• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

4. Bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

Untuk menjalin komunikasi yang baik maka orang akan berbicara sejelas mungkin, tidak berbelit-belit, ringkas, tidak berlebihan, berbicara secara wajar. Hanya saja dalam pragmatik terdapat penyimpangan-penyimpangan, ada maksud-maksud tertentu, tetapi ia harus bertanggung jawab atas penyimpangan itu, sehingga orang lain bisa mengetahui maksudnya. Dengan kata lain diperlukan sebuah kerja sama. Dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama itu, setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi dan maksim pelaksanaan.

a. Maksim Kuantitas

Penyimpangan terhadap maksim kuantitas terdapat pada: 1) data 3 (TBC),

commit to user

reboisasi, atau mis dunia, Asian idol, pariwisata?”

pertanyaan sang anak sebenarnya sudah jelas, namun ujaran yang mengikutinya justru bertentangan dengan maksim kuantitas, namun nampaknya ini sengaja dilakukan untuk menggambarkan rasa ingin tahu sang anak.

2) data 5 (AT), jawaban agen gas terhadap pertanyaan ibu M dan K

Ibu M: “isi gas ada?’

Agen gas: “gas kosong belum ada kiriman” Ibu K: “tabungnya ada?’

Agen gas: “Kosong, kalo ada harganya mahal”

jawaban agen gas tersebut bertentangan dengan maksim kuantitas karena dengan menjawab kosong atau tidak ada sudah memberikan kontribusi yang cukup terhadap lawan tuturnya. maksim ini sengaja dilanggar untuk mengilustrasikan adanya maksud tersembunyi dari jawaban tersebut.

3) data 7 (GP), jawaban para responden Bang One

Bang one: “Nggak nyoblos?” (hal ini ditanyakan kepada beberapa pihak, berikut adalah jawabanya)

Ibu penjual makanan: “saya harus jualan dong” Petani: “panen dulu”

Pengusaha: “tidak ada yang berubah buat apa?” Aktivis: “dari dulu aku golput”

Penjual rujak: “Istri nanti dikasih makan apa?”

Bapak kumis: “semua jualan kecap no.1 padahal aku nggak suka kecap”

Massa: “kami nunggu serangan fajar”

Jawaban-jawaban tersebut bertentangan dengan maksim kuantitas yang menghendaki setiap peserta tuturan memberikan kontribusi secukupnya, dalam hal ini responden cukup menjawab dengan kata “tidak” atau “nanti”, namun penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menggambarkan kompleksnya sikap masyarakat terhadap pemilu.

4) data 8 (P), jawaban salam merdeka

Pengemis: “merdeka apa? Sejak kecil kami miskin” Ibu kuning: “kalo selalu dililit hutang apa itu merdeka!!” Ibu biru: “semua barang naik/hilang atau antre, itu merdeka!!” Koruptor: “merdeka!! Kita bebas berkorupsi ria”

commit to user

Pencari kerja: “ tapi jutaan dari kami menganggur!”

kontribusi yang diharapkan oleh pejuang (Bang One) hanyalah jawaban kata “merdeka” layaknya salam perjuangan dahulu, namun terjadi penyimpangan terhadap maksim kuantitas, hal ini dikarenakan untuk menggambarkan kesulitan masyarakat pasca 65 tahun merdeka.

5) data 9 (BB), pada percakapan Kemas Yahya dan istrinya.

Istri : “kenapa pak?”

Suami: “ ah Cuma mimpi, nggak apa-apa. Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat”

Sebenarnya Kemas Yahya berkontribusi cukup dengan hanya menjawab “nggak apa-apa” ,namun ia melanggar maksim kuantitas dengan mengatakan sesuatu yang tidak ditanyakan oleh istrinya. Hal ini sengaja dilakukan untuk menenangkan diri memperkuat pendapatnya mengenai sikap Hendarman.

6) data 11 (JJW) pada jawaban Bang One terhadap pertanyaan polisi,

Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?”

Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”(sambil tertawa)

kontribusi yang diharapkan polisi tersebut dari Bang One adalah jawaban “ya” atau “tidak”, namun Bang One justru menanggapinya dengan kalimat santai. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan efek lucu.

7) data 13 (BS) jawaban pelawak Srimulat terhadap pertanyaan Bang One.

Bang One: “kok sepi?”

Pelawak: “yang ini sudah tutup, yang ramai sebelah pak!!”. (Sambil menunjuk ke arah Senayan/ gedung DPR)

Sebenarnya pelawak tersebut cukup menjawab “sudah tutup”, namun sengaja menambahi dengan kalimat “yang ramai sebelah pak”, penyimpangan yang terjadi sengaja dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu yang sifatnya konvensional.

commit to user

8) data 15 (EG) pertanyaan yang diajukan anak tersebut terlalu berlebihan sehingga tidak memberikan kesempatan kepada lawan tuturnya untuk berkontribusi dalam komunikasi tersebut. Penyimpangan ini justru menimbulkan kesan tidak berimbang dan menghakimi.

Berdasarkan hasil penelitian kartun editorial Bang One penyimpangan terdapat maksim kuantitas cukup sering digunakan dalam kartun editorial Bang One, hal ini sengaja dilakukan untuk mendapatkan nilai kelucuan dan memberi pesan khusus kepada pemirsa.

b. Maksim Kualitas

Penyimpangan terhadap maksim kualitas pada kartun editorial Bang One hanya terdapat terdapat dalam data 11 (JJW) pada ucapan Bang One.

Bang One: “presiden bilang jangan jebak warga yang tidak tahu, kalau ada warga melakukan pelanggaran, atau kesalahan karena tidak tahu, kita ikut bersalah. Apa maksudnya ya? Al-amin?” Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?”

Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”(sambil tertawa)

Ucapan Bang One tidak mendasar pada bukti meskupun bersifat komunikatif karena yang terlihat memang ada tanda larangan meskipun sedikit tertutup pohon, namun penyimpangan ini sengaja untuk mengungkapkan pendapat dengan efek lucu.

Berdasarkan hasil penelit ian kont ribusi yang mengarah pada penyim pangan m aksim kualit as sangat sedikit karena kart un edit orial Bang One m em iliki kont eks yang jelas dalam t iap judulnya, selain it u m inim t erjadi perist iw a t anya jaw ab ant art okoh dalam kart un edit orial t ersebut .

c. Maksim Relevansi

Penyimpangan terhadap maksim relevansi dalam kartun editorial Bang One terdapat pada:

1) data 8 (P) pada kontribusi responden terhadap salam “merdeka”

Pengemis: “merdeka apa? Sejak kecil kami miskin” Ibu kuning: “kalo selalu dililit hutang apa itu merdeka!!”

commit to user

Ibu biru: “semua barang naik/hilang atau antre, itu merdeka!!” Koruptor: “merdeka!! Kita bebas berkorupsi ria”

Pencari kerja: “ tapi jutaan dari kami menganggur!”

jawaban di atas adalah jawaban responden terhadap salam “merdeka” dari seorang veteran. Bila responden sebagai peserta yang kooperatif, maka tidak selayaknya mereka langsung membantah, seharusnya mereka menjawab “merdeka” karena yang memberi salam bukanlah pihak yang terkait yang dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang mereka alami. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menguatkan kesan kata “merdeka” seperti yang seharusnya.

2) data 12 (MB) pada percakapan antara anggota MA dengan anggota BPK.

Anggota BPK: “laporan keuangan MA tidak akuntabel” Anggota MA: “terserah”

Anggota BPK: “aneh itu tidak bisa diaudit”

Anggota MA: “nggak aneh. Ini titipan orang, dibalikin kalo lebih.” Anggota BPK:”kenapa nggak bisa diperiksa?”

Anggota MA:” ubah dulu hukum acara perdata”

Anggota BPK:” di rekening anda ada uang 7,4 M harus diaudit, masuk neraca keuangan MA, aneh..”

Anggota MA: “nggak aneh”

Anggota BPK:”harus tetap diaudit, aneh..”

Jawaban anggota MA yang terkesan asal tidak relevan dengan pertanyaan yang diajukan oleh anggota BPK, sebagai penegak hukum seharusnya anggota MA memberikan jawaban yang memiliki landasan hukum atau sesuai dengan apa yang diketahuinya. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk memperkuat konteks perdebatan yang terjadi diantara kedua lembaga tersebut.

3) data 14 (H) pada tanggapan terhadap akronim Harmoko

Harmoko: “namaku Harmoko”

Supir Mikrolet: “itu karena kantor bapak, antara Harmoni-kota ya?”

Mahasiswa UI: “bukan, itu singkatan hari-hari omong kosong” Anggota Koperasi:” bersama bapak hari-hari omong koperasi” Harmoko: “sekarang hari-hari (aku) omong koordinasi partaiku”

commit to user

Bang One:”Harmoko bisa juga berarti hari-hari menuju ko istana”

Dialog di atas adalah reaksi terhadap Harmoko yang dalam konteks sebelumnya telah disebutkan bahwa ia berniat mendirikan partai. Tanggapan tersebut tidak relevan dengan konteks yang dimaksudkan, namun secara konvensional sebenarnyarespon dengan menggunakan akronim Harmoko sesuai dengan konteks masa lalu Harmoko. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada pemirsa mengenai masa lalu Harmoko.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyimpangan maksim relevansi dalam kartun editorial Bang One terdapat penyimpangan relevansi meskipun penyimpangan tersebut bukanlah mayoritas. hal ini dikarenakan secara tersurat (eksplisit) respons yang diberikan tidak terlihat relevansinya dengan pokok pembicaraan, karena sudah ada latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang sama antara penutur dan lawan tutur maka komunikasi masih tetap bisa berjalan. Dengan kata lain, yang tersurat (eksplisit) nampak tidak relevan namun, yang tersirat (implisit) sebenarnya relevan.

d. Maksim Pelaksanaan/ Cara

Penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan dalam kartun editorial Bang One terdapat pada:

1) data 4 (KJ) terdapat pada ucapan jaksa kepada penyidik KPK

Jaksa: “kitakan sama-sama penyelidik”

Petugas KPK: “kita sama-sama penyelidik! Tapi di sini aku periksa kamu bukan kamu periksa aku!!”

Ucapan jaksa menyebabkan penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan karena maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, secara runtut, dan tidak berlebih-lebihan. Jaksa mengucapkan kalimat tersebut secara langsung, namun kalimat tersebut bermakna kabur karena tidak sesuai dengan konteks.

commit to user

Penyimpangan tersebut sengaja dilakukan untuk menimbulkan efek mengalihkan pembicaraan penyelidik KPK dan efek lucu kepada pemirsa.

2) data 14 (H) ucapan Bang One menanggapi alasan Harmoko

Harmoko:” begini, senua ini atas petunjuk bapak rakyat” Bang One: “bukan presidan lagi, ya?”

Bang One sebenarnya memahami konteks bapak rakyat yang dimaksud oleh Harmoko adalah mantan Presiden Soeharto, namun Bang One memberikan tanggapan yang berlebihan dengan mengatakan “bukan presidan lagi, ya?”. Penyimpangan ini sengaja dilakukan untuk memperkuat segi latar belakang pengetahuan

(background knowledge) terhadap masa lalu Harmoko sebagai

orang kepercayaan Presiden Soeharto.

Berdasarkan hasil penelitian, penyimpangan terhadap maksim pelaksanaan dalam kartun editorial Bang One sebenarnya bukan untuk melucu, tetapi justru untuk berlindung di balik lelucon tokohnya. Jurus ini digunakan upaya pembenaran dari apa yang telah dilontarkan karena ketidakberdayaan untuk mempertanggungjawabkan lontaran yang ternyata tidak memiliki dasar.

Secara umum bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial Bang One dapat dengan mudah diidentifikasi apabila dipahami kontek dari tiap judulnya. Penyimpangan tersebut sengaja dilakukan untuk tujuan agar percakapan yang terdapat dalam kartun editorial tersebut mengajak pemirsa berpikir dan mengaitkanya dengan peristiwa konvensional sesuai dengan latar belakang pengetahuan pemirsa terhadap peristiwa aktual yang berkembang dalam pemberitaan.