• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konteks yang melatarbelakangi kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Konteks yang melatarbelakangi kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

Berdasarkan pendapat Cummings bahwa pragmatik adalah kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks sebagai dasar pertimbangan untuk memahami bahasa, maka pemahaman terhadap konteks sangat dibutuhkan agar dapat menggunakan bahasa secara tepat dan menentukan makna secara tepat pula. Begitu pun dengan kartun editorial kabar Bang One. Konteks berperan membantu pemirsa dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh redaktur dalam tiap tayangan kartun editorial tersebut. Dalam kartun editorial kata digunakan sebagai penyambung dengan konteks peristiwa yang dibahas, melalui cara ini sebuah kartun dibangun untuk menyampaikan pesannya, pengertian ini sesuai dengan bentuk konteks yang terdapat dalam kartun editorial Kabar Bang One.

Konteks yang melatarbelakangi kartun editorial Bang One cenderung berkembang sesuai dengan teori yang telah diungkapkan sebelumnya. Di dalam pragmatik konteks itu berarti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya. Konteks ini berperan membantu mitra tutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur. Selaras

commit to user

dengan teori tersebut dalam kartun editorial kabar Bang One konteks dasar adalah peristiwa aktual yang sedang marak diberitakan, khususnya oleh media TV One, sehingga latar belakang yang dimiliki oleh redaktur relatif selaras dengan pemirsa televisi yang mengikuti pemberitaan rutin.

Konteks fisik (setting) merupakan konteks yang mempunyai keterkaitan yang erat dalam kartun editorial Kabar Bang One, selain itu konteks fisik yang didasarkan pada pengguna bahasa/ partisipan yang disajikan dalam peristiwa komunikasi kartun editorial Kabar Bang One digunakan untuk menunjukkan bentuk tak terujar, sehingga akan memperjelas maksud tuturan. Selanjutnya, konteks tujuan dalam kartun editorial Kabar Bang One secara keseluruhan dipengaruhi oleh pemberitaan yang sedang marak di media, sementara konteks perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi dalam kartun editorial sebagian besar mengandung tema sosial. Secara umum Konteks media/ saluran komunikasi yang digunakan partisipan (tokoh) dalam kartun editorial Kabar Bang One berinteraksi dengan bersemuka antara satu sama lain, sedangkan komunikasi tak langsung dilakukan tanpa adanya tokoh partisipan sehingga dikondisikan bahwa yang diajak berkomunikasi adalah pemirsa yang menyaksikan tayangan kartun editorial tersebut.

2. Praanggapan (presuposisi) yang muncul dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

Kartun editorial Bang One merupakan kartun editorial pertama yang lahir di dunia broadcast Indonesia, inovasi kartun opini yang merupakan hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Selain konteks, praanggapan juga diperlukan untuk membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pemirsa dan sebaliknya, membantu redaktur untuk menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.

Praanggapan (presuposisi) merupakan kondisi yang dianggap ada sebelum membuat ujaran. Praanggapan umumnya diklasifikasikan dalam enam praanggapan, yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural,dan presuposisi konterfaktual.

commit to user

adalah praanggapan faktif, hal ini disebabkan karena informasi yang ditampilkan dalam kartun editorial Bang One merupakan informasi yang marak diberitakan oleh media, sehingga masyarakat akan cenderung tahu bahwa apa yang disampaikan adalah kebenaran. Selain itu daya kemustahilan praanggapan tersebut tidak dapat dijelaskan dengan perlakuan semantik apapun karena pengertian tersebut didasarkan pada kondisi faktual.

Praanggapan dalam kartun editorial Kabar Bang One memiliki kesesuaian dengan pengertian praanggapan dalam teori yang sudah dijelaskan sebelumnya (Bab II) yaitu sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang menghasilkan presupposisi adalah penutur bukan kalimat Kita dapat mengindentifikasi sebagai informasi yang diasumsikan secara tepat. Sebenarnya semua presupposisi ini menjadi milik penutur dan semua anggapan itu boleh jadi salah, namun dalam hal ini kartun editorial mayoritas cenderung menggunakan praanggapan faktif dibandingkan dengan praanggapan lain karena senantiasa menggunakan kondisi faktual sebagai dasar pembuatannya.

3. Implikatur dalam kartun editorial “Kabar Bang One” pada program berita TV One

Berdasarkan teori suatu konsep yang paling penting dalam ilmu pragmatik dan yang menonjolkan pragmatik sebagai suatu cabang ilmu bahasa ialah konsep implikatur percakapan. Nampaknya hal ini teruji kebenaranya dalam kartun editorial Kabar Bang One. Konsep implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering terdapat antara “apa yang diucapkan” dengan “apa yang diimplikasi”. Konsep implikatur memiliki kesesuaian dengan penggunaan bahasa baik verbal maupun nonverbal dalam kartun editorial Bang One,khususnya percakapan antartokoh dalam kartun editorial tersebut memiliki tujuan tertentu untuk disampaikan kepada pembaca, dalam teori disebut tuturan implikatif. Dalam tuturan implikatif, penutur dan lawan tutur harus mempunyai konsep yang sama dalam suatu konteks. Jika tidak, maka akan terjadi suatu kesalahpahaman atas tuturan yang terjadi di antara keduanya. Hal tersebut juga berlaku dalam memahami kartun editorial Bang One, implikatur yang digunakan adalah implikatur konvensional dan implikatur konversasional.

commit to user

Penggunaan implikatur dalam berbahasa bukan berarti sebuah ketidaksengajaan atau tidak memiliki fungsi tertentu. Implikatur konvensional dalam kartun editorial Bang One menggunakan konteks logika sebagai landasan untuk memahaminya. Implikatur tersebut sebagian besar timbul dari komentar Bang One yang berusaha mengkomunikasikan makna yang bersifat ironis, metaforis, dan sebagainya. Sedangkan implikatur konversasional yang digunakan dalam kartun editorial Bang One digunakan agar pernyataan yang disampaikan itu lebih santun. Implikatur tersebut dapat memberikan berbagai fakta yang secara lahiriah kelihatan tidak berkaitan, malah berlawanan (seperti metafora).

Kartun editorial Bang One menggunakan implikatur sebagai sarana untuk menyindir, menanggapi, mengkritik, memberi simpati dan lain-lain kepada pihak-pihak tertentu dengan tujuan agar pihak-pihak-pihak-pihak yang menjadi objek implikatur mengerti dan merefleksikan apa yang telah dilakukannya. Kartun editorial Bang One memakai implikatur dengan aplikasi konteks sosial yang terjadi dalam masyarakat. Pemakaian implikatur dalam editorial ini juga dapat menjadi sebuah dasar jika sindiran, kritikan, bahkan makian dapat disampaikan dengan ringan.

4. Bentuk-bentuk penyimpangan prinsip kerjasama dalam kartun editorial