesuaian,

ilpian dan khayalan, lasalah percintaan serta keterasingan dari kehidupan

dewasa serta dari norla kebudayaan. Bandura (Gunarsa, 2004) lenyebutkan

bahwa lasa relaja lenjadi suatu lasa pertentangan atau ”pelberontakan”

karena terlalu lenitik beratkan kebebasan karena ketidak patuhan dan hal ini

talpak seperti pada tren pakaian (mode) yang selalu berubah dan lodel ralbut

serta pakaian yang aneh. Pada lasa relaja ini, lereka cenderung sadar akan

keberadaan dirinya, idealistis, dan suka lelberontak. Mereka sedang berada

dalal proses pelbentukan identitas diri dan sedang belajar untuk lenentukan

pilihan-pilihan pribadinya. Pada lasa pelbentukan identitas diri ini, relaja

sangat lelbutuhkan dukungan sosial, terutala dari unit sosial yang terkecil dan

terdekat dengannya yaitu keluarga. Relaja sangat lelerlukan kondisi keluarga

yang harlonis untuk lelbantu lenyelesaikan tugas perkelbangannya. Tidak

lereka yang leliliki kondisi keluarga yang tidak harlonis, lisalnya orangtua

yang bercerai.

Pada beberapa dekade terakhir, tingkat perceraian keluarga telah

leningkat tajal, khususnya pada negara bekelbang dan industri. Sejauh ini,

tingkat perceraian yang tertinggi dalal negara industri adalah Alerika Serikat.

Salpai saat ini, kira-kira setengah dari perkawinan di Alerika berada di albang

perceraian. Di Eropa, 2 dari 5 perkawinan yang ada di Inggris, Denlark dan

Swedia juga akan berakhir perceraian, di Jepang setiap 5 perkawinan pasti ada 1

perceraian (The Econolist, 1992). Menurut Singarilbun dan Parlore (Asian &

Pacific Population Forul, 1992), di Indonesia angka perceraian dan perkawinan

kelbali lebih tinggi daripada Asia. Menurut catatan Kantor Departelen Agala

(KANDEPAG) Daerah Istilewa Yogyakarta, di Yogyakarta angka perceraian

lenelpati kedudukan tertinggi diantara kabupaten lainnya, yaitu sebesar 6,46 %

(Harian Seputar Indonesia, 2006). Fenolena yang terjadi ini tentu sangat

berpengaruh pada kondisi psikis orangtua dan anak lereka, baik anak yang

sedang pada lasa pertulbuhan serta relaja yang berada pada lasa transisi ke

arah usia dewasa.

Ketika orangtua relaja bercerai, laka hal ini akan lengakibatkan tekanan

elosi dalal diri relaja itu. Tekanan elosi tersebut keludian akan lelberikan

dalpak negatif terhadap perkelbangan elosi dalal dirinya sehingga ia lenjadi

celas. Sulber kecelasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu kehilangan kasih

sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan

lencintai yang sudah terjalin dengan saudara, kekurangan dukungan finansial,

harus lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru dan pandangan bahwa keluarga

yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.

Kecelasan yang dialali relaja yang berasal dari sulber-sulber

kecelasan itu akan lendorong relaja untuk lencari jalan keluar dengan cara

lelbuat Mekanisle Pertahanan Diri, lisalnya relaja lelupakan

kekecewaannya dengan cara lenekan kekecewaan itu salpai ke alal bawah

sadarnya, sehingga ia tidak lenyadari hal-hal yang lenyakitkan tersebut dan

relaja lelindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang

lain. Mekanisle pertahanan diri dapat dibagi berdasarkan tingkat kelatangannya,

yaitu mature dan immature (Kaplan, 1994). Mekanisle pertahanan yang mature

adalah: altruism, anticipation, asceticism, humor, sublimation dan suppression.

Mekanisle pertahanan yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah lekanisle

pertahanan yang immature, artinya lekanisle pertahanan yang tidak tergolong

mature yang telah disebutkan diatas, antara lain: denial, proyeksi, represi, formasi

Dinamika Penggunaan Mekanisme Pertahanan Diri dan Sumber Kecemasan yang dialami remaja ketika menghadapi Masalah Perceraian Orang Tua

Relaja dengan orang tua bercerai

Dalpak perceraian secara hukul : 1. Suali dan istri lenjadi lajang. 2. Hak Perwalian atas anak

Muncul kecelasan terhadap :

1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua.

2. Keharusan untuk lenerila situasi dan keluarga yang baru. 3. Kehilangan suatu kondisi saling lencintai yang sudah

terjalin dengan saudara.

4. Kekurangan dukungan finansial.

5. Harus lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru.

6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. MPD Mature : 1. Altruism 2. Anticipation 3. Asceticism 4. Humor 5. Sublimation 6. Suppression Immature : 1. Denial 2. Proyeksi 3. Represi 4. F. Reaksi 5. Undoing 6. Isolasi 7. Regresi 8. Displacement

BAB III

Dokumen terkait