• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

3. Bentuk-bentuk Reward

Reward adalah metode yang bersifat positif terhadap proses pembelajaran

untuk meningkatkan motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada peserta didik ada berbagai macam bentuk. Secara garis besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata, seperti: baik,bagus, bagus sekali dan sebagainya, tetapi juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti, misalnya; “Nah

lain kali akan lebih baik lagi jika...” “ Kamu pasti bisa kalau kamu rajin belajar”. Selain, berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat atau pertanda misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula.

Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu peserta didik yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan oranga tua siswa. Misalnya, pada malam perpisahan yang diadakan diakhir tahun. Kemudian ditampilkan siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas, penobatan dan penampilan bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, dan lain sebagainya. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada siswa yang menyelesaikan soal yang sulit disuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya, disuruh mengikuti lomba, dan lain sebagainya.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah reward yang berbentuk pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini disebut juga reward materil. Yaitu, terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya.

d. Tanda Penghargaan

Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, sepertihalnya pada hadiah. Melainkan,

tanda penghargaan dinilai dari segi “kesan” atau “nilai kenang

-kenangannya”. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan ini disebut

juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat.41

Sama seperti penjelasan diatas, reward dikenal sebagai penguatan

(Reinforcement) oleh Skinner. Menurut Skinner ada berbagai cara untuk

menunjukan penguatan yang positif kepada siswa, diantaranya dengan 2 respon, respon verbal (kata-kata) atau respon non verbal (gerakan isyarat). Berikut ini penjelasan atas pernyataan tersebut:

Respons verbal terdiri dari: “(1). Penguatan verbal menurut kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. (2). Penguatan verbal berbentuk kalimat. Respons non verbal (gerakan-gerakan fisik, gestural) penguatan dengan menggunakan isyarat dari anggota tubuh misalnya: (1) gerakan kepala (2) wajah ceria/cerah (3) wajah mendung, (4) tersenyum, (5) tertawa, (6) kontak pandang mata, (7) mengangkat jempol, (8) tepuk tangan. Pengutan selanjutnya adalah penguatan yang menggunakan sentuhan (contact), seperti: (1) memegang atau menepuk bahu, (2) mengusap kepala (3) jabat tangan. Penguatan dengan pendekatan kepada siswa, diantaranya: guru berdiri disamping siswa, guru duduk dekat siswa. Penguatan dengan memberikan hadiah, seperti: (1) benda, seperti alat-alat tulis, boneka, mobil-mobilan dan sebagainya. (2) simbol, seperti simbol bintang ketika mendapatkan juara 1, (3) kegiatan, seperti sisiwa yang paling cepat menyelesaikan tugas ditunjuk sebagai pemimpin kelas. Menurut buku yang sama, penguatan diberikan dengan didasari beberapa tujuan, diantaranya: “(1) memberikan umpan balik (feedback) bagi siswa atas perilakunya (2) meningkatkan dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas (3) mendorong, membangkitkan, dan meningkatkan motivasi belajar (4) memberikan ganjaran dan membersarkan hati siswa agar lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran”. 42

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya, “keterampilan dasar

penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau

responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi”.43

41 Amier Daien Indrakusuma, loc.cit, h. 159-161.

42Sumiati “Metode Pembelajaran” (Bandung: CV Wacana Prima. 2009) h:125-127

43Wina Sanjaya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran” (Jakarta: Kencana Prenada Media: 2006) h: 37

Dari berbagai macam reward tersebut diatas dalam penerapannya seorang guru dapat memilih bentuk macam-macam reward yang cocok dengan peserta didik dan disesuaikan denan situasi dan kondisi. Dalam memberikan reward

seorang guru hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan

reward. Peserta didik yang pada suatu ketika menunjukkan hasil yang berbeda

dari biasanya, mungkin sangat baik diberi reward. Seorang guru harus selalu ingat akan maksud dari pemberian reward itu.

Selanjutnya, seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa peran reward

sebagai salah satu alat menerapkan disiplin merupakan teknik yang baik untuk mendidik disiplin anak. Dengan adanya hadiah atau ganjaran, mereka menjadi termotivasi untuk mengikuti nilai-nilai yang baik bagi diri mereka.

Berikut ini adalah berbagai cara yang dapat dilakukan dalam memberikan ganjaran, antara lain: (a) Pujian yang indah, diberikan agar anak lebih bersemangat dalam belajar. (b) Imbalan materi atau hadiah, karena tidak sedikit anak-anak yang termotivasi dengan pemberian hadiah. (c) Do’a misalnya” semoga

Allah Swt, menambah kebaikan padamu”. (d) tanda penghargaan, hal ini sekaligus menjadikan kenang-kenangan bagi murid atas prilaku yang diperoleh. (e) Wasiat kepada orang tua, maksudnya melaporkan segala sesuatu yang berkenaan dengan kebaikan murid di sekolah, kepada orang tuanya di rumah

4. Reward berupa“Star”

Reward berupa “Star”yang dimaksud pada penelitian ini adalah, star yang dibuat dengan menggunakan kertas warna yang sudah tidak terpakai. Pemodifikasian yang dilakukan adalah langkah awal untuk menghemat pengeluaran dana pembelajaran yang diperlukan, star tersebut dicetak dengan menggunakan cetakan yang lucu dan memakai kertas yang berwarna-warni sehingga siswa merasa termotivasi untuk bisa mendapatkan star. selain itu, proses

pemberian yang dibubuhi kalimat pujian berupa “good job, you smart boy/ girl),

acungan jempol, serta senyuman dapat menambah kebanggaan terhadap diri siswa. Tidak hanya reward yang diterapkan dalam penanaman disiplin ini,

siswa. Ketika siswa memiliki kebanggan terhadap sesuatu yang dia dapatkan yaitu

star, ternyata star mampu juga untuk mempertahankan sikap disiplin yang mereka lakukan. Hal tersebut juga sama dijelaskan oleh artikel ibu dan anak yang mengatakan bahwa anak yang secara konsisten mendapatkan ganjaran setiap menunjukan tingkah laku tertentu akan termotivasi untuk mempertahankan tingkah laku tersebut. 44

Teknik star ini diperoleh melalui pengamatan ketika peneliti melaksanakan PPKT selama 4 bulan. Peneliti melihat bahwa teknik star seperti ini cukup membuat anak termotivasi untuk melakukan semua hal yang diperintahkan oleh gurunya, hal tersebut tentu saja merupakan tindakan yang positif. Jika hal ini banyak diterapkan maka bukan tidak mungkin siswa mampu berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran.

Dokumen terkait