HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
3. Implikatur dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One
Dalam tuturan implikatif, penutur dan lawan tutur harus mempunyai konsep yang sama dalam suatu konteks. Jika tidak, maka akan terjadi suatu kesalahpahaman atas tuturan yang terjadi di antara keduanya. Hal tersebut juga berlaku dalam memahami kartun editorial Bang One. Terdapat dua macam implikatur, yaitu implikatur konvensional dan implikatur konversasional.
a. Implikatur Konvensional
Implikatur konvensional merupakan implikatur yang dihasilkan dari penalaran logika. Berikut adalah implikatur konvensional yang terdapat dalam sampel penelitian.
1) Dalam data 2 (SRPN) terdapat ucapan Bang One “Senjata renta untuk menjaga negara?..beli baru!! Tapi anggaranya ada nggak ya?”. Awalnya ucapan Bang One menciptakan implikatur bahwa pembelian senjata baru adalah solusi terbaik untuk merevitalisasi
commit to user
persenjataan negara, namun penggunaan kata “tapi” membatalkan implikatur tersebut dan menciptakan anomali bahwa ketersediaan anggaran merupakan permasalahan selanjutunya.
2) Hampir serupa dengan data 2 (SRPN), data 4 (KJ) juga memiliki implikatur konvensional paja jawaban petugas KPK “kita sama-sama penyelidik! Tapi di sini aku periksa kamu bukan kamu
periksa aku!!”. Ucapan tersebut menciptakan implikatur bahwa
petugas KPK menyetujui ucapan jaksa, namun penggunaan kata “tapi” membatalkan implikatur tersebut dan menciptakan implikatur baru bahwa terdapat perbedaan sesuai dengan konteks yang sedang berlangsung.
3) Dalam data 5 (AT) ucapan petugas Pertamina Pet. Pertamina,
“daripada antre minyak tanah pindah saja ke gas, dapat tabung
gratis, dapat kompor gratis” secara konvensional terdapat
perbedaan antara minyak tanah dan gas sehingga menimbulkan implikatur bahwa dengan beralih ke gas maka tidak perlu lagi antri juga mendapatkan kompor dan tabung secara gratis.
4) Terdapat implikatur konvensional pada data 6 (MM) khususnya pada ucapan Agen : “ini pas buat bapak dech” dan Bang One:
“pilih Alutsista yang tepat”. Ucapan agen menimbulkan implikatur
bahwa mobil mutakhir tersebut sesuai dengan selera/ kebutuhan pembeli, sedangan ucapan Bang One secara konvensional menguraikan sikap peringatan dan menimbulkan implikatur bahwa mobil mutakhir tersebut kurang tepat untuk dijadikan alutsista. 5) Ucapan Bang One “yang golput banyak artinya rakyat sudah
bosan dikibulin sama janji-janji palsu kale” pada data 7 (GP)
menimbulkan implikatur bahwa jangan lagi mengumbar janji-janji/ gunakan strategi baru untuk menarik simpati rakyat dalam pemilu. 6) Pada data 13 (BS) terdapat percakapan Bang One: “kok sepi?” dan
Pelawak: “yang ini sudah tutup, yang ramai sebelah pak!!”. Jawaban pelawak atas pertanyaan Bang One menciptakan implikatur bahwa tempat tersebut sepi karena sudah tutup dan
commit to user
tempat sebelah (gedung senayan) sedang memberikan tontonan yang lebih ramai. Dipahami secara konvensional bahwa keramaian yang dimaksud adalah sepak terjang para politisinya yang lebih ahli dalam melakukan lelucon politik.
7) Pada data 15 (EG) menimbulkan implikatur yang dipahami secara konvensional bahwa pegawai pajak memiliki kehidupan ekonomi kelas atas.
Secara umum implikatur konvensional dalam kartun editorial Bang One menggunakan konteks logika sebagai landasan untuk memahaminya. Implikatur tersebut sebagian besar timbul dari ucapan Bang One yang berusaha mengkomunikasikan makna yang bersifat ironis, metaforis, dan sebagainya.
b. Implikatur Konversasional
Implikatur konversasional merupakan implikatur yang dihasilkan karena tuntutan konteks tertentu. Biasanya menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Berikut adalah implikatur Konversasional yang terdapat dalam sampel penelitian.
1) Pada data 1 (FF) terdapat ucapan anak penderita gizi buruk: “aku
dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?”.
Penutur memaksudkan untuk menunjukkan perasaanya tanpa menyinggung orang-orang tertentu, yang sebenarnya akan lebih mudah dipahami apabila dalam ucapan tersebut menjadi “melihat film saja menangis..melihat aku dan banyak lagi yang gizinya buruk koq nggak ada yang nangis?”
2) Percakapan antara bapak dan anak dalam data 3 (TB) secara konversasional mengimplikasikan bahwa Indonesia berada pada tingkat ke-3 dalam hal tuberkolosis bukan dalam prestasi dan kita tidak boleh berdekatan dengan penderita TBC karena penyakit tersebut bisa menular.
3) Pada data 8 (Pejuang) terdapat implikatur percakapan yang mengimplikasikan perbedaan dalam memaknai kemerdekaan baik
commit to user
secara positif maupun negatif, khususnya kemerdekaan ekonomi. Terdapat maksud untuk menyindir beberapa pihak. Relasi tuturan berdasarkan percakapan dapat dijabarkan sebagai berikut
Pengemis (+) merdeka Merdeka itu tidak miskin
(-) tidak miskin
Ibu Kun (+) merdeka Merdeka itu tidak dililit Hutang
(-) tidak dililit hutang Ibu biru (+) merdeka
(-) barang murah dan tidak antre Merdeka itu barang murah dan tidak antre
4) Implikatur percakapan pada data 9 (BB) dapat dijelaskan berdasarkan percakapan berikut.
Istri : “kenapa pak?”
Suami: “ ah Cuma mimpi, nggak apa-apa. Biasanya pak Hendarman menyelesaikan secara adat”
Bang One: “secara adat=tidak dipecat”
Berdasarkan percakapan tersebut terdapat kalimat yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan, ah Cuma mimpi digunakan untuk menutupi perasaan yang sebenarnya, kemudian muncul implikatur bahwa si suami (Kemas Yahya) tidak akan dipecat, Hendarman biasanya menyelesaikan masalah tidak dengan cara memecat, dan Menyelesaikan secara adat artinya tidak dipecat.
5) Pada data 10 (MPL) implikatur percakapan terdapat pada ucapan berikut.
Bang One: “Cukong aparat polisi, jaksa, TNI, pemerintah semua ikut main. Parah”
Ucapan tersebut merupakan ironi yang disengaja untuk menunjukkan kemarahan dan kekecewaan, ucapan tersebut menciptakan implikatur keadaan parah karena cukong, aparat polisi, jaksa, TNI, dan pemerintah ikut bermain (peran) dalam pembalakan hutan.
commit to user
6) Pada data 11 (JJW) implikatur konversasional dapat ditemukan pada percakapan berikut ini.
Polisi: “bapak tidak melihat tanda larangan itu?”
Bang One: “ah bapak jangan jebak warga yang tidak tahu”
Jawaban Bang One mengimplikasikan sebuah sindiran yang muncul akubat inferensi yang didasari oleh latar belakang pengalaman tentang polisi dengan perilaku suka menjebak dan menciptakan implikatur bahwa Bang One tidak melihat tanda larangan yang dimaksud oleh polisi tersebut.
7) Jawaban yang dilontarkan anggota MA pada data 12 (MB) mengimplikasikan sikap mengelak dengan alasan. Selain itu ucapan Presiden:”sabar..sabar PP biaya perkara MA sedang
dibuat” menimbulkan implikatur PP biaya MA belum selesai
dibuat, sementara ucapan Bang One :” kapan PP biaya MA turun
pak?” implikatur yang timbul adalah PP biaya MA belum turun,
muncul akibat adanya inferensi pengetahuan bahwa PP tersebut sudah lama dibahas sajak lama namun hingga kini belum ada hasilnya.
8) Percakapan yang terjadi pada data 14 (H) berikut ini.
a) Harmoko: “namaku Harmoko”, Supir Mikrolet: “itu karena
kantor bapak, antara Harmoni-kota ya?”
Implikatur yang muncul adalah Supir mikrolet tidak yakin kantor Harmoko terletak antara Harmoni-Kota
b) Mahasiswa UI: “bukan, itu singkatan hari-hari omong kosong”
Implikatur yang muncul adalah bahwa menurut mahasiswa UI Harmoko memiliki gemar beromong kosong
c) Anggota Koperasi:” bersama bapak hari-hari omong koperasi”
Implikatur yang muncul adalah bahwa para anggota kopersai setiap hari membicarakan tentang koperasi dengan Harmoko
d) Harmoko: “sekarang hari-hari (aku) omong koordinasi
partaiku”
Implikatur yang muncul adalah bahwa saat ini Harmoko sedang berbicara masalah koordinasi partainya.
e) Bang One:”Harmoko bisa juga berarti hari-hari menuju ko
commit to user
Implikatur yang muncul adalah bahwa Harmoko memiliki arti lain dibanding yang sebelumnya menurut Bang one
Harmoko:” begini, senua ini atas petunjuk bapak rakyat” Bang One: “bukan presidan lagi, ya?”
Implikatur yang muncul adalah yang memberi petunjuk kepada Harmoko adalah bapak rakyat yang sebelumnya adalah presiden. Berdasarkan analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa implikatur konversasional yang digunakan dalam kartun editorial Bang One digunakan agar pernyataan yang disampaikan itu lebih santun. Secara umum kartun editorial Bang One menggunakan implikatur sebagai sarana untuk menyindir, menanggapi, mengkritik, memberi simpati dan lain-lain kepada pihak-pihak tertentu dengan tujuan agar pihak-pihak yang menjadi objek implikatur mengerti dan merefleksikan apa yang telah dilakukannya. Kartun editorial Bang One memakai implikatur dengan aplikasi konteks sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pemakaian implikatur dalam editorial ini juga dapat menjadi sebuah dasar jika sindiran, kritikan, bahkan makian dapat disampaikan dengan ringan.
4. Bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial